i DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
BAB 1. PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Rumusan Masalah ...2
1.3 Tujuan Khusus Riset ...2
1.4 Urgensi Riset ...2
1.5 Manfaat Riset ...2
1.6 Temuan yang ditargetkan ...3
1.7 Kontribusi Riset Terhadap Ilmu Pengetahuan ...3
1.8 Luaran yang diharapkan ...3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ...3
2.1 Tepung Daun Jambu Keling (Syzigium cumini)...3
2.2 Antibiotik Growth Promotor ...3
2.3 Pemanfaatan daun jambu keling dalam pakan ternak dan herbal ...4
2.4 Ayam Pedaging ...4
2.5 Karkas Ayam Pedaging ...4
BAB 3. METODE RISET ...5
3.1 Waktu dan Tempat Riset ...5
3.2 Bahan dan Alat ...5
3.3 Variabel Riset ...5
3.4 Tahapan Riset ...5
3.5 Prosedur Riset ...6
3.6 Indikator Capaian di Setiap Tahapan ...7
3.7 Metode Analisis dan Penafsiran Data ...7
3.8 Penyimpulan Hasil Riset ...7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...7
4.1 Anggaran Biaya ...7
4.2 Jadwal Kegiatan ...8
DAFTAR PUSTAKA ...8
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping ...11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...18
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas ...20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim Pengusul ...23
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Tanaman jambu keling atau biasa disebut dengan jamblang merupakan pohon tumbuhan dengan nama ilmiah (Syzygium cumini) yang masih tergolong dalam filum jambu-jambuan berbiji (Myrtaceae). Spesies dari genus Syzygium memiliki aktivitas farmakologis yang dibuktikan dari beberapa penelitian yaitu di antaranya sebagai antibakteri, antijamur, antidiabetik, antikolesterol, antiinflamasi, antioksidan, antikanker dan aktivitas kardiovaskule (Hidayah et al., 2021). Bagian batang dan daun merupakan bagian yang sering ditinggali oleh Kapang endofit, yang bersimbiosis dengan tumbuhan obat seperti Jamblang (S. cumini L.) berpotensi sebagai agen penghasil senyawa antibakteri (Indrawati, 2018).
Antibakteri adalah zat yang bersifat destruktif untuk menghambat kerja bakteri untuk menghancurkan mikroorganisme dengan cara menghambat pembentukannya atau kerja patogeniknya. Antibakteri dapat diklasifikasikan sebagai bakteriosidal (bakterisidal) atau bakteriostatik yang berguna dalam menghambat dan membunuh bakteri (Delost, 2018). Pada pakan ternak ungas, pemberian antibakteri dapat menurunkan aktivitas bakteri dalam tubuh yang berdampak pada kesehatan ternak itu sendiri. Antibakteri atau antibiotik dalam ransum pakan termasuk ke dalam zat aditif yang diberikan kepada ternak dalam jumlah sesuai kebutuhan dan sesuai ketentuan jika dalam bentuk sintetis. Salah satu antibakteri atau antibiotik sintetis yang diberikan dalam pakan ternak unggas yaitu Antibiotic Growth Promoter (AGP).
AGP merupakan senyawa antibiotik yang ditambahkan dalam pakan dengan tujuan dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Antibiotik tersebut ada juga bersifat sintetis seperti Zinc Bacitrasin yang berbahaya jika diberikan tidak sesuai dengan ketentuan. Penggunaan Antibiotik sintetis yang tidak terkontrol dapat menyebabkan munculnya sifat resistensi bakteri yang terdapat pada ternak secara permanen (Khan et al., 2017). Zinc bacitrasin berfungsi untuk memperbaiki kecernaan dan meningkatkan pertumbuhan ayam akan tetapi AGP sintetis tersebut mengakibatkan residu dalam tubuh ternak yang akan berdampak juga pada hasil karkas. Residu atau penumpukan pada tubuh ternak yang kemudian terperangkap didalam karkas dapat membahayakan kesehatan manusia jika dikonsumsi. Hal ini didukung oleh Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 14/Permentan/PK.350/5/2017 pasal 16 yang menyatakan pelarangan untuk penggunaan Antibiotic Growth Promoter sebagai feed additive. Maka perlu dicari AGP Alternatif dari tanaman herbal yang mengandung antibakteri, salah satunya adalah tanaman jambu keling yang mengandung senyawa flavonoid.
