• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAGIAN HARTA BERSAMA DALAM KASUS PERCERAIAN DI DESA JOGOROGO KABUPATEN NGAWI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBAGIAN HARTA BERSAMA DALAM KASUS PERCERAIAN DI DESA JOGOROGO KABUPATEN NGAWI "

Copied!
75
0
0

Teks penuh

Bahkan dalam Hukum Islam tidak dijelaskan secara jelas bagaimana pembagian harta bersama, khususnya bagi perempuan. Bagaimana perspektif hukum Islam tentang pembagian harta bersama jika suami istri bekerja di Desa Jogorogo Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap pembagian harta bersama jika suami bekerja di Desa Jogorogo Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi.

Bagaimana perspektif hukum Islam terhadap pembagian harta masyarakat jika istri bekerja di Desa Jogorogo Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. Untuk mengetahui bagaimana pembagian harta bersama ditinjau dari hukum Islam apabila suami dan istri sama-sama bekerja. Namun sejauh ini belum ada yang membahas pembagian harta bersama dari sudut pandang hukum Islam.

Jenis penelitian yang digunakan dalam permasalahan ini adalah studi kasus pembagian harta bersama pada kasus perceraian di desa Jogorogo kabupaten Ngawi. Data primer yaitu melakukan tanya jawab secara langsung dengan informan mengenai pembagian harta bersama yang terjadi di Desa Jogorogo.

KONSEP HARTA BERSAMA DAN PERKAWINAN DALAM ISLAM

PERKAWINAN

Menurut hukum Islam ada beberapa pengertian, yaitu akad yang ditentukan secara syara’ untuk membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dan perempuan. Dari pengertian di atas, dibuat untuk melihat pada satu aspek saja, yaitu keabsahan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang semula haram menjadi halal. Dari beberapa pendapat mengenai pengertian perkawinan, banyak sekali pendapat yang berbeda satu sama lain.

Perbedaannya hanya terletak pada keinginan perumus untuk memasukkan sebanyak-banyaknya unsur pihak lain dalam penciptaan definisi perkawinan. Setiap manusia yang telah dewasa dan sehat jasmani dan rohani tentu memerlukan pasangan hidup yang berbeda-beda, yaitu pasangan hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologisnya, dapat dicintai dan dicintai, serta dapat diajak ikut serta dalam menciptakan kehidupan keluarga yang sukses.

ميلَع ٌعِساو ُاا

Maksudnya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mereka benar-benar menjadi tanda bagi orang yang berfikir." (Soalan

ءاَجِو َُل

PERCERAIAN 1. Pengertian

Zainuddin Ibnu Abdul Aziz, memberikan pengertiannya sebagai berikut: Cerai menurut bahasa berarti putusnya tali silaturahmi, sedangkan menurut istilah syara' talaq adalah putusnya tali perkawinan melalui penggunaan kata-kata.43. Muhammad bin Ismail As-San'ani> memberikan pengertian sebagai berikut: Cerai menurut bahasa berarti meninggalkan keyakinan yang diambil dari kata It}laq yang berarti meninggalkan. Pengertian perceraian menurut istilahnya juga banyak diartikan oleh para ahli hukum, mereka memberikan definisi yang berbeda-beda, namun maknanya sama yaitu perceraian dapat diartikan lepasnya ikatan perkawinan dan berakhirnya hubungan perkawinan.

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang pelaksanaan undang-undang no. 1 Tahun 1974, namun tidak ada penafsiran mengenai istilah perceraian didalamnya. Objek perceraian adalah putusnya perkawinan karena keputusan hakim atau permintaan salah satu pihak dalam perkawinan. Sedangkan pengertian talak menurut bahasa indonesia berasal dari suku kata cerai dan menurut bahasa talak berarti perpisahan, talak antara suami istri, perpisahan, talak.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa perceraian adalah putusnya ikatan perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan, yang dilakukan atas kemauan laki-laki dan perempuan itu atau karena suatu putusan pengadilan. Faktanya, tidak ada ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan atau melarang adanya perceraian, padahal ada beberapa ayat tentang pernikahan yang memerintahkannya. Walaupun banyak ayat Al-Qur’an yang mengatur tentang perceraian, namun kandungannya hanya mengatur kapan terjadinya perceraian, baik itu berupa perintah maupun larangan.

