• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LABAKKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LABAKKANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

52

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI KELAS VIII SMP NEGERI 6 LABAKKANG

Yuliana, Salam, dan Mayong

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar Jalan Daeng Tata Raya, Makassar, Sulawesi Selatan

ya491081@gmail.com

INDONESIA: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berada di bawah lisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.

ISSN: 2722-2349 (cetak), ISSN: 2720-9377(daring) https://ojs.unm.ac.id/indonesia

Abstract: Learning to Write Poetry for Class VIII Students of SMP Negeri 6 Labakkang. This study aims to obtain a complete and accurate picture of the implementation

of learning to write poetry for class VIII students of SMP Negeri 6 Labakkang. The type of research used in this study is a qualitative research using a qualitative descriptive design. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentation. The results showed that the material and media components used by the teacher had made the implementation of learning to write poetry well. However, there are still some obstacles that affect learning, one of the different levels of student understanding makes students slow in understanding the material and the lack of variety of media used by teachers.

Keywords: learning, writing, poetry

Abstrak: Pembelajaran Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Labakkang.

Peneitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang lengkap dan saksama tentang pelaksanaan pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Labakkang.

Jenis penetilian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan desain deskripstif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen materi dan media yang digunakan guru telah membuat pelaksanaan pembelajaran menulis puisi terlaksana dengan baik. Akan tetapi, masih ditemukan beberapa kendala yang memengaruhi pembelajaran, salah satunya tingkat pemahaman siswa yang berbeda membuat siswa lambat dalam memahami materi serta kurangnya variasi media yang digunakan oleh guru.

Kata kunci: pembelajaran, menulis, puisi Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi (Mailani dkk, 2022). Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan bahasa manusia juga saling dapat bertukar pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan

manusia lainnya. Untuk berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan benar. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa menjadi bagian yang sangat penting untuk diajarkan di sekolah.

Pelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya mempelajari bahasa saja, tetapi juga

(2)

mempelajari tentang sastra. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia memuat empat aspek kompetensi yang harus dikuasai.

Keempat aspek tersebut adalah kompetensi membaca, menyimak, berbicara, dan menulis (Ibda, 2019). Dalam setiap pembelajaran keempat komponen tersebut memiliki hubungan yang erat yang satu dengan yang lainnya.

Menulis merupakan salah satu Keterampilan yang perlu dimiliki oleh siswa, karena dengan memiliki keterampilan menulis, siswa dapat menuangkan ide, gagasan, pikiran, pengalaman dan pendapatnya dengan benar (Dewi dkk, 2019). Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan menulis sudah menjadi hal pokok yang hendaknya dimiliki oleh siswa. Menulis merupakan kegiatan yang paling kompleks untuk dipelajari, dengan menulis seseorang akan membiasaan berpikir dan berbicara secara teratur, dan sistematis (Wicaksono, 2014).

Salah satu pembelajaran menulis sastra adalah menulis puisi. Menulis puisi berarti mengungkapkan suatu kehidupan dalam medium bahasa yang harus memenuhi syarat- syarat tertentu, sesuai dengan norma-norma estetis puisi. Menurut Setiawan dan Andayani (2019) puisi adalah sebuah ciptaan manusia berupa ungkapan jiwa yang ditampilkan secara ekspresif, dituangkan dalam bentuk bahasa indah, kata-kata yang estetis, rangkaian bunyi yang anggun dan memiliki daya tarik bagi para pembaca. Puisi juga diartikan sebagai salah satu bentuk karya sastra yang indah dan kaya.

Keindahan sebuah puisi di sebabkan oleh unsur fisik (diksi, pengimajian, kata konkret, majas, irama, ritma, dan tipografi) dan unsur batin (tema, amanat, perasaan, suasana, dan nada).

Puisi merupakan sarana ekspresi, ungkapan kegundahan ataupun kegelisahan.

Penulis puisi dituntut untuk terampil mengimprovisasikan keadaan menjadi rangkaian kata-kata yang enak dibaca, ada rasa dan makna pada setiap kata dan baris yang dilantunkan dalam puisi (Yunus, 2015: 64).

Puisi sebagai cabang satra tidak hanya didesain untuk membaca indah, tetapi juga untuk proses penulisannya. Sebagaimana halnya dengan membaca, menulis pun bukan hal yang mudah

apalagi jika sebuah tulisan harus dijadikan sebuah karya seperti puisi yang memiliki makna yang ingin disampaikan.

Pembelajaran menulis puisi memiliki arti yang penting sehingga dilaksanakan hampir pada semua jenjang pendidikan mulai dari SD sampai SMA. Kebiasaan siswa dalam menulis puisi akan membuat siswa tersebut, terampil dan terarah kemampuan berekspresinya sehingga secara tidak langsung akan mempertajam kemampuan berpikir.

Kemampuan menulis puisi diajarkan kepada siswa agar bisa bersikap lebih kritis untuk menghadapi situasi. Siswa dapat memanfaatkan kemampuan menulisnya untuk menghasilkan sebuah karya yang ekspresif dan menarik akan menimbulkan kepuasan tersendiri bagi penulisnya. Menurut Hamalik (2008: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya seperti tenaga laboratorium. Material, meliputi buku- buku, papan tulis, kapur atau spidol, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual serta komputer.

Prosedur meliputi jadwal, metode penyampaian informasi, praktik, belajar dan ujian.

Pada pelaksanaan pembelajaran terdiri dari tiga komponen utama yang sangat menunjang keberhasilan proses pembelajaran yakni materi, media dan metode pembelajaran.

Namun, permasalahan penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam kurikulum atau silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar atau umum yakni dalam bentuk materi pokok.

Tugas guru yakni menjabarkan materi pokok tersebut sehingga menjadi materi ajar yang lengkap. Selain itu, cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan hal penting.

Pemanfaatan yang dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak

(3)

siswa. Termasuk masalah yang sering dihadapi guru yakni berkenaan dengan materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa.

Media merupakan komponen yang sangat erat kaitannya dengan materi ajar dikarenakan media merupakan perantara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi sehingga proses pemilihan media pun menjadi penting untuk keberhasilan pembelajaran.

Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang sesuai dengan materi, strategi yang digunakan, dan karakteristik siswa. Pemilihan dan penggunaan materi ajar dan media dengan tepat untuk setiap unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa, maka akan meningkatkan proses interaksi belajar-mengajar. Siswa akan memeroleh hasil belajar yang efektif. Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak akan berjalan dengan baik.

