• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran menulis begitu penting untuk diterapkan agar siswa terampil dalam menulis dengan menuangkan idenya ke dalam bentuk teks khususnya teks cerpen

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pembelajaran menulis begitu penting untuk diterapkan agar siswa terampil dalam menulis dengan menuangkan idenya ke dalam bentuk teks khususnya teks cerpen"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN MENULIS TEKS CERPEN BERBASIS PENGALAMAN SISWA KELAS VII SMPN 29 SIJUNJUNG

Ris Novi Yanti, Refa Lina Tiawati R, Rahayu Fitri

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Risnoviyanti05@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to, describe the development proces of learning modules write text short stories based experience valid, praktikal, and effectivenes used grade student VII SMPN 29 Sijunjung. The research is a research development using model 4-D. However, in this study is limitid to the third phase. Development beginning stages of the definition, the design, and development. Subject research is students to small class number 25 in class VII SMP N 29 Sijunjung. Research data in the from of kuantatif obtained from the assessment results validator experts and practitioners, teachers and students, and learning outcomes test performance students.Based on data analysis and discussion, can be concluded that the results of validation classified very valid, ie 89,28, praktikalitas classified practical, ie 80,00 of results praktikalitas by teacher, and very practical, ie 83,01 of results praktikalitas by students, and the effectiveness of learning modules on material write text short stories developed classified as well as the average value of students be subject trial is 78,13. So module-based learning experience in the material write text short stories that have been developed can be used as subjects in the learning process Indonesian especially on the material write text short stories in particular SMP N 29 Sijunjung.

Keyword: Modules Write Ttext Short Stories; Experiential Learning

PENDAHULUAN

Menulis adalah suatu kegiatan produktif dalam menghasilkan rangkaian kata hingga menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, dan paragraf menjadi sebuah wacana.

Pembelajaran menulis begitu penting

untuk diterapkan agar siswa terampil dalam menulis dengan menuangkan idenya ke dalam bentuk teks khususnya teks cerpen. Cerpen merupakan salah satu wujud pernyataan seni yang menggunakan bahasa sebagai media komunikasi.

(2)

Pembelajaran menulis teks cepen adalah salah satu materi yang tercantum dalam kurikulum 2013 untuk siswa kelas VII SMP. Materi ini terdapat pada Kompetensi Inti (KI) Ke-4 “Mencoba, mengelolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lainnya yang sama dalam sudut pandang/teori”. Dan Kompetensi Dasar (KD) Ke-4.6 “Mengungkapkan pengalaman dan gagasan dalam bentuk cerita pendek dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan.

Pada kegiatan pembelajaran menulis teks cerpen di sekolah, terdapat beberapa kendala yang dihadapi siswa. Kendala tersebut adalah (a) buku ajar yang digunakan siswa isinya masih kurang dan juga terlalu monoton dari segi tugas dan juga penyajian materi, dan (b) siswa juga kesulitan untuk mencari ide dan mengembangkan ide atau merangkai kata-kata menjadi sebuah teks.

Tabel 1. Indikator Penilaian Menulis Teks Cerpen No Indikator Penilaian

1. Orientasi 2. Komplikasi 3. Resolusi

4. Penggunaan kata ulang 5. Penggunaan kata ganti

Berdasarkan hal-hal tesebut, maka perlu dilakukan pengembangan modul pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis pengalaman pada materi menulis teks cerpen untuk siswa kelas VII SMP N 29Sijunjung.

Permasalahan dalam penelitian pengembangan ini dapat dirumuskan sebagai berikut. (1) Bagaimanakah proses pengembangan modul pembelajaran menulis teks cerpen berbasis pengalaman yang valid digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Sijunjung? (2) Bagaimanakah proses pengembangan modul pembelajaran menulis teks cerpen berbasis pengalaman yang praktis digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Sijunjung?(3) Bagaimanakah proses pengembangan modul pembelajaran menulis teks cerpen berbasis pengalaman yang

(3)

efektif digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Sijunjung?

