TUGAS 3 PERENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SECARA KOMPREHENSIF
“PEMBANGUNAN JAMBAN DALAM RANGKA SANITASI YANG LAYAK DI KOTA SURABAYA”
Oleh : Claudia Ursula Violent Octricya
NIM : A032222001
Dosen Pengampu : Dr. Abd. Rahman Razak, SE., MS.
PROGRAM STUDI MAGISTER
EKONOMI PEMBANGUNAN DAN PERENCANAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2023
1 BAB I PENDAHULUAN
Pembangunan wilayah adalah salah satu aspek kunci dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat di kota tersebut, termasuk Kota Surabaya, sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Kota Surabaya, yang terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, adalah salah satu contoh nyata dari upaya pemerintah daerah dalam mengelola pertumbuhan kota secara komprehensif. Pembangunan Kota Surabaya bersifat multidisiplin karena meliputi bidang ilmu ekonomi, demografi, geografi, sosial, budaya, hingga manajemen.
Pembangunan komprehensif di Kota Surabaya memerlukan perencanaan yang matang, pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien, serta partisipasi aktif dari masyarakat dan stakeholder. Kota Surabaya, sebagai salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, telah menjadi pusat perhatian dalam upaya pengembangan infrastruktur dan layanan perkotaan yang komprehensif dan berkelanjutan. Dalam konteks ini, pembangunan sanitasi yang bersih dan layak telah menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kota Surabaya dalam upaya mencapai Visi dan Misi Kota Surabaya, seperti yang tertuang dalam RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026. Keadaan Kota Surabaya dengan tingkat pertumbuhan yang cepat dan perkembangan urbanisasi yang pesat, membuat sanitasi yang baik menjadi prasyarat utama untuk kualitas hidup yang layak, kesehatan masyarakat, dan keberlanjutan lingkungan. Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan penyebaran penyakit, pencemaran lingkungan, serta menghambat pembangunan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan.
Pemerintah Kota Surabaya mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah sanitasi melalui perbaikan rumah tidak layak huni dengan pembuatan jamban di dalamnya. Hal ini dalam rangka memenuhi hak dasar warga Kota Surabaya, menciptakan lingkungan yang bersih, dan mencapai Surabaya Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan (Open Defecation Free/ODF) pada periode RPJMD 2021-2026. Berbagai tantangan dan peluang muncul dalam melakukan
2
pembangunan yang berkelanjutan. Seluruh aspek perlu diintegrasikan secara harmonis untuk mencapai tujuan pembangunan jangka menengah maupun jangka panjang. Selain itu perlu juga didukung oleh partisipasi aktif masyarakat, swasta, dan berbagai lembaga pendukung lainnya dalam mencapai kesuksesan pelaksanaan pembangunan komprehensif.
3 BAB II PEMBAHASAN
2.1 RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026
Visi pembangunan RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 adalah Gotong Royong Menuju Kota Dunia yang Maju, Humanis, dan Berkelanjutan.
Untuk mendukung tercapainya Visi tersebut, maka ditetapkan lima misi pembangunan Kota Surabaya tahun 2021-2026, yaitu :
1. Mewujudkan perekonomian inklusif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pembukaan lapangan kerja baru melalui penguatan kemandirian ekonomi lokal, kondusifitas iklim investasi, penguatan daya saing Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau serta internasional.
2. Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul berkarakter, sehat jasmani rohani, produktif, religius, berbudaya dalam bingkai kebhinnekaan melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, pendidikan serta kebutuhan dasar lainnya.
3. Memantapkan penataan ruang kota yang terintegrasi melalui ketersediaan infrastruktur dan utilitas kota yang modern berkelas dunia serta berkelanjutan.
4. Memantapkan transformasi birokrasi yang bersih, dinamis dan tangkas berbasis digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.