Flavonoid bekerja sebagai antibakteri dengan beberapa mekanisme aksi, diantaranya menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sitoplasma dan menghambat metabolisme energi dari bakteri (Manik et al., 2014).
Selain dijadikan antibakteri, flavonoid juga bisa dijadikan sebagai sumber antioksidan. Senyawa polifenol seperti flavonoid dianggap sebagai penyumbang
utama aktivitas antioksidan dalam tumbuhan obat, buah dan sayuran. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat memperlambat atau menekan proses oksidasi, seperti reaksi yang membentuk radikal bebas serta mencegah beberapa penyakit sehingga tidak meninggalkan kerusakan pada jaringan (Lingga, 2014). Efek antioksidan tidak hanya akan meningkatkan kesehatan ayam pedaging, namun juga meningkatkan performa dan kualitas daging ayam pedaging khususnya pada sistem produksi intensif.
Tepung daun jambu keling memiliki kelebihan mengandung zat aktif yang berfungsi sebagai Antibiotic Growth Promoter. Pemanfaatan tepung daun jambu keling tersebut dalam ransum unggas terutama ayam pedaging untuk menggantikan peran Antibiotic Growth Promoter sintetis dalam ransum belum ditemukan penelitian penelitian untuk melihat pengaruh pemanfaatan tepung daun jambu keeling dalam ransum sebagai pengganti Antibiotic Growth Promoter terhadap performa produksi (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum) dan kualitas karkas (bobot hidup, persentase karkas, persentase lemak abdomen) ayam pedaging.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas level pemberian ransum dengan penambahan tepung daun jambu keling terhadap performa produksi pada ayam pedaging?
2. Bagaimana pengaruh pemberian ransum dengan penambahan tepung daun jambu keling terhadap kualitas karkas ayam?
1.3 Tujuan Khusus Riset
1. Mengetahui efektifitas level pemberian ransum dengan penambahan tepung buah jambu keling yang terhadap performa produksi pada ayam pedaging 2. Mengetahui pengaruh pemberian ransum dengan penambahan tepung buah
jambu keling terhadap kualitas karkas ayam 1.4 Urgensi Riset
Penelitian ini sangat penting dilakukan dan dikembangkan karena mampu memberikan solusi untuk mengatasi masalah penggunaan feed additive sintesis yang biasa diberikan pada unggas dalam ransum untuk meningkatkan performa pertambahan bobot unggas. Selain itu, penelitian ini juga dapat menawarkan solusi bahan alternatif untuk menggantikan bahan sintetis yaitu dengan menggunakan bahan alami dari daun jambu keling.
1.5 Manfaat Riset
Secara umum penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi kepada masyarakat bagaimana penggunaan tepung daun jambu keling sebagai pengganti bahan sintetis agar dapat dijadikan solusi untuk mengatasi dampak dari hasil produk ternak berupa karkas.
1.6 Temuan yang ditargetkan
Diharapkan penambahan tepung daun keling ini dapat menjadi solusi alternatif dari penggunaan feed additive sintetis sehingga terjadi penurunan risiko residu antibiotik yang berdampak pada karkas ayam pedaging dan kesehatan konsumen.
1.7 Kontribusi Riset Terhadap Ilmu Pengetahuan
Riset ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pemerintah dan peternak dalam mengatasi penggunaan antibiotik ataupun feed additive sintetis dengan menggunakan bahan alami yaitu tepung daun jambu keeling dalam ransum pakan ternak.
1.8 Luaran yang diharapkan
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah berbentuk laporan kemajuan, laporan akhir, artikel ilmiah yang akan dipublikasikan pada Jurnal Peternakan Indonesia Sinta 3, serta diposting di akun media sosial berupa Instagram @pkm_tdjk2024.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tepung Daun Jambu Keling (Syzigium cumini)
Jambu keling atau jamblang merupakan jenis tumbuhan lokal indonesia dengan nama latin Syzygium cumini yang termasuk kedalam filum jambu-jambuan berbiji (Myrtaceae). Pemanfaatan tumbuhan jambu keling sebagai obat di Indonesia sudah diketahui dan dimanfaatkan semenjak beribu-ribu tahun silam, tetapi hingga kini penggunaannya masih belum terekam dengan baik (Hidayah et al., 2021).