Pengajaran puisi yang baik disekolah lanjutan, bukan hanya menghasilkan siswa yang memiliki tingkat kemampuan dalam mengapresiasi, dalam memahami serta menilai puisi dengan baik, melainkan pembelajaran puisi dapat memberikan sumbangan yang maksimal untuk pendidikan secara utuh (Yanti dan Gusriani, 2022). Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum, berarti akan membantu siswa berlatih keterampilan membaca, menyimak, berbicara, dan menulis yang masing-masing erat hubungannya.

Tujuan pembelajaran sastra (puisi) pada hakikatnya adalah menanamkan rasa peka terhadap hasil sastra. Agar siswa mendapatkan keharuan yang diperoleh karena mengapresiasi sastra. Tujuan utama pengajaran sastra adalah menanamkan rasa cinta terhadap sastra, sehingga memiliki kemampuan mengapresiasi dan menilai hasil-hasil sastra. Dengan demikian, tampaklah bahwa pembelajaran bukan menitik beratkan pada “apa yang dipelajari”, melainkan pada “bagaimana membuat pembelajar mengalami proses belajar, yaitu cara-cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan cara pengorganisasian materi, cara penyampaian pelajaran, dan cara mengelola pembelajaran.

Peneliti memilih untuk melakukan penelitian pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas VIII karena pada pelajaran Bahasa Indonesia salah satu materinya yakni mengenai penulisan puisi. Penulis menganggap pembelajaran menulis puisi ini berguna untuk siswa, dari pembelajaran menulis puisi, siswa dapat menuangkan segala perasaannya, gagasan, ide serta pengalaman hidupnya dalam bentuk karya sastra (puisi). Berkaitan dengan pentingnya pembelajaran mengenai penulisan puisi, penulis pun tertarik melakukan penelitian pembelajaran menulis puisi yang ada di sekolah. Pada penelitian yang penulis lakukan, penulis membatasi masalah pada pembelajaran menulis puisi. Pembatasan masalah peneliti lakukan agar data penelitian difokuskan pada satu materi pelajaran, dengan meneliti bagaimana materi ajar dan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis puisi. Selain itu, pembatasan masalah dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada peneliti lain untuk meneliti hal yang lebih luas terkait komponen pembelajaran lainnya. Selanjutnya dalam hal menetapkan tempat penelitian, penulis memilih salah satu sekolah yang memiliki nilaiakreditasi baik di kabupaten Pangkep khususnya Kecamatan Pangkajene. Penulis memilih penelitian di SMPN 6 Labakkang.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif sebagai prosedur dalam memecahkan masalah penelitian yakni pembelajaran menulis puisi terkait pada penyajian materi dan media dalam pembelajaran di SMPN 6 Labakkang kelas VIII. Data dalam penelitian ini yakni materi/bahan ajar dan media pembelajaran yang digunakan guru di dalam kelas. Selain itu, data penelitian ini juga berupa RPP yang telah disusun oleh guru Bahasa Indonesia kelas VIII, dan tindakan/perilaku guru dan siswa di dalam kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mendapatkan data pembelajaran menulis puisi yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data dan informasi yang telah terkumpul dideskripsikan secara objektif,

(4)

sesuai hasil interpretasi penulis. Adapun teknis analisis data tersebut meliputi reduksi data dan penyajian data.

HASIL

Teks puisi merupakan teks yang diajarkan pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Teks ini dimunculkan dalam Kurikulum 2013 (K-13) hasil revisi kurikulum pada tahun 2006. Puisi yang dipelajari ada tiga jenis yakni pantun, syair, dan gurindam.

Menulis puisi merupakan materi yang terdapat pada KD 4.14 yakni menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk puisi rakyat tentang objek seperti sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, dan atau suasana pentas seni daerah secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur kebahasaan secara lisan maupun tertulis. Deskripsi hasil penelitian diuraikan berikut ini

.

1. Penerapan Materi Ajar Pembelajaran Menulis Puisi

Pada observasi pertama, pembelajaran puisi sudah pada pertemuan ketiga.

Pembelajaran puisi pada pertemuan ini sudah pada KD 4.13 Menyimpulkan isi puisi rakyat.

Pertemuan sebelumnya juga telah membahas mengenai pengertian puisi dan unsur-unsur puisi. Berikut materi pembelajaran teks puisi rakyat pada saat proses pembelajaran di kelas berlangsung:

Observasi I : Menyimpulkan isi puisi rakyat

Obsevasi II : Memilah unsur-unsur pembangun puisi

Observasi III : Memilah unsur-unsur pembangun puisi

Observasi IV : Menulis puisi Observasi V : Musikalisasi Puisi

Observasi I pada KD 4.13 menyimpulkan isi puisi yang telah disampaikan pula pada pertemuan sebelumnya.

Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah menyimpulkan isi puisi. Selama proses pembelajaran berlangsung terjadi interaksi, guru meminta siswa untuk membuka buku paketnya pada halaman 104 yang terdapat didalamnya tugas menyimpulkan isi puisi

rakyat. Hal ini membuktikan bahwa pada pertemuan sebelumnya guru telah sempat membahas KD 4.13 menyimpulkan isi puisi.

Guru memberikan tugas menyimpulkan isi puisi yang telah disediakan dan terdapat pada halaman 104 yang didalamnya tugas menyimpulkan secara rinci isi puisi dengan judul Surat dari Ibu.

Data 1

Guru : Anak-anak coba buka halaman 104!

Siswa : Halaman 104, bu?

Guru : iya, ada yang mengerjakan?

Beberapa siswa mengacungkan tangan.

Interaksi pada data (1), guru meminta siswa untuk membuka buku paketnya yang terdapat dalam halaman 104 dan mengerjakan tugas menyimpulkan isi puisi dengan judul Surat dari Ibu. Hal ini dapat membuktikan membuktikan bahwa pada pertemuan sebelumnya guru telah sempat membahas KD 4.13 menyimpulkan isi puisi. Guru memberikan tugas menyimpulkan isi puisi pada halaman 104-105 yang didalamnya terdapat tugas menyimpulkan isi puisi secara rinci yang harus disimpulkan isinya oleh siswa.

Berikut ketiga jenis puisi rakyat yang harus disimpulkan oleh siswa.

a. Menyimpulkan Isi Pantun Pantun 1

Air surut memungut bayam, Sayur diisi kedalam kantung, Jangan diikuti tabiat bayam, Bertelur sebiji riuh sekampung.

