• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBEBASAN BERSYARAT SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA (STUDI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIA BATAM)

N/A
N/A
Rissa

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBEBASAN BERSYARAT SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PEMBINAAN TERHADAP NARAPIDANA (STUDI RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIA BATAM)"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembebasan bersyarat merupakan salah satu hak warga binaan dalam hal integrasi ke dalam kehidupan bermasyarakat sebagai upaya mengurangi kelebihan kapasitas di lembaga pemasyarakatan. Pembebasan bersyarat bagi para narapidana agar para narapidana dapat segera menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat sebelum menyelesaikan masa hukumannya. 13.

Rumusan Masalah

Kewenangan pemberian pembebasan bersyarat berada pada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, dengan berbagai persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh narapidana. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pembebasan Bersyarat Sebagai Upaya Pembinaan Narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas IIA Batam”.

Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi upaya hukum pembebasan bersyarat sebagai salah satu upaya pembinaan narapidana (Studi Rutan Negara Kelas IIA Batam).

Manfaat Penelitian

Pembebasan bersyarat adalah proses keluarnya narapidana dari rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan setelah menjalani sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) masa pidananya. Pembebasan bersyarat sebagai upaya pembinaan narapidana (Studi Rutan Negara Kelas IIA Batam). Pembebasan bersyarat merupakan suatu bentuk pembinaan terhadap narapidana yang telah menjalani dua pertiga masa pelatihannya.

Upaya Pembebasan Bersyarat Secara Hukum Sebagai Salah Satu Upaya Formatif Bagi Narapidana (Studi Rutan Negara Kelas IIA Batam). Pelanggaran hukum disiplin di Rumah Tahanan Negara mengakibatkan narapidana diancam tidak mendapat pembebasan bersyarat.

Keaslian Penelitian

Kerangka Teori dan Konseptual

Teori keamanan hukum Gustav Radburch15 menyatakan bahwa keamanan hukum merupakan salah satu tujuan dari hukum itu sendiri. itu dalam teori kepastian. 14 M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu Pengetahuan dan Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 1994, halaman 80 15 Gustav Radburch, Teori Hukum, Bandung: Citra Aditya Bhakti, 2012, halaman 19. Dalam undang-undang yang dituangkannya, ada empat hal mendasar hal-hal yang erat kaitannya dengan pentingnya keamanan hukum itu sendiri, yaitu sebagai berikut. Pendapat Gustav Radbruch mengenai kepastian hukum didasarkan pada pandangannya mengenai kepastian hukum yang berarti kepastian hukum itu sendiri.

Gustav Radbruch menyatakan bahwa kepastian hukum merupakan produk hukum atau lebih khusus lagi produk peraturan perundang-undangan.16. Berdasarkan pendapat Gustav Radbruch mengenai kepastian hukum, hukum merupakan suatu hal positif yang mampu mengatur kepentingan setiap orang dalam masyarakat dan harus selalu ditaati meskipun hukum positif dianggap tidak adil.

Metode Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Metode Pengumpulan
  • Analisis Data

Rutan, yaitu Rumah Tahanan Negara, yang selanjutnya disingkat Rutan, adalah tempat penahanan orang yang berwenang secara sah, baik untuk keperluan penyidikan, penuntutan, maupun sidang di pengadilan.21. Penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum mengenai penerapan atau pelaksanaan ketentuan-ketentuan hukum normatif secara langsung pada setiap peristiwa hukum konkrit yang terjadi dalam masyarakat.23 Penelitian hukum empiris adalah penelitian atau pengamatan di lapangan atau penelitian lapangan yang mana penelitiannya menitik beratkan pada pengumpulan data-data empiris. dalam 24 Atau dengan kata lain adalah penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat, dengan tujuan untuk mempelajari dan menemukan fakta-fakta dan data-data yang diperlukan. Teknik pengumpulan data adalah cara mencari dan mempelajari data sekunder yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Analisis data adalah proses mengolah data dengan tujuan untuk mencari informasi berguna yang dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan untuk memecahkan suatu masalah.29 Metode analisis dan kualitatif digunakan untuk analisis data. Dengan mencari dan mengolah berbagai data yang diperoleh dari observasi lapangan, studi dokumen, catatan lapangan, wawancara, dan lainnya, guna menghasilkan laporan hasil penelitian.