Hampir seluruh bagian dari tanaman jamblang memiliki khasiat mulai dari daun, batang, bunga bahkan akarnya. Lebih lanjut dilaporkan bahwa tumbuhan jambu keling atau jamblang memiliki kandungan senyawa kimia diantaranya adalah alkaloid, flavonoid, resin, tannin, dan minyak atsiri (Dewi, 2018). Manfaat lain dari Syzygium cumini antara lain sebagai antioksidan, antiinflamasi dan antibakteri (Piexoto et al., 2013).
2.2 Antibiotik Growth Promotor
Menurut Simurat et.al, (2017), Antibiotic Growth Promoters (AGP) merupakan bahan yang bersifat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri dan dicampur ke dalam paka dalam dosis yang rendah. Namun penggunaan AGP ini telah dilarang oleh pemerintah sesuai UU No 18 tahun 2009 dan Permentan No 14 tahun 2017 karena dikhawatirkan tingginya nilai resistensi bakteri terhadap banyak jenis antibiotik, bahkan antibiotik yang dipersiapkan untuk menangani kasus bakteri multi-resisten (Erlinda dan Rahardjo, 2018). Rido (2020), menyatakan pemakaian feed additive berupa antibiotik dapat menimbulkan residu yang berdampak negatif bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Berdasarkan hal ini, perlu dicari bahan AGP yang tidak menimbulkan residu terhadap ternak unggas.
Bahan yang dapat digunakan untuk mengganti AGP adalah bahan yang berasal dari tanaman herbal.
2.3 Pemanfaatan daun jambu keling dalam pakan ternak dan herbal
Tanaman jambu keling telah banyak digunakan sebagai tanaman obat ataupun tanaman herbal multiguna terutama dalam mengatasi berbagai penyakit karena kandungannya senyawa bioaktif yang terkandung dalam tanaman ini.
Berikut riset lebih lanjut terkait pemanfaatan tanaman jambu keling
Sumber Bentuk Bagian Hasil
Rizwan et al., 2020
Ekstrak Daun Eksrak daun jambu keling
berpotensi sebagai antibakteri yang menjanjikan
Ndyomugyenyi et al., 2016
Tepung fermentasi
Biji Perlakuan perendaman-rebus- fermentasi tidak efektif meningkatkan nilai gizi Rahayu et al.,
2023
Ekstrak Buah Menurunkan risiko atherosclerosis pada penderita diabetes mellitus Indrawati et al.,
2018
Isolat Batang Antibakteri dari jamur endofit tersebut sebagai bakterisidal atau pembunuh bakteri.
2.4 Ayam Pedaging
Ayam pedaging (broiler) merupakan salah satu komoditi unggas yang memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan protein asal hewani.
Ayam pedaging adalah ayam jantan dan betina muda yang berumur di bawah 6 minggu ketika dijual dengan bobot badan tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat, serta dada yang lebar dengan timbunan daging yang banyak (Rasyaf, 2006).
Peternakan di Indonesia berkembang semakin cepat kususnya dibidang perunggasan berkembang sangat pesat, hal ini dapat dilihat adanya perbaikan genetik ayam yang dilakukan oleh para ahli. Perbaikan genetik yang dilakukan memberikan banyak pengaruh terhadap performa ayam seperti: pertumbuhan ayam menjadi lebih cepat, kualitas daging yang dihasilkan lebih baik dan produksi bulu ayam menjadi lebih sedikit, dengan sedikitnya pertumbuhan bulu pada ayam maka nutrisi yang terkandung di dalam pakan akan lebih banyak digunakan untuk proses pertumbuhan, sehingga bobot badan yang dihasilkan lebih optimal.
2.5 Karkas Ayam Pedaging
Karkas merupakan bagian tubuh yang menentukan produksi ayam pedaging. Karkas merupakan bagian dari ayam yang telah dipotong, dicabut bulu, kemudian dikeluarkan jeroan serta dipotong kepala dan kedua kakinya. Produksi karkas berhubungan erat dengan bobot badan dan besarnya karkas ayam pedaging cukup bervariasi (Resnawati, 2004). Perkembangan karkas pada ayam broiler
disebabkan oleh sifat otot penyusun dan respon otot terhadap nutrien yang diserap oleh tubuh ayam (Yaman, 2013). Protein dan energi dalam ransum juga dapat mempengaruhi potongan komersial ayam broiler (Adnyana et al., 2014).
Kualitas karkas dan daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan setelah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat memengaruhi kualitas daging antara lain adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, ransum termasuk bahan aditif dan stres. Faktor setelah pemotongan yang mempengaruhi kualitas daging antara lain meliputi pelayuan, stimulasi listrik, metode pemasakan, pH karkas, dan daging, bahan tambahan termasuk enzim pengempuk daging, hormon, dan anti biotik, lemak intramuskular, dan metode penyimpanan (Haq et al., 2015).