5. Menciptakan ketertiban, keamanan, kerukunan sosial dan kepastian hukum yang berkeadilan.
Adapun untuk mencapai Visi tersebut, Pemerintah Kota Surabaya menurunkan 7 agenda pokok untuk tahun 2021-2026, yaitu : (1) Surabaya Lapangan Kerja untuk Rakyat; (2) Surabaya Generasi Cerdas; (3) Surabaya
4
Hidup Sehat; (4) Surabaya Bersih Melayani; (5) Surabaya Maju Hijau Tertata;
(6) Surabaya Peduli dan Harmonis; dan (7) Surabaya Berbudaya dan Berkarakter. Dalam agenda kelima, yaitu Surabaya Maju Hijau Tertata terkait urusan lingkungan hidup dan penataan ruang. Kaitan agenda ini dengan tujuan pembangunan berkelanjutan adalah menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan, yang mana lebih konkret adalah : (1) Pada tahun 2030 mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua; dan (2) Pada tahun 2030 mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua serta menghentikan praktik buang air besar di tempat terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan.
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026, khususnya dalam hal pembangunan sanitasi yang baik dan layak, Pemerintah Kota Surabaya membuat perencanaan strategis sanitasi jangka menengah (lima tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi sekaligus wujud perhatian yang lebih dari Pemerintah Daerah terhadap pengelolaan sanitasi bagi masyarakat. Adapun Pemerintah Kota Surabaya membuat dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif yang dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas, dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi Kota dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan.
Kota Surabaya telah bergabung pada Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), dan adanya penyesuaian terhadap target akses universal tahun 2019 di bidang sanitasi dan dengan adanya perubahan RPJMD maupun Renstra Kota Surabaya, menyebabkan perlu dilakukan penyusunan kembali SSK Surabaya. Target akses universal bidang sanitasi dapat mengacu pada RPJMN Tahun 2020-2024 dimana
5
target air limbah domestik berupa 0% ODF atau Bebas dari BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surabaya menunjukkan bahwa pada tahun 2021 baru 75 dari 154 kelurahan atau 48,70 persen yang sudah berstatus ODF atau Bebas dari BABS. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Surabaya belum mencapai target yang ditetapkan.
Kondisi pada tahun 2021 yang belum mencapai target membuat Pemerintah Kota Surabaya perlu melakukan strategi pembangunan untuk mencapai target RPJMD Kota Surabaya. Salah satu langkah konkret program prioritas Pemerintah Kota Surabaya di sektor sanitasi untuk mencapai status ODF atau Surabaya Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan adalah dengan pembangunan jamban bagi masyarakat Kota Surabaya. Sejak tahun 2021, pemerintah melakukan langkah-langkah percepatan pembangunan jamban untuk mencapai kondisi Surabaya Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan di tahun 2023.
2.2 Pembangunan Jamban Secara Komprehensif
Pelaksanaan pembangunan Kota Surabaya melibatkan sejumlah langkah dan proses yang membutuhkan Sumber Daya Ekonomi yang terdiri dari Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, dan Sumber Daya Modal. Selain itu, pembangunan pun didukung oleh faktor pendukung lainnya seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan internal dan eksternal, dan lembaga pendukung seperti perguruan tinggi, LSM, koperasi, dan lembaga keuangan.
Mewujudkan Kota Surabaya yang bersih merupakan hal yang utama dan prioritas karena hal itu merupakan hak dasar warga Kota Surabaya dan juga dengan lingkungan yang bersih, maka akan mendukung upaya-upaya pengentasan kemiskinan, stunting serta gizi buruk, yang pada akhirnya juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya melakukan percepatan pembangunan jamban agar segera
6
mencapai status ODF atau Surabaya Bebas dari BABS di tahun 2023.
Percepatan ini dilakukan karena dilatar belakangi beberapa hal berikut : 1. Mendukung pencapaian target SDGs tujuan 6 yaitu menjamin
ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi berkelanjutan;
2. Mendukung target pemerintah pusat yang tertuang dalam RPJMN 2020- 2024 tentang akses air minum dan sanitasi layak dan aman yang berkelanjutan;
3. Mendukung Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK), Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas), Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan STBM Tingkat Keluarga dan Institusi;
4. Mendukung implementasi SE Gubernur Jawa Timur Nomor 658/34834/023.3/2021 tanggal 30 Desember 2021 perihal upaya percepatan 0% perilaku buang air besar sembarangan Jawa Timur Tahun 2024.
