• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAYANAN KEBERSIHAN DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN, DAN TATA RUANG KOTA BANJARBARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PELAYANAN KEBERSIHAN DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN, DAN TATA RUANG KOTA BANJARBARU"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Al – ULUM ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA ISSN: 2476 - 9576 Volume 9 Nomor 2, Oktober 2023

Pelayanan Kebersihan Dinas Kebersihan, Pertamanan, Dan Tata Ruang Kota Banjarbaru

Ade Hermawan Email : [email protected]

STIA Bina Banua Banjarmasin

Diterima Perbaikan Diterbitkan 5 Agustus 2023 29 September 2023 29 Oktober 2023

ABSTRACT

This research aims to: 1) to find out the hygiene services performed by the Department of hygiene, Gardening, and Spatial Banjarbaru, 2) to know the obstacles faced by the hygiene, Gardening, and Spatial Banjarbaru city janitorial service in 3) to find out a solution to overcome the obstacles faced by the hygiene, Gardening, and Spatial in-Banjarbaru City Janitorial service.

This research use the method diskriftif. Data collection techniques used are interviews, observation and documentation. Samples taken with the technique of sampling aksiden with a population of 50 people. While the data analysis technique used is qualitative.

Results of the study showed, 1) Services Service hygiene, Gardening, and Spatial Banjarbaru in providing services to the citizens of the community hygiene Banjarbaru include: Implementing local regulations concerning the Hygiene of the city, the transport of Waste every day, Garbage Wagon Fleet, Procurement and revenue increase a janitor. 2) obstacles faced by the hygiene, Gardening, and Spatial Banjarbaru in dealing with the issue of hygiene in areas of the city such as:

place of the lack of public awareness of the meaning of cleanliness and lack of supervision by a supervisory officer in the field. 3) solution that has been Reached on the basis of constraints faced by a solution undertaken by the Department of hygiene, Gardening, and Spatial Banjarbaru to overcome problems of hygiene in the region namely: Banjarbaru Give socialization to society about the sense of the importance of hygiene service, Held the race – race hygiene and beauty of the city, Assigned to the officer's supervisor in the field to active checking and supervising janitor and hauled back trash bins are still lags behind – because society throw late in his time.

Keyword: service, cleanliness.

(2)

2 PENDAHULUAN

Otonomi Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah termasuk didalamnya Pemerintah Kota Banjarbaru untuk berbenah diri dalam upaya peningkatan pelayanan kepada mayarakat melalui peningkatan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan kota yang berwawasan lingkungan sehingga tercipta lingkungan yang bersih, indah, dan nyaman.

Dengan bertambahnya berbagai kebutuhan hidup manusia, maka dengan sendirinya keberadaan sampah sebagai sisa pakai atau ampas dari keperluan hidup tersebut juga semakin bertambah pula jumlahnya. Pertambahan sampah yang semakin hari semakin besar tersebut memerlukan pemecahan masalah yang cepat dan terencana, serta berkelanjutan.

Keperluan hidup manusia dan sampah dapat diibaratkan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, sehingga apabila tidak mendapat perhatian yang serius maka akan dapat merusak bahkan memperburuk sendi – sendi kehidupan masyarakat terutama segi kebersihan dan kesehatan masyarakat beserta lingkungannya.

Berkenaan dengan permasalahan sampah tersebut di atas, maka keberadaan Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru sebagai instansi yang berwenang mengelola sampah dan memberikan pelayanan terhadap penanganan sampah di Kota Banjarbaru dirasakan sangat perlu.

Hal ini mengingat volume sampah di Kota Banjarbaru semakin hari semakin banyak jumlahnya. Sehingga mau tidak mau harus ditanggulangi dan ditangani secepatnya oleh Pemerintah Kota Banjarbaru, dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru .

Dengan adanya instansi yang khusus menangani dan melayani permasalahan sampah di Kota Banjarbaru ini, maka diharapkan agar pengelolaan sampah di Kota Banjarbaru dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga dapat memberikan keindahan sekaligus kenyamanan bagi masyarakat yang berada di sekitarnya.

