• Tidak ada hasil yang ditemukan

pembelajaran amtsilati sebagai upaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pembelajaran amtsilati sebagai upaya"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEMBINAAN KEMAMPUAN MEMBACA KITAB KUNING DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NAHDLATUTH THALABAH WULUHAN KABUPATEN JEMBER

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh : Fatkha Nur Nabila

NIM : T20181003

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JUNI 2022

(2)
(3)
(4)

iv

َن ْوُرَّك َذَتَي ْمُهَّلَعَّل ٍلَثَم ِّلُك ْنِم ِنٰا ْرُقْلا اَذ ٰه ْيِف ِساَّنلِل اَنْبَرَض ْدَقَل َو

27)

اًّيِب َرَع اًنٰا ْرُق

(

َن ْوُقَّتَي ْمُهَّلَعَّل ٍج َوِع ْيِذ َرْيَغ

(28)

Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al-Qur’an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran. (Ialah) Al-Qur’an dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa

Kementrian Agama RI, Ar-Rahim Al-Qur’an dan Terjemahan (Bandung: CV. Mikraj Khazanah Ilmu, 2013), 461.

(5)

v Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Ayahku tercinta M. Masrukhin dan Ibuku tersayang Umi Kulsum, yang telah membesarkan, mendidik, dan membahagiakanku dengan penuh kasih sayang, serta terimakasih atas semua do’a dan dukungan yang telah diberikan selama ini. Dan terimakasih telah menjadi support system terbaik.

2. Sahabatku Nabila, Rizka, Ipe, Zian, dan Qoqom yang selama ini sudah menjadi sahabat sekaligus support system terbaik selama proses perkuliahan maupun proses skripsi.

3. Sahabat lamaku Devi Ayu Safitri yang selama ini sudah membantu menemani proses penelitian, yang selalu mendengar semua keluh kesahku, dan selalu menjadi support system terbaik setelah kedua orang tuaku.

4. Teman-teman kelas PAI A1 2018 yang telah memberikan motivasi dan semangat. Terimakasih atas semua doa, bantuan, dan saran yang telah kalian berikan kepadaku.

(6)

vi

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah, inayah serta taufiq-Nya. Sehingga proses penulisan skripsi sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan program sarjana dapat berjalan dan terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju ke jalan yang benar.

Kesuksesan ini dapat diraih karena dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan banyak ucapan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM. selaku Rektor UIN KHAS yang telah berhasil menjadikan UIN KHAS Jember menjadi tempat belajar yang semakin maju

2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN KHAS Jember yang telah memberikan izin menyusun skripsi ini.

3. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan persetujuan kepada penulis untuk melaksanakan penyusunan skripsi.

4. Bapak Dr. Imron Fauzi, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk membimbing penulis untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

(7)

vii ilmunya kepada penulis.

6. Drs. H. Hendro Poerwanto, S.Pd, S.H, M.Si selaku kepala sekolah SMK Nahdlatuth Thalabah yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Segenap guru dan staff SMK Nahdlatuth Thalabah yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis bisa mendapatkan data dan dapat menyelesaikan skripsi.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kesempurnaan penyusunan dan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua

Jember, 13 April 2022

Fatkha Nur Nabila

(8)

viii

Fatkha Nur Nabila, 2022: Pembelajaran Amtsilati Sebagai Standarisasi Kemampuan Membaca Kitab Kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah Wuluhan Kabupaten Jember.

Kata Kunci: Pembelajaran Amtsilati, Kitab Kuning

Pembelajaran Amtsilati merupakan kegiatan kokurikuler yang diadakan diluar jam sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa mengenai kemampuan membaca kitab kuning. Metode Amtsilati ini adalah metode cara cepat dan mudah untuk memahami rumus bahasa Arab dan kitab kuning yang di ciptakan oleh KH Taufiqul Hakim pendiri pondok pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara. Metode Amtsilati ini berfokus pada cara membaca tulisan Arab yang tanpa harokat pada kitab salaf atau biasa disebut kitab kuning.

Fokus masalah yang diteliti pada skripsi ini adalah: 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah? 3)Bagaimana evaluasi pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah?

Tujuan penelitian pada skripsi ini adalah: 1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah. 2) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah. 3) Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah.

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, jenis penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini : 1) Perencanaan pembelajaran Amtsilati terdiri dari 3 langkah yaitu perumusan tujuan, materi dan metode.

Pembelajaran Amtsilati ini adalah program yang dikhususkan hanya untuk siswa yang non pondok. Materinya diambil dari kitab Amtsilati jilid 1-5, Tatimmah 1 dan 2, Qoidah Amtsilati dan Nadzom Amtsilati. Model pembelajaran menggunakan model klasikal. 2) Pelaksanaan pembelajaran Amtsilati terdiri dari 3 langkah yaitu kegiatan pembuka dengan doa dan membaca lalaran nadhom, kegiatan inti yaitu pemberian materi dan kegiatan penutup memberikan pertanyaan seputar materi dan doa bersama. 3) Untuk teknik evaluasi terdiri dari 3 aspek yakni teknik evaluasi, instrumen evaluasi dan hasil. Untuk tekniknya menggunakan lisan dan tulis, instrumen evaluasi menggunakan teknik evaluasi tulis dan lisan dan hasilnya direkap dalam ijazah.

(9)

ix

Hal

HALAMAN SAMPUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Istilah ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 14

A. Penelitian Terdahulu ... 14

B. Kajian Teori ... 20

1. Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren ... 20

(10)

x

a. Pembelajaran Amtsilati ... 21

b. Perencanaan Pembelajaran ... 24

c. Pelaksanaan Pembelajaran Amtsilati ... 25

d. Evaluasi Pembelajaran ... 27

3. Kemampuan Membaca Kitab Kuning... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 36

B. Lokasi Penelitian ... 37

C. Subyek Penelitian ... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Analisis Data ... 40

F. Keabsahan Data ... 42

G. Tahap-tahap Penelitian ... 43

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS ... 45

A. Gambaran Objek Penelitian ... 45

B. Penyajian Data dan Analisis... 50

C. Pembahasan Temuan ... 83

BAB V PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran-Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98 Lampiran-lampiran

(11)

xi

No. Uraian Hal

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu... 17

4.1 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran Amtsilati ... 50

4.2 Temuan Penelitian Perencanaan Pembelajaran Amtsilati ... 63

4.3 Keterangan Gambar Capaian Hafalan ... 69

4.4 Temuan Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran Amtsilati ... 73

4.5 Temuan Penelitian Evaluasi Pembelajaran Amstilati ... 83

(12)

xii

No. Uraian Hal

4.1 Gambar Jadwal Pelajaran ... 61

4.2 Gambar Kartu Setoran Amtsilati ... 69

4.3 Gambar Dokumentasi Pembelajaran Amtsilati ... 72

4.4 Gambar Baca Kitab Wisuda Amtsilati ... 80

(13)

1

Kitab kuning mempunyai kedudukan yang sangat besar terhadap para ilmuwan muslim. Perihal ini dibuktikan sebab banyaknya intelektual muslim yang merujuk pada kitab kuning, meskipun di era saat ini telah banyak kitab kuning yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, esensi serta sumber ajaran dari kitab kuning ini yang awal yakni al- Qur’ an, kemudian sumber keduanya merupakan hadist Rasulullah SAW. Wahyu yang berasal dari Allah SWT ialah sumber pengetahuan yang mutlak serta hanya Nabi Muhammad yang diberikan rahmat oleh Allah guna menerima wahyu tersebut melalui malaikat Jibril. 1