Maksudnya: Jika kamu menceraikan isteri-isteri kamu, kemudian telah tamat masa iddahnya, maka janganlah kamu (wali) melarang mereka, (untuk) mengahwini kembali bakal suami mereka, apabila telah ada kata sepakat di antara mereka, atas jalan ibu yang kasar. Apabila telah berlaku perkahwinan antara lelaki dan perempuan, fasa seterusnya ialah peranan kedua-dua belah pihak untuk menjawab pelbagai cabaran dan masalah rumah tangga kerana rumah tangga tidak akan terlepas daripada masalah. Tidak boleh mengahwini isteri yang tidak diingini dan bersedia menerima syarat isteri seadanya (qana'ah), terutama bagi mereka yang mempunyai rancangan untuk ta'addud.

Ia bukan mainan untuk dipermainkan, bukan untuk dibanggakan oleh lelaki, kerana ramai yang berkahwin dengan wanita dan ramai yang bercerai.

HARTA BERSAMA 1. Pengertian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, harta bersama atau harta bersama secara hukum berarti harta yang dikumpulkan selama berumah tangga sehingga menjadi hak baik suami maupun istri. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Harta Bersama atau Harta Gono Gini adalah harta bersama yang diperoleh selama perkawinan dengan seorang perempuan. Sayuti Thalib berpendapat bahwa harta bersama adalah harta yang diperoleh selama ikatan perkawinan dan diperoleh sendiri-sendiri atau diperoleh dalam usaha bersama melalui usaha masing-masing.

Perjanjian tersebut dapat berupa penggabungan harta perseorangan masing-masing menjadi harta bersama, dapat pula ditetapkan tidak adanya penggabungan harta perseorangan menjadi harta bersama. Kajian harta bersama dalam hukum Islam tidak terlepas dari pembahasan konsep syirkah dalam perkawinan. Apabila kedua unsur tersebut tidak dilaksanakan, maka harta pribadi milik masing-masing suami istri tidak dapat dikategorikan sebagai harta bersama dan tetap menjadi milik pribadi masing-masing.

Dalam pengurusan harta bersama, mereka boleh bertindak dengan persetujuan kedua-dua pihak. Pasal 85, Adanya harta bersama dalam perkawinan tidak menutup kemungkinan adanya harta milik masing-masing suami atau istri. PCS. 2, Harta bersama ketara boleh termasuk objek tetap, objek alih dan sekuriti.

Ayat (4) Harta bersama dapat dijadikan jaminan oleh salah satu pihak dengan persetujuan pihak lain. Perkara 92, Suami atau isteri tanpa persetujuan pihak yang satu lagi tidak dibenarkan menjual atau memindah milik bersama. Perkara 97, Janda atau duda yang bercerai masing-masing berhak mendapat separuh daripada harta bersama melainkan dinyatakan sebaliknya dalam perjanjian perkahwinan.

Janda atau janda yang diceraikan masing-masing berhak mendapat separuh daripada harta bersama asalkan tidak ada perkara lain yang ditetapkan dalam akad nikah”. Balu atau balu yang bercerai masing-masing berhak mendapat separuh daripada harta bersama, melainkan jika dinyatakan sebaliknya dalam perjanjian perkahwinan." 91. HURAIAN WILAYAH DAN PEMBAHAGIAN HARTA BERSAMA DALAM KES-KES PERCERAIAN DALAM MASYARAKAT KAMPUNG JOGOROGO DAERAH JOGOROGO DAERAH NGAWI A.

Masyarakat desa Jogorogo yang pernah bercerai juga mengatakan bahwa harta bersama adalah seluruh harta milik suami istri yang berpisah, termasuk harta masing-masing dan hasil usahanya. Namun Pak Tukimin selaku kerabat Ibu Suparti (istri Pak Suradi) mengatakan harta bersama adalah seluruh harta milik suami istri, tidak termasuk harta warisan. Hasil wawancara menunjukkan pembagian harta bersama pada saat suami istri sama-sama bekerja menurut pandangan masyarakat Desa Jogorogo Kec.

Senada dengan Ibu Nur Ekawati selaku Kepala Desa Jogorogo yang mengatakan bahwa pembagian harta bersama jika suami istri bekerja sama dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama. Dari uraian hasil wawancara diatas, maka pembagian harta bersama jika suami istri sama-sama bekerja menurut jumlah penduduk Desa Jogorogo Kec. Dari hasil wawancara pembagian harta bersama apabila laki-laki saja yang bekerja menurut jumlah penduduk Desa Jogorogo Kec.