Sistematika Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Pembebasan Bersyarat

Sebagai bagian dari sistem peradilan pidana Indonesia yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan Negeri, fungsi Lembaga Pemasyarakatan mencakup pembebasan bersyarat.31. Ketentuan mengenai pembebasan bersyarat dalam peraturan perundang-undangan Indonesia pertama kali tertuang dalam istilah pembebasan bersyarat dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), dimana penyusunan KUHP dibuat berdasarkan pada buku basah hukum pidana sebelum Nederlandschindie, yaitu hukum pidana itu sendiri. Adanya ketentuan pembebasan bersyarat dalam kitab hukum van strafrech voor Nederlandsch-indie dipengaruhi oleh sistem penjara di Inggris (sistem progresif), dimana pembebasan bersyarat selama sisa hukuman terakhir dimaksudkan untuk mengembalikan terpidana secara layak ke masyarakat. .

Sedangkan dalam Pasal 15 KUHP sebagaimana telah diubah dengan Stb 1926-251 jo 486 yaitu KUHP yang berlaku sampai sekarang, pembebasan bersyarat dapat diberikan kepada terpidana yang telah menjalani hukuman 2/3 (dua pertiga) dari masa hukumannya. kalimat mereka. lamanya pidana penjara yang dijatuhkan kepadanya paling singkat 9 (sembilan) bulan, dan berlaku juga ketentuan ini apabila digunakan istilah pembebasan bersyarat. Pembebasan bersyarat dimaksudkan untuk memberikan masa transisi antara tidak adanya kebebasan dalam penjara dan kebebasan penuh dalam masyarakat.Hak-hak narapidana adalah hak atas pelayanan integrasi yang salah satunya adalah pemberian pembebasan bersyarat sebagaimana tercantum dalam UU No. 22 dari 22 tentang Koreksi.

Tujuan Pembebasan Bersyarat

Pembebasan bersyarat diberikan apabila ia telah menjalani tiga perempat masa pidana penjara, yaitu paling singkat tiga tahun. Tujuannya adalah untuk membantu pergerakan narapidana dan memberikan mereka kondisi untuk perjalanan yang baik.” Pertama, narapidana didorong untuk berperilaku baik selama dipenjara dan mematuhi peraturan yang berlaku untuk memenuhi persyaratan pembebasan bersyarat.

Tujuan pembebasan bersyarat adalah sebagai pendidikan bagi narapidana yang diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri. 34 Kedua, membantu memulihkan hubungan antara narapidana dan masyarakat sehingga narapidana dapat beradaptasi dengan lingkungannya.

Syarat-Syarat Pembebasan Bersyarat

Sistem pemasyarakatan berbeda dengan sistem penjara sebelumnya karena menawarkan perlakuan yang lebih manusiawi kepada narapidana melalui pembinaan. Mereka berharap para narapidana dan anak didik pemasyarakatan menjadi orang-orang yang mendukung kebaikan dan keterbatasan dalam masyarakat, sehingga dapat menjadi masyarakat utuh yang mempunyai ciri khas tersendiri. Karena proses pemasyarakatan mencakup pembinaan narapidana baik di dalam maupun di luar, maka petugas pemasyarakatan dan siswa pemasyarakatan serta masyarakat umum harus turut serta dan bekerja sama dalam proses tersebut.