BAB 3. METODE RISET 3.1 Waktu dan Tempat Riset
Penelitian ini akan dilakukan di Kandang Unggas Unit Pelakasanaan Teknis (UPT) Fakultas Peternakan dan Laboratorium Non Ruminansia Fakultas Peternakan Universitas Andalas dan Laboratorium Central Universitas Andalas, Padang Sumatera barat. Penelitian dilaksakan selama 4 bulan sejak proposal disetujui.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah daun jambu keling, bahan penyusun ransum (jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung daging, tepung ikan, top mix), dan ayam pedaging (DOC) sebanyak 100 ekor.
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah pisau dan blender untuk pembuatan tepung jambu keling, kandang/boks, tempat pakan, tempat minum masing-masing sebanyak 20 unit, lampu, sapu dan peralatan kandang lainnya.
3.3 Variabel Riset
Variabel riset yang dilakukan adalah performan produksi ayam pedaging (konsumsi ransum, pertambahan bobot ayam, konversi ransum), dan kualitas karkas (bobot hidup, persentase karkas, dan lemak abdomen).
3.4 Tahapan Riset
3.4.1. Penyediaan tepung daun jambu keling
Daun jambu keling didapatkan di sekitar kota padang. Daun jambu keling yang didapatkan kemudian dikeringkan dengan suhu 60°C sampai daun bisa unuk digiling. Daun yang sudah kering digiling dengan blender hingga menjadi tepung daun jambu keling.
3.4.2 Penyediaan dan penyusunan formulasi ransum
Bahan baku pakan yang digunakan untuk menyusun ransum adalah jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung daging dan tulang, topmix yang didapat di poultry shop Kota Padang. Bahan baku pakan tersebut diolah menjadi ransum untuk ayam
pedaging dengan kandungan protein kasar 20% dan energi metabolis 3200 kkal (NRC, 1994)
3.4.3. Persiapan Kandang
Sebelum kandang digunakan terlebih dahulu dibersihkan seluruh areal kandang baik di dalam kandang maupun luar kandang kemudian dilakukan pengapuran dan di semprot rodalon. Selanjutnya disiapkan perlengkapan kandang seperti tempat pakan (feeder), tempat minum (waterer), lampu pijar 50 Watt sebelum DOC broiler datang, lampu kandang dinyalakan dengan tujuan menghangatkan ruang kandang.
3.4.4. Tahap pemeliharaan ayam pedaging
Setelah DOC datang kemudian dimasukkan kedalam kandang boks yang diberi air minum berisi gula merah yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian ransum berdasarkan umur ayam pedaging, dimana umur 1-14 hari diberikan ransum komersil Bravo 311, selanjutnya umur 15-35 hari diberikan ransum perlakuan. Pengukuran variabel dilakukan setiap satu minggu sekali dimulai dari minggu ke dua sampai mingu ke lima.
3.5 Prosedur Riset
3.5.1 Konsumsi Ransum (gr/ekor)
Konsumsi ransum diperoleh dari total pemberian ransum dikurangi dengan jumlah sisa ransum. Perhitungan konsumsi ransum adalah sebagai berikut
konsumsi ransum = Ransum yang diberikan - Ransum sisa pada akhir minggu 3.5.2 Pertambahan Bobot Ayam
Pertambahan berat badan diperoleh dari pengukuran berat badan akhir minggu dengan berat badan minggu sebelumnya.
PBB = BB akhir minggu - BB awal minggu 3.5.3 Konversi Ransum
Konversi ransum diperoleh dari perbandingan antara total konsumsi ransum dalam waktu tertentu dengan pertambahan berat badan selama waktu tertentu pula.
Konversi Ransum = Konsumsi Ransum PBB
3.5.4 Bobot Hidup
Dihitung berdasarkan bobot badan pada saat masih hidup setelah dipuasakan selama 12 jam. Berat hidup diperoleh dari penimbangan berat badan pada ayam setiap perlakuan pada akhir penelitian.
3.5.5 Persentase Karkas
Persentase karkas ditentukan berdasarkan perbandingan antara berat karkas pada waktu pemotongan dengan berat hidup kemudian dikali 100%. Sedangkan untuk berat karkas adalah berat ayam tanpa bulu, darah, kepala, kaki bagian bawah dan isi perut (kecuali paru-paru dan ginjal).
