• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL DALAM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA

N/A
N/A
Bulan Meisya

Academic year: 2024

Membagikan "PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL DALAM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL DALAM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI INDONESIA

Ranti Zahra, Bulan Meisya, Gina Ayu Fakultas Hukum Universitas Pasundan Bandung

Abstrak

Jurnal ini mengulas tentang Pembangunan Ekonomi Nasional dalam Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang bisa disingkat UMKM di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Problematika Pengembangan UMKM, Perlindungan Hukum UMKM, dan Strategi Penguatan UMKM di Indonesia. Jenis penelitian ini yaitu penilitian kuantitatif dan deskriptif.

Hasil Penilitian ini mengetahui bagaimana cara Pemerintah meningkatkan kesejahterakan masyarakat dalam UMKM di Indonesia.

Abstract

This journal reviews National Economic Development in Micro, Small and Medium Enterprises or what can be abbreviated as UMKM in Indonesia. This study aims to determine the Problems of MSME Development, MSME Legal Protection, and MSME Strengthening Strategies in Indonesia. This type of research is quantitative and descriptive research. The results of this research find out how the government can improve people's welfare in MSMEs in Indonesia.

Kata Kunci : Pembangunan, Ekonomi Nasional, UMKM.

Corresponding author. Bulanmeisya230502@gmail.com, ginaayulestarii17@gmail.com, rantianindya32@gmail.com.

PENDAHULUAN

(2)

Pembangunan merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat supaya mempengaruhi masa depannya.

Pembangunan mengarah kepada perubahan ke arah yang lebih baik dari taraf hidup sebelumnya. Pembangunan dalam era globalisasi sangat mengandalkan sektor ekonomi sebagai ukuran keberhasilan yang dilakukan oleh pemerintah.

Pembangunan yang hanya mengutamakan pertumbuhan yang terpusat dan tidak merata ditambah lagi dengan tidak diimbanginya kehidupan sosial, politik, ekonomi maka pembangunan akan rapuh1.

Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan dan berlandaskan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan.

Pembangunan nasional meliputi aspek kehidupan bangsa dan negara yang dilaksanakan pemerintah dan masyarakat.2 Pembangunan ekonomi nasional berdasarkan Pasal 33 ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan untuk meningkatkan

1 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Peran Usaha Mikro, kecil, dan Menengah dalam Pembangunan Ekonomi Nasional; Sasaran Pembangunan Ekonomi (Jakarta: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, 2005), h. 1

2file:///C:/Users/Asus/Downloads/298-Article%20Text-380-1-10- 20180728.pdf

kesejahteraan rakyat secara keseluruhan, tidak hanya kesejahteraan orang-seorang atau kelompok dan golongan tertentu.

Karena itu perekonomian nasional harus disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Untuk mewujdukan kesejahteraan rakyat tersebut, dilakukan melalui berbagai upaya, yang salah satu upayanya adalah meningkatkan daya saing Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia pada saat ini.

Proses perubahan pembangunan ekonomi, secara simultan diikut oleh pembentukan dan perubahan kebijakan, regulasi berikut kelembagaan, dan mekanisme implementasi yang mengakomodasi perkembangan perekonomian Indonesia. Besarnya arus pengaruh ekonomi terhadap perubahan dan pembentukan hukum di Indonesia telah secara alami membentuk hukum ekonomi tersendiri. Bidang ini kemudian secara berkesinambungan mendapat perhatan para pembuat kebijakan di Indonesia, sejak pertumbuhan ekonomi menjadi upaya pembangunan nasional. 3

Perencanaan pembangunan (development planning) adalah suatu bentuk perencanaan

3 Ibid, hlm. 220.

(3)

yang berkaitan dengan upaya meningkatkan pertumbuhan tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidakdapat terlepas dari kegiatan perencanaan pembangunan. Dari masa ke masa, ternyata Negara Indonesia telah mengalami perubahan paradigma

dalam perencanaan

pembangunan.Setidaknya sejak dimulainya era reformasi, paradigma perencanaan pembangunanberganti dari perencanaan komprehensif menjadi perencanaan strategis. Paradigma perencanaan strategis dipilih oleh pemerintah karena dirasa memiliki manfaat yang jelas dalam jangka waktu yang singkat.4

4 Hariyono. (2010). Perencanaan Pembangunan Kota dan Perubahan Paradigma. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.