Pantun 2

Baik bergalas baik tidak, Buli buli bertali benang, Baik berbalas baik tidak, Asal budi sama dikenang.

Pantun 3

Ikan nila di makan berang-berang, Katak hijau melompat ke kiri, Jika berada dirantau orang, Baik-baik membawa diri.

(5)

Pantun 4

Akar keladi melilit selasih, Selasih tumbuh di hujung taman, Kalunga budi junjungan kasih, Mesra kenangan sepanjang zaman.

Pantun 5

Pergi melaut membawa jala, Jala ditebar sambil mengingat, Meski hidup banyak kendala, Haruslah kita selalu semangat.

b. Menyimpulkan Isi Gurindam Gurindam

Jika hendak mengenal orang mulia, Lihatlah kepada kelakuan dia.

Jika hendak mengenal orang yang berilmu,

Bertanya dan belajar tiadalah jemu.

Jika hendak mengenal orang berakal, Di dalam dunia mengambil bekal.

Apabila dengki sudah bertanah,

Datanglah darinya beberapa anak panah.

Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,

Di situlah banyak orang tergelincir.

Pekerjaan marah jangan dibela, Nanti hilang akan di kepala.

c. Menyimpulkan Isi Syair Syair Perahu

Inilah gerangan suatu madah Mengarangkan syair terlalu indah Membetuli jalan tempat berpindah Di sanalah iktikat diperbetuli sudah Wahai muda kenali dirimu

Ialah perahu tamsil hidupmu Tiadalah berapa lama hidupmu Ke akhirat jua kekal hidupmu Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman Alat perahumu jua kerjakan Itulah jalan membetuli insan Perteguh jua alat perahumu Hasilkan bekal air dan kayu Dayung pengayuh taruh di situ Supaya laju perahumu itu Sudahlah hasil kayu dan ayar Angkatlah pula sauh dan layar Pada beras bekal jantanlah taksir Niscaya sempurna jalan yang kabir

Guru kemudian memerintahkan siswa untuk menyimpulkan isi dari ketiga puisi rakyat tersebut. Namun sebelum mengerjakan tugas, guru menyempatkan diri untuk bertanya dan menguji apakah siswa masih mengingat materi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa guru telah melakukan proses kegiatan menanya kepada siswa. Seperti pada data percakapan berikut ini.

Data 2

Guru : Anak-anak sebelum kita melanjutkan coba ada yang masih ingat tentang syair, pantun dan gurindam. Ada yang masih ingat syarat-syarat pantun?

Siswa 1 : Saya bu, ada 8-12 suku kata Siswa 2 : Ada sampiran dan isi Siswa 3 Bersajak ab-ab

Guru : Kemudian pada gurindam.

Yang lain, sebelah sini (menunjuk kearah sebelah kanan).

Siswa 3 Bersajak aa, bb, cc

Percakapan pada Data (2) membuktikan bahwa pada pertemuan sebelumnya guru telah memberikan materi syarat atau ciri puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam).

Setelah menanyakan kepada siswa mengenai ciri-ciri dari ketiga jenis puisi rakyat guru kembali pada tugas awal siswa yaitu menyimpulkan isi puisi rakyat seperti pada data percakapan berikut ini.

Data 3

Guru : Kita kembali kepada menyimpulkan isi puisi rakyat.

Bagi yang belum selesai, silahkan diselesaikan.

Sebentar akan ibu minta beberapa orang untuk menyimpulkan isi dari puisi rakyat

Guru meminta siswa untuk menyelesaikan tugas menyimpulkan isi puisi rakyat hingga bel waktu istirahat berbunyi.

Setelah berisitirahat guru kembali menyuruh siswa satu persatu membacakan hasil simpulannya. Pada observasi I, guru hanya

(6)

mengulang materi pada pertemuan sebelumnya yakni syarat-syarat puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam) dan menyelesaikan pelaksanaan KD 4.14. Pada observasi ini berlangsung kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan dalam pembelajaran. Namun dalam pembelajaran, proses menanya antara siswa dengan siswa tidak terjadi disebabkan penugasan yang diberikan secara individu dan dilaksanakan selama jam istirahat berlangsung. Pada kegiatan menyimpulkan isi puisi rakyat terutama pada menyimpulkan isi pantun, guru tidak membahas perbandingan pantun tersebut.

Pada observasi II dan III, guru memasuki pertemuan keempat dan kelima materi puisi rakyat. Pertemuan kali ini adalah pelaksanaan KD 3.14 yakni menelaah struktur dan kaidah kebahasaan puisi rakyat.

Data 4

Guru : Anak-anak, jadi ada dua yang akan kalian lakukan pada hari ini. Yang pertama kalian akan menelaah struktur, yang kedua menelaah bahasa. Jadi ingat ada dua. Nah sekarang perhatikan di buku kalian itu ada 1 pantun lengkap dengan telaahnya. Silahkan kalian perhatikan itu! Silahkan baca dan amati dengan baik.

Setelah itu silahkan bertanya apa yang kalian tidak ketahui tentang cara menelaah.

Pada observasi ke II, guru pertama- tama memberikan arahan kepada siswa. Pada proses ini siswa dibiarkan mencari sendiri informasi atau materi telaah struktur dan bahasa sehingga terjadi proses mengamati dan menalar informasi hingga semua siswa mulai menanyakan hal tidak mereka mengerti yakni:

kalimat majemuk; kalimat berdiri sendiri; dan penanda hubungan syarat. Guru terlebih dahulu mempersilahkan siswa yang mungkin mengetahui jawaban dari pertanyaan temannya untuk mengutarakan pendapatnya kemudian barulah guru menerangkan hal tersebut serta menuliskan contoh mengenai ketiganya di papan tulis.

Data 4

Guru : Sudah ada yang menjawab dari teman mu tadi, Ibu kalimat majemuk itu mempunyai dua subjek, mempunyai dua predikat.

Kalau kalimat sendiri ada yang satu objeknya bu? Ada yang membuat tapi tidak dimasukkan yang membuat.

Itu pendapat temanmu yah.

Guru kemudian menuliskan contoh di papan tulis: “Rani makan nasi goreng dan adiknya minum susu”

Coba kalian amati yah! Ini merupakan contoh kalimat majemuk yang sederhana.

Coba sekarang mana kalimat yang berdiri sendiri? Kalimat yang berdiri sendiri kalau seperti ini (sambil melingkari kalimat “Rani makan nasi”).