Pembelajaran Kitab Kuning dengan memakai metode Amtsilati ini adalah kegiatan kokurikuler yang diadakan diluar jam sekolah dengan tujuan guna memperluas pengetahuan siswa tentang kemampuan membaca Kitab Kuning. Kegiatan kokurikuler ini adalah aktivitas yang erat sekali dengan mendukung serta membantu kegiatan intrakurikuler yang pelaksanaannya di luar jam sekolah dengan tujuan agar siswanya lebih menguasai dan memperdalam materi yang terdapat di intrakurikuler. Kegiatan kokurikuler pembelajaran Amtsilati ini merupakan salah satu pendukung dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti karena dalam pembelajaran Amtsilati ini siswa diajarkan agar bisa membaca dan memahami

1 Syarboini. “Pelaksanaan Pembelajaran Kitab Kuning di Ma’had Jami’ah Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe Provinsi Aceh. IQTAN, Vol 11. No.1 januari-juni 2020. 25

(14)

Kitab Kuning yang isinya tentang keagamaan berupa fiqih, akidah akhlaq, tafsir dan hadist.2

Pada umumnya Kitab Kuning itu menggunakan bahasa Arab. Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan di Al-Qur’an dan Hadist, dimana dua hal tersebut adalah sumber utama dalam ajaran islam yang isi dan kandungannya harus diamalkan. Selain Al-Qur’an dan hadist juga terdapat banyak kitab maupun buku karya para ulama terdahulu yang ditulis menggunakan bahasa Arab. Ada beberapa aspek yang harus dikuasai dalam kemampuan berbahasa Arab diantaranya yaitu kemampuan membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan. Untuk memahami beberapa bagian tersebut maka dibutuhkan belajar ilmu nahwu dan sharaf.

Ilmu Nahwu dan Sharaf ini adalah ilmu dasar untuk belajar bahasa Arab. Karena apabila kita mampu menguasai ilmu Nahwu dan Sharaf dari segi teori maupun praktek maka kita akan mampu dengan mudah membaca dan menguasai kitab maupun buku yang berbahasa arab tertama yaitu Al-Qur’an dan hadits maupun kitab-kitab yang tanpa harokat atau biasa disebut dengan kitab kuning.

Pentingnya belajar bahasa Arab tertulis dalam Al-Qur’an yaitu:

َنوُلِقْعَ ت ْمُكَّلَعَّل ًاّيِبَرَع ًانآْرُ ق ُهاَنْلَزنَأ اَّنِإ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”3

2 Lutfiyana Nur H. “Peran Kokurikuler dan Ekstrakurikuler Terhadap Upaya Pencapaian Kurikulum 2013”. As-Salam I, Vol VIII. No 2. 2019. 257.

3 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Kementrian Agama RI. 2018) 235

(15)

Dari ayat diatas dapat ditafsirkan bahwa bahasa Arab adalah bahasa yang paling jelas, paling terang, paling luas dan paling banyak perbendaharaan kata-katanya untuk mengungkapkan berbagai pengertian guna meluruskan jiwa manusia. Karena itulah Allah menurunkan kitab-Nya yang paling mulia dengan bahasa yang paling mulia diantara bahasa-bahasa lainnya yang disampaikan-Nya kepada Rasul yang paling mulia melalui perantara malaikat yang mulia. Dan penurunnya terjadi di belahan bumi yang paling mulia, serta awal penurunannya terjadi dalam bulan yang paling mulia yaitu bulan Ramadhan, seingga sempurnalah kitab Al-Qur’an ini dari berbagai seginya.4 Untuk mempelajari bahasa Arab kita perlu belajar ilmu nahwu dan sharaf.

Pentingnya mempelajari ilmu nahwu dan sharaf itu terdapat dalam bait:

َلْوَاُوْحَّنلاَو ْنَل ُوَنْوُد ُم َلََكْلاِذِااَمَلْعُ يْ نَا ًلًَّوَا

اَمَهْفُ ي

“Ilmu nahwu itu lebih berhak dipelajari, karena Arab tanpa ilmu nahwu tidak dapat difahami”5

ُفْرَّصلَا اَىْوُ بَاُوْحَّنلاَو ُمْوُلُعْلا ُّمُا

“Ilmu sharaf induk segala ilmu dan ilmu nahwu bapaknya”6

sebagaimana yang kita ketahui bahwa belajar ilmu nahwu dan sharaf itu sulit dan memerlukan waktu yang lama agar dapat benar-benar memahami dan menguasainya. Penyebabnya adalah materi yang banyak dan metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga menyebabkan lamanya proses pembelajaran. Berbagai halangan yang dialami dalam pembelajaran kitab

4 Tafsir Ibnu Katsir, 06 Juni 2022. Http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-yusuf- ayat-1-3.html?m=1

5 Syeikh Syarifuddin Yahya Al-Imrithi. “Nadhom Imrithi”. Surabaya:Toko Kitab Imam. Tt. 2

6 Moch. Anwar. Ilmu Sharaf Terjemahan Matan Kailani dan Nadzam Al-Maqsud. )Bandung:Sinar Baru Algensindo 2011). 2

(16)

kuning ini diantaranya adalah masih banyak siswa yang masih kesulitan dalam mempelajari dan memahami kitab kuning, baik dari aspek membaca, menerjemahkan dalam bentuk tulisan pegon, dan menafsirkannya. Banyak pula santri maupun siswa yang menganggap bahwa mempelajari kitab kuning ini amat sulit. Berdasarkan perihal itu, maka seorang guru harus mampu memberikan metode yang pas dan mudah dipahami oleh peserta didik.7

Beberapa hal yang menjadi kendala pembelajaran kitab kuning adalah kesalahan ketika menentukan kalimat dan kedudukan kata dalam sebuah kalimat. Contohnya pada kalimat mana yang menjadi mubtada’, khobar, fi’il, maf’ul dan lain sebagainya. Kesalahan ini biasanya diwujudkan pada kesalahan I’rob, yaitu kesalahan ketika memberi harokat pada sebuah kalimat.8 Materi yang digunakan dalam pembelajaran kitab kuning pada adalah melalui kitab Jurumiyah, nadzam imrithi dan alfiyah. Setelah itu dibagi menjadi empat jilid yang setiap jilidnya ada target yang harus dicapai.9 Penyebab siswa kesulitan dalam belajar membaca kitab kuning adalah karena apabila agar dapat lancar membaca kitab kuning paling tidak ia harus menghafal 1000 bait nadzom Alfiyah yang ditempuh dalam kurun waktu 1 hingga 3 tahun. Meskipun sudah menghafal 1000 bait Alfiyah belum tentu langsung dapat membaca kitab kuning karena yang di hafalkan baru rumus-

7 Dwi Maelani. Implementasi Metode Sorogan dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-Hidayah Purwojati. (Skripsi, IAIN Purwokerto, 2020), 2

8 Bashirotul Hidayah, “Peningkatan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Melalui Pembelajaran Arab pegon”, Murobbi: Jurnal Ilmu Pendidikan, (Vol.3 1 Maret 2019). 113

9 Maulana Restu dan Siti Wahyuni, “Implementasi Metode Al-Miftah Lil Ulum Dalam Membaca Kitab Kuning Fathul Qorib Bagi Pemula di Pondok Pesantren Sidogiri Salafi Kabupaten Pasuruan”, Intelektual: Jurnal pendidikan dan Studi Keislaman, (Vol. 9. No.3. Desember 2019).

267

(17)

rumus jadi siswa harus belajar menerapkan rumus tersebut. Kesulitan yang lain adalah berupa pembahasan materi yang tidak terfokus dan bertele-tele akhirnya membuat peserta didik kesulitan dalam belajar membaca kitab kuning.10

Pentingnya menentukan metode pembelajaran yang tepat juga berpengaruh terhadap berhasilnya pembelajaran, hal ini juga berkaitan dengan nilai strategi, keefektivitasan metode dan lainnya. Oleh karena itu, mengapa pemilihan metode itu penting dan menempati posisi utama dalam proses belajar nahwu dan sharaf. Karena ketika menggunakan metode yang kurang tepat maka pemahaman materi akan sulit dan berjalan lama.