(4)

KONDISI UMUM UMKM DI INDONESIA SAAT INI

Pemberdayaan UMKM dan Koperasi merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian terbesar rakyat Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan serta tingkat kemiskinan. Dengan demikian upaya untuk memberdayakan UMKM harus terencana, sistematis dan menyeluruh baik pada tataran makro, meso dan mikro yang meliputi (Bappenas, 2006): (1) penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha disertai adanya efisiensi ekonomi; (2) pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM untuk meningkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya, terutama sumber daya lokal yang tersedia; (3) pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil dan menengah (UMKM); dan (4) pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor informal yang berskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus keluarga

miskin. Selain itu, peningkatan kualitas koperasi untuk berkembang secara sehat sesuai dengan jati dirinya dan membangun efisiensi kolektif terutama bagi pengusaha mikro dan kecil.

Pengertian UMKM merupakan implikasi dari pembagian/kriteria usaha dalam konteks di Indonesia. Hal ini sangat penting mengingat kriteria tersebut akan memberikan dampak pada penentuan kebijakan usaha yang terkait. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Awalil Rizky, usaha mikro merupakan usaha uiformal yang memiliki aset, modal, omzet yang amat kecil. Ciri lainnya adalah jenis komiditi usaha yang dilakukan sering berganti-ganti, lokasi usaha yang terkadang kurang tetap, umumnya tidak dilayani oleh perbankan, dan tidak banyak yang memiliki legalitas usaha. 5

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitan ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan sebagai berikut:

5 Awalil Rizky, Strategi Jitu Invetasi di UMK: Optimalisasi Kontribusi UMK dalam Makroekonomi Indonesia, Makalah Launching & Seminar BMT Permodalan (Jakarta: BMT Permodalan, 2008), h. 50.

(5)

1) Bagaimana problematika pengembangan UMKM dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat

2) Bagaimana perlindungan hukum UMKM dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat?

3) Bagaimana strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil-Menengah (UMKM) di Indonesia.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini metode kuantitatif dalam penyusunan instrument atau alat pengumpulan data, variable-variabel yang menjadi acuan utama peneliti dalam Menyusun pengembangan ekonomi UMKM di Indonesia, terdiri dari problematka pengembangan UMKM dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat, perlindungan hukum UMKM, strategi usaha mikro UMKM. Adapun cara-cara yang digunakan dalam Analisa data ialah analisis deskriptif.

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

C. Hasil dan Pembahasan

1. problematka pengembangan UMKM peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(6)

Problematka pengembangan UMKM dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat tersebut bisa dijelaskan oleh 7 (tujuh) faktor atau karakteristk berikut ini:6

1) Kesulitan pemasaran. Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran yang umum dihadapi oleh UMKM adalah tekanan-tekanan persaingan, baik di pasar domestk dari produk-produk serupa buatan usaha besar, maupun produk impor dan di pasar ekspor;

2) Keterbatasan fnansial. UMKM dalam menghadapi dua masalah utama dalam aspek fnansial, yaitu mobilisasi modal awal dan akses ke modal kerja investasi, serta fnansial jangka panjang akibat skala ekonomi yang kecil. Modal yang dimiliki oleh pengusaha kecil sering kali tdak mencukupi untuk kegiatan produksinya, terutama investasi (perluasan kapasitas produksi atau penggantan mesin-mesin tua) walaupun pada umumnya modal awal bersumber dari modal sendiri atau sumber-sumber informal;

3) Keterbatasan SDM. Keterbatasan SDM merupakan salah satu kendala

6 Ibid, hlm. 4-10.

serius UMKM, terutama dalam aspek-aspek kewirausahaan, manajemen, teknik produksi, pengembangan produk, perancangan teknik, akuntansi, pengolahan data, penelitan, dan teknik pemasaran.