Hal serupa juga dikatakan Pak Suradi tentang pembagian harta bersama jika hanya suami yang bekerja, yaitu suami yang mendapat bagian paling besar. Dari uraian hasil wawancara diatas, pembagian harta bersama jika hanya suami yang bekerja menurut penduduk Desa Jogorogo Kec. Dikatakannya, pembagian harta bersama, jika hanya istri yang bekerja maka keduanya mendapat bagian setengah-setengah.

Dari uraian hasil wawancara diatas, pembagian harta bersama jika hanya perempuan yang bekerja menurut masyarakat Desa Jogorogo Kec.

Analisa Pembagian Harta Bersama Dalam Kasus Perceraian Di Desa Jogorogo Kabupaten Ngawi Perspektif Hukum Islam

Analisis Pembagian Harta Masyarakat dalam Kasus Perceraian di Desa Jogorogo Kabupaten Ngawi Dalam Perspektif Hukum Islam. Dari uraian masyarakat desa Jogorogo dapat disimpulkan bahwa masyarakat desa Jogorogo belum memahami pengertian harta bersama, yang sebenarnya adalah harta bersama, yaitu kekayaan yang diperoleh atas usahanya atau sendiri-sendiri selama bekerja. ikatan perkawinan selain hadiah atau warisan. Menurut hukum Islam, pembagian harta bersama didasarkan pada hukum masing-masing atau berdasarkan kesepakatan bersama, namun masyarakat desa Jogorogo dalam pembagian harta bersama antara suami dan istri jika terjadi perceraian tidak berdasarkan kesepakatan suami dan istri. istri, namun sebaliknya merujuk pada laki-laki yang mendapat bagian lebih banyak karena laki-laki yang bertanggung jawab atas nafkah tentu mempunyai beban yang lebih berat.

Pembagian harta bersama menurut masyarakat desa Jogorogo terjadi apabila pihak laki-laki bekerja sendiri-sendiri berdasarkan kesepakatan suami-istri. Hal ini sesuai dengan Pasal 37 Undang-Undang Perkawinan, bahwa apabila suatu perkawinan putus karena perceraian, maka harta bersama akan diselesaikan menurut hukum masing-masing. Namun banyak orang, terutama yang sudah bercerai, mengatakan bahwa pembagian harta bersama, jika hanya suami/istri saja yang bekerja, adalah pembagian bagi suami-istri yang mendapat lebih banyak, karena suami/istri adalah orang yang wajib membayar. Dukungan yang diberikannya tentu saja memiliki beban yang lebih berat dibandingkan wanita.

Mengenai harta benda suami-istri selama perkawinan, patokan yang jelas terdapat dalam Pasal 35 dan Pasal 36 Undang-Undang Perkawinan 1974, namun mengenai harta bersama pada saat terjadi perceraian antara suami dan isteri, Pasal 37 tidak memberikan patokan yang aman. untuk penyelesaian, tetapi mematuhi hukum masing-masing. Namun masyarakat Desa Jogorogo dalam pembagian harta bersama antara suami dan istri dalam proses perceraian tidak berdasarkan kesepakatan suami istri. Analisis Pembagian Harta Bersama Dalam Kasus Perceraian Saat Hanya Istri Yang Bekerja Di Desa Jogorogo Kabupaten Ngawi Dari Perspektif Hukum Islam.

Berdasarkan informasi hasil wawancara dengan pihak yang telah bercerai dapat disimpulkan bahwa pembagian harta bersama jika hanya istri yang bekerja menurut masyarakat Desa Jogorogo Kec. buah. Pasal 2 menjelaskan bahwa harta warisan masing-masing suami istri, dan harta benda yang diperoleh masing-masing sebagai hadiah atau warisan, berada dalam pengawasannya masing-masing, sampai para pihak menentukan lain. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa masyarakat Desa Jogorogo dalam pembagian harta bersama mengacu pada siapa yang mempunyai uang lebih banyak maka akan mendapat bagian lebih banyak.

Memang hukum Islam memberikan kelonggaran hukum kepada masyarakat dalam pembagian harta bersama yaitu dengan kesepakatan bersama, namun hal ini berdampak sepihak ketika terjadi permasalahan dalam masyarakat dimana mereka tidak memahami jalan hukum yang ditempuh.

PENUTUP

SARAN

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return dan volume perdagangan trading volume activity