Saat ini sudah ditemukan pembelajaran dengan metode baru yaitu metode Amtsilati. Metode ini adalah metode terbaru yang digunakan dalam belajar bahasa Arab, terutama pada pembelajaran nahwu dan sharaf. Metode Amtsilati ini adalah metode kilat dan mudah untuk memahami rumus bahasa Arab dan kitab kuning yang di ciptakan oleh KH Taufiqul Hakim pendiri pondok pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara. Metode Amtsilati ini berfokus pada metode membaca tulisan Arab yang tanpa harokat pada kitab salaf atau biasa disebut kitab kuning. Oleh karena itu tujuan adanya metode ini adalah untuk mengartikan kitab salaf baik kitab tafsir hadist maupun yang lainnya.11

10 M. Misbah, “Taufiqul Hakim “Amtsilati” dan pengajaran Nahwu-Sharaf”, Insania, Vol 3. No.3 (September-desember 2006) . 7

11 Siti Nurohmah, “Penggunaan Metode Amtsilati Dalam Pembelajaran Qowa’id (Nahwu dan Sharaf) di Pondok Pesantren Al-Qur’an Al-Amin Pabuwaran Purwokerto Kabupaten Banyumas”, (Skripsi, IAIN Purwokerto, 2019), 4

(18)

Keutamaan metode Amtsilati sebagai metode untuk belajar membaca kitab kuning yaitu metode ini telah disusun secara lengkap dan sempurna, tearah dan terencana dimulai dari pelajaran yang sangat mendasar dan sederhana serta dilengkapi dengan banyak latihan memakai lagu bahar rajaz yang memudahkan siswa dan tidak membuat cepat jenuh.

Jadi metode Amtsilati ini adalah terobosan baru agar mempermudah siswa dalam belajar membaca kitab kuning dengan kurun waktu 6 bulan hingga 1 tahun serta metode ini juga dikemas dengan praktis dan menarik sehigga mudah dipelajari.

SMK Nahdlatuth Thalabah adalah salah satu lembaga sekolah yang ada di bawah pondok pesantren Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah atau biasa disebut YASINAT. Sekolah ini berada di desa Kesilir kecamatan Wuluhan kabupten Jember. Meskipun sekolah ini berada di naungan pondok pesantren tetapi tidak semua siswanya bertempat di pondok. Ada beberapa siswa yang berdomisili dirumah masing-masing. Beberapa siswa yang berdomisili dirumah masing-masing ada yang mengikuti kegiatan diniyah malam di pondok ada juga yang tidak mengikuti kegiatan diniyah sehingga ada beberapa siswa non pesantren yang mengerti ilmu qowa’id atau ilmu nahwu dan sharaf ini dan ada pula yang tidak mengerti. Kemudian pada tahun 2017 pengelola SMK Nahdlatuth Thalabah ini menambahkan mata pelajaran Amtsilati yang harus diikuti oleh semua siswa yang berdomisili di non pondok pesantren. Tujuan dari penambahan mata pelajaran ini adalah agar siswanya

(19)

yang berdomisili non pondok pesantren dapat belajar dan membaca kitab kuning.12

Keunikan pembelajaran Amtsilati di SMK Nahdlatuth Thalabah ini adalah pembelajaran dilakukan serentak dimulai kelas X hingga kelas XII pada semua siswa yang berdomisili non pesantren. Pada pembelajaran Amtsilati ini diiringi dengan hafalan nadzom yang wajib dihafalkan sesuai dengan materi yang diajarkan. Akan tetapi ada beberapa siswa yang hafalannya tertinggal dikarenakan setiap anak kemampuan menghafal berbeda. Siswa yang hafalannya tertinggal ini tetap bisa melanjutkan materi, namun materi yang dihafalkan akan semakin banyak karena mengejar materi- materi yang terus bertambah setiap harinya.

Metode Amtsilati ini lebih banyak mengedepankan hafalan dan praktik sehingga menjadikan siswa lebih cepat mahami materi. Metode ini menggunakan sistem jilid, yakni jilid 1 hingga jilid 5. Pergantian jilid dilakukan setiap 3 hingga 6 bulan sekali. Setiap pergantian jilid ini dilakukan tes lisan maupun tes tulis untuk melihat seberapa jauh penangkapan siswa terhadap materi yang telah disampaikan.13

Hal yang membuat menarik dari penelitian ini adalah SMK Nahdlatuth Thalabah merupakan sekolah formal yang berada di lingkungan pondok pesantren dan memberikan mata pelajaran qowa’id atau nahwu shorof dengan menggunakan metode Amtsilati. Tujuan utama dari penambahan mata pelajaran ini adalah sebagai upaya pembinaan siswanya yang bermukim

12 Observasi di SMK Nahdlatuth Thalabah. 20 Agustus 2021

13 SMK Nahdlatuth Thalabah, 21 Agustus 2021

(20)

dirumah agar bisa belajar dan membaca kitab kuning atau kitab gundul seperti siswa lain yang bermukim di pondok pesantren. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Amtsilati ini adalah setelah kegiatan belajar mengajar selesai yaitu dari pukul 13.00 hingga pukul 14.00 pada hari senin hingga sabtu.

Ada banyak sekolah berbasis pondok pesantren di Kabupaten Jember diantaranya adalah pondok pesantren Darussolah, Nuris, Baitul Arqom, dan lain-lain. Pada beberapa sekolah, metode Amtsilati diterapkan pada siswa dalam rangka mempermudah pembelajaran membaca kitab kuning. Salah satu sekolah yang memakai metode ini adalah SMK Nahdlatuth Thalabah yang terletak di Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember. Sekolah ini sudah menerapkan metode Amsilati sejak tahun 2017 hingga sekarang. Dan terbukti metode ini sangat memudahkan para siswa dalam memahami kitab kuning terutama untuk siswa yang tidak tinggal di pondok dan tidak mengikuti kegiatan diniyah.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berminat untuk melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran Amtsilati Sebagai Upaya Pembinaan Kemampuan Membaca Kitab Kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah Wuluhan Kabupaten Jember” dengan harapan untuk menambah informasi dan juga dapat dijadikan referensi untuk sekolah-sekolah lain yang ingin menambahkan metode amtsilati ini agar siswanya dapat belajar kitab kuning dengan cepat dan metodenya mudah.

(21)

B. FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang tersebut, Fokus masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah?

3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan fokus penelitan diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah.

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah.

3. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran Amtsilati sebagai upaya pembinaan kemampuan membaca kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah.

(22)

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini memuat mengenai nilai apa saja yang akan diberikan oleh penulis setelah melakukan penelitian. Dan kegunaan yang dapat bersifat praktis maupun yang bersifat teoritis, seperti kegunaannya untuk penulis, bagi institusi dan bagi masyarakat secara keseluruhan.14

Adapun beberapa manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat membantu menambah, memperdalam dan memperluas keilmuan tentang pembelajaran amtsilati sebagai standarisasi pembelajaran kitab kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan pengetahuan tentang penulisan karya ilmiah terutama tentang pembelajaran Amtsilati sebagai standarisasi pembelajaran kitab kuning.

b. Bagi sekolah, mampu menjadi koleksi literatur dan referensi tentang pembelajaran Amtsilati sebagai standarisasi pembelajaran kitab kuning.

c. Bagi Almamater UIN KHAS Jember, diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan penjelasan bacaan yang berkaitan dengan

14 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember: IAIN Jember Press, 2020), 45.