Semua keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan dan/atau memperbaiki mutu produk, meningkatkan efsiensi dan produktvitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar baru;

4) Masalah bahan baku. Keterbatasan bahan baku dan masukan lainnya sering menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan dan kelangsungan produksi bagi banyak UMKM atau sentra-sentra UMKM di sejumlah sebsektor industri manufaktur, sepert sepatu dan produksi tekstl yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan baku atau masukan, akibat depresiasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing (misalnya dolar, euro atau yuen);

5) Keterbatasan teknologi. UMKM masih menggunakan teknologi dalam bentuk mesin-mesin tua (manual).

Keterbelakangan teknologi ini tdak

(7)

hanya menyebabkan rendahnya total faktor produktvitas dan efensi di dalam proses produksi, tetapi juga rendahnya mutu produk yang dibuat.

Keterbatasan teknologi UMKM disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya keterbatasan modal investasi untuk membeli mesinmesin baru guna menyempurnakan proses produksi, keterbatasan informasi mengenai perkembangan tekonologi (mesin-mesin dan alat-alat produksi baru), serta keterbatasan SDM yang dapat mengoperasikan mesinmesin baru dan melakukan inovasi-inovasi dalam produk maupun proses produksi;

6) Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen yang sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan usahanya, sehingga pengelolaan usaha menjadi terbatas. Dalam hal ini, manajemen merupakan seni yang dapat digunakan atau diterapkan dalam penyelenggaraan kegiatan apapun, karena dalam setap kegiatan akan terdapat unsur perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Atas dasar hal tersebut, maka praktk- praktk manajemen dapat dilakukan

berbagai bidang ataupun fungsi yang ada dalam suatu usaha, yaitu sebagai berikut:

a. planning (perencanaan);

b. organizing

(pengorganisasian);

c. actuatng (pelaksanaan);

d. controlling (pengawasan);

7) Kemitraan. Kemitraan mengacu pada pengertan bekerja sama antar- pengusaha dengan tngkatan yang berbeda, yaitu antara pengusaha kecil dengan pengusaha besar. Istlah kemitraan sendiri mengandung art bahwa meskipun tngkatannya berbeda, hubungan yang terjadi merupakan hubungan yang setara (sebagai mitra), bukan bentuk hubungan yang merupakan manifestasi hubungan patron-klien.

Atas problematka diatas, masih banyak pihak meragukan UMKM dalam perannya mensejahterakan masyarakat. Pandangan orang yang mengecilkan dan skepts terhadap keberadaan usaha kecil menghadapi tata dunia baru dalam era globalisasi ekonomi berupa ekonomi pasar bebas, sehingga tmbul keraguan akan kemampuan usaha kecil

(8)

untuk membangkitkan dan memulihkan Kembali kegiatan ekonomi nasional. Sikap skepts lain adalah perputaran uang pada usaha kecil relatf lambat dalam kegiatan bisnis yang bersaing ketat dibandingkan usaha besar. Pandangan skepts ini justru akan menyulitkan terciptanya keadilan sosial sebagaimana yang diharapkan bersama.7 Apabila problematka dalam pengembangan UMKM berhasil diatasi, maka kesejahteraan rakyat akan semakin terjamin. Hal ini tentu tdak terlepas dari pandangan secara flosofs, cita dan cita-cita sosial yang dikehendaki oleh UUD 1945, di mana tujuan dari pembangunan ekonomi adalah menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Cita dan cita-cita sosial UUD 1945 bertumpu pada dua prinsip pokok, yaitu: 8

1) prinsip demokrasi ekonomi atau social

economicshe democrats akan

mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi dalam perkembangan ekonomi di Indonesia dan

7 Yuli Rahmini Suci, “Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia)” Cano Ekonomos, Vol. 6. No. 1, (Januari, 2017): 51- 58.

8 Ade Komarudin, Politik Hukum Integratif UMKM, Kebijakan Negara Membuat UMKM Maju dan Berdaya Saing, (Jakarta: PT Semesta Rakyat Merdeka, 2014), hlm. 92.

2) prinsip yang mengacu pada HAM (hak asasi manusia), prinsip ini menurut UUD 1945 tdak hanya berdimensi politk tetapi juga mengedapankan nilai-nilai HAM yang bersifat sosial-ekonomi. Karena itu makna dari keadilan sosial, kesejahteraan umum, dan kemakmuran rakyat bukan sekedar fenomena sosial atau ekonomi, melainkan sebagai fenomena demokrasi dan HAM.

2. Perlindungan hukum terhadap UMKM

Usaha kecil sebagai bagian integral dari dunia usaha merupakan kegiatan ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, potensi dan peran yang strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi sebagai amanat dari Pasal 33 UUD 1945.

Upaya ke arah itu harus dilakukan dengan sepenuh hat melalui penataan kelembagaan di tngkat yang lebih operasional dan teknis secara sistematis. Dukungan politis yang konsisten dan nyata di berbagai tingkatan sangat diperlukan dalam mengembangkan ekonomi rakyat ini. Ekonomi rakyat adalah sistem yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat sesuai Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 dan Sila Keempat Pancasila.

Artnya rakyat harus berpartsipasi penuh secara demokrats dalam menentukan

(9)

kebijaksanaan ekonomi dan tdak menyerahkan begitu saja keputusan ekonomi pada kekuatan atau mekanisme pasar. 9 Apabila UMKM tdak diberikan perlindungan hukum oleh pemerintah, maka dapat dipastkan UMKM tdak dapat berkembang. Dalam art bahwa usaha kecil tdak dapat berkembang dalam posisi berdiri dama tnggi, duduk sama rendah, dengan usaha yang jauh lebih besar. Perlindungan menjadi kata kunci pentng bagi usaha kecil, mengingat tantangan liberalisasi ekonomi yang semakin besar. Prinsip perlindungan dalam hukum ekonomi terutama kegiatan UMKM adalah mencakup: 10

(1) Prinsip ekonomi dalam UUD 1945, prinsip ini sepert dirumuskan oleh the founding father atau pembentuk UUD 1945 yang telah memikirkan dengan matang bangunan ekonomi bagi bangsa Indonesia, melalui prinsip ekonomi guna mencapai tujuan nasional yaitu masyarakat adil dan makmur. Artinya kemakmuran rakyat dapat diperoleh melalui kegiatan ekonomi yang betulbetul sehat dan jauh dari praktk-praktk persaingan usaha tdak sehat. Apabila diperhatkan dengan seksama, ada 7 (tujuh) asas prinsip ekonomi yang dimuat dalam

9 Julius Bobo, Transformasi Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Cidesindo, 2003), hlm. 93.

10 Ade Komarudin, Op.cit, hlm. 20-21.

Pasal 33 UUD 1945, yaitu:33 keseimbangan, keserasian dan keselarasan, persamaan, usaha bersama, kekeluargaan, musyawarah untuk mufakat (demokrasi ekonomi), manfaat, perlindungan dan pembinaan pihak yang lemah;

(2) Prinsip perlindungan kepentngan nasional. Ketentuan dalam Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945 diatur mengenai penguasaan negara atas cabang-cabang produksi yang memenuhi kepentngan nasional. Penguasaan sebagai bentul daripada kepentngan nasional. Penguasaan negara atas cabang-cabang produksi tersebut didasarkan pada upaya untuk dapat melindungi kepentngan rakyat banyak guna memenuhi kebutuhan primer dan perilaku pengusaha tdak baik yang menguasai sumber daya di dalam bentuk monopoli.

Perlu dikemukakan bahwa prinsip perlindungan kepentngan nasional yang ditetapkan berart ada kepentngan umum yang tdak boleh bersifat kontraproduktf terhadap asas kebebasan berkontrak. Artnya demi kepentngan umum dan nasional, ruang gerak kebebasan berkontrak bagi para pelaku usaha tdak semakin sempit dalam kegiatan bisnis. Apabila ini terjadi, sama saja tdak ada pengakuan negara terhadap asas kebebasan berkontrak, sekalipun untuk perlindungan kepentngan umum/nasional,

(10)

karena mematkan pengusaha dalam berbisnis;

