• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pemanfaatan Batu Laterit dan Limbah Spons Eva (Ethylene-Vinyl Acetate) Coating sebagai Agregat Kasar dalam Campuran Beton Ringan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

24 3.1 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Laboraturium fakultas sains dan teknologi teknik sipil Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. (Jalan Ir. H Juanda No.15, Sidodadi, Kec. Samarinda, Kalimantan Timur 75124) dapat dilihat pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Kota Samarinda 3.2 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dimana motode ini digunakan pada pengujian. Jenis batu laterit dan spons EVA dengan 4 variabel : 0%, 40%, 50%, 60% dari volume agregat kasar yang menggunakan laterit. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan dimulai dari persiapan material, pemeriksaan dan pengujian bahan uji, 18 perhitungan rencana benda uji, pembuatan benda uji, dan terakhir pengujian benda uji.

3.3 Prosedur Penelitian Laboratorium

Tahapan prosedur penelitian meliputi : tahapan persiapan, perencanaan mix desain, pembuatan benda uji, pengejian slump, perawatan benda uji, dan pengujian kuat tekan beton.

(2)

3.4 Bahan dan Peralatan 3.3.1 Bahan Penelitian

Bahan yang dipergunakan dalam pembuatan sampel beton di penelitian ini merupakan sebagai berikut:

1. Semen Portland

Pada penelitian ini semen yg digunakan ialah merek Semen Tonasa dengan bungkus isi 50 kg dicermati di gambar dibawah ini 3.2

Gambar 3. 2 Bahan Semen Porland Tonasa 2. Agregat halus (pasir) palu

Pasir palu digunakan sebagai agregat halus dan disaring sebelum produksi pasir untuk menentukan zona pasir.

3. Agregat kasar yang berasal dari limbah spons EVA

Agregat kasar yang digunakan merupakan limbah spons EVA dan sebelum melakukan pembuatan terlebih dahulu spons dipotong kecil-kecil dapat dilihat pada gambar 3.3.

Gambar 3. 3 Agregat Kasar Spons EVA

(3)

4. Agregat kasar batu laterit

Dan agregat kasar selanjutnya yang digunakan batu laterit merupakan tanah yang mengeras dan menjadi batu dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3. 4 Agregat Kasar Batu Laterit 5. Air

Air yang digunakan berasal dari laboratorium bahan dan kontruksi program teknik sipil, dan air ini berasal dari air kran PDAM dilaboratorium. Tempat dan perendaman dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3. 5 Air Kran PDAM Dilaboratorium 3.3.2 Pembuatan agregat kasar spon EVA di coating

Untuk proses pembuatan dilakukan dengan cara berikut:

1. Persiapkan alat dan bahan,

2. Ambil beberapa potongan spons EVA, 3. Diletakan diatas telengan,

4. Potong menjadi beberapa Bagian dengan berbentuk dadu dengan sekiranya berukuran panjang 1,5 - 2 cm, dan ketebalannya kurang lebih 0,8 – 1,5 cm.

(4)

Gambar 3. 6 Ukuran Spons EVA Yang Sudah Dipotong

5. Potongan tersebut harus lolos saringan 19 mm dan tertahan di saringan 4,75 mm. Dapat dilihat hasil proses pembuatannya Gambar 3.7.

Gambar 3. 7 Hasil proses pembuatan spons EVA

Untuk proses pembuatan spons EVA di coating dengan cara berikut :

1. Persiapkan untuk bahan semen memerlukan kurang lebih 4-5 kg, dan air memerlukan 1 - 2,5 kg atau setidaknya terlihat mengental dibaskom itu sudah cukup.

2. Campur semen dan air sampai menjadi seperti adonan.

3. Ambil beberapa spons EVA yang sudah dipotongin.

4. Masukkan spons EVA secukupnya ke dalam ember berisi semen.

5. Aduk sampai spons EVA tercampur rata dengan semen, dapat dilihat gambar 3.8.

Gambar 3. 8 Spons EVA Tercampur Dengan Semen

(5)

6. Yang sudah tercampur dengan semen jemur satu persatu spons EVA di sinar matahari selama 3 – 4 jam.

Gambar 3. 9 Spons EVA Dalam Penjemuran

7. Spons EVA yang tercampur dengan semen sudah kering bahan pun siap untuk dipakai.

3.5 Pengujian Berat Jenis Material

Sebelum melakukan perencanaan campuran beton (mix desain) terlebih dahulu harus mengetahui berat jenis suatu material yang ingin digunakan dalam campuran beton, pada proses pengujian ini mencakup tahapan yaitu mulai dari pencucian agregat, menimbang berat SSD, berat kering, berat didalam air untuk mendapatkan nilai berat jenis.