(23)

pembelajaran Amtsilati sebagai standarisasi pembelajaran kitab kuning.

d. Bagi peneliti lain, bisa dijadikan acuan dan perbandingan untuk penelitian yang sama

E. DEFINISI ISTILAH

Definisi istilah ini berisi mengenai pengertian-pengertian penting yang dijadikan titik perhatian peneliti pada judul penelitian. Tujuan dari adanya definisi istilah ini agar tidak ada terjadi kesalahpahaman mengenai makna istilah yang dimaksud oleh peneliti.15

Mengenai definisi istilah dalam penelitian ini adalah:

1. Pembelajaran Amtsilati

Pembelajaran Amtsilati merupakan sebuah proses mengatur peserta didik untuk memberikan perubahan dalam kemampuan membaca kitab kuning dengan mudah dan cepat. Metode ini adalah sebuah alat yang digunakan untuk belajar nahwu dan sharaf agar mempermudah dalam memahami kitab kuning, dimana kitab ini merupakan kitab yang telah terprogram dan sistematis sekaligus telah menjadi inovasi dalam mempermudah membaca kitab kuning. Karena kebanyakan belajar nahwu shorof membutuhkan waktu yang lama karena penggunaan metode yang kurang tepat. Akhirnya terbentuklah pembelajaran Amtsilati ini guna mempermudah peserta didik dalam memahami nahwu dan sharaf sebagai rumus untuk belajar membaca kitab kuning.

15 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah , 45.

(24)

Batasan pembelajaran Amtsilati dari penelitian ini yaitu: (1) Perencanaan pembelajaran Amtsilati ini termasuk dalam perencanaan terus menerus karena perencanaan dibuat satu kali kemudian diterapkan seterusnya dengan sifat fleksibel. (2) Pelaksanaan pembelajaran Amtsilati yaitu dengan cara guru membacakan materi dan ditirukan oleh siswa, kemudian ditambah dengan menghafal nadzom yang sudah disediakan sebagai pendamping dan materi tambahan kitab Amtsilati. (3) Evaluasi pembelajaran dengan menggunakan ujian lisan dan tulis, ujian tulis berupa pemberian soal-soal tanya jawab seputar materi Amtsilati, sedangkan ujian lisan berupa membaca kitab fathul qarib.

2. Pembelajaran Kitab Kuning

Kitab kuning adalah kitab keagamaan yang berbahasa arab, atau menggunakan huruf arab, kitab kuning ini merupakan kitab hasil pemikiran para ulama masa lampau atau ulama salaf yang ditulis tanpa dilengkapi dengan syakal atau harokat, sebelum abad ke 17 M. Definisi kitab kuning secara lebih rinci adalah kitab-kitab yang ditulis oleh ulama- ulama asing, namun secara turun-temurun menjadi referensi yang digunakan oleh para ulama Indonesia.

Spesifikasi kitab kuning secara umum ini ada pada formatnya.

Kitab kuning ini terbagi menjadi dua bagian yaitu: matn, teks asal atau inti, dan syarh (komentar, tulisan penjelasan dari matn). Pada hal ini peletakan matn berada di pnggir sebelah kanan atau kiri kitab (margin),

(25)

sementara syarkh ini terletak pada tengah halaman dengan bagian yang lebih banyak dan panjang daripada matn.

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran kitab kuning adalah pada cara mempelajainya. Sudah banyak dikenal dikalangan pesantren metode pembelajaran kitab kuning salah satunya adalah dengan menggunakan metode amtsilati.

F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan ini memuat tentang alur penjelasan skripsi yang dimulai dari pendahuluan hingga penutup. Format penulisan dan sistematika pembahasan adalah dengan menggunakan deskriptif kualitatif.

Berikut merupakan sistematika pembahasan pada penelitian yang akan dilakukan:

Bab satu yaitu pendahuluan, pada bab ini adalah dasar dalam melakukan penelitian yang memuat: konteks penelitian, focus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penlitian, definisi istilah dan sistematika pembahasan. kegunaan bab satu ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum dalam pembahasan skripsi.

Bab dua yang memuat mengenai kajian kepustakaan, bab ini membahas mengenai landasan teori yang digunakan untuk membaca fenomena. Sumber referensi yang digunakan merupakan bahan yang didapatkan melalui sumber primer maupun sekunder. Sumber primer dapat dapat diperoleh melalui skripsi, buku, jurnal, teks, maupun internet. Pada intinya kajian pustaka ini memuat penelitian terdahulu dan kajian teori.

(26)

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang pernah dilakukan dan akurat dengan penelitian yang akan dilakukan, gunanya yaitu memberikan ketegasan otoritas penelitian yang dilakukan peneliti dan menghindari terjadinya duplikasi atau persamaan. Sedangkan kajian teori memuat teori yang menjadi perspektif dalam penelitian, sehingga dapat mempermudah peneliti ketika di lokasi penelitian.

Bab tiga berisi tentang metode penelitian yang menyajikan cara memperoleh data. Pada bab ini berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahapan penelitian.

Bab empat memuat tentang pembahasan yang memuat tentang penyajian data dan analisis data, serta bahasan penemuan penelitian.

Bab lima berisi mengenai pemaparan kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian sekaligus saran peneliti terhadap hasil temuan selama dilakukannya penelitian.

(27)

14

Pada bagian ini membahas mengenai kajian pustaka atau konsep teori yang berhubungan dengan judul penelitian terdahulu yang terkait pada penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa penelitian yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian ini adalah:

1. Ahri Ida Agustina pada tahun 2019 melakukan penelitian dengan judul

“Implementasi Pembelajaran Nahwu Sharaf Dengan Kitab Amtsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Kelas IX di MTs Falahul Huda Pelantungan Kendal Jawa Tengah”. Maksud dari penelitian ini ialah untuk memahami pembelajaran nahwu sharaf menggunakan kitab amtsilati, latar belakang diadakannya pembelajaran Amtsilati, hasil pembelajaran Amtsilati, dan upaya sekolah dalam upaya mensukseskan pembelajaran amtsilati pada MTs Falahul Huda Pelantungan Jawa Tengah. Dalam penelitian ini, metode penelitian yang dipakai pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Dengan hasil penelitian sebagai berikut: pembelajaran nahwu sharaf menggunakan kitab Amtsilati telah berjalan dengan baik. Mulai dari memilih metode, proses dan evaluasi pembelajaran. Hal ini bisa dicek melalui hasil tes lisan dan ujian tulis pada sisa dengan nilai minimal 70 yang dipakai sebagai patokan untuk naik kelas dan kelulusan peserta didik, tetapi keahlian santri mengenai membaca kitab kuning berdasarkan hasil

(28)

pengamatan sudah memuaskan dan sesuai dengan target. Dan juga metode yang digunakan untuk menambah kemahiran membaca kitab kuning dengan menggunakan metode drill, gaya tanya jawab dan model ceramah, beberapa kelebihan pada pembelajaran nahwu sharaf menggunakan kitab amtsilati ini yaitu kecakapan pengajar pada penyampaian materi, ketepatan ketika menentukan metode ketika pembelajaran, keterampilan dan dorongan siswa, lingkungan yang membantu dan pelajaran yang saling berkaitan dengan pembelajaran. Adapun penyebab hambatan pada pembelajaran nahwu sharaf menggunakan metode Amtsilati ini yaitu latar belakang peserta didik dan kemampuan siswa yang bermacam-macam, waktu yang diberikan terbatas dan minim dalam menyampaikan materi sekaligus media pembelajaran yang masih sederhana. 16

2. Ulfah Nur Laili pada tahun 2017 telah melakukan penelitian dengan Judul

“Cara Cepat memahami Kitab Kuning Melalui Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri” tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan, evaluasi dan kelebihan serta kekurangan metode Amtsilati yang ada di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri. Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan kualitatif deskriptif dengan hasil penelitian sebagai berikut: a) Pada pondok pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri ini tanpa guru khusus jilid pada pengajaran metode Amtsilati guna mendalamu kitab