Ini berdiri sendiri atau biasa disebut kalimat tunggal.

Kalimat tunggal itu yang bagaimana? Satu subjeknya, satu predikatnya, boleh satu objeknya, boleh satu keterangan. Itu kalimat tunggal, berdiri sendiri. Nah kemudian kalimat yang berdiri sendiri ini bisa menjadi bagian kalimat majemuk jika sudah digabung yah. Jadi sudah betul tadi yang dikatakan teman kamu dua subjek, dua predikat betul sekali. Kalau saya mau dijadikan kalimat majemuk dikasih konjungsi

“dan” adiknya minum susu.

Pada observasi II, guru memberikan materi mengenai kalimat majemuk, kalimat berdiri sendiri, dan penanda hubungan bersyarat yang merupakan materi yang tidak dimengerti oleh para siswa. Pada buku paket siswa halaman 183-185 terdapat banyak pembahasan kalimat pada materi menelaah struktur dan bahasa puisi rakyat yakni kalimat perintah, kalimat saran, kalimat ajakan,

(7)

kalimat seru, kalimat larangan, kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat, kalimat tunggal, kalimat majemuk, dan macam-macam kalimat majemuk.

Data 6

Guru : Jadi, ibu ulang kembali yah.

Jadi telaah itu ada 2, telaah struktur dan telaah bahasa.

Telaah struktur bisa disetiap baris apakah dia masuk misalnya dia masuk pantun, telaah sesuai dengan syarat- syarat pantun. Kalau syair cocokkan dengan syarat- syaratnya syair. Sehingga jika kalian temukan syair dan tidak sesuai dengan syarat-syarat syair. Tulis di situ bahwa ini tidak sesuai dengan syarat- syaratnya syair. Paham?

Siswa : Paham, bu.

Pada observasi ke III memasuki pertemuan kelima, guru hanya menekankan pada syarat-syarat ketiga jenis puisi rakyat (pantun, syair, dan gurindam). Kemudian guru memberikan tugas menelaah puisi rakyat dan meminta siswa membacakan hasil telaahnya.

Tidak ada materi tambahan atau sumber lain yang digunakan guru pada pertemuan kali ini.

Guru memberikan tugas telaah kepada para siswa dengan memberikan potongan kertas kecil yang mesti ditentukan jenis puisi rakyatnya dannantinya akan dicari dan dicocokkan dengan pasangannya. Kegiatan ini membuat siswa terlihat antusias dan aktif berinteraksi dengan siswa lainnya. Pada awal pembelajaran telaah puisi rakyat ini hingga selesai, guru lebih banyak menekankan telaah struktur dan simpulan nilai-nilai yang terkandung dalam puisi rakyat tersebut. Guru kurang memberi penekanan dan arahan terkait telaah bahasa untuk ketiga puisi rakyat tersebut.

Selanjutnya pada observasi ke IV, memasuki pertemuan keenam untuk pembelajaran puisi rakyat. Pada pengamatan ini, guru telah memasuki KD 4.14 yakni menyajikan data, gagasan, kesan, dalam bentuk puisi rakyat secara tulis dan lisan dengan memperhatikan struktur kebahasaan secara lisan maupun tulis. Pada RPP guru KD.

4.14 dijabarkan menjadi 3 materi pokok yakni menulis puisi, berbalas pantun, dan musikalisasi puisi dengan alokasi waktu 6x40 menit atau 3x pertemuan. Observasi ke IV, pertemuan ke 6 merupakan 1x pertemuan untuk KD 4.14 dengan materi menulis puisi yang terkhusus pada satu jenis puisi rakyat yakni pantun pada pertemuan ini, guru memerintahkan siswa membuat pantun dengan memerhatikan syarat-syarat pantun. Pantun dibuat secara individu dalam kelompoknya masing-masing yang nantinya akan disatukan dan nantinya akan ditampilkan pada kegiatan musikalisasi puisi.

Data 7

Siswa : Ibu, apa temanya?

Guru : Silahkan sepakati bersama temannya didalam anggota kelompoknya

Siswa : Ibu, misalnya pantun jenaka, berarti jenaka semua dalam kelompok?

Guru : Iya, betul. Ada lagi pertanyaan?

Siswa : Bu, bisa sama tema dengan kelompok lain?

Guru : Bisa, tetapi jelas isi berbeda.

Pada pertemuan ini guru hanya memberi penekanan kepada siswa untuk memperhatikan syarat-syarat yang harus ada dalam pantun. Tidak ada materi tambahan yang diberikan guru kepada siswa. Pada proses diskusi tema, siswa melakukan pencarian ide terkait tema yang ingin diangkat serta pemilihan kata yang tepat. Setelah proses penulisan selesai, siswa dipersilahkan membacakan hasil penulisannya. Ketika ditemukan kesalahan atau ada syarat pantun yang tidak terpenuhi, siswa diminta untuk memperbaiki pantun yang dibuat sebelum disatukan dengan anggota kelompoknya.

Observasi ke V pada pertemuan ke 7, guru telah memasuki materi kedua dari KD 4.14 yakni berbalas pantun. Guru meminta siswa membuka buku paketnya mengenai materi berbalas pantun yakni pada halaman 189. Guru meminta siswa memperhatikan tata cara atau aturan berbalas pantun. Guru juga menekankan kepada siswa bahwa berbalas pantun itu sifatnya spontan sehingga siswa

(8)

terlepas dari aturan syarat-syarat yang ada dalam pantun.

Data 8

Siswa : Anak-anak untuk pertemuan hari ini kita memasuki materi berbalas pantun. Kalian bebas membuat pantun apa saja.

Perhatikan caranya agar tidak ada lagi yang bingung sebentar yah!

Jadi bisa saja pantun itu Cuma dua baris. Ingat yah berbalas pantun itu sifatnya spontan. Di sini kita ingin melihat bagaimana kecepatan kalian untuk menyusun kata-kata.

Untuk bisa menyambung pantun yang diberikan teman kalian.

Usahakan tema pantun yang digunakan sebentar itu temanya tentang memberikan nasehat. Intinya pantunmu itu memiliki nilai moral.

Sebaiknya nanti pantunmu, bagaimana bisa memotivasi.

Siswa : Perkenalan begitu bu?

Guru : Perkenalan juga silahkan!

Yang jelas jangan ada yang saling menghina.

