Media sosial adalah sebagai sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berkomunikasi, berinteraksi dengan cara menciptakan, berbagi, bertukar informasi, ide, berita, gagasan dalam jaringan dan komunikasi virtual (Vuori, 2012).
Urgensi Fintech dan media sosial dalam bisnis halal untuk mewujudkan Halal Value Chain (HVC) yang mendukung penambahan nilai ekonomi bagi bisnis halal termasuk kegiatan bisnis di pesantren di era Society 5.0 (Azizah et al., 2023)
Judul…….
1. Pemahaman tentang Pemasaran Halal pada UMKM
Meneliti bagaimana UMKM memahami konsep pemasaran halal dan penerapannya dalam bisnis mereka.( Pemasaran halal adalah konsep pemasaran yang berlandaskan prinsip-prinsip islam, tidak hanya memastikn bahwa produk yang ditawarkan halal tetapi seluruh proses bisnis, mulai dari produksi, distribusi, promosi, hingga transaksi,
dilakukan sesuai dengan nilai-nilai islam. Konsep ini berkembang seriring dengan meningkatnya kesadaran masyarakatr masa ini atau Masyarakat muslim terhadap penntingnya konsumsi produk yang tidak halal secara bahan tetapi juga baik dalam proses pembuatannya..strategi pemasaran syariah merupakan pendekatan bisnis yang berbasis pada prinsip-prinsip syariah Islam.
Dalam pemasaran syariah, kejujuran, keadilan, keterbukaan, dan keikhlasan menjadi landasan utama. Selain itu, tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menciptakan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya menjaga kemaslahatan umat. Dalam perspektif syariah, pelaku usaha tidak hanya dituntut untuk mendapatkan keuntungan, tetapi juga harus memastikan bahwa produk atau jasa yang mereka tawarkan sesuai dengan hukum Islam dan memberikan manfaat bagi konsumen.
Hal ini berbeda dengan pemasaran konvensional yang lebih fokus pada keuntungan semata. Halal dalam pemasaran mencakup aspek terhadap hukum islam, Dimana produk yang dipasarkan harus bebas dari bahan haram dan proses tidak boleh tercemar oleh sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam islam. Hal ini tidak terbatas pada makanan, fashion, keuangan, pariwisata hingga farmasi. Prinsip thayyib menekankan bahwa produk halal juga harus memiliki kualitas yang baik, hegienis, sehat dan bermanfaat bagi
kosnsumen. Kesadaran akan pemasaran halal tidak hanya menguntungkan bagi konsumen musli tetapi juga menarik minat konsumen non-muslimyang perduli terhadap kebersihan, keamanan dan kualitas produk. Oleh karena itu, anyak Perusahaan multinqsional yang memulai menerapkaqn strategi pemasaran halal sebagai bagin dri ekspansi global mereka. Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk halal, pasar halal global menjadi salah satu sekt6or yang berkembng pesat daqn berinovaqsi dan memperluas jangkauan bisnis mereka.
Mengidentifikasi produk-produk halal yang dipasarkan melalui media sosial oleh UMKM. ( Untuk mengindentifiksi produk hall yag dipsarkan melalui media social oleh UMKM. Ada beberpa aspeek yang perlu diperhatikan. Mulai dar jenis produk, serifikasi halal hinga strategfu pemasran yang digunakan. Produik halal yang di pasarkan oleh UMKM melalui media social mencakup berbagai aspeki mulai dari makanan dan
minuman, komstemik obat herbal, fashion muslim serta produk kebutuhan sehari-hari.
UMKM sering memanfaatkan media social berbagai platfrom seperti Instagram, facebook, tiktok dan whatsapp business untuk menjakau konsumen yang lebih luas.
Dalam katagori makanan dan minuman, prouk yang dipasarkan oleh umkm biasanya meliputi makanan ringan, kue, minumn herbal, serta maqkanan khq de4rag yang terlaqh memiliki sertufuksi halal daqri mjelis ulama Indonesia ( MUI ) sertifikasi ii menjadi halnyangt sangat pentingt untuk proses produksi di media social untuk menunjukkn bahwa bahan baku yang digunakan sesuai standar halal. Selain makianan dan minuman, produk kosmetik dan kecantikan juga menjadi salah satu segmen bersar dalam pemasaran halal di media social. Umkm yang bergerak dalam industry komestik dan kecantikan biasanya menarrgetkan konsumen muslimah yang ingin menggunakan produik yang aman dan sessuai prinsip islam. Umkm ini biasanya sering mempronosikan produk kosmetik yng bebas dari barang haram seperti alkoyhol dan gelatin dri hewan yang tidak halal.