(3) Prinsip perlindungan dalam hukum internasional dan hukum perdata. Selain aspek hukum nasional yang berupaya meningkatkan kemampuan daya saing produk barang dan jasa dalam negeri, perekonomian nasional juga harus memperhatkan prinsip perlindungan hukum internasional. Perlindungan ini akan mempengaruhi reputasi ekonomi dan perlakuan negara lain terhadap kegiatan pemasaran produk-produk Indonesia, baik di dalam maupun luar negeri. Perlindungan hukum internasional dan hukum perdata internasional dalam kerangka perdagangan antar negara melalui pelbagai sarana transportasi dan komunikasi saling menghormat berdasarkan perjanjian internasional dan prinsip pacta sunt servanda, yaitu perjanjian yang telah disepakat berlaku sebagai undangundang bagi pihak yang menyelenggarakan perjanjian;

(4) Prinsip perlindungan bagi golongan ekonomi lemah. Berbagai ketentuan yang mengatur pengembangan UMKM selama ini menunjukkan perhatan pemerintah terhadap pengusaha kecil. Di antara ketentuan tersebut adalah Undang-Undang Nomor 9

tahun 1995 tentang Usaha Kecil juncto Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah sebagai upaya perlindungan hukum untuk pengusaha kecil, sehingga pembinaan pasar bagi usaha kecil harus merupakan suatu sistem terpadu, karena pengembangannya tergantung dari interaksi unsur organisasi dari para pengusaha kecil dan komponen pendukung dari kebijakan eknomi pemerintah, usaha menengah dan usaha besar yang dapat saling membantu dan mempengaruhi; (5) Prinsip perlindungan kepentngan nasional dalam GATT.

Kepentngan ekonomi nasional suatu negara perlu dilindungi dari praktk bisnis curang, baik yang dilakukan oleh pengusaha di dalam negeri maupun pengusaha asing.

Begitu juga oleh negara industri maju terhadap negara berkembang melalui kebijakan ekonomi yang dapat menghalangi masuknya barang ekspor dan impor ke negara tersebut. Prinsip dan perlindungan kepentngan nasional ini tetap diakui di dalam ketentuan GATT sebagai bentuk pengecualian dari prinsip umum terhadap industri dan negara tertentu pada kegiatan ekonomi dunia; 11

11 Murad Purba, ”Pengaruh Ketentuan Internasional Tentang Hambatan Teknis Perdagangan (Technical Barriers to Trade) terhadap Hukum Nasional”, Jurnal Majalah Hukum Nasional, No. 2, (1998): 102.

(11)

Berdasarkan kebijakan yang ada, maka yang terpentng adalah penciptaan iklim usaha kecil. Hal ini dirumuskan Pasal 8 huruf G Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang dilakukan melalui penetapan peraturan perundang- undangan dan kebijakan perlindungan bagi ekonomi lemah. Namun dalam undang- undang tersebut tdak ditegaskan tentang bentuk peraturan perundang-udangan yang harus dikeluarkan untuk dapat mengatur dan melaksanakan lebih lanjut mengenai perlindungan yang harus diberikan kepada UMKM.

3. strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil- Menengah (UMKM) di indonesia

Secara umum UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran : (1) sebagai pemeran utama dalam kegiatan ekonomi,

(2) penyedia lapangan kerja terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan perekonomian lokal dan pemberdayaan masyarakat,

(4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta

(5) kontribusinya terhadap neraca pembayaran.12

sebagai pilar perekonomian nasional, UMKM ternyata bukan sektor usaha yang tanpa masalah. Dalam perkembangannya, sektor ini justru menghadapi banyak masalah yang sampai saat ini belum mendapat perhatian serius untuk mengatasinya. Selain masalah permodalan yang disebabkan sulitnya memiliki akses dengan lembaga keuangan karena ketiadaan jaminan (collateral), salah satu masalah yang dihadapi dan sekaligus menjadi kelemahan UMKM adalah kurangnya akses informasi, khususnya informasi pasar. Hal tersebut menjadi kendala dalam hal pemasaran, karena dengan terbatasnya akses informasi pasar mengakibatkan rendahnya orientasi pasar dan lemahnya daya saing di tingkat global. Miskinnya informasi mengenai pasar tersebut, menjadikan UMKM tidak dapat mengarahkan pengembangan usahanya secara jelas dan fokus, sehingga jalannya lambat kalau tidak dikatakan stagnan. Dalam menghadapi mekanisme pasar yang makin terbuka dan kompetitif, penguasaan pasar merupakan prasyarat untuk meningkatkan daya saing UMKM.