Kegiatan berbalas pantun berlangsung sebanyak dua kali pertemuan yakni pada observasi ke V dan VI. Kegiatan ini berlangsung semarak dikarenakan guru juga membentuk tim penyemangat bagi tim yang tampil berbalas pantun. Kebanyakan siswa terlihat antusias, tetapi sebagian lagi hanya bersemangat ketika menjadi tim penggembira atau penyemangat. Dalam kegiatan ini guru memilih secara acak empat orang siswa setiap putaran secara acak.

Pada pertemuan kedua materi berbalas pantun yakni pada observasi ke VI, juga merupakan kesepakatan antar guru dan siswa untuk menampilkan musikalisasi puisi, namun karena media pengeras suara yang akan digunakan tidak berfungsi maka kegiatan musikalisasi puisi diundur.

Pada observasi ke VII penyajian musikalisasi puisi akhirnya dilaksanakan setelah beberapa kali tertunda. Pada pertemuan ini guru tidak lagi memberi materi apapun, akan tetapi hanya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih dan menghafal pantun yang akan ditampilkan nanti. Siswa dipersilahkan berlatih sampai waktu istirahat tiba karena penampilan akan dimulai setelah waktu istirahat selesai. Urutan penampilan dilakukan dengan cara diundi. Guru meminta salah satu siswa menulis angka 1 sampai 6 dikertas kecil. Kemudian guru meminta satu orang perwakilan disetiap kelompok untuk mengambil kertas sebagai penentu urutan tampil. Berdasarkan pada pengambilan nomor undian, urutan tampilnya yakni kelompok yang pertama tampil berturut-turut kelompok 6, kelompok 2, kelompok 3, kelompok 5, kelompok 4, kelompok 1. Setiap satu kelompok tampil, guru bertepuk tangan sebagai penanda pujian.

Pantun yang disajikan para siswa dalam kegiatan musikalisasi puisi adalah pantun yang dibuat pada observasi ke IV yakni pada materi menulis puisi rakyat terkhusus pada satu jenis puisi rakyat yakni pantun.

Pantun yang disajikan siswa telah sesuai dengan syarat-syarat pantun yang mesti ada dalam penulisan atau pembuatan pantun. Pada kegiatan ini, guru tidak memberi materi apapun dan hanya memberikan siswa arahan untuk berlatih sebelum waktu penampilan dimulai.

2. Penerapan Media Pembelajaran Menulis Puisi

Pada pembelajaran teks puisi rakyat media utama yang digunakan guru adalah teks puisi rakyat. Guru menggunakan media teks berbagai macam pantun, syair, dan gurindam yang diambil dari buku pegangan siswa dan internet. Pada pelaksanaan pembelajaran guru tidak hanya menggunakan teks puisi rakyat, tetapi juga menggunakan media lain sebagai media pendukung seperti papan tulis, koin, pengeras suara, telpon genggam, dan musik.

Berikut media pembelajaran puisi yang teramati dalam proses belajar mengajar di kelas.

(9)

Tabel 1. Media Pembelajaran Puisi yang Teramati dalam Proses Belajar Mengajar di Kelas

Observasi ke-

Materi Pembelajaran

Media Pembelajaran I Menyimpulkan

isi puisi rakyat

Papan tulis dan teks pantun, syair, dan gurindam yang terdapat dalam buku siswa II dan III Menelaah

struktur dan kaidah kebahasaan puisi rakyat

Papan tulis, contoh teks pantun, syair dan gurindam yang terdapat dalam buku siswa dan potongan kertas kecil yang berisi satu jenis puisi rakyat.

IV Menulis puisi rakyat (pantun)

Teks pantun V dan VI Berbalas

pantun

Koin VII Musikalisasi

puisi

Pengeras suara, telepon

genggam, dan teks pantun.

Pada observasi I, guru menggunakan media teks berbagai macam pantun, syair, dan gurindam sebagai media utama dalam pembelajaran berbasis teks yang diambil dari buku pegangan siswa yakni Buku Paket Bahasa Indonesia Edisi Revisi 2016 yang menjadi sumber bahan ajar utama yang digunakan dalam pembelajaran. Guru juga menggunakan papan tulis sebagai media pendukung dalam pembelajaran.

Pada observasi kedua yakni pada materi “menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat.” Guru juga mengguanakan berbagai macam contoh teks telaah pantun, syair, dan gurindam yang tada pada buku pegangan siswa. Meskipun pada proses pembelajaran guru hanya menyampaikan atau meminta siswa memperhatikan contoh telaah teks pantun yang ada pada buku halaman 180,

akan tetapi didalam buku pegangan siswa itu juga membarikan contoh telaah puisi rakyat berupa syair dan gurindam. Guru menggunakan papan tulis sebagai media tambahan yanng digunakan untuk menuliskan contoh dari materi yang ditanyakan oleh siswa.

Pada observasi ke III, materi “telaah dan bahasa puisi rakyat” dilanjutkan. Guru menggunakan media teks puisi rakyat yanng telah dibuat sendiri oleh guru dan di buat dalam potongan kertas kecil yang berisi satu jenis puisi rakyat. Puisi rakyat ini di ambil dari berbagai sumber yakni buku pegangan siswa dan internet yang kemudian ditugasi kepada siswa untuk telaah. Media ini mendukung siswa aktif dalam pembelajaran, terlebih lagi pada pelaksanaannya siswa di minta mencari pasangannya sesuai dengan angka yang tertulis pada puisi rakyat tersebut.

Pada observasi ke IV pertemuan ke 6 memasuki materi menulis puisi rakyat dalam hal ini adalah pantun yang merupakan penjabaran dari KD 4.14 menyajikan puisi rakyat baik secara lisan maupun tulisan. Dalam pembelajaran kali ini guru hanya menekankan pada syarat-syarat pantun dan dalam hal ini siswa mengamati dan memperhatikan berbagai macam teks pantun baik yang ada dibuku pegangannya maupun diluar buku pegangannya. Teks pantun inilah yanng menjadi media utama yang digunakan untuk dijadikan dasar atau contoh dalam penulisan pantunnya.