16 Ahri Ida Agustina. Implementasi Pembelajaran Nahwu Sharaf Dengan Kitab Amtsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Kelas IX di MTs Falahul Huda Pelantungan Kendal Jawa Tengah. (Skripsi Institut Agama Islam Negeri Pekalongan, 2019) 104

(29)

kuning, b) Rencana yang dipakai dalam metode Amtsilati ini diantaranya adalah: demonstrasi, tanya jawab, drill, praktik baca secara langsung, takror, materi komplit dan saling berhubungan, belajar sesuai pada ketersediaan santri, wetonan, menghafal, sorogan dan belajar bersama, c) Kewajiban santri membagi nilai kepada santri lain yang nilainya kurang dari 9, d) Kegiatan takroran sebelum maupun seusai terlaksananya pembelajaran dan belajar bersama yang dilakukan pada sore hari, e) Sorogan dengan menggunakan kitab fathul qorib yang disimak sesama santri. f) Menyetorkan hafalan Qoidati dan Khulashotul Alfiyah tiap harinya, g) Lingkungan belajar yang mumpuni akhirnya menambah antusias bagi siswa, h) Untuk santri yang sedang melaksanakan pendidikan formal sedikit kesulitan karena jadwal kegiatan pesantren bersama dengan kegiatan sekolah formal.17

3. Wahyu Najib Fikri pada tahun 2016 melakukan penelitian yang berjudul

“Efektivitas Pembelajaran Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak” tujuan dari penelitian ini adalah agar mengetahui bagaimana metode yang digunakan, penerapan, serta kelebihan dan kekurangan metode Amtsilati dalam membaca Kitab Kuning di pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin. Pada riset ini metode yang dipakai adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan hasil penelitian sebagai berikut : pembelajaran amtsilati masih memakai model klasikal (salaf) mandiri, yakni model ini memang khusus

17Ulfah Nur Laili. Cara Cepat amemahami Kitab Kuning Melalui Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri. (Skripsi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kediri, 2017) 7

(30)

dibuat agar tidak menghilangkan corak pembelajaran terdahulu, namun tetap menggunakan metode pembelajaran yang terbaru, ketika praktik membaca kitab kuning kitab panduan yang digunakan yaitu Qoidah, Tatimmah dan Shorfiyah, penempatan rumus dibuat dengan runtut, memakai contoh dari Al-Qur’an dan hadist, santri diminta agar aktif, dialoigis dan komunikatif, penggunaan tata bahasa bahasa arab dengan penyaringan dan pentarjihan. Kekurangan dari model ini yaitu : santri lekas merasa bosan dikarenakan model ini memerlukan kedisiplinan, ketelatenan, setiap masing-masing, dan pelaksanaan model Amtsilati pada pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin ini memakai Kurikulum Berbasis Kelas.18

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No NAMA DAN

JUDUL

HASIL PENELITIAN PERBEDAAN PERSAMAAN 1. Ahri Ida

Agustina, 2019, Implementasi Pembelajaran Nahwu Sharaf Dengan Kitab Amtsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Kelas IX di MTs Falahul Huda Pelantungan Kendal Jawa Tengah

1. Pembelajaran sudah berjalan baik, pemilihan metode, proses pembelajaran serta evaluasi pembelajaran.

2. Metode yang digunakan adalah model ceramah, tanya jawab dan metode drill (latihan).

3. Kelebihan:

kesesuaian metode, penyampaian materi, kemampuan dan motivasi siswa,

1. Fokus penelitian membahas tentang implementasi, kemampuan membaca kitab kuning, dan kelebihan dan kekurangan dalam implementasi pembelajaran nahwu sharaf.

2. Penelitian dilakukan pada jenjang

Madrasah

Menggunakan metode dengan pendekatan kualitatif.

18 Wahyu Najib Fikri. Efektivitas Pembelajaran Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak. (Skripsi Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2016) 10

(31)

lingkungan yang mendukung.

Kekurangan: latar belakang dan kemampuan siswa yang beragam, waktu yang, dan media pembelajaran sederhana

Tsanawiyah 3. Penelitian

berlokasi di MTs Falahul Huda Pelantungan Jawa Tengah

2. Ulfah Nur Laili, 2017, Cara Cepat memahami Kitab Kuning Melalui Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri

1. Tidak ada ustadz spesialis jilid dalam menerapkan metode Amtsilati.

2. Metode pembelajaran:

demonstarsi, drill, tanya jawab, takror, praktek langsung, hafalan, sorogan, diskusi, dan wetonan.

3. Lingkungan yang mendukung belajar namun untuk santri yang menempuh pendidikan formal merasa keberatan karena kegiatan bersamaan dengan jadwal pendidikan formal.

1. Fokus penelitian membahas tentang penerapan, evaluasi,

kekuarangan dan kelebihan dalam penerapan pembelajaran metode Amtsilati.

2. Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in.

3. Penelitian berlokasi di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri

Sama-sama membahas tentang evaluasi pembelajaran metode amtsilati, dan menggunakan metode penelitian kualitatif.

3. Wahyu Najib Fikri, 2016, Efektivitas Pembelajaran Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadiin Demak

1. Masih

menggunakan metode klasikal.

2. Kitab pedoman menggunakan Qoidah, Shorfiyah dan Tatimmah.

3. Peletakan rumus yang sistematis, contoh dari Al- Qur’an dan Hadist, penyelesaian gramatika Arab menggunakan pentarjihan.

Kekurangan: santri

1. Fokus penelitian membahas tentang metode, implementasi, kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran metode Amtsilati.

2. Penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi’in.

3. Lokasi penelitian

Sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.

(32)

cepat merasa bosan dan penggunaan kurikulum berbasis kelas.

dilakukan di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Demak.

Pada penelitian pertama yang dilakukan oleh Ahri Ida Agustina pada tahun 2019 dengan judul “Implementasi Pembelajaran Nahwu Sharaf Dengan Kitab Amtsilati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Kelas IX di MTs Falahul Huda Pelantungan Kendal Jawa Tengah”. Kekurangannya adalah tidak adanya pembahasan mengenai perencanaan pembelajaran yang ada pada MTs Falahul Huda.

Selanjutnya dipenelitian kedua yang dilaksanakan oleh Ulfah Nur Laili pada tahun 2017 dengan Judul “Cara Cepat memahami Kitab Kuning Melalui Metode Amtsilati di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri”. Kekurangan dalam penelitian ini adalah tidak adanya pembahasan mengenai proses evaluasi pembelajaran pada penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri.

Penelitian ketiga yakni dilakukan Wahyu Najib Fikri ditahun 2016 melakukan penelitian menggunakan judul “Efektivitas Pembelajaran Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak”. Kekurangannya adalah tidak membahas mengenai perencanaan dan evaluasi pembelajarannya yang ada pada pondok pesantren Hidayatul Mubtadi’in Demak

(33)

Berdasarkan dari perbandingan 3 penelitian terdahulu, penelitian ini dimaksudkan untuk menyempurnakan ketiga penelitian diatas dengan mengkaji Model Pembelajaran Amtsilati Sebagai Standarisasi Kemampuan Membaca Kitab Kuning di SMK Nahdlatuth Thalabah Wuluhan Kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian kedua yang dilakukan Ulfah Nur Laili di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Amtsilati Gurah Kediri, tentang Cara Cepat memahami Kitab Kuning Melalui Metode Amtsilati dan implikasinya terhadap kemampuan siswa dalam membaca kitab kuning.