Tujuan penelitian

pengembangan ini adalah sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan proses pengembangan modul pembelajaran menulis teks cerpen berbasis pengalaman yang valid digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Sijunjung. (2) Mendeskripsikan proses pengembangan modul pembelajaran menulis teks cerpen berbasis pengalaman yang valid digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Sijunjung. (3) Mendeskripsikan proses pengembangan modul pembelajaran menulis teks cerpen berbasis pengalaman yang valid digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 29 Sijunjung.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan.

Menurut Sugiyono (2013:297) metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Selanjutnya Brog dan Gall (dalam

Alfianika, 2016:165), penelitian dan pengembangan adalah metedo penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasikan produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan model 4D (four-D Models) yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk (dalam Sugiyono 2015:37-38).

Penelitian pengembangan pada model ini dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Akan tetapi, pada penelitian yang dilakukan hanya sampai kepada tahap pengembangan (develop). Pada tahap pendefinisian (define) dilakukan analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis kurikulum, analisis konsep, dan analisis tugas.

Pada tahap perancangan (design), dilakukan perancangan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis pengalaman pada materi menulis teks cerpen sehingga dihasilkannya modul yang dapat menarik minat belajar siswa.Pada

(4)

tahap pengembangan (develop), dilakukan validasi modul oleh ahli dan praktisi, uji praktikalitas modul oleh guru dan siswa, dan uji efektivitas modul berdasarkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa berupa tes unjuk kerja menulis teks cerpen.

Subjek uji coba penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 29 Sijunjung. Subjek uji coba dipilih sebanyak 25 orang. Penggunaan 25 orang siswa sesuai dengan pendapat Asyhar (2011:160) bahwa uji coba dilakukan kepada siswa dalam kelompok terbatas. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, lembar observasi, dan tes unjuk kerja.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptif dengan menggunakan statistik deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil peneltian dideskripsikan berdasarkan tahap yang dilakukan dalam penelitian pengembangan, yaitu tahap pendefinisian (define), perancangan (design), dan

pengembangan (develop). Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan masalah yang dihadapi guru dan siswa. Masalah tersebut adalah rendahnya kemampuan menulis teks cerpen siswa dikarenakan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi menulis teks cerpen. Jika dilihat, di kelas siswa hanya menggunakan buku ajar dengan tampilan yang kurang menarik dan cenderung monoton serta tidak sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh sebab itu, inovasi bahan ajar perlu dilakukan agar siswa dapat termotivasi dalam belajar.

Penyusunan materi Modul mengacu pada Kurikulum 2013. KI dan KD yang dipilih adalah mengenai materi menulis teks cerpen. Setelah itu, langkah selanjutnya adalah menentukan materi-materi yang akan dimasukkan ke dalam Modul serta tugas-tugas yang akan diberikan. Jika semuanya sudah selesai ditentukan, maka hal-hal tersebut dapat dimasukkan ke dalam Modul. Hal ini bertujuan agar siswa dapat termotivasi untuk belajar serta dapat memahami

(5)

maateri menulis puisi bebas dengan baik.

Modul berbasis pengalaman tidak langsung dapat digunakan oleh guru dan siswa di sekolah. Modul harus divalidasi oleh validator, yaitu ahli dan praktisi. Penilaian yang diberikan valiadator dalam bentuk angket validitas terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2. Hasil Validasi Secara Umum

N o

Aspek Penyajian

Skor Nilai Validasi (%)

Kategori

1 .

Aspek kelayakan isi

32 91,42 sangat valid 2

.

Aspek kelayakan bahasa

22 88 sangat

valid 3

.

Aspek kelayakan penyajian

44 88 sangat

valid 4

.

Aspek Kegrafikaa n

27 90 sangat

valid Jumlah 125 89.28 sangat

valid

Berdasarkan tabel tersebut, maka didapatkan hasil validasi modul sebesar 89,28 dengan kategori sangat valid. Modul yang telah valid selanjutnya dilakukan uji praktikalitas.

Uji praktikalitas dilakukan oleh 1 orang guru dan 25 orang siswa.