Di sekor fashion, ukm yang menjual Di sektor fashion, UMKM yang menjual busana muslimah dan pakaian syar’i juga memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produk mereka. Produk seperti hijab, gamis, mukena, dan aksesori berbasis syariah sering dipromosikan melalui
endorsement influencer muslimah atau live streaming di platform e-commerce. UMKM biasanya menekankan pada bahan pakaian yang nyaman, syar’i, dan desain yang mengikuti tren mode Islami.
Selain itu, produk herbal dan kesehatan seperti madu, habbatussauda, minyak zaitun, dan suplemen herbal halal juga banyak dijual melalui media sosial. Produk ini biasanya dipasarkan dengan pendekatan edukatif, di mana UMKM memberikan informasi mengenai manfaat dan cara konsumsi sesuai dengan prinsip kesehatan Islam.
Strategi pemasaran yang digunakan UMKM untuk menjual produk halal di media sosial meliputi penggunaan label halal dalam konten promosi, testimoni pelanggan, kerja sama dengan
influencer muslim, serta pemanfaatan fitur seperti Instagram Shopping, TikTok Shop, dan Facebook Marketplace. UMKM juga sering menggunakan teknik soft selling dengan
mengedukasi audiens tentang pentingnya menggunakan produk halal dalam kehidupan sehari- hari.
Secara keseluruhan, identifikasi produk halal yang dipasarkan oleh UMKM melalui media sosial dapat dilihat dari kategori produk, keberadaan sertifikasi halal, dan strategi pemasaran yang menekankan nilai-nilai Islam. Hal ini tidak hanya membantu UMKM dalam menjangkau konsumen Muslim, tetapi juga meningkatkan daya saing mereka di pasar yang lebih luas. )
Menganalisis dampak pemahaman pemasaran halal terhadap persepsi konsumen di media sosial. ( Pemahaman pemasaran halal memiliki dampak yang signifikan terhadap persepsi konsumen di media sosial. Konsumen, terutama yang beragama Islam, cenderung lebih percaya dan tertarik pada produk yang dipasarkan dengan prinsip halal yang jelas dan transparan. Faktor-faktor seperti sertifikasi halal, nilai etis dalam pemasaran, serta
kesesuaian dengan prinsip halal dan thayyib mempengaruhi bagaimana konsumen menilai suatu produk atau merek di media sosial.
Salah satu dampak utama dari pemasaran halal terhadap persepsi konsumen adalah
meningkatnya kepercayaan. Ketika sebuah merek atau UMKM menunjukkan bahwa produk mereka memiliki sertifikasi halal dan bahan-bahan yang digunakan jelas halal, konsumen lebih cenderung percaya dan memilih produk tersebut. Hal ini karena kehalalan produk tidak hanya berkaitan dengan aspek agama tetapi juga menyangkut kebersihan, kualitas, dan keamanan produk. Konten edukatif yang membahas bahan baku halal serta proses produksi yang bersih dan aman sering kali mendapat respons positif dari audiens di media sosial.
Selain kepercayaan, pemahaman pemasaran halal juga membentuk loyalitas konsumen.
Konsumen yang telah yakin dengan suatu merek halal akan lebih cenderung melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain. Di media sosial, testimoni dan ulasan pelanggan mengenai produk halal sering kali menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen lain. Semakin konsisten suatu merek dalam menerapkan pemasaran halal, semakin besar kemungkinan konsumen untuk tetap setia.
Pemasaran halal juga memengaruhi persepsi nilai dan kualitas produk. Produk yang
dipromosikan sebagai halal sering kali diasosiasikan dengan standar produksi yang lebih baik, higienis, dan sehat. Ini memberikan nilai tambah bagi konsumen, bahkan bagi mereka yang bukan Muslim tetapi mencari produk yang aman dan berkualitas tinggi. Media sosial memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi ini, terutama melalui konten visual dan interaktif seperti video proses produksi halal atau sertifikasi dari lembaga terpercaya.