B. KAJIAN TEORI

1. Kurikulum Madrasah Berbasis Pesantren

Kurikulum yang ada pada pesantren sejauh ini menampilkan sebuah ciri yang khas. Pola itu data dirangkum pada pokok-pokok berikut:

(1) kurikulum dibuat untuk melahirkan kyai pada masa mendatang; (2) susunan dasar kurikulum yaitu merupakan pemberian ilmu agama pada fase tingkatannya dan memberikan ilmu pada bentuk ajaran kepada santri dengan cara perorangan melalui kyai atau guru; (3) secara menyeluruh kurikulum yang ada bersifat fleksibel dan luwes, yang berarti tiap siswa memiliki kesempatan membuat kurikulumnya sendiri semuanya maupun sebagian sesuai yang dibutuhkan dan kemampuannya. Dengan begitu pendekatan kurikulum berbasis madrasah yang artinya yaitu menyatukan maupun menggabungkan selingan susunan kurikulum madrasah dari Kementrian Agama dengan kurikulum local yang berada di pesantren

(34)

akhirnya membentuk sebuah kurikulum yang khas. Pembelajaran pada sekolah yang berada di pesantren ini dilakukan secara selaras dengan semua aktivitas yang berada pada pesantren, bergerak selama 24 jam, seluruh bagian sama-sama memenuhi dan membantu, dan kualitas kegiatan belajar selalu terkendali dan terus menerus.19

2. Pembelajaran Amtsilati a. Pembelajaran Amtsilati

Pembelajaran merupakan sebuah proses, yakni proses menyusun, mengorganisasi daerah yang berada pada sekeliling siswa akhirnya bisa mengembangkan dan menekan siswa untuk bisa melaksanakan kegiatan belajar. Pembelajaran juga bisa dimaksud sebagai upaya membimbing dan membantu siswa dalam memberikan metode belajar. Peran guru sebagai pendidik ini juga banyak mengalami masalah. Dalam proses belajar pasti juga banyak mengalami perbedaan seperti misalnya anak yang bisa menerima materi dengan cepat, ada juga yang lama ketika menerima pelajaran.

Kedua hal ini yang membuat masalah dalam sebuah pembelajaran dan menyebabkan guru harus pandai membuat strategi dalam pembelajaran yang sesuai dengan setiap siswa.20

Amtsilati merupakan sebuah metode yang ditemukan oleh KH Taufiqul Hakim atau lebih dikenal dengan Gus Taufiq, beliau lahir

19 Imron Fauzi, “Konvergensi Kurikulum dan Pembelajaran di Madrasah Berbasis Pesantren”, Bitread Publishing. 2020. 18

20 Aprida Pane. “Belajar dan Pembelajaran”, Fitrah: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman .Vol.03 No. (2 Desember 2017). 337

(35)

pada tanggal 14 Juni 1975 di Desa Sidorejo kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara. Alasan ditemukannya metode Amtsilati ini adalah karena keresahan Gus Taufiq merasakan betapa sulitnya belajar membaca kitab kuning selama di pesantren. Perihal ini disebabkan jika santri ingin bisa membaca kitab kuning maka setidaknya dia wajib dapat menghafal 1000 bait nadzam Alfiyah. Selain itu, pada kitab-kitab nahwu yang ada pada pondok pesantren, berdasarkan gus Taufiq penjabarannya kurang fokus pada materi-materi yang semestinya jadi acuan pengutamaan pada jenjang pemula mau anak- anak atau remaja. Akhirnya dari beberapa permasalahan tersebut Gus Taufiq membuat sebuah skala utama, materi apa yang dibutuhkan dan yang tidak pada jenjang pemula agar bisa membaca kitab kuning.

Yang akhirnya menyingkat menjadi sekitar 100 hinga 200 bait nadzom saja, awalnya 1000 bait pada Alfiyah dan diambil sebagai bahan ajar yang tergolong pada skala utama, dan sisanya adalah penyempurnaan untuk mengembangkan lebih luas.

Sedangkan Amtsilati berasal dari kata benda jama’, sedangkan muradnya (tunggal) mitsl yang berarti perumpamaan. Di dalam sebutan Amtsilah ada akhiran “ti” seperti pada metode qiro’ati dan bertemu dengan ya’ mutakallim wahdah. Pemberian nama Amtsilati ini mencontoh pada metode belajar cepat membaca Al-qur’an yaitu qira’ati. Adapun pada metode qira’ati anak dapat dengan cepat membaca Al-Qur’an, maka dalam metode Amtsilati ini diharapkan

(36)

anak bisa belajar membaca dan mencerna kitab gundul (kitab tanpa harokat) dengan cepat. Kemudian muncullah nama Amtsilati ini yang artinya “beberapa contoh dari saya” yang sama dengan akhiran “ti

dari qira’ati.21

Kitab amtsilati ini didukung oleh kitab Khulashah al-fiyah Ibn Malik untuk acuan ajaran yang berisi 183 baris nadham kependekan dari nadham alfiyah. Pada kitab ini setiap bait nadham dijelaskan pada susunan nadham yang telah dikasih arti menggunakan tulisan pegon, bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Tujuannya adalah agar memudahkan memahami untuk santri pemula, khususnya santri yang tidak bisa berbahasa Jawa. Kitab pendamping lain yang dijadikan penunjang Amtsilati diantaranya yaitu Qoidati (rumus dan kaidah) dan Sharfiyah (metode praktis untuk mengerti sharaf dan I’lal).

Tujuan dari kitab ini adalah untuk mempermudah para peserta didik atau santri lebih gampang untuk menghafal semua materi Amtsilati pada jilid 1 hingga jilid 5.

Sedangkan pembelajaran Amtsilati merupakan proses membantu siswa dalam belajar agar bisa membaca dan mengerti kitab kuning (kitab gundul) dengan cepat, metode ini juga menggambarkan sebuah cara cepat untuk belajar Nahwu dan Sharaf karena kitab ini telah di susun secara sistematis dan juga sebagai inovasi baru untuk mempermudah siswa atau santri dalam belajar, karena pada umumnya

21 Wahyu Najib Fikri “Implementasi Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Demak”, Potensia: Jurnal Kependidikan Islam. Vol 4 No. 2 (Juli- Desember 2018). 131

(37)

belajar Nahwu dan Sharaf memerlukan waktu yang lama karena pemilihan metode yang kurang tepat. Akhirnya terbitlah metode Amtsilati ini yang diharapkan mampu mempermudah dalam belajar membaca dan memahami kitab kuning.

b. Perencanaan Pembelajaran

Majid mengatakan bahwa perencanaan adalah sebuah proses menyusun materi pelajaran, pemakaian media pembelajaran, pemakaian sebuah metode dan rancangan pengajaran, dan penilaian pada suatu bagian waktu yang akan dilakukan pada waktu tertentu agar mendapat sebuah arah yang direncanakan. Nawawi dan majid mengatakan bahwa perencanaan juga berarti membentuk tindakan penyelesaian sebuah masalah atau pelaksanaan kegiatan yang mengarah pada sebuah misi khusus. Perencanaan merupakan sebuah rancangan agar mencapai suatu tujuan umum dan jurusan khusus sebuah organisasi atau instansi penyelenggara pendidikan.