Penilaian yang diberikan oleh guru dan siswa berupa angket. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka penilaian yang diberikan guru mencapai tingkat 80,00 dengan kategori praktis seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Praktikalitas Modul bagi Guru

N o

Aspek Penyajian

Tingkat Kepraktisa n (%)

Kategori

1. Aspek kemudaha n dalam penggunaa n

80,00 Praktis

2. Aspek kesesuaian dengan waktu

80,00 Praktis

Jumlah 80,00 Praktis

Penilaian yang diberikan siswa mencapai tingkat 80,51 dengan kategori sangat praktis seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4. Respon Kepraktisan Modul bagi Siswa

N o

Aspek Penyajian

Tingkat Kepraktisan (%)

Kategori

1 .

Aspek kemudaha n dalam penggunaa n

80,00 sangat praktis

(6)

2 .

Aspek kesesuaian dengan waktu

83,6 sangat praktis

Jumlah 80,51 sangat

praktis

Efektivitas siswa dilihat dengan dua cara, yaitu dari aktivitas dan hasil belajar siswa berupa tes unjuk kerja.

Aktivitas siswa dilihat berdasarkan enam indikator, yaitu (1) Menerima Modul Pembelajaran, (2) Memperhatikan instruksi guru, (3) Membaca Modul Pembelajaran, (4) Menjawab pertanyaan pertanyaan objektif dan essay yang terdapat dalam modul. Berdasarkan kegiatan yang diamati selama dua hari tersebut, maka aktivitas siswa dikategorikan sangat berhasil dengan nilai 100,00.

Hasil belajar siswa diperoleh dari tes unjuk kerja menulis teks cerpen. Hasil belajar tersebut dinilai sesuai dengan indikator penilaian yang telah ditentukan. Selain itu, penilaian juga dilihat dari skor yang didapatkan.

Berdasarkan analisis terhadap tes unjuk kerja siswa, maka diperoleh nilai rata-rata siswa, yaitu 78,13.

Berdasarkan validasi yang dilakukan, uji praktikalitas, dan uji

efektivitas Modul membuktikan bahwa Modul yang dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif, sehingga dapat digunakan dalam proses pembelajaran menulis teks cerpen. Aktivitas siswa yang dinilai berdasarkan kegiatan yang diamati dapat memotivasi belajar siswa. Tes unjuk kerja menulis teks cerpen yang dilakukan siswa membuktikan bahwa modul pembelajaran juga memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Oleh karena itu, pengembangan Modul pembelajaran sangat perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

KESIMPULAN

Proses pengembangan Modul dilakukan dengan melakukan analisis terhadap kebutuhan siswa serta menentukan materi pembelajaran yang akan dimasukkan ke dalam Modul.

Modul divalidasi oleh 2 orang ahli dan 1 orang praktisi. Validasi yang dilakukan mendapatkan hasil 89,28 dengan kategori sangat valid. Uji praktikalitas moduldinilai oleh 1 orang

(7)

guru dan 25 orang siswa. Hasil praktikalitas guru diperoleh nilai 80,00 dengan kategori praktis dan hasil praktikalitas siswa diperoleh nilai 80,51 dengan kategori sangat praktis.

Uji efektivitas siswa dilihat dari aktivitas dan hasil belajar siswa dan dinilai oleh 1 orang observer.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar siswa diperoleh nilai 100,00 dengan kategori sangat berhasil dan hasil belajar siswa dengan rata- rata 78,13.

DAFTAR PUSTAKA

Alfianika, Ninit. 2016. Metode Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:

Deeppublish.

Asyhar, H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar.

Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantatif &

Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra: Edisi Ketiga.

Yogyakarta: PT BPFE.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Putra, Nusa. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Thiagarajan, S; Semmel, D.S; &

Semmel, M.I. 1974.

Instructional Development forTraining Teachers of Exceptional Children: A Sourcebook. Indiana: Indiana University.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian, berdasarkan hasil penilaian dari uji validasi ahli media 100,00%, ahli materi 98,80%, praktisi 97,91%, dan siswa 81,24% setelah di rata – rata hasilnya

Hal ini berarti para ahli menyatakan bahwa modul tersebut dapat diimplementasikan oleh guru BK/konselor dalam memberikan layanan kepada siswa, dan 2 tingkat keterpakaian modul BK untuk