3.6 Perencanaan Campuran Beton (Mix Desaign)

Mix design menggunakan SNI 03 3449 2002 di dalam melakukan perancangan mix design hal pertama yang dilakukan adalah menentukan seluruh material yang akan digunakan semen PCC, batu laterit, pasir palu, dan air.

3.7 Pengujian slump

Pada penelitian ini rencana slump test yang digunakan yaitu menggunakan spesifikasi 60-180 mm digunakan sebagai rencana pengujian. Slump beton adalah pengujian ketebalan beton yang digunakan dalam konstruksi. Fungsi dalam pengujian slump test adalah menjaga mutu beton sesuai dengan yang direncanakan dalam proyek pengujian. Adapun metode pelaksanan yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran hingga pada pengujian slump yaitu sebagai berikut:

(6)

1. Persiapkan alat serta bahan pengecoran diantaranya, (cetok, mixer, satu set alat uji slump, timbangan) dan bahan (semen, air, pasir dan laterit).

2. Timbang bahan sinkron rencana mix design untuk menentukan proporsi penyususna beton yg diinginkan.

3. Masukan bahan kedalam alat pencampuran, siapkan plat baja, kerucut abrams dan besi rojokan basahi perlatan slump sebelum pengujian.

4. masukkan bahan yang telah tercampur (beton segar) kedalam kerucut abrams sebesar 1/3 lakukan penususkan sebesar 25-30 kali tusukan, isi balik sebagai dua/3 lakuakan balik penusukan 25-30 kali dan terakhir tuang pulang beton segar 1/3 tusuk pulang sebanyak 25-30 kali penusukan setelah terselesaikan ratakan permukan, angkat keatas kerucut secara perlahan tegak lurus.

5. Ukur nilai Slump dengan membalikan kerucut abrams letakan besi rojokan diatas kerucut, ukur penurunan dengan mengunakan meteran.

3.8 Pembuatan Benda Uji

Dalam proses pembuatan benda uji sama halnya dengan pembuatan beton pada umumnya. Pada pembuatan benda uji menggunakan cetakan silinder dengan diameter 15 cm x 30 cm, dimana jumlah sampel masing-masing 3 tiap benda uji pada setiap Presentase agregat kasar spons eva, dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3. 1 Jumlah benda uji

Umur Presentase% spons eva

0% 40% 50% 60% Total

3 3 3 3 3 12

7 3 3 3 3 12

14 3 3 3 3 12

21 3 3 3 3 12

28 3 3 3 3 12

Total 15 15 15 15 60

Sumber : Penelitian, 2023

(7)

3.8.1 Langkah pembuatan Benda Uji

Dalam proses pembuatan benda uji sama halnya dengan pembuatan beton pada umumnya. Pada pembuatan benda uji menggunakan cetakan silinder dengan diameter 15 cm x 30 cm, dimana jumlah sampel masing-masing 3 tiap benda uji pada setiap Presentase agregat kasar spons eva, dapat dilihat langkah-langkah pembuatan benda uji berikut ini:

1. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan yaitu:

a. Timbangan digital besar untuk mendapatkan nilai yang dibutuhkan dapat dilihat pada gambar 3.10.

Gambar 3. 10 Timbangan digital besar

b. Cetakan silinder 15 cm x 30 cm digunakan membuat benda uji dapat dilihat pada gambar 3.11.

(8)

Gambar 3. 11 Cetakan Silinder ukuran 15 cm x 30 cm

c. Mesin molen/mixer digunakan untuk mencampur bahan matrial beton dapat dilihat pada gambar 3.12.

Gambar 3. 12 Alat mixer

d. Sekop digunakan sebagai alat bantu untuk mengambil bahan matrial dapat dilihat pada gambar 3.13.