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui tingkat pelayanan kebersihan yang dilakukan oleh Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru, 2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru dalam memberikan pelayanan kebersihan, 3. Untuk mengetahui solusi guna mengatasi hambatan yg dihadapi oleh Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru dalam memberikan pelayanan Kebersihan.

(3)

3 TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelayanan

Pengertian pelayanan menurut Saefullah (1999 : 5) adalah yang diberikan kepada masyarakat umum yang menjadi warga negara atau yang secara sah menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Dilihatnya dari prosesnya, terjadi interaksi antara yang memberi pelayanan dengan yang diberi pelayanan.

Kotler (1994) dalam Hakim (1994:23) mengartikan pelayanan sebagai suatu pekerjaan / perbuatan dari satu kelompok yang dapat membantu kelompok yang lain melalui surat ijin dan itu bukan akibat dari kepemilikan segala sesuatunya, dan dari itu boleh jadi merupakan produksi atau hal itu tidak mengikat pada hasil produksi. Menurut Suprianto (1997 : 23) Pelayanan merupakan kesamaan kegunaan yang menetapkan aktivitas-aktivitas yang tak dapat dipahami yang dapat melengkapi kepuasan.

Dalam pelayanan umum terdapat beberapa faktor pendukung yang penting, di antaranya faktor kesadaran para penjabat serta petugas yang berkecimpung dalam pelayanan umum, faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan, faktor organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan, faktor pendapat yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum, faktor keterampilan petugas dan faktor sarana demi pelaksanaan tugas pelayanan.

Keenam faktor itu masing-masing mempunyai peranan berbeda tetapi saling berpengaruh dan secara bersama-sama akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara baik, berupa pelayanan verbal, pelayanan tulisan atau pelayanan dalam bentuk gerakan / tindakan dengan atau tanpa peralatan.

Disamping itu unsur-unsur yang merupakan dimensi pelayanan. Menurut Eilhaitammy dalam Tjiptono (2000 : 23) secara garis besar ada empat unsur pokok pelayanan yang unggul, yaitu : a. Kecepatan (service ability), b. Ketetapan (accuracy), c.

Keramahan (courtesy), d. Kenyamanan (conveniesce).

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Gaspersz dalam Lukman (2000 : 12) tentang beberapa dimensi atau atribut dalam perbaikan pelayanan yaitu : a. Ketetapan waktu pelayanan, b. Akurasi pelayanan, c. Kesopanan dan keramahan dalam memberi pelayanan, d. Tanggung jawab, e. Kelengkapan, f. Kemudahan mendapat pelayanan, g. Variasi model pelayanan, h. Pelayanan pribadi, i. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan, j. Atribut pendukung pelayanan lainnya.

Apabila aparatur pelayanan berkeinginan menciptakan kepuasan total pelanggan / masyarakat, maka dimensi-dimensi di atas sangat penting untuk diperhatikan. Selain itu penetapan biaya harus jelas dan transparan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan dan ketidakpastian.

Memperhatikan atribut atau dimensi pelayanan seperti diuraikan di atas, disadari bahwa upaya mencapai pelayanan yang baik excellence bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Akan tetapi bila hal tersebut dapat dilakukan, maka diyakini perusahaan yang bersangkutan akan meraih manfaat yang besar.

(4)

4

Menurut Parasuraman (1979) sebagaimana yang di kutipkan oleh pujawan (1997 : 34) bahwa kualitas pelayanan merupakan ukuran penilaian menyeluruh atas tingkat suatu layanan yang baik. Sedangkan Gronroos et sebagaimana di kutip oleh pujawan (1997 : 34) mendefinisikan kualitas pelayanan sebagai hasil persefsi dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja aktual layanan. Dari pengertian tersebut ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa yaitu expected service (layanan yang di inginkan) dan perceived service (layanan yang di rasakan). Apabila jasa yang di terima atau di rasakan sesuai dengan yang di harapkan, maka kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten, (Tjiptono, 2001 : 34).

