Pembahasan Praktikum Maggot BSF
Pemanfaatan larva Black Soldier Fly (BSF) adalah salah satu upaya pengolahan sampah organik dalam mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke TPA. Black Soldier Fly (BSF) merupakan insekta yang mereduksi limbah organik dengan memanfaatkan larvanya yang akan mengekstrak energi dan nutrien dari limbah sayuran seperti limbah sawi, buah-buahan, sisa makanan, bangkai hewan, dan kotoran sebagai bahan makanannya (Triwandani, 2023). Percobaan BSF dilakukan di TPS 3R Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Komposisi sampah yang kelompok kami gunakan dalam percobaan BSF adalah 75% sampah buah dan sayur, serta 25% sampah sisa makanan. Jumlah Maggot yang digunakan di awal percobaan sebanyak 100 ekor. Percobaan BSF dimulai dengan berat awal sampah sebanyak 500 gram, berat reaktor sebanyak 212 gram, dan berat maggot sebanyak 0.003 gram. Metode analisis pada praktikum Black Soldier Fly yaitu dengan melakukan pengecekan tiap harinya terhadap beberapa parameter yaitu berat residu dan berat maggot BSF selama 7 hari berturut-turut.
Dari praktikum yang telah dilakukan selama 7 hari didapatkan jumlah sampah tereduksi dan sampah residu sebagai berikut.
1. Hari pertama
Berat maggot (Wn) = 0.3
42 ×100=0,714gram
Berat Sampah Residu = 700−212−0,714=487,29gram Sampah Tereduksi = 500−487,29=12,71gram
Pada hari pertama didapatkan berat sampah yaitu 700 gram. Jumlah sampah yang tereduksi sebanyak 12,71 gram, dengan sampah residu yang tersisa yaitu sebanyak 487,29 gram.
2. Hari kedua
Berat maggot (Wn) = 0,6
30 ×100=2gram Berat sampah Residu = 650−212−2=436gram
Sampah Tereduksi = 487,29−436=51,29gram
Pada hari kedua didapatkan berat sampah yaitu 650 gram. Adapun sampah yang tereduksi selama 24 jam sebanyak 51,29 gram, dengan sampah residu tersisa yaitu sebesar 436 gram.
3. Hari ketiga
Berat Maggot (Wn) = 1,5
20 ×100=7,5gram
Berat Sampah Residu = 600−212−7,5=380,5gram Sampah Tereduksi = 436−380,5=55,50gram
Pada hari ketiga didapatkan berat sampah yaitu 600 gram. Adapun sampah yang tereduksi selama 24 jam sebanyak 55,50 gram, dengan sampah residu tersisa yaitu sebesar 380,5 gram.
4. Hari keempat
Berat Maggot (Wn) = 0.9
10 ×100=9gram Berat Sampah Residu = 550−212−9=329gram Sampah tereduksi = 380,5−329=51,50gram
Pada hari keempat didapatkan berat sampah yaitu 550 gram. Adapun sampah yang tereduksi selama 24 jam sebanyak 51,50 gram, dengan sampah residu tersisa sebesar 329 gram.
5. Hari kelima
Berat Maggot (Wn) = 1,3
7 ×100=18,57gram
Berat Sampah Residu = 500−212−18,57=269,43gram Sampah Tereduksi = 329−269,43=59,57gram
Pada hari kelima didapatkan berat sampah yaitu 500 gram. Adapun sampah ysng tereduksi selama 24 jam sebanyak 59,57 gram, dengan sampah residu yaitu sebesar 269,43 gram.
6. Hari keenam
Berat maggot (Wn) =1
5×100=20gram
Berat Sampah Residu = 450−212−20=218gram Sampah Tereduksi = 269,43−218=51,43gram
Pada hari keenam didapatkan berat sampah yaitu 450 gram. Adapun sampah yang dimakan oleh maggot (tereduksi) selama 24 jam sebanyak 51,43 gram, dengan sampah residu yaitu sebesar 218 gram.
7. Hari ketujuh
Berat Maggot (Wn) =18,6
97 ×100=18,6gram
Berat Sampah Residu = 400−212−18,6=169,4gram Sampah Tereduksi = 218−169,4=48,6gram
Pada hari ketujuh didapatkan berat sampah yaitu 400 gram. Adapun sampah yang tereduksi selama 24 jam sebanyak 48,6 gram, dengan sampah residu yaitu sebesar 169,4 gram. Jumlah Residu yang tersisa per hari dapat dilihat pada grafik berikut :
1 2 3 4 5 6 7 8
0 100 200 300 400 500 600
Grafik Reduksi Sampah BSF
Hari
Berat Residu (g)
Selanjutnya dilakukan perhitungan Waste reduction index dan survival rate sebagai berikut:
D = W - R W
D = 500 - 169.40
500
D = 331
500
D = 0.6612
WRI = D
x 100%
t
WRI = 0.661
x 100%
7
WRI = 9%
SR = 97
x 100%
100
SR = 97%
Didapatkan nilai tingkat degradasi sampah sebanyak 0,66 gram, nilai Waste reduction index sebanyak 9% dan nilai survival rate sebesar 97%. Hasil yang kami dapatkan dengan komposisi 75% sampah buah dan sayur serta 25% sampah sisa makanan lalu kami bandingkan dengan percobaan kelompok lain yang menggunakan rasio 50% sampah buah sayur dan 50% sampah sisa makanan. Hasil yang kami dapatkan memiliki kemiripan dengan hasil dari kelompok 3 yaitu dengan nilai tingkat degradasi sampah sebanyak 0,67 gram, nilai Waste reduction index sebanyak 9,5% dan nilai survival rate sebesar 82%.
Dari hasil perbandingan yang kami lakukan diketahui bahwa tingkat degradasi sampah dengan rasio 50:50 lebih tinggi daripada sampah dengan rasio 75% buah sayur dan 25% sisa makanan, namum memiiki survival rate yang lebih rendah. Tingginya tingkat reduksi dapat terjadi karena sampah sisa makanan telah mengalami pengolahan sehingga lebih mudah untuk diurai oleh maggot. Menurut penelitian oleh Triwandani dkk (2023), Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa larva BSF lebih mudah mengonsumsi sampah yang bersifat lunak, sehingga persen reduksi sampah pasar dengan feeding rate tertinggi memiliki reduksi sampah yang besar. Sampah organik lunak seperti sisa makanan, makanan fermentasi, sayuran, buah-buahan, daging dan
tulang lunak cenderung disukai oleh larva BSF. Fakta tersebut membuktikan bahwa reduksi material organik akan makin baik apabila ukuran sampah semakin kecil, sehingga banyak sampah yang menyusut dan perolehan hasil akan menjadi optimal.
Berikut Perbandingan berat residu antara sampah dengan rasio 75% buah sayur dan 25% sisa makanan dengan sampah dengan rasio 50:50.
1 2 3 4 5 6 7 8
0 100 200 300 400 500 600
Grafik Perbandingan Reduksi Sampah
Rasio 25:75 Rasio 50:50 Hari
Berat Residu (g)