Mekanisme pengaruh alelokimia (khususnya yang menghambat) terhadap pertumbuhan dan perkembangan organisme (khususnya tumbuhan) sasaran melalui serangkaian proses yang cukup kompleks. Proses tersebut diawali di membran plasma dengan terjadinya kekacauan struktur, modifikasi saluran membran, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase. Hal ini akan berpengaruh terhadap penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang kemudian mempengaruhi pembukaan stomata dan proses fotosintesis. Hambatan berikutnya mungkin terjadi dalam proses sintesis protein, pigmen dan senyawa karbon lain, serta aktivitas beberapa fitohormon.
Sebagian atau seluruh hambatan tersebut kemudian bermuara pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel yang akhirnya menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sasaran (Rijal, 2009).
Rijal, N. 2009. Mekanisme Dan Penerapan Serta Peranan Alelopati Dalam Bidang Pertanian. Jurnal Penelitian. Universitas Muhammadiyah Malang.Malang.
Menurut Solichatun (2000), fenol dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman diantaranya dalam hal penyerapan unsur hara, menurunkan kecepatan penyerapan ion-ion oleh tumbuhan, menghambat pembelahan sel-sel akar tumbuhan, menghambat aktivitas fotosintesis terutama penutupan stomata, mempengaruhi respirasi, menghambat sintesis protein, menurunkan permeabilitas membran dan menghambat aktivitas enzim. Tumbuhan yang terkena alelokimia akan meningkatkan sintesis dan akumulasi Reactive Oxygen Species (ROS)dalam jumlah yang berlebih. ROS merupakan senyawa oksidan yang sangat reaktif. Pengaruh negatif ROS pada tumbuhan disebabkan oleh aktivitasnya yang dapat menyebabkan kerusakan komponen sel. ROS yang umum terbentuk adalah O2-, H2O2 dan OH (Sharma et al, 2012).
Solichatun. 2000. Alelopati Ekstrak Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek) terhadap Perkecambahan Kedelai (Glycine max Merr.). jurnal Biosmart 2(2): 31-36.
Sharma, et al. 2012. Reactive Oxygen Species, Oxidative Damage and Antioxidative Defense Mechanismin Plants under Stressful Conditions. Journal of Botany.
Wattimena (1987) menyatakan bahwa fenol dapat menghambat proses mitosis dengan merusak benang-banang spindel di dalam sel pada tahap metafase sehingga pembelahan dan perkecambahan sel menjadi terhambat. Menurut Green dan Corcoran (1987) senyawa monofenol yang masuk ke dalam sel akan meningkatkan dekarboksilasi IAA yang menyebabkan IAA tidak aktif sehingga pertumbuhan akan terhambat. Selain hal tersebut, fenol juga dapat menjadi inhibitor protein dan enzim khusus yang bisa mengenal hormon GA yang berperan dalam proses perkecambahan sehingga fenol yang berikatan dengan GA akan mengakibatkan GA tidak aktif, yang akhirnya proses perkecambahan menjadi terganggu.
Akan tetapi menurut Sutopo (2012) masing-masing benih mempunyai daya berkecambah atau viabilitas yang berbeda, dikarenakan perbedaan faktor fisiologi pada setiap benih.
Damayanti, Nessya. 2012 Perkecambahan dan Pertumbuhan Sawi Hijau (Brassica rapa var parachinensis setelah pemberian ekstrak kirinyuh (Crhomolaena odorata) UNS. Surakarta Wattimena, G. A. (1987). Zat Pengatur Tumbuh. PAU Bioteknologi IPB. Bogor
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Susanto (2012) yang menyatakan bahwa penurunan tinggi tanaman terjadi dikarenakan adanya bahan organik (alelokimia) pada tanaman dengan konsentrasi tinggi, sehingga menyebabkan keracunan pada tanaman tersebut yang akhirnya mengganggu proses fisiologis tanamannya.
bawang daun mengandung flavonoid, fenolik, steroid, glikosida dan tanin (Siregar dkk., 2015).
Bawang daun kaya akan senyawa polifenol dan flavonoid dan mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi (Bhandari et al., 2014).
Bhandari SR, Yoon MK, Kwak JH. 2014. Contents of phytochemical constituents and antioxidant acti-vity of 19 garlic (Allium sativum L.) parental lines and cultivars. Hortic Environ Biote 55:138–147. DOI: 10.1007/s13580-014-0155-x.
Pebriani (2013) mengungkapkan bahwa beberapa senyawa alelokimia yang bersifat menghambat pembelahan sel, sehingga tinggi tanaman menjadi terhambat adalah terpenoid, flavonoid dan senyawa fenol. Senyawa-senyawa tersebut mengakibatkan penghambatan sintesis asam ketoglutarat yang merupakan prekusor asam-asam amino, protein dan ATP pada tanaman sehingga mengakibatkan terganggunya pembelahan dan pembesaran sel. Ardi (1999) mengungkapkan senyawa alelokimia dapat pula menghambat pembelahan sel melalui gangguan aktivitas hormon tumbuhan seperti sitokinin yang berperan dalam pembelahan sel.
Adanya senyawa fenol akan menghambat aktivitas sitokinin.
Pebriani, Riza L, Mukarlina. 2013. Potensi ekstrak daun sembung rambat (Mikania micrantha H.B.K) sebagai bioherbisida terhadap gulma maman ungu (Cleome rutidosperma D.C) dan rumput bahia (Paspalum notatum Flugge). Protobiont. Vol 2 (2): 32-38.
Ardi. 1999. Potensi alelopati akar rimpang alang-alang (Imperata cylindrical (L.) Beauv.) terhadap Mimosa pudica L. Stigma. 7(1): 66-68.
Daun singkong mengandung flavonoid, alkaloid, tanin, antrakuinon,saponin, gula pereduksi dan antrosianida, tetapi tidak mengandung glikosidajantung (Ebuehi, Babalola, dan Ahmed, 2005).
Ebuehi, O.A.T., Babalola, O., Ahmed, Z., 2005, Phytochemical, Nutrititive andAnti-Nutritive Composition of Cassava (Manihot esculenta L) Tubers and Leaves, http://ajol.info/index.php/nifoj/article/view/33597, diaksestanggal 12 November 2009
Kulit pisang mempunyai kandungan flavonoid dan fenolik (Desti Nurul, 2015)
Nurul, Desti. 2015. Pengaruh Ekstrak Kulit Pisang Kepok Terhadap Hepatosit Yang Diinduksi Aspirin. Universitas Lampung. Vol. 4(7): 2