Berbagai kebijakan dan peraturan terkait percepatan pembangunan jamban telah diterbitkan oleh Pemerintah Kota Surabaya :
1. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2017 tentang Upaya Kesehatan;
2. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat;
3. Perwali No. 115 Tahun 2022 Tentang Pelaksanaan pembuatan Jamban di Kota Surabaya;
4. SE Walikota Surabaya Tahun 2022 tentang Percepatan Kelurahan ODF (Open Defecation Free) / Stop Buang Air Besar Sembarangan;
5. Surat Edaran tentang Percepatan Pembangunan Jamban Sehat Tahun 2023.
7
Pembangunan jamban di Kota Surabaya dalam rangka percepatan mencapai status ODF atau Surabaya Bebas dari BABS dilakukan secara komprehensif, yaitu :
1. Sumber Daya Ekonomi dalam Pembangunan
Sumber Daya Ekonomi yang terkait dalam pembangunan jamban di Kota Surabaya terdiri dari :
a. Sumber Daya Alam
- Air Tanah dan Air bersih, yaitu air tanah menjadi sumber air utama untuk mengisi tangki air di jamban, sedangkan air bersih diperlukan untuk menjaga kebersihan jamban serta memastikan sanitasi yang baik;
- Tanah dan material konstruksi, yaitu tanah digunakan sebagai dasar fondasi jamban, sedangkan material konstruksi seperti beton, bata, dan besi diperlukan untuk pembangunan jamban permanen.
b. Sumber Daya Manusia
SDM yang terlibat dalam pembangunan jamban ini ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Surabaya No. 94 Tahun 2022 tentang Tim Pelaksana Kegiatan di Bidang Kesehatan Masyarakat, yaitu untuk tim percepatan Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan terdiri dari:
No Keterangan/Jabatan/Instansi Kedudukan dalam Tim
1 Walikota Surabaya Pengarah I
2 Wakil Walikota Pengarah II
3 Sekretaris Daerah Kota Surabaya Koordinator I 4 Asisten Administrasi Umum Sekretariat
Daerah Kota Surabaya
Koordinator II
5 Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Ketua
8
No Keterangan/Jabatan/Instansi Kedudukan dalam Tim 6 Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
pada Dinkes Kota Surabaya Sekretaris 7 Unsur Bidang Kesehatan Masyarakat
pada Dinkes Kota Surabaya Anggota 8 Unsur Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah, Penelitian, dan Pengembangan Kota Surabaya
Anggota
9 Unsur Dinas Kesehatan Kota Surabaya Anggota 10 Unsur Dinas Lingkungan Hidup Kota
Surabaya
Anggota
11 Unsur Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan Kota Surabaya
Anggota
12 Unsur Dinas Sosial Kota Surabaya Anggota 13 Unsur Dinas Sumber Daya Air dan Bina
Marga Kota Surabaya
Anggota
14 Unsur Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Surabaya
Anggota
15 Unsur Bagian Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Surabaya
Anggota
16 Unsur Kecamatan se-Kota Surabaya Anggota 17 Unsur Kelurahan se-Kota Surabaya Anggota 18 Unsur Forum Kota Sehat Kota Surabaya Anggota 19 Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga Kota Surabaya
Anggota
Selain tim percepatan Kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan di atas, pembangunan jamban ini juga didukung
9
oleh seluruh warga Kota Surabaya dalam hal pelaksanaan pembangunan ataupun menjadi kader Surabaya Hebat yang melakukan survei dan sosialisasi dalam rangka pembangunan jamban di Kota Surabaya.