Pada observasi ke V dan VI guru memasuki kegiatan berbalas pantun. Pada pembelajaran ini siswa tidak perlu terbebani dengan syarat-syarat pantun. Guru menggunakan kartu untuk menentukan pasangan dan lawan saat bermain. Guru juga menggunakan koin sebagai penentu pasangan yang akan memulai permainan berbalas pantun terlebih dahulu. Pada observasi terakhir yakni observasi ke VII, guru memasuki kegiatan ini, media yang digunakan sebagai media utama adalah teks pantun. Media pendukung pada kegiatan ini berupa speaker atau pengeras suara, instrumen musik, handphone guru yang digunakan untuk merekam penampilan siswa, handphone beberapa siswa yang digunakan untuk memutar instrumen musik. Berdasarkan catatan observasi, guru menggunakan berbagai macam teknik yang menerapkan materi dalm menerapkan materi dan media yang digunakan

(10)

di dalam kelas. Guru menggunakan teknik diskusi, tanya jawab, penugasan, dan terkadang menggunakan teknik ceramah sebagai pendukung yang digunakan oleh guru.

Pada hasil observasi penerapan komponen pembelajaran oleh guru yakni kegiatan pembelajaran 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi/ Mencoba, Menalar, dan Mengomunikasikan).

PEMBAHASAN

Komponen-komponen pembelajaran yang dikemukakan oleh Arifin (2012:24) yang mendukung keberhasilan proses pembelajaran, materi ajar, metode, media, dan evaluasi pembelajaran. Dari ketujuh komponen tersebut media dan materi ajar memiliki kaitan yang sangat erat disebabkan media merupakan perantara yang digunakan guru dalam mempersiapkan materi di dalam kelas.

Materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar- benar menunjang tercapainya indikator dan tujuan pembelajaran. Pemilian materi harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, alokasi waktu, dan sesuai dengan pendekatan saintifik. Materi ajar harus disajikan dengan tepat dan sistematis berdasarkan tujuan pembelajaran. Materi puisi rakyat yang disajikan guru telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dibuat guru berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang terdapat dalam silabus. Di dalam RPP yang dibuat oleh guru terkhusus pada K.D 4.14 yakni menyajikan data, gagasan, kesan dalam bentuk puisi rakyat tentang objek (sekolah, tempat wisata, tempat bersejarah, atau suasana pentas seni daerah) secara tertulis dan lisan dengan memperhatikan struktur kebahasaan secara lisan dan tulis yakni pada materi menulis puisi rakyat dalam hal ini adalah pantun. guru menjabarkan KD dengan tiga materi pokok, yakni menulis puisi rakyat dalam hal ini adalah pantun, berbalas pantun, dan musikalisasi puisi.

Pembuatan dan pemilihan materi didasarkan pada silabus dan buku paket serta memperhatikan KD yang akan di ajarkan lalu disesuikan dengan pembagian alokasi waktunya. Dalam RPP guru KD 4.14 ini, alokasi waktunya yakni sebanyak 3 kali pertemuan, tetapi dalam penerapannya, guru

membutuhkan waktu atau pertemuan tambahan untuk menyelesaikan KD ini terkhusus pada materi berbalas pantun yang dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Sehingga alokasi waktu yang digunakan adalah 4 kali pertemuan.

Materi ajar dalam pembelajaran puisi yang disajikan guru di kelas VIII SMP Negeri 6 Labakkang adalah materi “Menyimpulkan isi puisi rakyat “ mulai dari menyimpulkan isi pantun, syair, dan gurindam. Kegiatan ini dilakukan pada observasi I, pertemuan ketiga untuk pembelajaran puisi rakyat. Pada pertemuan ini guru meminta siswa menyebutkan syarat-syarat pantun, syair, dan gurindam yang telah dibahas pada pertemuan ini guru menugasi siswa untuk menyimpulkan isi puisi rakyat yang pada halaman 174. Pada halaman tersebut terdapat pantun yang harus di telaah oleh setiap siswa. Pada halaman selanjutnya juga terdapat 6 gurindam dan 1 syair yang terdiri dari bait yang mesti disimpulkan pesan moralnya. Guru menegaskan dan menyimpulkan isi puisi rakyat bahwa menyimpulkan isi itu intinya adalah menuliskan tentang pesan moral.

Setelah Selesai siswa ditunjuk oleh guru satu persatu untuk membacakan hasil penyimpulan pantun yang telah mereka kerjakan. Pada observasi ini berlangsung kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengomunikasikan dalam pembelajaran.

Namun dalam pembelajaran, proses menanya antara siswa dengan siswa tidak terjadi disebabkan penugasan yang diberikan secara individu dan dilaksanakn selama jam istirahat berlangsung. Pada kegiatan menyimpulkan isi puisi rakyat terutama pada penyimpulan isi pantun, guru tidak membahas perbandingan pantun yang dibuat oleh nenek moyang dan pantun baru.

Menelaah struktur dan kaidah kebahasaan puisi rakyat. Kegiatan ini dilakukan pada pertemuan keempat dan lima pembelajaran puisi rakyat. Pada awal pembelajaran guru langsung meminta siswa mengamati satu contoh telaah yakni telaah struktur pantun. Pada buku paket bahasa Indonesia yang digunakan siswa, terdapat materi beberapa kalimat seperti: kalimat saran, kalimat perintah, kalimat ajakan, kalimat seru, kalimat larangan, kata penghubung dalam puisi rakyat, kalimat tunggal, dan kalimat majemuk.

(11)

Pada kegiatan ini siswa aktif bertanya, terutama pada bagian kalimat majemuk, kalimat berdiri sendiri, dan penanda hubungan syarat. Guru kemudian menjelaskan ketiga hal tersebut. Guru kemudian memberikan tugas kepada siswa yakni pada halaman 179 yang terdiri dari 6 pantun yang mesti ditelaah oleh para siswa. Tugas ini baru ditindaklanjuti pada pertemuan selanjutnya yakni pada observasi ke III. Para siswa diminta membacakan tugas telaahnya satu persatu di depan kelas.

Setelah istirahat, guru kembali menugasi siswa untuk menelaah teks puisi rakyat dengan membarikan siswa potongan kertas kecil yang berisi satu jenis puisi rakyat.

Kegiatan ini dilakukan secara berpasangan.

Tidak ada materi tambahan atau sumber lain yang digunakan guru pada pertemuan kali ini.

Pada awal pembelajaran telaah puisi rakyat ini selesai, guru lebih banyak menekankan telaah struktur dan simpulan nilai-nilai yang terkandung dalam puisi rakyat tersebut. Guru kurang memberi penekanan dan arahan terkait telaah bahasa untuk ketiga puisi rakyat tersebut.

