1
A. Latar Belakang Masalah
Guru merupakan kunci keberhasilan pembelajaran. Interaksi positif antara guru dengan peserta didik dalam pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
mengajar. Oleh karena itu guru perlu memperhatikan kebutuhan, kekurangan, keinginan peserta didik, dan memberikan dorongan kepadanya. Keinginan,
kenyamanan, dan semangat siswa merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan pembelajaran.
Semangat merupakan pendorong bagi siswa untuk mengetahui dan meningkatkan rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa mau lebih rajin belajar untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Minat dan semangat siswa sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
sosial dalam proses pembelajaran. Hamalik (2008: 27) menyatakan bahwa dalam proses pendidikan di sekolah, tugas utama guru adalah mengajar sedangkan tugas utama setiap siswa adalah belajar. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Menurut Sardiman (2001: 98 dalam http://www.buatskripsi.Com/2011/01/
pengertian-keaktifan-belajar-siswa.html), aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian
yang tidak dapat dipisahkan. Hermawan (2007: 83 dalam http:// www.buat skripsi.com/2011/01/pengertian-keaktifan-belajar-siswa.html), menyatakan bahwa keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk mengkonstruksi
pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.
Keaktifan siswa penting dalam pembelajaran. Keaktifan siswa seringkali dinomorduakan oleh guru. Asumsi dan persepsi yang keliru bahwa proses
pembelajaran sekedar sarana penyampaian informasi tanpa mendukung ber- kembangnya aktivitas siswa, telah menjadi kebiasaan bagi guru dalam mengelola proses pembelajaran. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang me-
mungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan efektif.
Suasana belajar aktif apabila suasana belajar mengajar yang membuat siswa
antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa, adanya refleksi dari siswa.
Bagaimana proses pembelajaran dikatakan tidak aktif, apabila dalam kegiatan pembelajaran siswa pasif, tidak ada komunikasi siswa dengan siswa atau siswa
dengan guru, kurang adanya interaksi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi awal, masih banyak siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran matematika kelas 1 SD Negeri 2 Dibal. Siswa yang
aktif saat proses pembelajaran 3 siswa dari 16 siswa (19%), sedangkan siswa yang kurang aktif 13 siswa (81%).
Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa. Sehingga akan melekat pada pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan
inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah
dilupakan siswa. Pepatah Cina mengatakan, “Saya mendengar maka saya lupa, saya melihat maka saya tahu, saya berbuat maka saya mengerti” (Heruman, 2007:2 dalampendidikan-matematika.blogspot.com). Realistic Mathematics Education
adalah suatu teori dalam pendidikan matematika yang berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah aktivitas manusia dan matematika harus dihubungkan secara
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dipandang cukup penting untuk
melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan Realistic Mathematic Education sebagai upaya Meningkatkan Keaktifan dalam Pembelajaran
Matematikam pada Siswa Kelas 1 SD Negeri 2 Dibal Kec. Ngemplak Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”.
B. Identifikasi Masalah
Kenyataan dilapangan pada saat ini banyak permasalahan yang ada dalam
proses pembelajaran matematika, yaitu: 1. Guru kurang menguasai materi,
2. Penyampaian materi yang kurang menarik,
3. Siswa dianggap sebagai obyek, 4. Siswa kurang aktif,
5. Kurangnya media pembelajaran yang sesuai dengan materi, dan sebagainya.
C. Pembatasan Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan judul sangat luas sehingga tidak mungkin permasalahan yang ada dapat terjangkau dan terselesaikan semua. Perlu adanya
pembatasan dan pemfokusan masalah, sehingga masalah yang diteliti lebih jelas dan kesalah pahaman dapat dihindari. Dalam penelitian tindakan kelas ini, variabel penelitian dibatasi sebanyak dua jenis.
2. Realistic Mathematic Education sebagai variable bebas.
D.Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan bagian terpenting yang harus ada dalam penulisan karya ilmiah. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian, harus
mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada. Dengan permasalahan yang
jelas, maka proses pemecahannya akan terarah dan terfokus. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut: “Apakah Penerapan Realistic Mathematic Education dapat Meningkatkan
Keaktifan ada Siswa Kelas 1 SD Negeri 2 Dibal Kec. Ngemplak Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan titik puncak untuk merealisasikan aktifitas yang akan dilaksanakan, sehingga dapat dirumuskan secara jelas. Pada penelitian ini perlu adanya tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang akan
diteliti, sehingga akan dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai langkah pemecahan masalahnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Umum
a.Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
b. Untuk meningkatkan kreatifitas siswa.
c.Untuk meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat. d. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika melalui penerapan Realistic Mathematic Education pada siswa kelas 1 SD Negeri
2 DibalKec. NgemplakKab. Boyolali Tahun 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Dapat menjadi bahan referensi dan rujukan bagi penelitian yang akan datang
dalam penelitian yang sama atau hampir sama. 2. Manfaat Praktis
a.Manfaat bagi Siswa :
1) Menarik perhatian siswa dalam menerima materi pelajaran matematika. 2) Untuk mempermudah siswa dalam menerima materi.
3) Untuk mengembangkan kreatifitas siswa. 4) Untuk meningkatkan keaktifan siswa.
b. Manfaat bagi Guru
1) Untuk pengembangan materi pembelajaran.
3) Mendapatkan pendekatan pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
keaktifan siswa.
4) Untuk mengadakan feed back materi pelajaran. c.Manfaat bagi Sekolah
1) Untuk mengembangkan profesionalisme guru.