c. Sumber Daya Modal
Dukungan pembiayaan dalam rangka pembangunan jamban di Kota Surabaya terdiri dari :
- APBD Kota Surabaya
APBD Kota Surabaya 2021-2023 dalam hal pengadaan jamban sebesar :
No Tahun Anggaran
1 2021 Rp 2.196.667.810,-
2 2022 Rp 2.035.197.972,-
3 2023 Rp 33.764.860.441,-
- Anggaran Baznas Pengadaan Jamban
Anggaran Baznas untuk pengadaan jamban adalah sebagai berikut :
Tahun 2022 Tahun 2023
Rp. 4.462.500.000 Rp. 11.515.000.000 - Dukungan Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR turut memberikan dukungan dalam rangka percepatan pembangunan jamban, yaitu melalui :
Tahun 2022 Tahun 2023
1. Koalisi WASH 2. ITS Surabaya 3. PT. Pelindo
4. Pertamina EP Field Poleng
1. Wahana Visi Indonesia 2. Habitat for Humanity 3. Rotary Club
4. WC-Koen
5. IUWASH Tangguh
10
Tahun 2022 Tahun 2023
5. Poltekkes Kemenkes 6. Universitas Hang Tuah Surabaya
7. Pasca Sarjana UNAIR
6. Gugah Nurani 7. UNICEF
8. Geliat Santun UNAIR 9. Koalisi WASH
- Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi (APBN) untuk pembangunan SPAL Domestik, sebesar:
Tahun 2021 Tahun 2022 Tahun 2023 Rp. 676.237.400 Rp. 860.997.000 Rp. 1.601.036.000
2. Proses Pembangunan
Pelaksanaan pembuatan jamban yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dilakukan dengan mekanisme swakelola tipe IV, yaitu pemberian uang untuk pembelian bahan bangunan pembuatan jamban pada rumah tinggal masyarakat yang tidak mampu dengan besaran sesuai usulan kelompok masyarakat sebagai upaya untuk mencapai STBM. Setiap masyarakat yang memenuhi persyaratan dapat menerima jamban. Persyaratan tersebut yaitu : (a) tidak memiliki jamban; dan (b) penduduk kota Surabaya yang dibuktikan dengan KTP/KK atau berdomisili di Kota Surabaya.
Kelompok masyarakat (pokmas) yang melaksanakan pembuatan jamban ini memiliki peran sebagai tim persiapan, tim pelaksana, dan tim pengawas pembuatan jamban. Pokmas harus memiliki: (a) surat pengukuhan yang dikeluarkan oleh lurah setempat; (b) struktur organisasi; (c) AD/ART; (d) Penetapan tim persiapan, pelaksana, pengawasan pembuatan jamban; (e) buku rekening tabungan atas nama Kelompok Masyarakat atau Ketua Kelompok Masyarakat; (f) sekretariat dengan alamat yang benar dan jelas di lokasi tempat pelaksanaan kegiatan; dan (g) kemampuan teknis untuk menyediakan atau mengerjakan barang/jasa sejenis yang diswakelolakan.
11
Tahapan kegiatan pembuatan jamban meliputi : (a) pendataan rumah BABS oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, yaitu untuk mendapatkan informasi warga yang memiliki perilaku buang air besar sembarangan dilingkungan tempat tinggalnya. Informasi tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan dan/ atau Lurah setempat; (b) survei dan verifikasi calon penerima jamban yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kelurahan; (c) sosialisasi di tingkat Kelurahan terkait pelaksanaan pembuatan jamban yang merupakan tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup dibantu Kecamatan dan Kelurahan; (d) perencanaan kegiatan; (e) persiapan kegiatan; (f) pelaksaan kegiatan;
(g) pengawas kegiatan; (h) pelaporan dan pertanggungjawaban kegiatan; dan (i) penyerahan hasil pekerjaan.
Secara rinci, tahapan perencanaan kegiatan pembuatan jamban terdiri dari :
a. Kepala Dinas Lingkungan Hidup menetapkan penerima jamban dalam bentuk Keputusan;
b. Dinas Lingkungan Hidup meminta informasi dari Kelurahan terkait Kelompok Masyarakat;
c. Kepala Dinas Lingkungan Hidup melalui PPK menyampaikan undangan kepada Kelompok Masyarakat untuk kesediaan sebagai pelaksana Swakelola tipe IV;
d. Penanggung jawab Kelompok Masyarakat menyampaikan surat pernyataan kesediaan sebagai pelaksana Swakelola tipe IV untuk pembuatan jamban kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup;
e. Kelompok Masyarakat mengumpulkan berkas kelengkapan persyaratan Kelompok Masyarakat kepada Dinas Lingkungan Hidup;
f. Kepala Dinas Lingkungan Hidup menetapkan Kelompok Masyarakat sebagai pelaksana Swakelola; dan
g. Dinas Lingkungan Hidup membuat Kontrak Swakelola yang ditandatangani oleh PPK dengan Ketua Kelompok Masyarakat.
12
Untuk tahapan persiapan kegiatan, Tim Persiapan Pembuatan Jamban pada masing-masing Kelurahan melaksanakan rapat koordinasi kegiatan yang hasilnya disampaikan kepada Dinas Lingkungan Hidup untuk dilakukan verifikasi. Sedangkan untuk tahapan pelaksanaan pembuatan jamban (Gambar 1 dan 2), terdiri dari :
a. pembuatan septiktank;
b. pembuatan sumur resapan; dan c. pemasangan kloset.