Dasar Hukum Pembebasan Bersyarat

Dari landasan hukum di atas, terlihat salah satunya bahwa warga binaan berhak mendapatkan pembebasan bersyarat sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku di lembaga pemasyarakatan. Dalam upaya ini hukum sebagai media hukum yang berkeadilan adalah hukum yang mengikat manusia dalam kesadarannya karena hukum merupakan perintah.39. Negara bertanggung jawab agar lembaga pemasyarakatan atau lembaga pemasyarakatan mendidik narapidana dengan baik agar mereka sadar diri dan tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum, sehingga bisa diterima kembali di masyarakat.

Selain itu, KUHP kita, sebagaimana disampaikan Sudarto, tidak memuat pedoman umum penjatuhan pidana (penghukuman pidana eliddraad). Di KUHP kita hanya ada aturan penjatuhan pidana, seperti ketentuan pengurangan pidana.

Tinjauan Umum Tentang Narapidana

  • Pengertian Narapidana
  • Hak Narapidana

Asas persamaan perlakuan dan pelayanan, yaitu perlakuan dan pelayanan terhadap narapidana tanpa adanya diskriminasi antar orang. Dengan demikian, narapidana masih mempunyai hak-hak lain seperti hak atas pelayanan kesehatan, makanan, minuman, pelatihan, olah raga dan rekreasi. f) Menjamin hak untuk berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu, yaitu meskipun pelaku berada di dalam penjara, namun tetap harus didekati dan diperkenalkan kepada masyarakat dalam bentuk kunjungan, hiburan di dalam penjara oleh anggota masyarakat yang bebas. dan kesempatan untuk bersosialisasi dengan teman dan keluarga, seperti Program Cuti Kunjungan Keluarga (VCL). Sebagai jaminan terwujudnya hak-hak narapidana, selain unit pelayanan teknis pendidikan ulang yang langsung melakukan pembinaan, juga terdapat pusat pendidikan dan gizi yang memberikan saran dan masukan kepada menteri mengenai pelaksanaan hukuman. -sistem pendidikan dan tim. Pemantau Pemasyarakatan, yang mempertimbangkan usulan mengenai. program pembinaan narapidana dalam hal ini narapidana di setiap unit pelaksana teknis dan berbagai fasilitas pendukung lainnya.

4) Penerimaan surat atau bungkusan dari keluarga narapidana kepada narapidana juga harus melalui penggeledahan yang dilakukan oleh petugas keamanan dengan disaksikan oleh kepala lembaga pemasyarakatan. Setiap pegawai lembaga pemasyarakatan wajib menghormati dan melindungi hak-hak narapidana.45 Untuk menjamin terlaksananya hak-hak narapidana, selain terpeliharanya unit pelayanan teknis pemasyarakatan yang mengarahkan pembinaan, juga dibentuk pusat peninjauan pemasyarakatan. dibuat, yang memberikan saran dan pertimbangan kepada Kementerian mengenai pelaksanaan, sistem pemasyarakatan dan tim pengawas pemasyarakatan yang memberikan saran mengenai program pengembangan narapidana pemasyarakatan, dalam hal ini narapidana di setiap unit penegakan teknis dan fasilitas pendukung lainnya.

Tinjauan Umum Tentang Lembaga Pemasyarakatan

  • Pengertian Lembaga Pemasyarakatan
  • Pengaturan Lembaga Pemasyarakatan
  • Tujuan Lembaga Pemasyarakatan
  • Asas-Asas Lembaga Pemasayarakatan

12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan mengatur tentang sistem pemasyarakatan yaitu perintah eksekutif tentang arah dan batasan serta cara mengembangkan sistem pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang terlaksana dengan baik. Selanjutnya pembinaan terhadap narapidana di lembaga pemasyarakatan dilaksanakan, dan pembinaan terhadap narapidana dilakukan oleh bapak-bapak sebagaimana diatur dalam § 6 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. Selain bertujuan untuk membentuk kembali terpidana menjadi warga negara yang baik, lembaga pemasyarakatan juga bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kemungkinan terulangnya kembali tindak pidana yang dilakukan oleh terpidana.50.