Selanjutnya Kotler (1997) sebagaimana di kutip oleh hakim (2001 : 32), terdapat lima faktor determinan yang menentukan – kualitas pelayanan yang di berikan, yaitu : a.

Kehandalan, kemampuan untuk memberikan jasa yang di janjikan tepat pada waktunya, b.

Responsif, kemampuan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat, c.

Keyakinan, kemampuan untuk menimbulkan kepercayaan pada diri pelanggan melalui prilaku ramah tamahm dan sopan, d. Empati, kepedulian atau kemampuan untuk memberikan perhatian pribadi pada pelanggan, e. Berwujud, mengacu pada pasilitas fisik, yaitu kemampuan dalam menyediakan peralatan, personil, dan media komonotasi yang di butuhkan pelanggan.

B. Sampah dan Lingkungan

Pengertian sampah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Pada dasarnya sampah merupakan barang sisa atau limbah yang dihasilkan oleh manusia, baik dari rumah tangga, pabrik ataupun industri yang tidak berguna lagi dan dibuang di suatu tempat tertentu. Sampah ini dapat dikatakan kurang atau tidak memiliki guna bagi masyarakat yang berada di sekitarnya, sehingga keberadaannya sering membuat ketidaknyamanan bagi orang yang berada di sekitarnya, dapat merusak pemandangan, bahkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat yang berada di sekitar sampah tersebut.

Dari pendapat di atas dapat digaris bawahi bahwa yang dinamakan sampah pada dasarnya merupakan barang – barang yang tidak berguna lagi bagi manusia sehingga dibuang orang/masyarakat pada suatu tempat. Barang – barang yang dibuang tersebut dapat berbentuk padat, cair, maupun gas.

Selanjutnya pengertian lingkungan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar dan kawan – kawan (1998 : 165) adalah : tempat dimana manusia itu hidup, menyesuaikan diri (beradaptasi) dan mengembangkan dirinya. Lingkungan ialah keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organisme, kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan mahkluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya.

Dari pendapat di atas dapat digaris bawahi bahwa lingkungan itu pada dasarnya merupakan suatu tempat yang berada di sekitar manusia, sehingga manusia atau masyarakat dapat menjalani kehidupannya, dapat berkembang serta dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya tersebut.

(5)

5

Sampah dan lingkungan merupakan dua faktor yang saling berkaitan, karena keberadaan sampah ini mau tidak mau pasti akan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan di sekitarnya. Sekecil apapun jumlahnya, sampah ini tentu akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya, minimal dapat merusak pemandangan di sekitar tempat sampah tersebut berada.

METODOLOGI

Metode yang digunakan adalah diskriptif yaitu menggambarkan secara faktual dan sistematis mengenai fenomena – fenomena yang ada dikaitkan dengan masalah Peran Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru Terhadap Pelayanan Kebersihan warga masyarakat Kota Banjarbaru.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru yang bertugas memberikan pelayanan kebersihan di kota Banjarbaru yang semuanya berjumlah 208 orang. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik aksiden sampling, yaitu diambil dari sebagian populasi yang peneliti jumpai dilapangan guna mengumpulkan informasi berkaitan dengan pelayanan kebersihan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 orang.

Tabel 1 Daftar Sampel

No Jabatan f

1.

2.

3.

4.

5.

Sopir truk

Petugas awak truk Petugas TPS Petugas TPA Pengawas gerobak

10 10 10 5 15

Jumlah 50

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Wawancara. Yaitu data dikumpulkan dengan cara melakukan Tanya jawab dengan para responden mengenai pelayanan kebersihan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru.

Tabel 2 Materi Wawancara

No Materi Wawancara Sumber

1.

2.

3.

4.

5.

Pengangkutan sampah Pembersihan sampah

Penerimaan/pengiriman sampah

Penyediaan TPA

Pengawasan petugas sampah

Sopir truk Petugas awak truk

Petugas TPS

Petugas TPA Pengawas gerobak sampah

(6)

6

2). Dokumentasi, Yaitu data dikumpulkan dari dokumen atau data sekunder yang ada pada obyek penelitian yang berkaitan dengan masalah penelitian. 3). Observasi, Yaitu data dikumpulkan dengan cara turun langsung ke lapangan dengan melakukan pengamatan terhadap fenomena yang menjadi masalah penelitian.

Data yang berhasil diperoleh dianalisa secara deskrptif kualitatif, yaitu dengan Data-data yang telah diperoleh dianalisa secara kualitatif untuk memberikan deskripsi hasil penelitian secara jelas dan sistematis.

Definisi operasional Pelayanan dalam penelitian ini adalah usaha untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan orang atau masyarakat yang berurusan dengan suatu kantor atau lembaga tertentu. Pelayanan kebersihan adalah pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru dalam melakukan usaha agar wilayah Kota Banjarbaru bersih dari sampah sehingga terlihat sehat dan indah. Dinas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan analisa penelitian terhadap masalah Peranan Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru dalam memberikan pelayanan kebersihan pada warga masyarakat Kota Banjarbaru dapat digambarkan dalam uraian berikut ini.

A. Pelayanan Kebersihan

Keberadaan sampah yang semakin hari semakin bertambah jumlahnya di sekitar Kota Banjarbaru merupakan permasalahan yang serius bagi Pemerintah Kota Banjarbaru dan masyarakat yang berada di sekitarnya. Demikian pula keberadaan sampah yang bukan pada tempatnya itu dapat mengganggu kesehatan, kebersihan, serta mengganggu keindahan kota.

Berbagai usaha pelayanan telah dilakukan oleh Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru dalam menangani permasalahan sampah di Kota Banjarbaru , antara lain adalah :

1. Mengimplementasikan Peraturan Daerah

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, didapat informasi bahwa Pemerintah Kota Banjarbaru telah menetapkan beberapa Peraturan Daerah yang mengatur mengenai permasalahan sampah. Beberapa Peraturan Daerah tersebut antara lain adalah Peraturan Daerah Kota Banjarbaru nomor 7 Tahun 1987 tentang Pengelolaan Sampah, dan Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

Dengan adanya kedua Peraturan Daerah tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru benar – benar berupaya secara serius untuk menangani permasalahan sampah di Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Dengan kata lain penanganan sampah yang dilakukan oleh Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru benar – benar dilandasi oleh aturan hukum yang ada.

Usaha yang dilakukan dalam pelaksanaan kedua Peraturan Daerah tersebut adalah dengan dibuatnya beberapa penampungan sampah sementara (TPS) yang letaknya mudah dijangkau oleh masyarakat dan tidak mengganggu keindahan dan kenyamanan lingkungan dan pembuatan Tempat pembuangan akhir (TPA) yang berlokasi di Gunung Kupang Kelurahan Cempaka Kecamatan Cempaka dengan luas 6 hektar.

(7)

7 Tabel 3 Jumlah TPS

No Lokasi Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Jl. Panglima Batur Komet

Banjarbaru Utara Sungai Ulin Loktabat Selatan Sungai Besar Loktabat Utara Kemuning Landasan Ulin Cempaka

2 2 2 3 1 2 1 2 4 4

Jumlah 23

2. Pengangkutan Sampah Setiap Hari

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, didapat informasi bahwa Dalam usaha untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat, dalam penanganan sampah, terutama masyarakat yang berada di kawasan Kota Banjarbaru dan sekitarnya, Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru telah menyediakan beberapa buah armada mobil angkutan sampah yang setiap hari bertugas mengangkut sampah yang berasal dari masyarakat, baik sampah yang berasal dari limbah rumah tangga maupun sampah yang berasal dari pusat perdagangan atau pasar. Pengangkutan sampah yang dilakukan oleh armada mobil pengangkut sampah ini dilakukan setiap hari dengan jadwal pada pagi hari.

Sampah – sampah yang berasal dari limbah rumah tangga yang ditempatkan oleh warga masyarakat di pinggir – pinggir jalan atau depan gang di kawasan Kota Banjarbaru kemudian diangkut oleh armada mobil pengangkut sampah, selanjutnya sampah tersebut dibuang di tempat pembuangan akhir di Kawasan Cempaka. Di samping itu mobil pengangkut sampah ini juga mengangkut sampah yang berasal dari tempat pembuangan sampah sementara, yang berada pada masing – masing tempat yang telah ditentukan.

Volume sampah yang diangkut setiap harinya + 160 m3. jadi dengan sarana dan prasarana yang ada yaitu dump truck 3 buah, amrol 7 buah, tosa 7 buah serta container 17 buah sampah bisa terangkut setiap harinya.

Waktu pembuangan sampah oleh masyarakat yaitu ditentukan mulai jam 20.00 Wita sampai jam 06.00 pagi. Kemudian mulai jam 07.00 Wita mobil-mobil armada pengangkut sampah beserta awak truck berkeliling kota untuk mengangkut sampah- sampah yang ada di pinggir jalan.

Dengan adanya pengangkutan sampah setiap hari oleh beberapa armada mobil pengangkut sampah yang dimiliki oleh Dinas kebersihan,

Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru ini, maka adanya penumpukan sampah yang terjadi setiap sudut kota akan dapat dihindari sehingga kebersihan dan keindahan Kota Banjarbaru dapat terjaga.

(8)

8 3. Pengadaan Armada Gerobak Sampah

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, didapat informasi bahwa Gerobak sampah merupakan salah satu sarana pengangkut sampah yang efektif untuk dapat mengangkut sampah yang berasal dari dalam gang ataupun lorong – lorong jalan di kawasan Kota Banjarbaru yang tidak dapat dilalui oleh armada mobil pengangkut sampah. Dengan adanya armada gerobak sampah yang didorong oleh petugas kebersihan sampah tersebut, maka sampah – sampah yang berasal dari limbah rumah tangga yang berada di dalam gang atau lorong – lorong di kawasan Kota Banjarbaru dapat terangkut sampai ke tempat pembuangan sampah sementara.

Dalam rangka untuk mengoptimalkan pelayanan terhadap masyarakat di dalam pengananan sampah di Kota Banjarbaru , Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru telah melakukan pengadaan gerobak sampah pada masing – masing Kelurahan yang berada di dalam Kota Banjarbaru . Pengadaan gerobak sampah ini dilakukan untuk dapat mengangkut sampah – sampah yang berada di jalan kecil atau di dalam gang yang ada di Kelurahan yang tidak dapat dimasuki oleh angkutan mobil pengangkut sampah.

Tabel 4 Jumlah Armada Gerobak Sampah

No Lokasi Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12

Jl. Panglima Batur Komet

Banjarbaru Utara Sungai Ulin Loktabat Selatan Sungai Besar Loktabat Utara Kemuning Landasan Ulin Cempaka Liang Anggang Samsudinnor

7 13

4 13

4 3 5 2 5 8 3 3

Jumlah 70

Dalam pelaksanaan tugas pengangkutan sampah, gerobak sampah ini ditarik oleh seorang petugas kebersihan yang menangani sampah. Petugas kebersihan tersebut biasanya mengangkut sampah yang berasal dari limbah rumah tangga yang berada di depan rumah warga masing – masing yang berada di jalan kecil atau lorong – lorong di dalam Kota Banjarbaru .

Setelah sampah – sampah yang berada di dalam gang atau lorong di kawasan Kota Banjarbaru tersebut diangkut oleh petugas kebersihan dengan menggunakan gerobak sampah ke tempat pembuangan sementara, maka selanjutnya sampah tersebut diangkut oleh armada mobil pengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir di kawasan Kelurahan Cempaka.

(9)

9 4. Peningkatan Pendapatan Petugas Kebersihan

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, didapat informasi bahwa Usaha peningkatan pelayanan terhadap masyarakat dalam penanganan sampah di kawasan Kota Banjarbaru , selain didukung oleh kelengkapan fasilitas yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru, juga yang tidak kalah pentingnya adalah keberadaan petugas kebersihan yang bertugas menangani dan mengangkut sampah tersebut.

Petugas kebersihan yang menangani sampah ini memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat di kawasan Kota Banjarbaru dan sekitarnya. Tanpa adanya dukungan petugas kebersihan yang mengangkut sampah ini maka otomatis sampah – sampah yang berada di sekitar kawasan pusat perdagangan (pasar) atau rumah tangga jelas tidak akan terangkut ke tempat pembuangan sementara untuk selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru adalah upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat berkaitan dengan penanganan sampah di Kota Banjarbaru adalah melalui peningkatan pendapatan petugas kebersihan pengangkut sampah. Peningkatan pendapatan melalui pemberian kenaikan penghasilan petugas kebersihan pengelola sampah ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi petugas – petugas kebersihan tersebut untuk lebih giat dan lebih rajin bekerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam usaha untuk meningkatkan pendapatan petugas kebersihan ini, Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru telah beberapa kali melakukan usaha peningkatan pendapatan petugas kebersihan melalui kenaikan gaji atau kenaikan penghasilan. Namun meskipun masih jauh dari mencukupi, diharapkan usaha peningkatan pendapatan petugas kebersihan yang menangani sampah tersebut dapat memacu semangat mereka untuk dapat selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi warga masyarakat yang berada di kawasan Kota Banjarbaru dan sekitarnya.

Disamping kenaikan gaji, petugas kebersihan juga mendapatkan insentif maupun asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.

B. Kendala

Berdasarkan hasil observasi di lapangan dan wawancara dengan para responden, didapat informasi bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Dinas Tata Kota dan Kebersihan dalam menangani masalah kebersihan di wilayah Kota Banjarbaru diantaranya adalah :

1. Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti kebersihan sehingga mereka waktu membuang sampah dengan sembarangan. Hal ini terjadi karena penduduk Banjarbaru sebagian besar adalah masyarakat pendatang, sehingga mereka tidak mau tahu dengan aturan yang ada. Kemudian belum adanya Perda yang secara tegas menerapkan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

2. Banyak masyarakat yang membuang sampah lewat pada waktu yang telah ditentukan, dan mereka menaruh di pinggir – pinggir jalan yang sudah dilewati mobil armada pengangkut sampah. Hal ini terjadi karena masyarakat kurang tahu atau tidak mau tahu dengan jadwal pembuangan sampah yang telah ditentukan.

(10)

10

3. Kurangnya pengawasan oleh petugas pengawas lapangan. Hal ini terjadi karena kurangnya pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan petugas gerobak yang ada di desa atau kelurahan. Karena pengawasan diserahkan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan tata Ruang kepada lurah. Jadi pengawasan tidak dilakukan secara langsung sehingga petugas tidak bekerja secara optimal.

C. Solusi

Berdasarkan hasil wawancara dengan para responden, didapat informasi bahwa Untuk mengatasi kendala – kendala yang terjadi dalam menangani permasalahan kebersihan di wilayah Kota Banjarbaru , Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru menempuh dengan berbagai cara yaitu :

1. Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya pelayanan kebersihan yang diadakan di Kecamatan – Kecamatan di wilayah Kota Banjarbaru.

2. Mengadakan lomba – lomba kebersihan dan keindahan kota, dengan tujuan mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kebersihan dan keindahan lingkungan, dimana kegiatan ini sudan menjadi agenda rutin Dinas kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru dalam setiap tahunnya.