Pembuatan jamban dapat dilaksanakan dengan menyesuaikan kondisi rumah dan fasilitas sanitasi yang telah ada pada masing-masing calon penerima. Pembuatan jamban sesuai dengan mekanisme swakelola yang merujuk pada peraturan perundang-undangan tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah.
Penyaluran dana untuk pelaksanaan kegiatan disampaikan melalui nomor rekening bank Kelompok Masyarakat atau Ketua Kelompok Masyarakat yang dilakukan secara bertahap, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kelompok Masyarakat mengajukan Surat Permohonan Pembayaran Tahap Pertama kepada PPK untuk diberikan dana sebagai uang muka sebesar 60% (enam puluh persen) dari keseluruhan kebutuhan dana yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disepakati dalam Kontrak Swakelola, dengan melampirkan: Rencana Penggunaan Dana Tahap I; Kontrak Swakelola; fotokopi buku rekening tabungan Kelompok Masyarakat atau Ketua Kelompok Masyarakat; dan Permohonan Pembayaran Dana Tahap I.
b. Kelompok Masyarakat mengajukan Surat Permohonan Pembayaran Tahap Kedua kepada PPK untuk diberikan penyaluran dana sebesar 40% (empat puluh persen) dari keseluruhan kebutuhan dana yang
13
tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah disepakati dalam Kontrak Swakelola, apabila fisik pekerjaan telah mencapai 50% (lima puluh lima persen), dengan melampirkan:
Laporan Penggunaan Dana Tahap I; Rencana Penggunaan Dana Tahap II; Berita Acara Pemeriksaan Fisik Pekerjaan Tahap I;
Laporan Kemajuan Fisik Pekerjaan Tahap I; foto dokumentasi kemajuan fisik pekerjaan pada kondisi 50% (lima puluh persen);
daftar hadir (absensi) tukang; nota pembelian dan kuitansi pembayaran tahap I; Kontrak Swakelola; dan Fotokopi buku rekening tabungan Kelompok Masyarakat.
Gambar 1. Pembuatan Septiktank Komunal di Kelurahan Kedung Cowek dan Tambak Rejo Tahun 2021
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
Gambar 2. Pembuatan Septiktank Komunal di Kelurahan Asemrowo, Genting Kalianak, dan Dupak Tahun 2022
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
Tahap pengawasan kegiatan dilaksanakan oleh Tim Pengawas Pembuatan Jamban dan Dinas Lingkungan Hidup yang kegiatannya meliputi pengawasan administrasi, teknis, dan keuangan. Apabila
14
dalam pengawasan ditemukan penyimpangan atau hal-hal yang dianggap tidak sesuai dengan rencana, maka Tim Pengawasan Pembuatan Jamban melaporkan dan memberikan rekomendasi kepada Tim Pelaksana Pembuatan Jamban untuk segera mengambil tindakan korektif yang diketahui Dinas Lingkungan Hidup dan Kelurahan.
Kelompok menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang berupa Laporan Kemajuan Fisik Pekerjaan dalam kondisi 0-100% (seratus persen) juga melakukan penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan Jamban. Selanjutnya saat pekerjaan pembuatan jamban sudah selesai, Tim Pelaksana Pembuatan Jamban menyerahkan hasil pekerjaan dan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) melalui Berita Acara Serah Terima Pekerjaan setelah pemeriksaan oleh Tim Pengawas Pembuatan Jamban. Selanjutnya PPK menyerahkan pekerjaan kepada Pengguna Anggaran (PA) dan serah terima hasil pekerjaan pembuatan jamban dari Dinas Lingkungan Hidup kepada penerima jamban dilaksanakan dengan Berita Acara Serah Terima. Adapun Pelaksanaan kegiatan pembuatan jamban dilakukan dengan bimbingan teknis dan administratif oleh Dinas Lingkungan Hidup.
Pendampingan yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dapat dibantu oleh Kelurahan, Kecamatan, dan Tenaga Ahli/Pakar/Praktisi yang berkompeten sesuai dengan bidangnya. Pendampingan ini dilakukan untuk membantu dalam proses perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pembuatan jamban.