Dalam ranah pendidikan perencanaan biasanya erat kaitannya dengan pembelajaran. Pembelajaran sendiri adalah suatu sub sistem pendidikan selain kurikulum. Proses pembelajaran ini selalu menjejaki perkembangan kurikulum. Pembelajaran ini biasanya terkait oleh bagaimana mengerjakan yang tepat seperti yang ada pada kurikulum.22

22 Annisa Eka Fitri et al. “Perencanaan Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (penelitian Deskriptif Kuantitatif di Paud Auladana Kota Bengkulu”, Jurnal Potensia: PG PAUD FKIB Unib, (Vol.2 No.1). 3

(38)

Proses pembelajaran yang pas bisa memberikan efek yang positif untuk peserta didik diantaranya adalah dapat menegmbangkan kreativitas, berpikir kritis, analitik dan tepat dalam mengaplikasikan sekaligus mengidentifikasi materi pembelajaran serta meningkatkan keahlian mengkonstruksi pengetahuan yang baru sebagai usaha untuk meningkatkan pemahaman materi pembelajaran, selain itu juga bisa digunakan meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memahami masalah sekaligus meningkatkan kerjasama tim dan komunikasi.23

Berdasarkan semua pengertian di atas bisa diambil kesimpulan yakni perencanaan yang dilakukan ini termasuk perencanaan terus menerus karena perencanaan ini dibuat satu kali kemudian diterapkan seterusnya dengan sifat fleksibel.

c. Pelaksanaan Pembelajaran Amtsilati

Pelaksanaan Pembelajaran Amtsilati ini menggunakan metode klasikal. Yakni model pembelajaran yang dilaksanakan secara berkelompok tujuannya adalah untuk membentuk suasana kelas yang kondusif selama kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ini dilaksanakan secara berkelompok sesuai dengan jilidnya sendiri- sendiri. Dengan menggunakan pembelajaran seperti ini, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan kondusif sekaligus efektif, sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai secara maksimal. Selain itu, berdasarkan jumlah kelompok yang sesuai, pendidik bisa melihat

23 I Putu Widyanto dan Endah Tri Wahyuni.” Implementsi dan Perencanaan Pembelajaran”, Satya Sastraharing, Vol. 04 No. 02. (November 2020). 17

(39)

dan mengetahui secara langsung kualitas individu siswa. Meskipun pembelajaran dilakukan dengan klasikal, pembelajaran ini menegaskan dikemampuan masing-masing pada penguasaan materi.

Dalam proses pembelajaran individual ini setiap siswa diberikan waktu agar memahami materi berdasarkan dengan kemampuan maupun kecepatan masing-masing. Akan tetapi siswa harus aktif dalam pembelajaran dan dilarang bergantung kepada santri yang lain.

Untuk mendukung pembelajaran ini tugas guru hanya mengajarkan, membimbig serta meluruskan santri jika ada kesalahan ketika belajar materi.24

Berdasarkan penjabaran di atas bisa didapat kesimpulan yakni pembelajaran Amtsilati dilaksanakan dengan cara guru membacakan materi dan ditirukan oleh siswa, kemudian ditambah dengan menghafal nadzom yang sudah disediakan sebagai pendamping dan materi tambahan kitab Amtsilati.

d. Evaluasi Pembelajaran 1) Pengertian Evaluasi

Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “evaluation”

yang berarti penilaian maupun penaksiran. Sedangkan pada bahasa Arab disebut “al-qiamah atau Al-taqdir” yang memiliki arti penilaian. Sedangkan menurut harfiah, evaluasi pendidikan diartikan Al-taqdir al-tarbiyah yaitu berarti penilaian pada bagian

24 Afifatur Rahma. Implementasi Metode Amtsilati dalam Membaca Kitab Kuning di Pondok Pesantren Nurul Karomah Galis Madura. (Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2020) 24-25

(40)

pendidikan maupun penilaian tentang hal yang berhubungan mengenai pendidikan.25 John. M. Echols dan Hasan Shadily.

Sedangkan menurut Edwind Wandt dan Gerald W. Brown mengatakan bahwa “evaluation refer to the eact or process to determining the value of something”. Yang berarti sebuah aktivitas atau sebuah kegiatan yang menentukan dari nilai sesuatu. Selain itu, berdasarkan Oemar Hamalik evaluasi merupakan sebuah kegiatan kelanjutan mengenai pengumpulan dan analisis informasi untuk memberi nilai (asses) ketentuan yang dirancang pada sebuah proses pengajaran. Berdasarkan beberapa teori di atas bisa diambil kesimpulan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi yang bisa dipakai untuk penerimaan kepastian dan untuk mengetahui pencapaian tujuan.26

Dalam mencapai keberhasilan suatu pembelajaran, maka harus dilakukan evaluasi. Dalam evaluasi memerlukan adanya metode, serta tujuan untuk keberhasilan selama proses pembelajaran dan pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi yang bagus itu harus berdasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan pada perencanaan sebelumnya dan selanjutnya diterapkan oleh

25 Ina Magdalena, Hadana Nur Fauzi, Raafiza Putri. “Pentingnya Evaluasi dalam Pmbelajaran dan Akibat Memanipulasinya”, Bintang: Jurnal Pendidikan dan Sains. Vol. 2 No. 2 (Agustus 2020).

246

26 Syafril dan Novrianti. “Pengembangan dan efektivitas Penggunaan Computer Based Testing pada Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran pada Program Studi Teknologi Pendidikan. Jurnal Educative: Journal of Educational Studies , Vol. 2 No. 02. (Juli-Desember 2017). 158

(41)

guru kepada siswa. Sebaik apapun evaluasi apabila tidak mengacu pada arah yang sudah diputuskan maka tidak akan tepat sasaran.27 2) Tujuan Evaluasi

Tujuan evaluasi pembelajaran pada umunya yakni agar melihat keefektifan dan efisiensi dari model pembelajaran. Yang dimaksud dari model pembelajaran meliputi: metode, tujuan, media, materi, materi belajar, lingkungan dan proses penilaian.

Selain itu, evaluasi pembelajaran ini tujuannya adalah untuk memperhitungkan keberhasilan dari strategi pembelajaran, menilai dan menaikkan keberhasilan program kurikulum, menilai efektivitas pembelajaran, menunjang belajar siswa, mengenal kelebihan maupun kekurangan anak didik dan untuk memberikan data yang membantu proses pembuatan keputusan. Beberapa tujuan umum dan tujuan khusus dalam evaluasi pendidikan ialah:

(1) Tujuan Umum:

(a) Untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien proses pembelajaran, mau yang membahas mengenai materi, metode, tujuan, sumber belajar, media, ranah belajar ataupun sistem dari penilaian itu sendiri.

(b) Untuk mengumpulkan data sebagai bahan bukti tentang kemajuan peserta didik ketika menjalani proses pendidikan dalam rentang waktu tertentu

27 Tatang Hidayat dan Abas Asyafah. “Konsep dasar Evaluasi dan Implikasinya dalam Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah”, Al-Tadzkiyyah”. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 10 No. 1 (2019). 163

(42)

(2) Tujuan Khusus

Chittenden mengemukakan penilaian dan pembelajaran adalah “keeping track, checking-up, finding-out and summing- up”. Pengertian tentang beberapa istilah tersebut yakni:

(a) Keeping track, kegunaannya melacak serta menelusuri kegiatan belajar yang sesuai dengan rencana pembelajaran sesuai dengan yang sudah diputuskan.

(b) Checking-up, adalah untuk melihat skill siswa dalam sebuah kegiatan pembelajaran dan kekurangan siswa ketika proses pembelajaran.

(c) Finding-out, untuk melihat dan mendapatkan kelemahan atau kekurangan siswa ketika kegiatan pembelajaran, sehingga pendidik dapat dengan mudah mencari jalan lain dan solusinya.

(d) Summing-up, untuk menarik kesimpulan pemahaman anak didik pada tujuan yang sudah ditetapkan.28

Berdasarkan beberapa pemaparan diatas fungsi evaluasi adalah untuk menemukan dan mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan siswa yang harus dipertahankan maupun apa saja yang layak diperbaiki dengan cara mengumpulkan data-data sebagai bukti mengenai kemajuan siswa selama proses pembelajaran. Tujuan evaluasi sendiri adalah agar mengetahui atau melacak, melihat, mencari kekurangan, dan

28 Ina Magdalena et al. “Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Sekolah Dasar di SD Negeri Bencongan 1”, PENSA: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol.2 No. (1 April 2020). 90

(43)

menyimpulkan penguasaan peserta didik. Evaluasi yang baik itu harus berdasarkan pada perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar semua yang di evaluasi tepat sasaran dan sesuai dengan yang diharapkan.