12 Efendi Ishak, (2005)

(12)

Agar dapat menguasai pasar, maka UMKM perlu mendapatkan informasi dengan mudah dan cepat, baik informasi mengenai pasar produksi maupun pasar faktor produksi. Informasi tentang pasar produksi sangat diperlukan untuk memperluas jaringan pemasaran produk yang dihasilkan oleh UMKM. Menurut Effendi Ishak, Informasi pasar produksi atau pasar komoditas yang diperlukan misalnya :

(1) jenis barang atau produk apa yang dibutuhkan oleh konsumen di daerah tertentu,

(2) bagaimana daya beli masyarakat terhadap produk tersebut,

(3) berapa harga pasar yang berlaku, (4) selera konsumen pada pasar lokal, regiona, maupun internasional. Dengan demikian, UKM dapat mengantisipasi berbagai kondisi pasar sehingga dalam menjalankan usahanya akan lebih inovatif. Sedangkan informasi pasar faktor produksi juga diperlukan terutama untuk mengetahui : (1) sumber bahan baku yang dibutuhkan, (2) harga bahan baku yang ingin dibeli, (3) di mana dan bagaimana memperoleh modal usaha, (4) di mana mendapatkan tenaga kerja yang professional, (5) tingkat upah atau gaji yang

layak untuk pekerja, (6) di mana dapat memperoleh alat-alat atau mesin yang diperlukan Informasi pasar yang lengkap dan akurat dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk membuat perencanaan usahanya secara tepat, misalnya : (1) membuat desain produk yang disukai konsumen, (2) menentukan harga yang bersaing di pasar, (3) mengetahui pasar yang akan dituju, dan banyak manfaat lainnya. Oleh karena itu peran pemerintah sangat diperlukan dalam mendorong keberhasilan UMKM dalam memperoleh akses untuk memperluas jaringan pemasarannya.

Selain memiliki kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi pasar, UMKM juga perlu memiliki kemudahan dan kecepatan dalam mengkomunikasikan atau mempromosikan usahanya kepada konsumen secara luas baik di dalam maupun di luar negeri. Menurut Naisbit (1994 : 3), perkembangan ekonomi dunia akan didominasi oleh usaha kecil dan menengah, negara yang memiliki jaringan yang kuat pada usaha kecilnya akan berhasil dalam persaingan dipasar global. Pengembangan UMKM juga tidak bisa lepas dari peran LKM (Lembaga Keuangan Mikro), karena LKM merupakan pihak yang diharapkan mampu memberikan dukungan kepada

(13)

UMKM dari sisi permodalan. Berangkat dari fenomena itu maka salah satu syarat pengembangan UMKM adalah pemberdayaan LKM. Aspek pemberdayaan LKM meliputi dua aspek, yaitu aspek regulasi dan penguatan kelembagaaan yang bertujuan untuk mendorong agar kebijakan yang dikeluarkan oleh LKM lebih memihak pada UMKM terutama untuk aksesbilitas permodalan. Oleh karena itu pemberdayaannya LKM harus dilakukan secara terstruktur dan berkelanjutan, yang

dapat mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing UMKM, serta menumbuhkan wirusahawan baru yang tangguh. Mohamad Nur Singgih, Strategi Penguatan Usaha Mikro Kecil Menengah.

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya pengertian terbaru mengenai Usaha Kecil menurut Undang- Undang Nomor 20 tahun 2008 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

Skripsi dengan judul “PENDAFTARAN MEREK KOLEKTIF SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK

20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) pengertian UMKM, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, UMKM didefinisikan sebagai berikut: 1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Usaha Menengah Pengertian dari usaha menengah menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2008; 83 pasal 1 adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh oarng

Perlindungan hukum bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah dalam persaingan usaha di Indonesia Perlindungan hukum dibuat dengan adanya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang

Dari 51 Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM yang peneliti wawancarai dapat diketahui bahwa lebih banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM yang tidak paham mengenai ketentuan