Menulis puisi rakyat dalam hal ini adalah pantun. Pada kegiatan ini guru tidak memberikan tambahan materi, akan tetapi guru hanya memberikan penekanan kepada siswa untuk memperhatikan syaratsyarat pantun dalam penulisan pantun. Pantun yang dibuat ini nantinya akan disajikan dalam bentuk musikalisasi puisi. Dalam kegiatan ini siswa melalui proses pencarian ide terkhusus pada tema secara berkelompok. Pembuatan pantun dilakukan secara individu, satu orang membuat satu pantun yang kemudian akan disatukan dengan teman kelasnya.

Berbalas pantun. Kegiatan ini dilakukan pada observasi V dan VI. Guru meminta siswa membaca aturan atau tata cara berbalas pantun. Guru juga meminta siswa mengamati contoh berbalas pantun. Yang ada pada buku paket siswa halaman 190 yang dipandu oleh moderator. Pada kegiatan ini, guru menekankan kepada siswa untuk tidak lagi perlu memperhatiakan syarat-syarat pantun dikarenakan berbalas pantun yang mesti dilakukan itu secara spontan.

Musikalisasi puisi. Pada kegiatan ini guru tidak membarikan materi dikarenakan siswa hanya akan menyajikan pantun yang

telah dibuat pada pertemuan seblumnya yang akan dipadukan dengan instrumen musik.

Dari kelima materi yang teramati, ada pula materi-materi yangtidak teramati oleh peneliti yakni pada pertemuan pertama dan kedua pembelajaran puisi. Pada pertemuan pertama dan kedua, guru memberikan perkenalan awal mengenai puisi rakyat dan ketiga jenis puisi rakyat yakni pantun, syair, dan gurindam. Dari observasi I, guru sempat menyinggung mengenai syarat-syarat pantun, syair, dan gurindam. Maka dari observasi ini penulis menyimpulkan bahwa materi syarat- syarat ketiga jenis puisi rakyat itu telah di bahas pada pertemuan sebelumnya. Guru juga sudah sedikit memberikan perkenalan awal mengenai menyimpulkan isi puisi rakyat pada pertemuan sebelumnya juga, siswa diberikan tugas mengenai kata berima pada puisi rakyat.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan Arifin mengenai materi pembelajaran, pemilihan materi yang dibuat guru telah sesuai dengan tujuan pembelajarannya, dan sesuai dengan pendekatan saintifik yang memuat lima hal yakni mengamati, menyimpulkan informasi/mencoba, menalar, dan mengomunikasikan. Dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas, kelima hal terkait pendekatan saintifik tersebut telah diterapkan dalam proses pembelajaran. Terkait dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam RPP guru, ternyata guru memerlukan satu pertemuan tambahan untuk menyelesaikan materi terkhusus pada materi berbalas pantun.

Materi pembelajaran disajikan secara sistematis dari muda ke sulit. Dilihat dari awal pertemuan guru memberi pengetahuan awal mengenai puisi rakyat sehingga pada pertemuan mengasah keterampilan siswa.

Materi ajar yang telah di sajikan guru telah mampu mendukung keberhasilan proses pembelajaran dengan menunjang tercapainya indikator dan tujuan pembelajaran.

Berkaitan dengan pengembangan materi, guru mengatakan bahwa pengembangan materi dilakukan melalui tugas-tugas yang diberikan kepada siswa misalnya memberikan pekerjaan rumah. Dari pekerjaan rumah atau tugas yang diberikan guru itu siswa dapat mencari dari berbagai sumber mengenai materi dan tugas yang diberikan. Guru juga memberitahukan bawa selain buku paket pegangan sebagai pedoman

(12)

pemberian materi, guru juga mencari informasi atau materi dari internet dan buku rujukan lainnya. Selain itu guru juga meminta siswa untuk mencari materi dari rujukan lain salah satunya adalah internet.

Media yang digunakan guru pada pembelajaran puisi rakyat disesuaikan dengan materi dan KD yang akan dicapai oleh siswa.

Arifin menyatakan bahwa media pembelajaran yang dipilih hendaknya sesuai dengan keadaan siswa, sesuai dengan situasi, sesuai dengan kondisi lingkungan tempat media itu digunakan, dan sesuai dengan daya kreatifitas guru. Pada Pembelajaran ini guru menggunakan media utama yakni teks puisi rakyat sebagai sarana untuk mempermudah penyampaian materi dan dapat merangsang siswa untuk belajar dengan baik. Pada pelaksaan pembelajaran guru tidak hanya menggunakan teks puisi rakyat berupa pantun, syair, dan gurindam, tetapi juga menggunakan media lainsebagai media pendukung seperti papan tulis, koin, speker, handphone, dan musik.

Media Pembelajaran yang digunakan guru SMP Negeri 6 Labakkang adalah: Pada Observasi I materi Pembelajaran

“menyimpulkan isi puisi rakyat”, guru menggunakan media teks puisi rakyat yakni teks pantun, teks syair, dan teks gurindam sebagai media utama dalam pembelajaran yang terdapat pada buku pegangan siswa. Pada observasi II materi pembelajaran “menelaah struktur dan kaidah kebahasaan puisi rakyat”, guru menggunakan contoh telaah teks pantun yang terdapat pada buku pegangan siswa.

Siswa diminta mengamati dan pemperhatikan contoh telaah teks pantun tersebut. Selanjutnya pada observasi ke III lanjutan materi telaah puisi rakyat, guru menggunakan potongan kertas kecil yang berisi satu jenis teks puisi rakyat yang berbeda di setiap kertasnya yang digunakan sebagai media utama dalam pembelajaran.

Selanjutnya, Pada observasi ke IV materi pembelajaran “menulis puisi rakyat”

dalam hal ini pantun. Guru meminta siswa memperhatikan syaratsyarat pantun dalam penulisan pantunnya. Dengan demikian, siswa diminta untuk memperhatikan ciri atau syarat yang ada di dalam teks pantun pada buku pegangan siswa. Teks pantun merupakan satusatunya media dalam kegiatan ini. Pada

observasi Vdan VI materi pembelajaran

“berbalas pantun”, siswa ditugasi menyajiakan pantun dengan cara berbalas pantun. Dalam kegiatan ini, guru menggunakan kartu untuk menentukan pasangan dan lawan saat bermain.

Guru juga menggunakan koin sebagai penentu pasangan yang akan memulai permainan berbalas pantun terlebih dahulu. Pada observasi VII kegiatan musikalisasi puisi.