Proses pembangunan jamban di Kota Surabaya tidak hanya melibatkan Dinas Lingkungan Hidup, PPK, Kelurahan setempat, dan Kelompok Masyarakat yang melaksanakan pembangunan
15
(Swakelola Tipe IV), namun juga partisipasi aktif dari warga Kota Surabaya secara keseluruhan. Pemerintah Kota Surabaya melakukan beberapa upaya yang melibatkan warga Kota Surabaya dalam rangka percepatan pembangunan jamban, yaitu:
a. Lomba Kampung Surabaya Hebat (KSH), di mana salah satu indikator lomba ini adalah melaksanakan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) 5 Pilar. Pilar 1 dalam STBM adalah Stop Buang Air Besar Sembarangan.
b. Membentuk Tim Pendamping Keluarga sebanyak 6.642 Tim.
c. Adanya dukungan TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dalam percepatan ODF.
d. Membentuk Kader Surabaya Hebat sebanyak 28.256 kader.
Berbagai lembaga pendukung yang terlibat dalam proses percepatan pembangunan jamban dalam rangka mewujudkan sanitasi yang baik di Kota Surabaya, antara lain :
a. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Surabaya yang mengalokasikan 1.000 unit jamban ditahun 2022 dan 3.000 unit jamban di tahun 2023. Dukungan dari BAZNAS ini untuk penerima bantuan jamban yang tidak dapat ditanggung melalui APBD Surabaya, misalnya karena warga tersebut terkendala soal status tanah yang bukan hak milik.
b. Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam Program Kotaku (Kota Tanpa Kumuh)
c. ITS Surabaya
d. Pasca Sarjana UNAIR e. Poltekkes Kemenkes
f. Universitas Hang Tuah Surabaya g. PT. Pelindo
h. Pertamina EP Field Poleng
16 i. Wahana Visi Indonesia j. Habitat for Humanity k. Rotary Club
l. WC-Koen
m. IUWASH Tangguh n. Gugah Nurani o. UNICEF
p. Geliat Santun UNAIR q. water.org
Upaya Pemerintah Kota Surabaya tidak hanya dalam pembangunan infrastruktur, tetapi juga berupaya dalam mengubah pola perilaku dan cara berpikir warga Kota Surabaya. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Surabaya menyusun strategi keberlanjutan yang berkaitan dengan program pembangunan Jamban dalam rangka mencapai status ODF atau Surabaya Bebas dari BABS, yaitu sebagai berikuit :
a. Melakukan pendekatan pelayanan warga di 1.360 Balai RW
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
17
b. Melaksanakan Kampung Madani di 153 Kelurahan.
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
c. Menyediakan layanan pengaduan aplikasi Wargaku dan Sambat Warga
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
d. Melakukan pendampingan dan pemantauan oleh Forum Kota Sehat, Forkom Kecamatan Sehat, dan Pokja Kelurahan Sehat
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
18
e. Melakukan diseminasi informasi pengembangan Kota Sehat melalui Website Forum Kota Sehat Surabaya
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
f. Melakukan promosi dan kampanye perilaku yang dilakukan dengan berbagai Pemicuan (cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi oleh individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat). Pemicuan dilakukan oleh Koalisi Wash bersama Gugah Nurani Indonesia, BAZNAS, Habitat of Humanity, USAID IUWASH Tangguh. Selain itu juga dilakukan kunjungan ke Kampung Pelangi dan Slump Area Sidodadi.
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
19
Pembangunan jamban di Kota Surabaya mendapat dukungan dari banyak pihak, termasuk dari aspek teknologi, Kota Surabaya berkolaborasi dengan UNICEF dengan membangun aplikasi SEBAYA WANI REK (Gambar 3) yang berupa situs website yang dapat diakses oleh Pemerintah Kota Surabaya untuk memantau Kecamatan dan Kelurahan dengan jumlah rumah tangga BABS, Status tanah apakah tanah legal/pribadi, tanah legal/non-pribadi, atau ilegal/bermasalah.