3. Kemampuan Membaca Kitab Kuning a. Pengertian Kitab Kuning

Asep Usmani Ismail mengatakan bahwa kitab kuning yakni kitab-kitab terdahulu yang biasanya ditulis dan dicetak menggunakan huruf Arab, biasanya menggunakan bahasa Arab, jawa, melayu, dan lain-lain yang asalnya dari abad XI hingga XVI Masehi. Alasan dinamakan kitab kuning karena kitab ini diterbitkan menggunakan kertas warna kuning. Kitab ini memuat beragam hal yang terkait dengan agama islam. Mulai dari ilmu fiqih, ushul fiqih, hadist, tafsir, aqidah, ilmu tata bahasa Arab, ilmu sastra bahkan ada yang memuat tentang cerita hingga hikayat yang bercampur dengan dongeng. Kitab kuning ini adalah sebuah dokumen ilmu keislaman, berisi substansi islam yang lengkap memuat bermacam-macam pemikiran para kyai, berisi teks al-Qur’an dan tafsir yang dikemukakan mulai zaman sahabat hingga tabi’in, memuat segalam macam penjabaran status hadist mulai hadist yang sahih, hingga hadist lemah bahkan hadist palsu dan masih banyak lagi.29

Singkatnya kitab kuning ini bisa ditafsir telah menyiapkan semuanya untuk umat islam pada zaman ini yang membutuhkan dasar

29 Syarboini,PelaksanaanPembelajaran Kitab Kuning di M’had Jam’iah Institut Agama Islam Negeri Lhoksumawe Provinsi Aceh. 23-24

(44)

penggalian hukum. Oleh sebab itu, berpegang teguh dengan kitab kuning pada istinbath al-hukm, selain lebih praktis karena kitab kuning ini telah menyediakan berbagai ilmu yang beragam, hal ini juga tujuannya meminimalisir kesalahan ketika mempelajari Al- Qur’an dan hadist. Hal ini yang menyebabkan kitab kuning masih tetap eksis dikalangan pondok pesantren, perguruan tinggi dan madrasah, meskipun dalam penerapannya sudah banyak yang tidak menggunakan metode tradisional.

Untuk dapat membaca kitab kuning dengan baik, maka diperlukan untuk menentukan syakl (fathah, kasroh, dlommah dan sukun). Untuk mengetahui kedudukan dalam sebuah kalimat maka diperlukan mempelajari ilmu nahwu. Sedangkan agar bisa mengetahui bentuk kata memerlukan mempelajari ilmu sharaf. Untuk memastikan bentuk kata itu dibantu dengan memahami tulisan yang dibaca (fahm almaqru’i) dan hal ini tidak bisa diperoleh tanpa adanya penguasaan mufrodat. Oleh karena itu untuk mendalami kitab kuning ini harus menguasai ilmu nahwu, sharaf dan mufrodat terlebih dahulu.30

b. Metode Pembelajaran Kitab Kuning

Pada pembelajaran kitab kuning biasanya menggunakan beberapa metode, metode pembelajaran kitab kuning diantaranya yaitu:

30 Aliyah. “Pesantren Tradisional Sebagai Basis Pembelajaran Nahwu dan Sharaf dengan Menggunakan Kitab Kuning”, Al-Ta’rib”:Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban Vol. 6 No.1 (2018). 3-4

(45)

1) Metode Al-Miftah

Metode Al- Miftah merupakan nama dari suatu metode kilat membca kitab kuning buat santri usia dini yang disusun oleh Batartama (lembaga yang menanggulangi kurikulum pembelajaran di Pondok Pesantren Sidogiri) yang berisi kaidah Nahwu serta Sharaf buat tingkatan bawah. Nyaris seluruh isi dari tata cara Al- Miftah ini diambil dari kitab Jurumiyah serta sebagian dari Alfiyah Ibn Malik serta Nadzam Imrithi. Sebutan yang digunakan dalam modul ini nyaris sama dengan kitab nahwu yang terdapat di pesantren pada biasanya. Metode Al- Minftah ini diatur supaya gampang dimengerti oleh kanak- kanak dengan memakai Bahasa Indonesia, kesimpulan serta lapisan modul yang simpel, dan dilengkapi dengan tabel, skema, serta sebagian tata cara latihan, sampai perpaduan dengan lagu yang sesuai buat umur kanak- kanak. 31

2) Metode Amtsilati

Metode adalah suatu cara kerja yang berhubungan untuk memudahkan suatu pelaksanaan pembelajaran yang berguna untuk mewujudkan suatu tujuan yang diinginkan. Metode lebih bersifat

31Achmad, “Efekivitas Penerapan Metode Al-Miftah dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Kitab Kuning Bagi Santri Baru di Pondok Pesantren Syaichona Moh Kholil Bangkalan Madura”, Syaikhuna, Vol.8 No.1 (Maret 2017). 40.

(46)

procedural dan sistematik karena tujuannya yaitu agar mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.32

Amtsilati secara bahasa berarti “contohku”, maksudnya adalah suatu cara atau ide pemikirannya disampaikan melalui bentuk buku dengan banyak contoh supaya mudah dipahami oleh peserta didik.33 Istilah lain yang menyebutkan, Amtsilati merupakan sebuah kitab yang didalamnya terdapat metode cepat dan mudah dalam mempelajari kitab kuning dan rumus bahasa Arab yang dikarang oleh KH Taufiqul Hakim yaitu pendiri pondok pesantren Darul Falah Sidorejo Bangsri Jepara. Amtsilati yang berarti contohku ini adalah sebuah metode cepat baca tulisan Arab yang tidak ada harokatnya.34

Alasan menggunakan metode Amtsilati karena metode ini adalah metode yang bisa dipelajari dalam kurun waktu yang singkat sehingga memudahkan siswa dalam belajar memahami rumus bahasa Arab dan belajar membaca tulisan Arab tanpa harokat seperti yang ada pada Kitab Kuning.

c. Jenis-jenis Kitab Kuning

Kitab-kitab yang diajarkan di pesantren dapat dikelompokkan ke dalam 8 kelompok kategori:

32 Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008). 56

33 Ensiklopedi NU, Amtsilati Metode Baru Ngaji Nahwu, 6 Juni 2022.

http://www.nu.or.id/a,public-dinamic-s,pdf.

34 Tufiqul Hakim, Amtsilati: Metode Praktis Mndalami Al-Qur’an dan Membaca Kitab Kuning jilid 1, (Jepara:Al-Falah Offset, 2003)

Gambar

Gambar 4.2  Kartu Setoran Amtsilati

Referensi

Dokumen terkait

pada awalnya rintangannya adalah harus membuka wawasan orang tua mereka juga karena kita harus bersabar memberikan pemahaman kepada orang tuanya bagaimana pentingnya

tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa

Ia berpendapat bahwa umumnya orang-orang berusaha menyajikan peran diri mereka yang diidealisasikan dalam pertunjukan mereka di panggung depan, mereka merasa bahwa

Anak adalah termasuk ahli waris dari orang tuanya kelak ketika mereka meninggal, namun dalam kasus anak sumbang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 867 bahwa

Anak adalah termasuk ahli waris dari orang tuanya kelak ketika mereka meninggal, namun dalam kasus anak sumbang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata pasal 867 bahwa

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anuge- rahkan kepada mereka dengan

Berbeda dengan pandangan dari orang tuanya yang menganggap pendidikan sangat penting untuk masa depan, terutama untuk orang yang tinggal di kampung agar tidak

 Dengan bantuan orang tuanya, siswa mengenal letak rumah masing- masing Penutup  Membuat resume dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan