• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA MELALUI METODE HALAQOH DI SDIT HARAPAN BUNDA PURWOKERTO - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA MELALUI METODE HALAQOH DI SDIT HARAPAN BUNDA PURWOKERTO - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Definisi operasional

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi lebih dalam tentang bagaimana karakter religius siswa dibentuk melalui metode Halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan gagasan bagi khazanah proses pengembangan pendidikan agama Islam, khususnya khazanah perpustakaan disertasi di IAIN Purwokerto.

Kajian Pustaka

Penelitian tentang pendidikan karakter ini bukanlah penelitian yang pertama, namun juga pernah diteliti oleh Fakih Hamdani yang dalam tesisnya berjudul Pembentukan karakter religius pada siswa di SMP Negeri 8 Purwokerto Kabupaten Banyumas menjelaskan bahwa pembentukan karakter dapat dilakukan dengan keteladanan. . , kebiasaan, menciptakan suasana yang menyenangkan, menumbuhkan disiplin, serta integrasi dan akuisisi. Menciptakan suasana kondusif berfungsi untuk membentuk karakter religius dari dimensi penghayatan, pengalaman, praktik ibadah, dan pengetahuan agama. Sedangkan dalam hal ini yang akan peneliti lakukan adalah mengkaji pembentukan karakter religius siswa melalui metode halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto yang berlangsung di kelas V.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ifah Fajriya pada tahun 2010 dengan judul “Metode Pembinaan Karakter Anak Di TK Diponegoro 106 Purwokerto Tahun Pelajaran 2009-2010”. Dalam tesis ini membahas tentang cara-cara yang dilakukan guru dalam mengembangkan karakter (Fitroh, Akhlak) pada anak dengan mengacu pada pendidikan karakter dasar yang dirumuskan oleh Indonesia Heritage Foundation (IHF) yang dilaksanakan di TK Diponegoro 106 Purwokerto tahun pelajaran. Lompat-lompatan tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang telah peneliti lakukan, diantara persamaannya adalah sama-sama membahas tentang pendidikan karakter.

Namun bedanya, tesis ini membahas metode pembinaan karakter, sedangkan peneliti membahas model atau konsep halaqoh atau metode yang digunakan dalam pembentukan karakter religius siswa melalui metode halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Sedangkan pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada pembentukan karakter religius siswa melalui metode halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto.

Sistematika Pembahasan

Analisis data pembentukan karakter religius siswa melalui metode Halaqah di SDIT Harapan Bunda Purwokerto.

LANDASAN TEORI

Pengertian Pendidikan Karakter Religius

Sedangkan menurut Dharma Kusuma, tujuan pendidikan karakter adalah untuk memperkuat dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang dianggap penting dan esensial sehingga menjadi kepribadian atau milik. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter religius bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan yang bermuara pada pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang. Melalui pendidikan karakter religius diharapkan peserta didik dapat secara mandiri meningkatkan dan menggunakan ilmunya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonifikasikan nilai-nilai budi pekerti dan akhlak mulia.

16 Jamal Ma'mur Asmani, Handbook Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Yogyakarta: DIVA Press, 2013), hal. Pendidikan karakter religius adalah pendidikan yang menekankan nilai-nilai keagamaan seperti nilai ibadah, nilai jihad, nilai amanah, nilai ikhlas, akhlak dan disiplin, serta keteladanan. Pendidikan karakter religius pada umumnya menyangkut pikiran, perkataan dan perbuatan seseorang, yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai ketuhanan atau ajaran agama.

Secara khusus, pembentukan karakter berdasarkan nilai-nilai agama mengacu pada nilai-nilai dasar yang terkandung dalam agama (Islam). Banyak kita temukan nilai-nilai karakter yang menjadi dasar pendidikan karakter dari berbagai sumber, termasuk nilai-nilai yang bersumber dari keteladanan nabi yang terkandung dalam si.

Proses Pembentukan Karakter Religius

Ketiga proses di atas tidak dapat dipisahkan karena satu proses akan memperkuat yang lainnya. Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (being) tentang hal-hal yang baik sehingga siswa sadar (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, dapat merasakan (secara afektif) menghargai yang baik. dan terbiasa melakukannya (psikomotorik).

Budaya Religius di Sekolah

Pencapaian tujuan tersebut dilakukan dengan cara atau upaya yang pada akhirnya akan menciptakan budaya sekolah yang baik. Dengan budaya sekolah yang baik akan terbentuk norma, nilai, simbol dan cerita yang memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar dan juga mempengaruhi perilaku siswa. Dalam halaqoh, budaya pendidikan dibentuk melalui kegiatan pembiasaan dalam segala aspek kehidupan sekolah.