Namun, pemahaman pemasaran halal juga dapat memiliki dampak negatif jika tidak diterapkan dengan benar. Jika suatu bisnis mengklaim produknya halal tetapi tidak memiliki bukti yang kuat, seperti sertifikasi resmi atau transparansi bahan, hal ini dapat menimbulkan skeptisisme dan bahkan reaksi negatif dari konsumen di media sosial. Dalam era digital, isu ketidaksesuaian atau kecurangan dalam klaim halal dapat dengan cepat menyebar dan merusak reputasi merek.
Secara keseluruhan, pemahaman yang baik tentang pemasaran halal memungkinkan UMKM dan bisnis untuk membangun citra positif di media sosial, meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan, serta memberikan persepsi bahwa produk yang mereka tawarkan tidak hanya halal tetapi juga berkualitas tinggi. Penerapan strategi pemasaran yang sesuai dengan prinsip halal, seperti komunikasi yang jujur, transparan, dan berbasis edukasi, akan memperkuat hubungan antara merek dan konsumennya di dunia digital.
2. Penggunaan Media Sosial oleh UMKM
Mengidentifikasi jenis media sosial yang paling efektif digunakan oleh UMKM untuk pemasaran produk halal (misalnya Instagram, Facebook, TikTok, dll.). ( Untuk
mengidentifikasi jenis media sosial yang paling efektif digunakan oleh UMKM dalam pemasaran produk halal, perlu mempertimbangkan beberapa faktor seperti target audiens, jenis konten yang paling menarik, dan fitur pemasaran yang tersedia di masing-masing platform. Berikut adalah analisis efektivitas beberapa media sosial utama yang digunakan oleh UMKM dalam memasarkan produk halal:
1. Instagram
Instagram adalah salah satu platform yang paling efektif untuk pemasaran produk halal, terutama karena fokusnya pada konten visual seperti foto dan video pendek. UMKM dapat memanfaatkan Instagram Stories, Reels, dan IG Live untuk menampilkan produk mereka secara lebih
menarik. Fitur Instagram Shopping juga memudahkan konsumen untuk langsung membeli produk dari akun bisnis. Selain itu, penggunaan hashtag seperti #HalalFood, #HalalBeauty, atau
#HalalMarket dapat membantu meningkatkan jangkauan audiens yang lebih luas.
2. TikTok
TikTok menjadi platform yang semakin populer bagi UMKM dalam pemasaran produk halal, terutama karena algoritmanya yang mendukung penyebaran konten secara viral. Konten video pendek yang kreatif dan interaktif dapat menarik perhatian calon konsumen, terutama generasi muda. Banyak UMKM menggunakan TikTok Shop dan fitur live selling untuk meningkatkan penjualan secara langsung. Produk halal yang berbasis makanan, kecantikan, dan fashion sangat cocok untuk dipromosikan di TikTok.
3. Facebook
Meskipun lebih banyak digunakan oleh segmen usia yang lebih tua dibandingkan TikTok dan Instagram, Facebook tetap menjadi platform yang kuat untuk pemasaran produk halal. Fitur Facebook Marketplace, Grup, dan Facebook Ads memungkinkan UMKM menjangkau audiens yang lebih luas. Grup Facebook yang berfokus pada komunitas Muslim atau halal market menjadi tempat yang potensial untuk mempromosikan produk kepada audiens yang sudah tertarget.
4. WhatsApp Business
WhatsApp Business sangat efektif untuk pemasaran produk halal dalam skala UMKM, terutama dalam membangun komunikasi langsung dengan pelanggan. Fitur seperti katalog produk, pesan otomatis, dan link pembelian membantu mempercepat proses transaksi. WhatsApp juga sering digunakan untuk pemasaran berbasis komunitas, misalnya melalui grup pelanggan atau komunitas Muslim yang memiliki minat terhadap produk halal.