Gambar 3. Tampilan Aplikasi Sebaya Wani Rek Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
Surabaya juga memiliki Instalasi Pengelolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kepitih yang berdiri sejak tahun 1991 dengan luas sebesar 1,86 hektar. Prinsip sistem pengolahan di IPLT adalah pengolahan fisik dan biologis dengan kolam oksidasi sebagai teknologi yang digunakan untuk menyempurnakan sistem pengolahan. IPLT memiliki kapasitas olah maksimum sebesar 400 m3/hari. IPLT memiliki 4 (empat) mobil pengangkut tinja yang dipergunakan untuk menyedot IPAL dari fasilitas milik Pemerintah seperti Puskesmas, Sentra Wisata Kuliner (SWK), Rusun, dan gedung pemerintah lainnya. Berdasarkan Perwali Nomor 29 Tahun 2023 tentang Retribusi Pengolahan Limbah Cair dalam Bentuk Tinja, tarif retribusi yang dibutuhkan untuk pembuangan lumpur tinja di IPLT adalah
20
sebesar Rp 30.000/m3. Sistem pembayaran Retribusi di IPLT Keputih bisa dengan cara tunai (cash) dan non tunai (cashless) untuk memudahkan transaksi pembayaran. Masyarakat yang membutuhkan jasa penyedotan dapat menghubungi penyedia jasa yang sudah memiliki izin pembuangan limbah di IPLT keputih melalui tautan https://intip.in/PenyediaJasaIPLT.
Gambar 4. IPLT Keputih Surabaya Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
Pemerintah Kota Surabaya pun turut memberikan penghargaan bagi Kelurahan/ warga / lembaga yang berkontribusi terhadap percepatan status ODF di Kota Surabaya.
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
21 3. Sasaran Pembangunan
Pembangunan jamban yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam rangka mewujudkan visi dan misi RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026, khususnya dalam hal pembangunan sanitasi yang baik dan layak. Kebersihan dan kesehatan menjadi hal yang utama dan mendasar sehingga masyarakat dapat hidup dengan layak dan juga mendukung lancarnya aktivitas ekonomi yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pengadaan jamban tahun 2023 adalah sebagai berikut :
Sumber Jumlah
APBD 8.000 Unit
BAZNAS 3.000 Unit
APBN 255 Rumah
CSR 588 unit
Dengan berbagai upaya pemerintah melakukan percepatan pembangunan jamban dari tahun 2021, maka pada bulan Maret 2023, Kota Surabaya berhasil mencapai status ODF atau Surabaya Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan.
Gambar 5. Kelurahan ODF Kota Surabaya Sumber : Pemerintah Kota Surabaya
22
Upaya Pemerintah Kota Surabaya melakukan pembangunan jamban dan percepatan mencapai status ODF atau Surabaya Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan memberikan manfaat kepada berbagai pihak. Berikut adalah penerima manfaat utama dari adanya program pembangunan ini:
a. Warga Kota Surabaya
Warga Kota Surabaya adalah penerima manfaat utama dari pembangunan jamban. Mereka mendapatkan akses yang lebih baik ke fasilitas sanitasi yang aman, nyaman, dan sehat. Ini akan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup, mengurangi risiko penyakit yang terkait dengan sanitasi buruk, dan meningkatkan tingkat kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Anak-anak dan keluarga
Anak-anak dan keluarga adalah kelompok yang sangat rentan terhadap dampak sanitasi yang buruk. Pembangunan jamban akan membantu melindungi anak-anak dari penyakit yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Keluarga juga akan merasa lebih aman dan nyaman dengan akses yang mudah ke fasilitas sanitasi yang layak.
c. Lingkungan
- Lingkungan air bersih: Pembangunan jamban yang baik dapat membantu menjaga kualitas air tanah dan sungai dengan mencegah pencemaran air limbah.
- Pencegahan pencemaran tanah: Jamban yang benar-benar tertutup dapat mencegah pencemaran tanah oleh limbah manusia yang tercema.
d. Pemerintah Kota Surabaya:
- Kesehatan Masyarakat: Pemerintah Kota Surabaya akan mendapatkan manfaat dari peningkatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, yang dapat mengurangi beban biaya sistem perawatan kesehatan.