Siswa akan menyajikan puisi rakyat (pantun).

Media yang diguanakan dalam kegiatan ini adalah teks pantun, instrumen musik, speker, dan handpone sebagai media pendukung penampilan siswa. Berdasarkan hasil obseravasi, guru menggunakan media teks puisi rakyat. Yakni teks pantun, teks syair, dan teks gurindam. Seperti yang dikatakan guru bahasa indonesia di kelas VIII sebagai subjek penelitian saat ditanyakan mengenai media yang diguanakan pada materi menulis puisi guru tersebut mengatakan bawa jika materinya adalah puisi maka media yang digunakan adalah teks puisi. Guru tersebut juga mengatakan bahwa media teks puisi yang digunakan sangat membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru mengatakan bahwa media yang digunakan harus ada kecocokan dengan KD yang di ajarkan dan tidak boleh keluar dari materi yang akan diajarkan.

Penggunaan teks puisi rakyat sebagai media dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk mencari informasi sehingga siswa mudah mengenali dan mengidentifikasi puisi rakyat yang digunakan lebih banyak di ambil dari buku pegangan siswa yakni Bahasa Indonesia Edisi Revisi 2016, yang diteritkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Contoh teks yang ada dalam buku pegangan siswa tersebut tentu telah sesuai dengan karakteristik puisi rakyat.

Berdasarkan uraian Arifin (2012) Mengenai Media pembelajaran, Media yang dipilih guru dan disajikan dalam kelas telah sesuai dengan keadaan siswa baik segi jumlah, usia, maupun tingkat pendidikannya. Media yang digunakan ini bergantung dari fasilitas sekolah dan daya kreatifitas guru. Namun, penggunaan media dalam pembelajaran puisi rakyat terutama pada bagian menulis puisi rakyat masih kurang bervariasi. Guru lebih banyak menyajikan teks puisi yang ada dalam buku pegangan siswa.

(13)

SIMPULAN

Berdasarkan penyajian hasil analisi dan pembahasan yang telahdipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa komponen pada bagian materi dan media pembelajaran yang diberikan oleh Guru membuat pelaksanaan pengajaran khususnya pada pembelajaran puisi terlaksana dengan baik. Meskipun dalam proses pelaksanaan pembelajaran puisi tidak ada tambahan materi, namun dalam proses pebelajaran sebelumnya cukup membantu siswa dalam menuliskan puisi.

Materi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran puisi telah dilaksanakan berdasarkan yang tertera pada kurikulum yang berlaku (Kurikulum 2013 edisi revisi 2016) dengan menggunakan sumber utama yaitu buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VII terbitan KementerianPendidikan dan Kebudayaan.

Materi yang diberikan pun telah sesuai dengankompetensi dasar dan tujuan pembelajaran. Materi diberikan dengan tepat dan sistematis. Guru sebagai subjek penelitian, menggunakan teks puisi sebagai media utama dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.

Pengembangan pada kedua komponen tersebut dilakukan melali tugas-tugas yang diberikan kepada siswa juga melalui pemanfaatan akses internet yang tersedia.

Namun masih ditemukan beberapa kendala yang dapat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa sesuai hasil analisis data yang dilakukan dari 16 teks fabel yang diteliti, pada teks fabel buku dalam buku teks siswa menggunakan pemarkah kohesi gramatikal yakni, referensi, subtitusi, konjungsi dan elipsis. Pada penggunaan pemarkah kohesi gramatikal, jenis pemarkah kohesi referensi menjadi yang paling dominan digunakan karena siswa banyak menggunakan referensi persona yang meliputi kata ganti orang pertama, kedua dan ketiga, juga referensi demonstratif atau kata ganti penunjuk yakni

penggunaan kata ganti persona aku, kamu, mereka, kita dan penggunaan kata ganti demonstratif kini, sekarang dan nanti.

REFERENSI

Arifin, E. Z., dan Tasai, A. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama. Jakarta:

Akademi Pressindo.

Dewi, N. N. K., Kristiantari, M. R., dan Ganing, N. N. 2019. Pengaruh model pembelajaran picture and picture berbantuan media visual terhadap keterampilan menulis bahasa Indonesia. Journal of Education Technology, 3(4), 278-285.

Hamalik, O. 2008. Proses Belajar Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara. Hamdani.

2011. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: CV Pustaka Setia.

Ibda, H. 2019. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berwawasan Literasi Baru di Perguruan Tinggi dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi Industri 4.0. Jalabahasa, 15(1), 48-64.

Mailani, O., Nuraeni, I., Syakila, S. A., dan Lazuardi, J. 2022. Bahasa sebagai Alat Komunikasi dalam Kehidupan Manusia. Kampret Journal, 1(2), 1- 10.

Setiawan, K. E. P., dan Andayani, M. P.

2019. Strategi Ampuh Memahami Makna Puisi: Teori Semiotika Michael Riffaterre dan Penerapannya. Sidoarjo: Eduvision.

Wicaksono, A. 2014. Menulis Kreatif Sastra:

dan Beberapa Model

Pembelajarannya. Yogyakarta:

Garudhawaca.

Yanti, Z. P., & Gusriani, M. P. A.

2022. Apresiasi Puisi (Teori dan Aplikasi). Malang: CV Literasi Nusantara Abadi.

Yunus. 2015. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran menulis puisi dengan penerapan media film dokumenter serta seberapa besar kemampuan menulis puisi siswa setelah

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis puisi melalui media gambar pemandangan pada siswa kelas VIII SMP N 9

(1) Kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Silima Pungga Pungga Tahun Pembelajaran 2016/2017 dalam menulis puisi sebelum menggunakan media film bingkai tergolong

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta reduksi dan display data, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru dan siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Labakkang telah

Dengan demikian, secara keseluruhan berdasarkan skor rata-rata penilaian dari ahli media, ahli materi, guru, dan uji coba terhadap siswa dapat disimpulkan bahwa modul

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMP Negeri 18 Kendari ditemukan bahwa pembelajaran menulis puisi bebas telah dipelajari di kelas VIII pada semester. Pembelajaran menulis

Sebagaimana diungkapkan oleh Eva (2013: 64) bahwa langkah dalam meniru model adalah sebagai berikut:.. 1) Guru membagikan teks puisi master kepada siswa dan

Dalam kemampuan menulis menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 27 padang dengan menggunakan media gambar ditinjau dari aspek yang dinilai yaitu, pilihan kata Diksi yang digunakan