5. YouTube
YouTube efektif digunakan untuk pemasaran produk halal melalui konten edukasi, tutorial, dan ulasan produk. Misalnya, UMKM yang menjual makanan halal bisa membuat video tentang cara memasak atau menunjukkan proses produksi yang sesuai dengan standar halal. YouTube juga memungkinkan monetisasi dari konten, yang bisa menjadi tambahan pendapatan bagi bisnis.
Kesimpulan
Dari berbagai platform media sosial yang tersedia, Instagram dan TikTok menjadi yang paling efektif untuk pemasaran produk halal karena fokusnya pada visual, fitur interaktif, serta
kemudahan menjangkau audiens secara luas. Facebook dan WhatsApp Business juga penting, terutama untuk membangun hubungan dengan pelanggan dan komunitas yang loyal. Sementara itu, YouTube lebih cocok untuk pemasaran jangka panjang melalui konten edukatif dan
informatif. )
Menilai strategi pemasaran yang diterapkan oleh UMKM melalui media sosial dalam mempromosikan produk halal mereka. ( Permintaan produk halal terus meningkat mengingat permintaan konsumen semakin tinggi. Ushama mikro, kecil, menengah ( UMKM) sekarang banyak yang memanfaatkan social media sebagai promosi produk nhalal mereka. Dikarenakan, Soaial media adalah media yang sangat mudah akses, murah dan dapat menjangkau banyak orangt daqlqam waktu singkat. Biasanya para UMKM menggunakan platfrom eseperti Instagram, tiktok, facebook, atau whatapp business untuk menjual produk mereka.
Strategi ini sering digunakan untuk mengupload foto atau video produk yaqng menarik bagi Masyarakat luas sehingga menjadi penasaran dan tertarik untuk membeli. Pembuatan foto atau vido tersebut dikemas dalam konten yang menarik , selain dengan konten yang menarik konten tersebut juga mencantumkan informasi soal kehalalan produki, seperti logo sertifikasi halal atau bahaqn-bahaqn yang digunqakan. Ada beberapa Teknik yang digunakan
1. Teknik yang menarik ialah storytelling, misalnyqa cerita tentang proses pembuaqtan produk halal mereka, agar ada nilai emosional yang bisa menarik calon pembeli lebih yakin terhadap produk yang dijual.
2. Teknik endorse atau kerja sama dengan influencer. Konsumen lebih tertarik pada influencer tertutama konsumen anak remaja, dan Wanita, biasanya para influncer menggunakan produk terlebih dahulu sebagai uji coba dan layak dipasarkan.
Oleh karena itu, car aini lumayan efektif karena bisa bikin produk mereka dikenal luas. . selain itu, influencer sering mengadakan give away ataqu promo untuk meningkatkan interaksi agar konsumen tertarik untuk mencoba produk tersebut.
3. Live streaming juga menjadi salah satu strategi yang umum digunkan era sekarang.
Mereka berjualan langsung melalui live di Instagram, tiktok, shopee ataupun market
plqce lainnya. Para live streaming tersebut menjelaskan tentang produk mereka secara real-time, ini membuat penonton atau caalon pembeli bisa mennyakan langsung dan Mendapatkan jawaban saat itu juga.
4. Yang terakhir UMKM sering menggunakan fitur iklan berbayar di media sosial untuk menargetkan pasar yang lebih spesifik, misalnya orang-orang yang memang tertarik dengan produk halal. Dengan begitu, promosi bisa lebih tepat sasaran dan meningkatkan peluang penjualan. Dengan memanfaatkan media sosial secara maksimal, UMKM dapat mengembangkan bisnis mereka dengan lebih luas tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk pemasaran tradisional. dengan pengikut mereka di sosial media. )
Menganalisis pengaruh penggunaan media sosial terhadap pengenalan produk halal di kalangan target pasar UMKM. ( penggunaan media sosial sangat mempengaruhi dalam pengelana produk halal ke target pasar umkm. Dikarenakan media sosial selain mudah dan prktis sosial media juga gampang diakses, murah dan bisa menjangkau banyak orang dalam waktu singkat. Dengan begitu produk umkm semakain dikenal dengan luas, apalagi dengan banyaknya orang yang peduli terhadap kehalalan suatu produk sbelum membeliu. Salah satu kenapa media sosial sangat efektif untuk mengenalkan produk halal karena tampilqannya yang visual. Umkm dapat menampilkan produk dengan lebih menrik melalui foto, video atau diskripsi informatif, sehingga meningkatkan kesadaran Masyarakat terhadap produk halal yang ditawarkan.
Salah satu pengaruh utama media sosial adalah meningkatkan visibilitas produk halal. Dengan fitur seperti hashtag, algoritma pencarian, dan iklan berbayar, produk halal dapat lebih mudah ditemukan konsumen. Selain dari sisi tampilan, media sosial juga membantu umkm dalam membangun kepercayaan konsumen. Bnayak pelanggan sebelum membeli produk membaca testimoni atau melihat riview dri pembeli sebelumnya. Strategi pemasaran melalui media sosial juga menjadi lebih fleksibel dan bisa mengikuti tren yang sedang viral. Secara keseluruhan media sosial pengenalan produk halal menjadi lebih gampang, murah, dan luas jangkauannya. Umkm tidak tidak perlu mengeluarkan modal yang besar untuk sewa tempat atau pasang iklan mahal di tv, hanya dengan strategi yang tepat, umkm bisa bikin produk halal menjadi lebih dikenal dengan banyak orang. Dengan interaksi yang lebih mudah dan transparansi yang lebih tunggi, konsumen jauh lebih tertarik ataqu percaya untuk membeli produk halal dari umkm. )
3. Interaksi Konsumen dan Kepercayaan dalam Pemasaran Halal
Menganalisis bagaimana interaksi antara konsumen dan UMKM di media sosial dapat membangun kepercayaan terkait kehalalan produk. ( interaksi antara konsumen umkm dimedia sosial sangatlah penting dan mempunyai peran besar dalam membangun kepercyaan, terutama mengenai kehalalan produk. Kepercayaan ini tidak semerta merta hanya timbul begitu saja, tapi terentuk dari komuniasi yang aktif, transparan dan
konsisten. Awal mulanya konsumen ingin tahu tentang produk apakah produk yang ditawarkan benar-benar halal, para konsumen biasanya mencari infromasi dimedia sosial umkm tersebut melalui platfrom seperti Instagram, facebook, tiktok, atau whatsapp. Dari platfrom tersebut konsumen dapqat melihat apakah tercantum atau mempunyai
sertufukasi halal yang jelas, bahan-bahan yang digunakan atau caraq produksi produk tersebut. Umkm yang mengunggah konten edukatif tentang proses produksi, bahan baku, dan sertifikasi halal biasanya lebih cepat mendapatkan kepercayaan konsumen
dibandingkan hanya sekedar mengklaim produk tersebut halal tanpa bukti.
Selain itu, interakswi langsung antar umkm dan konsumen sangatlah penting. Konsumen biasanya mengajukan pertanyaan di kolom komentr atau chat personal ke kontak yang disedikan mengenai kehalalan produk tersebut.
Ulasan dan testimoni dari konsumen juga erperan penting dalam membentuk prespsi halal atau tidaknya suatu produk. Para pembeli yang sudah membeli dan mencoba akan memeberikan riview positif tentang kehalalan produk, calon pemberi menjadi lebih yakin. Biasanya umkm yang menggunakan platfrom atau media sosial secara aktif membagikan testimoni pelanggan di Instagram stories atau feeds untuk menunjukkan produk tersebut sudah membuktikan kehalalannya.
Selain itu, live streaming atau video penteng tentang proses produksi menjadi salah satu cara efektif untuk meyakinkan konsumen. Dengan melihat secara langsung bqagaimana proses produk dibuat, dari bahan basku hingga pengemasan, komsumen merasa lebih aman. Salah satu umkm yang bergerak pada makanan dan minuman umkm tersebut bisa menunjukkan bahwa mereka menggunakan daging bersetifikat halal, alat masak yang bersih, dan tidak mencampurkan bahan non-halal dalam produksi.
Konsistensi dalam komunikasi dan interaksi di media sosial juga berperan besar dalam membangun kepercayaan. UMKM yang secara rutin membahas aspek kehalalan,
memberikan update terkait produk, serta merespons pertanyaan konsumen dengan cepat dan jelas akan lebih mudah mendapatkan loyalitas pelanggan. Konsumen cenderung merasa lebih nyaman berbelanja dari UMKM yang selalu terbuka dalam berkomunikasi, dibandingkan dengan yang jarang memberikan informasi atau merespons dengan lambat.
Semua factor ini menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap kehalalan produk tidak hanya bergantung pada lebebl atau sertifikat semata, tetapi juga pada bagaimana umkm berinterksi semata, tetapi juga bagaimana umkm beriteraksi dengan konsumennya di media sosial. Ketika transparasi, keterlibatan aktif, testimoni pelanggan mendukung, serta edukasi yang konsisten, konsumen akan lebih yakin bahwa produk yang mereka beli benar-benar merupakan produk halal dan sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut.
Dengan demikian, interaksi yang baik antara umkm dan konsumendi media sosial bukan hanya sekedar strategi pemasaran, tetapi juga menjadi pondasi penting dalam
membangun kepercayaan jangka Panjang terhadap kehalalan produk.
Menilai peran ulasan atau testimonial pengguna dalam membentuk persepsi halal pada produk yang dipasarkan. ( ulasan atau terstimoni pengguna atau konsumen mempunyai peran yang sangat besar dalam prespsi halal pada produk yang dipasarkan, terutama di era digital dimana sudah banyak orqang atau Masyarakat yang mencari informasi melalui sosial media dan platfrom e-comerce sebelum membeli sesuatu. Tak jarang konsumen atau calon membeli membandingkan harga yang ada di toko dengan di e-commerce.
Konsumen cenderung lebih percaya pada pengalaman orang lain dibandingkan hanya mendengar klain dari penjual, oleh karena itu ulasan dari sesame pembeli lebih diminati atau lebih dipercaya jujur dan objektif
Ketika seseorang mencari produk halal, mereka pasti ingin memastikan bahwa produk tersebut benar-benar sesuai dengan standar yang mereka yakani. Para konsumen biasanya akan melihat apakah ulasan dari orang lain yang sudah membeli atau mencoba produk tersebut, terutama bahan baku proses produksi, atau bahkan sertifikasi halal. Jika banyak orang yang memberiukan ulasan positif, atau menyebutkan bahwa produk memiliki rasa yang lezat, kualitas yang baik dan sudah memiliki sertifikat halal resmi, maka calon pembeli akan merasa lebih yakin. Sebaliknya jika ada yang memberikan ulasan negative, seperti menyudutkan
Mengidentifikasi elemen-elemen yang digunakan UMKM dalam komunikasi media sosial untuk memastikan pesan halal yang konsisten dan terpercaya. ( Teknologi media sosial, sebagai salah satu teknoligi yang berkembang pesat, memiliki potensi untuk menginspirasi periklanan dan pemasaran produk umkm. Elemen-elemen yang digunakan umkm dalam komunikasi media sosial untuk memastikan halal yang berkonsestitensi, terpercaya adalah tentang bagaimana umkm tersebut menyampaikan informasi kehalalan produk agar konsumen percaya dan tidak ragu untu membeli produk yang dijual atqau yang ditawarkan. Dalam komunikasi media sosial, ada banyak hal yang bisa dugunakan untuk agar pesan halal tetap terpercaya dan konsisten.
Salah satu yang paling yang terlihat adalah tampilan visual. Tampilan visual adalah penggambaran yang di gunakan untuk penyampaian melalui sarana seperti :
1. Konten visual (logo halal, foto produk, video proses produksi)
2. Bahasa dan narasi ( deskripsi produk, pemilihan kata Islami, testimoni pelanggan) 3. Hashtah dan tagging ( penggunaan (HalalLifestle, #Sertifikasihalal, atau
menandai Lembaga serifikasi halal)
4. Transparasi dan edukasi (konten tentang proses sertifikasi halal,bahan baku) Selain dari tampilan visual, gaya bicara atau menulis di sosial media juga mempengaruhi, kata- kata yang dipakai harus jelas dan mendukung untuk konsep halal, misalnya menjelaskan bahan- bahan yang digunakan dengan transparan, menuliskan testimoni pelanggan sebelumnya yang sudah membeli atau merasakan kehalalan produknya, untuk memperkuat istilah menyangkut kehalalan suatu produk biasanya penjual menggunakanm kata istilah seperti contohnya
“Bismillah dalam setiap produksi” atau “ InsyaAllah menjaga kehalalan kalimat seperti ini memperkuat kepercayaan pelanggan terhadap produknya yang tidak hanya halal dari segi bahan, tetapi juga dalam produksinya.
Dan yang paling terpenting ialah konsistensu. Konsistensi merupakan keadaan yang dimana suatu tetap sama, tidak berubah-ubah dan terus dilakukan dengan cara selrqas dari waktu- kewaktu. Jika hari ini para umkm mengklaim produknya halal maka besok dan terusnya juga hrus tetap sama, tanpa ada informasi yang bertentangan. )
4. Dampak Pemasaran Halal melalui Media Sosial terhadap Penjualan
Menilai hubungan antara intensitas penggunaan media sosial untuk pemasaran halal dan peningkatan penjualan produk UMKM. ( media sosial menjadi alat yang efektif dalam strategi dan efektif dalam pemasaran halal dikarenakan bisa menjangkau target konsumen dengan luas dan interaktif. Dengan meningkatnya penggunaan media sosial untuk
promosi, kesadaran konsumen terhadap produk halal juga meningkat. Hal ini disebabkan oleh kemudahan dalam menyebarkan informasi mengenai sertifikasi halal, kualitas produk, dan menfaat yang ditawarkan.
Selain itu, media sosial juga memungkinkan komunikasi langsung dengan konsumen, yang dapat meningkatkan kepercayaan mereka terhadap produk halal. Konten yang menarik dan edukatif, seperti testimoni pelanggan, ulasan produk serta demonstrasi penggunaan, dapat memperkuat citra merek halal dan menarik lebih banyak konsumen untuk membeli produk tersebut. Dengan adanya media sosial juga memudahkan bisnis untuk menerapkan strategi pemasaran yang lebi personal dan terstruktur. Dengan memahami preferensi serta kebutuhan konsumen, bisnis dapat menawarkan produk yang lebih relevan sesuai kebutuhan konsumen sehingga meningkatkan konversi penjualan.
Secara keseluruhan, semakin tinggi intensitas penggunaan media sosial dalam pemasaran halal, semakin besar juga peliuang produk yang dipasarkan itu dikenal, dipercaya dan akhiurnya dapat menarik minat konsumen untuk membeli produk tersebut.
Keberhasilan pemasaran halal melalui sosial media tidak hanya bergantung pada seberapa sering bisnis mengunggah konten, tetapi juga pada relevansi dan daya Tarik pesan yang disampaikan.
Penggunaan strategi seperti storytelling, ulasan dari konsumen, serta edukasi tentang manfaat produk halal dapat meningkatkan keterlibatan audiensi dan mendorong Keputusan pembelian.
Dengan meningkatnya intensitas penggunaan media sosial yang terarah, bisnis dapat memperkuat citra halal dan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk halal yang mereka tawarkan.
Dalam pemasaran halal, media sosial berperan sangat penting dalam membangun kesadaranb konsumen mengenai nilai-nilai kehalalan suatu produk. Melalui beberapa platfrom seperti Instagram, facebook, tiktok bisnis dapat menyampaikan pesan tentang kualitas, keamanan dan Kepatuhan produk terhadap standar halal. )
Menganalisis perubahan perilaku konsumen setelah terpapar dengan kampanye pemasaran halal di media sosial. ( para konsumen sekarang lebih sadar dan lebih memperhatikan produk yang mempunyai lebel halal. Konsumen menjadi lebih selektif dalam memperhatikan produk halal terutama tentang pentingnya konsumsi produk halal, baik dari sisi Kesehatan, kebersihan, mauoun aspek keagamaan. Ketika melihat konten yang menarik dan edukatif seperti testimoni pelanggan, proses produksi yang trabsparan, atau menfaat halal dalam kehidupan sehari-hari, konsumen cenderung merasa lebih yakin dan percaya terhadap produk yang mempromosikan.
Selain itu, media sosial memungkinkan interaksi lebih cepat dan mudah antara konsumen dan brand, sehingga mereka dapat langsung bertanya atau mencari rekomendasi dari orang lain,.