Persentase Karkas = Bobot Karkas
Bobot Hidup ×100%
3.5.6 Lemak Abdomen
Abdomen diperoleh dengan menimbang lemak yang melekat pada bagian abdomen dan lemak yang menempel pada saluran pencernaan dibagi dengan berat hidup kemudian dikali 100%. Sedangkan untuk berat lemak abdomen diukur melalui penimbangan lemak yang terdapat pada rongga perut yaitu sekitar ventrikulus, usus halus dan diantara rongga perut.
Persentase Lemak Abdomen = Berat Lemak Abdomen
Bobot Hidup ×100%
3.6 Indikator Capaian di Setiap Tahapan
Indikator capaian dari proses pembuatan tepung daun jambu keling adalah didapatkan kandungan zat makanan dan zat aktif dari tepung daun jambu keling.
Selanjutnya indikator capaian dari tahap pemberian tepung daun jambu keling dalam ransum ayam pedaging adalah didapatkan data tentang level pemberian tepung daun jambu keling tersebut untuk menggantikan zinc bacitrasin dari setiap variabel yang diamati.
3.7 Metode Analisis dan Penafsiran Data
Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 Perlakuan dan 4 Ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah perlakuan ransum yaitu A=ransum kontrol, B=Ransum kontrol+zinc bacitrasin, C=Ransum kontrol+1% TDJK, D=Ransum kontrol+2%
TDJK, E=Ransum kontrol+3% TDJK.
Data yang telah diperoleh diolah secara statistik menggunakan aplikasi software SPSS v26. Jika hasil analisis ragam menunjukkan berbeda nyata maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji DMRT.
3.8 Penyimpulan Hasil Riset
Data penelitian didapatkan dari hasil pengamatan dan pengukuran setiap variabel yang diuji. Penyimpulan hasil riset didapatkan dari hasil uji statistik antar perlakuan yaitu antar level pemberian TDJK dengan kontrol
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya
Ringkasan anggaran biaya yang diajukan adalah sebagai berikut:
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana 1 Bahan Habis Pakai
Belmawa Rp 4.416.000
Perguruan Tinggi Rp 500.000 Instansi Lain
2 Sewa dan Jasa Belmawa Rp 620.000
Perguruan Tinggi Rp 500.000 Instansi Lain
3 Transportasi Lokal
Belmawa Rp 1.800.000
Perguruan Tinggi Rp 500.000 Instansi Lain
4 Lain-lain
Belmawa Rp 890.000
Perguruan Tinggi Rp 500.000 Instansi Lain
Jumlah
Rekap Sumber Dana
Belmawa Rp 7.726.000
Perguruan Tinggi Rp 2.000.000 Instansi Lain
Jumlah Rp 9.726.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Kegiatan penelitian dilakukan selama 4 bulan dengan jadwal kegiatan sebagai berikut:
No Jenis Kegiatan Bulan Person Penanggung
Jawab 1 2 3 4
1 Penyediaan dan pembuatan
tepung daun jambu keling Albar Adnin
2 Persiapan kandang dan formulasi
ransum Albar Adnin
3 Pemeliharaan ayam pedaging Hafizh Handaru Hakim
4
Pengamatan performa produksi (konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, dan konversi ransum) dan kualitas karkas (bobot hidup, persentase karkas, persentase lemak abdomen)
Hafizh Handaru Hakim
5 Analisis data Arkan Fauzi
6 Penyimpulan riset Arkan Fauzi
7 Pembuatan laporan Arkan Fauzi
DAFTAR PUSTAKA
Adnyana, I. G. S., G. A. M. K. Dewi., M. Wirapartha. 2014. Pengaruh imbangan energi dan proteinransum terhadap karkas ayam kampung betina umur 30 minggu. Peternakan Tropika 2: 415-424.
Annafinurika, M., Budhi, U., Ida R., Sulistiono, Poppy R. P., Agus M. S. 2022.
Karakteristik Morfologi Tanaman Juwet (Syzygium cumini) di Kabupaten Kediri. Sinkesjar, Vol. 2 No. 1
Delost, M. D. 2018. Mikrobiologi Diagnostik untuk Teknologi Laboratorium Medik (Introduction to Diagnostic Microbiology for the Laboratory Sciences). Jakarta: EGC
Dewi, S. R. 2018. Uji Efek Anti Inflamasi Rebusan Daun Jamblang (Syzygium cumini) Pada Mencit (Mus musculus). Media Farmasi, 14(1), 8.