23
- Tercapainya Visi Misi Pemerintah Kota dan Penghargaan Kota:
Kota Surabaya akan mencapai visi dan misi seperti yang tertuang dalam RPJMD Kota Surabaya Tahun 2021-2026 dan mendapatkan penghargaan sebagai kota yang sadar sanitasi dan peduli lingkungan jika mencapai status Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan.
e. Pekerja Sanitasi
Pekerja yang terlibat dalam pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi juga menjadi penerima manfaat. Dengan adanya program percepatan pembangunan jamban di Kota Surabaya ini menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyakarat karena dapat diberi pelatihan dan pekerjaan sebagai tukang/pekerja sanitasi. Pelatihan sanitasi oleh Basnaz telah dilakukan di Kelurahan Kenjeran dan Karang Pilang.
Sumber : Pemerintah Kota Surabaya f. Industri Terkait
- Industri Sanitasi : Perusahaan yang terlibat dalam produksi, distribusi, dan pemeliharaan peralatan sanitasi dapat mendapatkan peluang bisnis yang meningkat.
24
- Industri Pengelolahan Limbah : Industri yang terkait dengan pengolahan dan daur ulang limbah juga dapat berkembang karena meningkatnya tuntutan sanitasi yang baik.
g. Pemerintah pusat
Dengan tercapainya status ODF maka Pemerintah Pusat merasakan dukungan untuk mencapai target SDGs tujuan 6 dan mendukung target pemerintah pusat yang tertuang dalam RPJMN 2020- 2024 tentang akses air minum dan sanitasi layak dan aman yang berkelanjutan.
25 BAB III PENUTUP
Pembangunan sanitasi yang layak melalui pembuatan jamban secara komprehensif di Kota Surabaya telah menjadi bagian integral dari upaya mewujudkan visi Kota Surabaya yang lebih baik, lebih sehat, dan berkelanjutan.
Dalam prosesnya, berbagai pihak, mulai dari Pemerintah Kota, warga Kota Surabaya, dan lembaga-lembaga terkait lainnya bekerja sama untuk membangun sanitasi yang layak dan mencapai status ODF atau Surabaya Bebas dari Buang Air Besar Sembarangan. Pembangunan sanitasi dalam bentuk pembuatan jamban bukan hanya sekedar pembangunan fisik infrastruktur, tetapi juga tentang perubahan perilaku, kesadaran, dan partisipasi aktif dalam menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan.Pembangunan sanitasi di Kota Surabaya memberikan bukti bahwa ketika sumber daya, kebijakan yang bijak, dan komitmen masyarakat berkumpul, perubahan positif dapat terjadi. Kota Surabaya telah memprioritaskan sanitasi sebagai program strategis dan mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi masalah buang air besar sembarangan.
Pembangunan sanitasi yang layak bukanlah tujuan akhir, tetapi bagian dari perjalanan panjang menuju kota yang sehat, berkelanjutan, dan inklusif.
Kesuksesan pembangunan sanitasi di Kota Surabaya tidak hanya menghasilkan lingkungan yang lebih bersih, tetapi juga masyarakat yang lebih sehat dan produktif. Ini adalah investasi dalam masa depan Kota Surabaya yang lebih baik.
Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan upaya-upaya menuju pembangunan yang lebih komprehensif, yang tidak hanya mencakup sanitasi tetapi juga sektor-sektor lain yang relevan sehingga kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan yang lebih baik dapat tercapai. Sanitasi yang baik adalah hak dasar setiap warga, dan gotong-royong Pemerintah Kota Surabaya, Warga Surabaya, dan Lembaga-lembaga terkait dapat mencapai kota yang lebih maju, humanis, dan menuju kota dunia berkelanjutan.
26
Daftar Pustaka
Pemerintah Kota Surabaya. 2021. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2021-2026. Surabaya: Sekretariat Daerah Kota Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya. 2022. Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Surabaya Tahun 2022-2026. Surabaya: Pemerintah Kota Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya. 2023. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Tahun 2022. Surabaya: Pemerintah Kota Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya. 2023. Strategi Percepatan Open Defecation Free Kota Surabaya. Surabaya: Pemerintah Kota Surabaya.
Pj. Sekretaris Daerah Kota Surabaya. 2022. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 115 Tahun 2022 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Walikota Surabaya Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Pembuatan Jamban di Kota Surabaya. Surabaya: Sekretariat Daerah.
Sekretaris Daerah Kota Surabaya. 2019. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 14 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Pembuatan Jamban di Kota Surabaya. Surabaya: Sekretariat Daerah.