Adanya ulasan dan komentar dari pengguna lain atau testimoni dari pembeli sebelumnya juga mempengaruhi cara menilai sebuah produk. Jika mereka melihat banyak ulasan positif, calon konsumen lebih percaya atau bahkan mencoba membeli produk tersebut.
Pada akhirnya, kampanye pemasaran halal yang efektif di media sosial tidak hanya
meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk halal, tetapi juga membentuk kebiasaan mereka dalam memilih, membandingkan, hingga merekomendasikan produk kepada rekan atau orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial memiliki peran besar dalam membentuk pola konsumsi Masyarakat yang lebih sadar dan peduli terhadap nilai-nilai halal. )
5. Tantangan dan Hambatan dalam Pemasaran Halal via Media Sosial
Mengidentifikasi tantangan yang dihadapi oleh UMKM dalam memasarkan produk halal di media sosial, seperti keterbatasan sumber daya, pengetahuan teknologi, atau masalah komunikasi. ( umkm yang akan berjualan produk halal di media sosial sering kali dihadapi dengan berbagai tantangan untuk pemasarannya. Salah satunya adalah
keterbatasan sumber daya yaitu : 1. Anggaran terbatas : umkm sering kali memiliki dana terbatas untuk deriklan atau memperkerjakan tenaga ahli digital marketing.
2. Sumber daya manusia : Tidak semua umkm memiliki tim khusus yang mengelola pemasaran digital secara professional
3. Waktu yang terbatas : pemilik umkm sering kali harus menangani berbagai aspek bisnis sendiri, sehingga sulit untuk focus pada pemasaran media sosial.
Selain itu, tenaga kerja juga sangatlah terbatas, umkm yang masih skala kecil biasanya ditangani langsung oleh pemiliknya, masalah waktu juga menjadi masalah besar dikarenakan para owner umkm skala kecil selain berjualan mereka juga mengurus produksi, keuangan.
Selain sumber daya, ada juga kendala di sisi teknologi. Banyak perlaku umkm yang tidak paham dengan cara media sosial, algoritma, atau strategi pemasarean digital yang efektif.
Misalnya, umkm tidak tahu bagaimana bikin konten yang menarik, atau bahkan sekedar memanfaatkan hastag yang tepat agar produk mudah ditemukan. Kurangnya pemahaman tentang SEO juga menjadi salah satu factor jangkauan terbatas, Masalah lain yang sering juga muncul adalah komunikasi dan branding. Tidak semua umkm bisa menjelaskan nilai lebih dari produk halal yang dijual kan dengan cara yang menarik perhatian, baik dari segi visual maupun narasi. Kualitas foto atau video juga sering terkendala dikarenakan tidak semua pelaku umkm punya keahlian atau alat mendukung. Selain itu, membeangun kepercayaan pelanggan juga butuh usaha yang maksimal terlebih juga usaha tersebut belum mempunyai sertifikasi halal yang diakui secara resmi.
Persaingan menjadi lebih ketat. Banyak brand yang sudah lebih dulu di bidang industi juga memiliki strategi pemasaran yang kuat. Umkm harus bisa menxcari cara agar produk
mereka tetap bisa bersaing dan tidak kalah di Tengah pasar yang ramai, ditambah lagi regulasi soal produk halal juga ada tantangan tersendiri, terutama umkm yang tidak tahu cara mengurus sertifikasi halal atau tidak tahu bagaimana menonjolkan aspek halal dalam produknya di sosial media tanpa melanggar aturan di platfrom tersebut.
Untuk umkm yang ingin produknya dikenal dengan banyak orang atau calon konsumen harus belajar mengenai digital marketing, bikin strategi yang tepat dan memanfaatkan semua peluang yang ada agar bisa bersaing dan berkembang. )
Meneliti hambatan yang mungkin muncul terkait dengan regulasi pemasaran halal yang diterapkan oleh pihak berwenang. (
6. Analisis Efektivitas Pemasaran Halal di Berbagai Media Sosial
Membandingkan efektivitas pemasaran halal antara berbagai platform media sosial yang digunakan oleh UMKM.
Mengukur tingkat engagement (misalnya likes, shares, komentar) dan dampaknya terhadap pencapaian tujuan pemasaran halal pada UMKM.