Erlinda, E., & Rahardjo, B. 2018. Perancangan HACCP di PT X dengan mempertimbangkan Peraturan Pemerintah tentang Antibiotic Growth Promoters (AGP). Jurnal Titra, 6(2), 101-106.
Hidayah, H., Ridwanuloh, D., Fatia, Z., Amal, S. 2021. Aktivitas Farmakologi Tumbuhan Jamblang (Syzygium Cumini L.): Literature Review Article.
Jurnal Ilmiah Indonesia. 1(5):530–536. doi:10.36418/cerdika.vli5.86.
Hidayah, H., Srifitriani, E., Shakira, N. A., Rahayu, M. O., Mulyawan, I., &
Fatmawati, F. 2021. Literature Review: Potential of Jamblang (Syzygium Cumini (L.) Skeels) Plants as Nephroprotectors Based on Active Compound.
KESANS: International Journal of Health and Science
Indrawati, I., Nur, H. N ., Poniah, A., Asri P. W., Sri R. R. 2018. Potensi Antibakteri Jamur Endofit dari Batang dan Daun Jamblang (Syzygium cumini L.). Jurnal Universitas Sebelas Maret, Vol 15 no 1: 858-861
Khan, I., Zaneb, H., Masood, S., Yousaf, M. S., Rehman, H. F., Rehman, H. 2017.
Ef Ect of Moringaoleifera Leaf Powder Supplementation on Growth Performance and Intestinal Morphology in Broiler Chickens. J Anim Physiol Anim Nutr 101 (Suppl.1) 114-121
Lingga, L. 2014. The Healing Power of Antioxidant. Elex Media Komputindo Manik, Dellyna F, Triana H, Hady A. 2014. "Analisis Korelasi Antara Kadar
Flavonoid Dengan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi-fraksi Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Terhadap Staphylococcus Aureus."
Khazanah: Jurnal Mahasiswa UII, vol. VI, no. 2, 31 Jan, pp. 1-12.
Rido, M. (2020). Pengaruh Periode Pemberian Sari Kunyit (Curcuma Domestica Val) Enkapsulasi Sebagai Feed Additive Alami Menggantikan Agp (Antibiotic Growth Promoter) Dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Pedaging. Skripsi. Fakultas Peternakan, Universitas Andalas. Padang
National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. Ed Revke-9.
Washington DC: Academy Pr.
Ndyomugyenyi, E K., M W Okot and D Mutetikka. 2016. Evaluation of the nutritional value of soaked-boiledfermented Java plum (Syzygium cumini) seed meal for poultry. African Journal of Agricultural Research
Piexoto, M.P.F.G, and L.A.P. Freitas. 2013. M. Spray dried extract from syzygium cumini seeds: psychochemical and biological evaluation. Revista Brasileira de Farmacognosia Brazilian Journal of Pharmacognosy. 23(1):145-152.
Rahayu, M. S., Nurfardian, Ayu N. S. 2023. The Effectiveness of Jamblang (Syzygium cumini (L) Skeels) Extract on The Atherogenic Index in a Diabetic Rat Model. Aceh Nutritional Journal. Aceh
Rasyaf, M. (2006). Beternak Ayam Pedaging II. PT Penebar Swadaya. Jakarta.
Resnawati, H. 2004. Carcass Parts And Abdominal Fat of Broiler Fed Diet Containing Lumbricus rubellus Earth Worms Meal. Balai Penelitian. Bogor.
Rizwan, M., Muhammad H, Muhammad, Abdur R., Muhammad N Z., Yahia N, Mabkhot, Aneela M. 2020. Green synthesis and antimicrobial evaluation of silver nanoparticles mediated by leaf extract of Syzygium cumin against poultry pathogens. Micro & Nano Letters, 2020, Vol. 15, Iss. 9, pp. 600–605 Sinurat, A. P., Bahri, S., Muharsini, S., Puastuti, W., Priyanti, A., Nurhayati, I. S.