Fungsi Lembaga Pemasyarakatan sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 UU Pemasyarakatan adalah penyiapan narapidana. Yang dimaksud dengan integrasi yang sehat adalah pulihnya kesatuan hubungan antara warga binaan pemasyarakatan dengan masyarakat.

Tinjauan Umum Tentang Rumah Tahanan

  • Pengertian Rumah Tahanan
  • Tujuan Rumah Tahanan
  • Fungsi Rumah Tahanan

Tujuan dari rumah tahanan adalah untuk membimbing tahanan melalui proses penyidikan, penuntutan dan interogasi di pengadilan, sampai dengan dikeluarkannya putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Memberikan jaminan perlindungan hak asasi narapidana negara untuk memperlancar proses penyidikan, penuntutan, dan interogasi di pengadilan, serta mendukung kegiatan pembinaan narapidana. Melindungi masyarakat dari kejahatan, dengan memberikan efek jera agar tidak ada seorang pun yang melakukan kejahatan lagi dengan cara mengoreksi dan mendidik narapidana, mencegah dan menyembuhkan, serta melindungi hak asasi manusia termasuk mereka yang melakukan kejahatan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum diajukan pembebasan bersyarat, seorang warga binaan harus terlebih dahulu mendapat konseling dan bimbingan yang diberikan di Rumah Tahanan Negara. Munculnya pertimbangan dalam pemberian uang jaminan dilatarbelakangi oleh ketentuan mengenai pelaksanaan program jaminan sebagaimana semula diatur dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.2.PK.04-10 Tahun 2007. Pembebasan bersyarat merupakan salah satu hak narapidana dalam program pelatihan pemasyarakatan yang bertujuan agar narapidana yang telah memenuhi persyaratan dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat di luar lembaga pemasyarakatan.

Upaya hukum bagi narapidana di Rutan Negara Klas IIA Batam untuk memberikan pembebasan bersyarat yaitu upaya penanggulangan yang dilakukan akan memberikan sosialisasi kepada narapidana narkotika beserta keluarganya yang datang berkunjung, serta melakukan pengaktifan dan proaktif terhadap wali narapidana. yang ditunjuk sebagai petugas. Hambatan yang datang dari diri narapidana, hambatan dari narapidana itu sendiri juga menjadi kendala dalam pelaksanaan pemberian pembebasan bersyarat. Peraturan pemerintah mengenai pembebasan bersyarat adalah Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012.

Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2012 merupakan ketentuan pembebasan bersyarat yang lebih ketat dibandingkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006.

Referensi

Dokumen terkait

I.P., S.H., MH untuk menanyakan pendapat serta persepsi mengenai syarat dan tata cara mendapatkan hak pembebasan bersyarat bagi narapidana tindak pidana korupsi

scnd h ftneb&{i B.6yd dieBlr sds {

1) Pembebasan Bersyarat dari kewajiban untuk menjalankan pidana penjara dalam suatu Lembaga Pemasyarakatan seperti yang diatur dalam Pasal 15 sampai pasal 17 KUHP, lebih

Dalam hal ini, untuk mendapatkan program pembebasan bersyarat si narapidana memberikan seorang penjamin palsu untuk melengkapi salah satu persyaratan mengikuti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (I) Ada syarat administratif dan syarat substantif dalam pemberian pembebasan bersyarat narapidana tindak pidana korupsi,

Narapidana tindak pidana korupsi yang ingin mendapatkan pembebasan bersyarat selain harus memenuhi syarat-syarat umum juga harus memenuhi syarat khusus yaitu sudah

Pelaksanaan Pemberian Pembebasan Bersyarat oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas I A Makassar ternyata ada kendala atau hambatan, baik hambatan internal maupun hambatan

Dalam hal ini, untuk mendapatkan program pembebasan bersyarat si narapidana memberikan seorang penjamin palsu untuk melengkapi salah satu persyaratan mengikuti