3. Menugaskan kepada petugas pengawas di lapangan untuk aktif mengecek dan mengawasi petugas kebersihan.

4. Menyisir kembali wilayah – wilayah perkotaan Banjarbaru yang dilalui mobil armada angkutan, dengan menggunakan pick-up untuk mengangkut kembali sampah – sampah yang masih tertinggal oleh karena masyarakat membuang lewat pada waktu yang telah ditentukan.

KESIMPULAN

1. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru sudah berperan dalam memberikan Pelayanan Kebersihan di Kota Banjarbaru. Pelayanan kebersihan kepada warga masyarakat Kota Banjarbaru meliputi : Mengimplementasikan Peraturan Daerah mengenai Kebersihan Kota, Pengangkutan Sampah Setiap Hari, Pengadaan Armada Gerobak Sampah, dan Peningkatan Pendapatan Petugas Kebersihan.

2. Kendala yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan Pertamanan dan Tata Kota dalam menangani masalah kebersihan di wilayah Kota Banjarbaru diantaranya adalah : Kurangnya kesadaran masyarakat akan arti kebersihan sehingga mereka membuang sampah dengan sembarangan, Banyak masyarakat yang membuang sampah lewat pada waktu yang telah ditentukan, dan mereka menaruh di pinggir – pinggir jalan yang sudah dilewati mobil armada pengangkut sampah dan Kurangnya pengawasan oleh petugas pengawas lapangan.

3. Solusi yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang Kota Banjarbaru Untuk mengatasi permasalahan kebersihan di wilayah Kota Banjarbaru yaitu : Memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang arti pentingnya pelayanan kebersihan, Mengadakan lomba – lomba kebersihan dan keindahan kota, Menugaskan kepada petugas pengawas di lapangan untuk aktif mengecek dan mengawasi petugas

(11)

11

kebersihan dan Mengangkut kembali sampah – sampah yang masih tertinggal oleh karena masyarakat membuang lewat pada waktu yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

H.A.S. Moenir, 2002. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Bumi Aksara Jakarta.

Handayaningrat, Soewarno. 1996. Pengantar Administrasi Negara. Jakarta, Ghalia Indonesia.

Hasibuan Melayu, 1999, Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas, Bumi Aksara Jakarta.

Lexy Moleong, 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, Bandung Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, PT.Pustaka, Jakarta,

cet II, 1995.

Siagian SP , 1982. Filsafat Organisasi, Jakarta, Gunung Agung.

Sutopo, 2003. Pelayanan Prima, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.

Suharsimi Arikunto, 2000, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Yogyakarta

---, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

---, Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Tata Ruang Kota Banjarbaru Tahun 2010-2015.

---, Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kebersihan, Pertamanan, dan Tata Ruang Kota Banjarbaru Tahun 2007.

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Kebersihan sebagai salah satu instansi yang menangani permasalahan sampah dan bertanggungjawab memberi pelayanan secara maksimal penanganan sampah demi terwujudnya Kota

Perumusan masalah yang dapat ditarik adalah bagaimana pengelolaan /manajemen sampah oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta. Penelitian ini bertujuan

Pewadahan sampah adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu wadah individual atau komunal di tempat sumber sampah. Dalam operasional pengumpulan sampah,

adalah 326,570 kg, jumlah sampah perbulan adalah 10,123,670 sedangkan jumlah sampah pertahun adalah 121,484,040 kg, jumlah sampah inilah yang masuk ke TPA yang

Dari hasil wawancara dengan 44 pertanyaan menjawab ya dan 33 pertanyaan menjawab iya, dari data tersebut dimensi sumber daya yang menjawab tidak begitu besar

Pengangkutan sampah adalah proses pemindahan sampah-sampah yang ada di Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang dihasilkan dari masyarakat penghasil sampah untuk diangkut

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada tiga wilayah kerja pengangkutan sampah yang disusun oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Pekanbaru, dapat

Manejemen pengolahan sampah seperti ini mendukung pengelolaan sampah berkelanjutan (Sustainable Waste Management) dengan menggunakan sampah yang telah dihasilkan