(2017). Kebijakan Pengendalian Penggunaan Antibiotic Growth Promoters dan Ractopamine Dalam Mendukung Keamanan Pangan Nasional. Bogor:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Yaman, A. 2013. Ayam Kampung Pedaging Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota serta Dosen Pendamping 1.1 Biodata Ketua
1.2 Biodata Anggota 1
1.3 Biodata Anggota 2
1.5 Biodata Dosen Pendamping A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Montesqrit, S.Pt, M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Peternakan
4 NIP/NIDN 19701125199903001/ 0025117001
5 Tempat dan Tanggal Lahir Bukittinggi/ 25 November 1970
6 Alamat E-mail [email protected]
7 Nomor Telepon/HP 081310689352 B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun
Lulus 1. Sarjana (S1) Nutrisi & Makanan
Ternak
Universitas Andalas
1993 2. Magister
(S2)
Ilmu Ternak Universitas Pertanian Bogor
1998 3. Doktor (S3) Ilmu Ternak Universatas
Pertanian Bogor
2007
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT (dalam 5 tahun terakhir) Pendidikan / Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib / Pilihan SKS
1. Teknologi Penanganan dan Pengolahan Pakan
Wajib 3
2. Manajemen Industri Pakan
Pilihan 2
3. Kimia Wajib 3
4. Kapita Selekta Bioteknologi Pakan dan Nutrisi Non Ruminansia
Pilihan 3
5. Satistika Wajib 3
6. Mikrobiologi Wajib 3
7. Ilmu Pengetahuan Bahan Pakan
Wajib 3
8. Biokimia Wajib 2
9. Toksikologi Pakan Pilihan 2
10. Pengawasan Mutu Pakan Pilihan 2
11. Pemrosesan Bahan Baku Pakan
Pilihan 3
Riset No
.
Judul Riset Penyandang
Dana
Tahun
1 Pemanfaatan minyak ikan dalam berbagai metode pemberian pada puyuh petelur
Mandiri 2019
2 Pemanfaatan Daun Mimba (Azadirachta Indica) Untuk Menurunkan Kandungan Aflatoksin Pada Jagung Pipilan Selama Penyimpanan
DIPA fakultas 2019
3 Pemberian sari kunyit enkapsulasi secara berkala sebagai AGP dalam ransum ayam pedaging
Mandiri dan PT JCI
2019
4 Pemanfaatan tepung maggot sebagai pengganti tepung daging dan tulang dalam ransum ayam pedaging
Mandiri dan PT JCI
2020
5 Pemanfaatan tepung maggot sebagai pengganti tepung daging dan tulang dalam ransum puyuh petelur
Mandiri dan PT JCI
2020
6 Pemanfaatan tepung kulit bawang putih sebagai AGP dalam ransum ayam pedaging
Mandiri dan PT JCI, PT
CPI
2020
7 Pemanfaatan tepung daun mimba dan tepung daun mindi sebagai AGP dalam ransum ayam pedaging
Mandiri dan PT JCI, PT
CPI
2020
8 Pemanfaatan tepung belimbing wuluh dan sari belimbing wuluh enkapsulasi sebagai AGP dalam ransum ayam pedaging
Mandiri dan PT JCI, PT
CPI
2020
9 Pemanfaatan tepung daun jambu biji, sebagai AGP dalam ransum puyuh
Mandiri dan PT JCI
2020
10 Pemanfaatan ekstrak tepung kulit bawang merah sebagai AGP dalam ransum puyuh petelur
Mandiri dan PT JCI
2021
11 Pengembangan start up pabrik pakan mini "puy feedmill" binaan Universitas Andalas untuk produksi ransum puyuh petelur bagi DUDI peternak puyuh di kota Padang
Matching fund 2021
2021
12 Pemanfaatan ampas tahu dan darah fermentasi sebagai media tumbuh maggot
Mandiri 2021
13 Pemanfaatan tepung daun salam sebagai AGP dalam ransum puyuh
Mandiri dan PT JCI
2021
Pengabdian kepada masyarakat No
.