(9)

Gambar 3. 13 Alat sekop

e. Pan besar/Talam untuk tempat wadah campuran beton dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Gambar 3. 14 Pan Besar untuk wadah campuran beton

f. Besi rojokan digunakan untuk merojok campuran beton dapat dilihat pada Gambar 3.15.

(10)

Gambar 3. 15 Alat rojokan

g. Palu karet digunakan untuk memukul sisi silinder supaya adonan didalam silinder bisa merata, dapat dilihat pada Gambar 3.16.

Gambar 3. 16 Palu karet

2. Mempersiapkan bahan campuran untuk beton ringan (semen, agregat halus, agregat kasar laterit, agregat kasar spons EVA) sesuai dengan volume yang telah direncanakan.

3. Cetakan silinder dioles dengan oli.

4. Masukan semen dan bahan lainya dan beri air sedikit demi sedikit selama molen masih berputar.

5. Molen diputar hingga adukan beton merata dan homogen.

6. Pengujian slump test.

(11)

7. Mencetak benda uji.

3.9 Perawatan (Curing) Beton

Setelah benda uji dilepas dari cetakan, proses selanjutnya adalah perawatan beton yang bertujuan menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembaban/suhu beton sehingga beton dapat mencapai mutu beton yang diinginkan. Beton yang diproduksi dan diawetkan sesuai standar SNI diperlakukan ketika beton sudah mulai mengeras untuk mempertahankan kelembaban/suhu dan mencegah kehilangan air yang cepat dari beton untuk mencapai mutu beton pada umur perendaman 3, 7, 14, 21 dan 28 hari.

3.10 Pengujian Berat Beton Ringan

Sebelum masuk proses pengujian kuat tekan beton terlebih dahulu ditimbang menggunakan alat timbangan berguna mengetahui berat beton yang dihasilkan dalam penggunaan material berupa laterit dan spons eva. Karena syarat beton ringan harus memiliki berat < 1900 kg/m3.

3.11 Pengujian Kuat tekan Beton

Setelah perendaman dan pengujian berat beton berakhir, selanjutnya dilakukan proses pengujian kuat tekan beton terhadap benda uji dengan umur yang sudah ditentukan. Pengujian dilakukan untuk mengukur kekuatan beton dengan cara memberikan tekanan pada beton hingga pecah. Mesin yang dipergunakan menggunkan merek MBT bertenaga tekan 2000 kN- 3000 kN sesuai standar SNI 03-1974-1990 ASTM C-39 menggunakan spesifikasi menjadi berikut:

1. Jenis Pompa : (single action)

2. Tekanan Maksimal : (10.000 psi/ 700 bar) 3. Power : 750 watt, 200 V. AC 1-Phase 4. Kecepatan : Variabel

5. Reservoir : 8 liter

6. Dimensi : 38 x 23 x 60 cm (P x L x T) 7. Berat Kosong : 35 Kg

8. ASTM – 39 : 2.5 – 6.0 Kn/detik 9. SS 11861 : 3.5 – 7,0 Kn/detik

(12)

3.12 Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari hasil pengujian dan penelitian kuat tekan dan massa beton ringan dengan benda uji, serta menggunakan data dari hasil studi dan penelitian sebelumnya serta media maupun informasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

3.13 Analisa Data

Data yang dihasilkan merupakan hasil dari penelitian pengujian dilaboratorium yaitu berat jenis material, berat beton ringan, pengujian slump dan pengujian kuat tekan beton.

(13)

3.14 Bagan Alur Penelitian

Mulai

Persiapan dan pengambilan studi litelatur

Pemeriksaan/pengujian bahan (material)

 Pengujian berat jenis material (laterit, spons dan pasir)

Perencanaan campuran beton

 Menggunakan mix desain SNI 03-2834-2000

Pengujian Slump test dengan spesifikasi 60-180 mm

Pembuatan benda uji dengan cetakan selinder ukuran

 15 cm x 30 cm

Perawatan (curing)/perendaman menggunakan air

Pengujian kuat tekan beton ringan

Analisis data hasil pengujian

Selesai

Laporan Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Please advise, in each category: a The total number of staff on contracts by executive and temporary employment contracts as at 30 June 2019 and as at 31 March 2020 b By position,

Key Words: extensively drug-resistant tuberculosis, capreomycin resistance, South Africa, drug-susceptibility testing J Acquir Immune Defic Syndr2015;69:536–543 INTRODUCTION