Judul Pengabdian kepada Masyarakat
Penyandang Dana Tahun
1. Pemberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Produktivitas Sapi Pesisir dan Pengola han Ikan serta Wisata Embung Di Nagari Taratak - Sutera Kabupaten Pesisir Selatan
DP2M Dikti 2019
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
No Jenis Pengeluaran Volume Harga
Satuan (Rp) Total (Rp) 1. Belanja Bahan (maks 60%)
Daun jambu keling (kg) 3 Rp.20.000 Rp 60.000
Ayam DOC (Boks) 1 Rp 900.000 Rp 900.000
Ransum Bravo 311 (kg) 30 Rp 9.000 Rp 270.000
Jagung (kg) 120 Rp 8.000 Rp 960.000
Dedak (kg) 20 Rp 4.000 Rp 80.000
Bungkil Kedelai (kg) 25 Rp 15.000 Rp 375.000
Tepung Daging dan Tulang (kg) 25 Rp 16.000 Rp 400.000
Minyak Kelapa (kg) 3 Rp 12.000 Rp 36.000
Topmix (kg) 1 Rp 30.000 Rp 30.000
Tempat Pakan 20 Rp 20.000 Rp 400.000
Tempat Minum 20 Rp 15.000 Rp 300.000
Lampu Pijar (buah) 20 Rp 9.000 Rp 180.000
Fitting (Buah)) 20 Rp 7.000 Rp 140.000
Kabel (meter) 20 Rp 5.000 Rp 100.000
Stop Kontak (buah) 2 Rp 15.000 Rp 30.000
Sapu (buah) 1 Rp 25.000 Rp 25.000
Pisau (buah) 2 Rp 20.000 Rp 40.000
Blender (unit) 1 Rp 250.000 Rp 250.000
Sekam (karung) 5 Rp 15.000 Rp 75.000
Zinc bacitrasin (kemasan) 1 Rp 45.000 Rp 45.000
Terpal (meter) 10 Rp 15.000 Rp 150.000
Spidol (buah) 2 Rp 10.000 Rp 20.000
Kantong Plastik Kecil (bungkus) 1 Rp 50.000 Rp 50.000
Sub Total Rp 4.916.000
2. Belanja Sewa (maks 15%)
Sewa Kandang Penelitian (unit) 1 Rp 700.000 Rp 700.000
Sewa Oven (Jam) 20 Rp 6.000 Rp 120.000
Sewa Laboratorium 1 Rp 300.000 Rp 300.000
Sub Total Rp 1.120.000
3. Perjalanan Lokal (maks 30%)
Kegiatan Penyiapan Bahan 1 Rp 500.000 Rp 500.000
Ongkos Kirim 1 Rp 600.000 Rp 600.000
Perjalanan penelitian (hari) 60 Rp 20.000 Rp 1.200.000
Sub Total Rp 2.300.000
4. Lain-lain (Maks 15%)
Paket Internet 4 Rp 100.000 Rp 400.000
Lisensi canva pro 4 Rp 95.000 Rp 380.000
Biaya Pubikasi 1 Rp 450.000 Rp 450.000
Percetakan Produk 1 Rp 50.000 Rp 50.000
Materai 5 Rp 12.000 Rp 60.000
Adsense Akun Media Sosial 1 Rp 50.000 Rp 50.000
Sub Total Rp 1.390.000
Grand Total Rp 9.726.000
Grand Total (Terbilang : Sembilan Juta Tujuh Ratus Dua Puluh Enam Ribu Rupiah)
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama / NIM
Program
Studi Bidang Ilmu
Alokasi Waktu (Jam
/ Minggu)
Uraian Tugas 1. Arkan Fauzi /
2210612114
Peternakan Nutrisi dan Teknologi Pakan
20 jam/
Minggu
1. Ketua tim (mengkoor dinir anggota) 2. Humas
(menguhub ungi dosen pembimbin g dan pihak terkait penelitian 3. Sekertaris eksternal (mengurus berkas administras i yang diburuhkan )
4. Survey tempat penelitian 5. Analisis
data
6. Penyimpula n riset 7. Pembuatan
Laporan 2. Hafizh
Handaru Hakim/
2210612134
Peternakan Nutrisi dan Teknologi Pakan
20 jam/
Minggu
1. Sekertaris internal (pengurus an
logbook dan LPJ) 2. Penyediaa
n dan pembuata n tepung daun jambu keling 3. Persiapan
kandang dan formulasi ransum 4. Penanggu
ng jawab pemelihar aan ayam pedaging 5. Melakuka
n
penelitian, pengujian dan pengamat an bersama tim 6. Dokument
asi tahap penyediaa n tepung daun jambu keling dan persiapan kandang 3. Albar
Adnin/
2210612084
Peternakan Nutrisi dan Teknologi Pakan
20 jam/
Minggu
1. Bendahara (pembuata n anggaran dana dan laporan keuangan) 2. Pj
dokumentas i dan perlengkap an
3. Melakuka n
penelitia, pengujian dan pengamat an bersama tim
4. Pengumpu lan data pengujian di
kandang 5. Evaluasi analisis dan pengolaha n dataserta pembuata n laporan penelitian 6. Penanggun
g jawab pengumpul an hasil dokumentas i