Kegiatan pengkondisian disini berarti suatu tindakan dimana siswa diminta untuk mengikuti suatu peristiwa yang terprogram, teratur dan kadang-kadang berulang-ulang. Pemrograman dimaksudkan agar acara dan kegiatan tersebut dapat menjamin tujuan lembaga pendidikan sekaligus dilakukan secara berulang-ulang sehingga nantinya siswa dapat menyelesaikan acara karena sudah terbiasa. 31 Misalnya santri diperintahkan untuk wajib mengikuti halaqoh, jika ada santri yang tidak mengikuti halaqoh tanpa meminta izin murobbi maka akan diberikan nasehat, peringatan bahkan sanksi.

Pengondisian ini bertujuan untuk secara tidak sadar melatih siswa untuk bertindak sesuai dengan proses yang akan diikuti. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya religi dapat terbentuk dengan baik jika semua aspek yang ada didalamnya

Metode Halaqoh

  • Metode dalam Perspektif Pendidikan
  • Sejarah Metode Halaqoh
  • Tujuan Halaqoh
  • Rukun Halaqoh
  • Adab-Adab Halaqoh
  • Agenda Aktifitas Halaqoh

METODE PENELITIAN

Sumber Data

Subjek penelitian adalah orang-orang yang berhubungan langsung dengan pemberi informasi tentang situasi dan kondisi lokasi atau subjek penelitian. Dalam menentukan subjek penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Snowballing Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang awalnya jumlahnya sedikit, kemudian bertambah. Pada saat menentukan sampel, terlebih dahulu memilih satu atau dua orang, tetapi karena kedua orang tersebut merasa kurang lengkap dengan data yang diberikan, peneliti melakukan pencarian.

Subyek pertama adalah informan kunci (Key Informant), yaitu informan yang dipandang sangat tahu tentang aspek-aspek yang akan diteliti. Informan utama penelitian ini adalah Kepala SDIT Harapan Bunda Purwokerto, Ny. Tri Asmiati, S.P., yang mendapatkan informasi mengenai topik yang dapat dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu Ustadz Pendidikan Agama Islam yaitu Purwito.,S. .Pd.I.

P Kelas 5 Al-Fath B memperoleh informasi dari murabbi tentang subjek yang dapat dijadikan subjek penelitian yaitu siswa Kelas 5 Al-Fath B SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Subjek penelitian ini adalah pembentukan karakter religius siswa melalui metode Halaqah di SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Namun karena jumlah siswa yang terus bertambah, yayasan akhirnya membangun gedung dengan status berubah menjadi Gedung II di Karangklesem Purwokerto.

Jenjang sekolah ini sudah mencapai kelas VI karena SDIT Harapan Bunda termasuk sekolah yang relatif baru. SDIT Harapan Purwokerto merupakan sekolah yang menggunakan metode halaqoh untuk membentuk karakter religius dan mendukung mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Teknik Pengumpulan Data

Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dan memperoleh gambaran pelaksanaan pembentukan karakter religius siswa dengan metode Halaqah di SDIT Harapan Bunda Purwokerto melalui observasi langsung di SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Obyek observasi atau situasi sosial dalam penelitian ini memiliki tiga komponen yaitu tempat (lingkungan sekolah, ruang kelas metode halaqoh), aktor (kepala sekolah, ustadz, tim halaqoh, murobbi, muttarobbi), aktivitas (metode kegiatan halaqoh, budaya sekolah, ekstrakurikuler), terkait dengan pokok bahasan penelitian yaitu pembentukan karakter religius siswa menurut metode Halaqah di SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Sugiono mendefinisikan observasi terbuka sebagai peneliti pengumpulan data yang secara terbuka menceritakan kepada sumber data bahwa ia sedang melakukan penelitian.

Observasi secara jujur ​​atau langsung akan digunakan peneliti untuk mendapatkan data tentang lokasi, kondisi lingkungan SDIT Harapan Bunda Purwokerto, serta wawasan tentang proses pembentukan karakter religius. Wawancara adalah metode pengumpulan data melalui komunikasi, yaitu melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data (pewawancara) dan sumber data (responden). Komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung di depan responden (tatap muka) atau secara tidak langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan yang dikirimkan kepada responden atau melalui telepon.

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan data. Mengapa peneliti memilih wawancara tidak terstruktur karena ketika peneliti tidak terbatas pada pedoman wawancara yang dibuat, lebih banyak data yang terkumpul. Dalam hal ini mereka adalah kepala sekolah, tim halaqoh, murobbi, guru PAI dan siswa SDIT Harapan Bunda Purwokerto.

Menyusun materi atau sketsa wawancara yang nantinya akan menjadi catatan panduan agar terfokus pada informasi yang diperlukan yaitu pembentukan karakter religius siswa melalui metode Halaqah di SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Metode dokumentasi yang peneliti yakini adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen, arsip, majalah, transkrip buku, agenda dan hal lain yang relevan dengan tujuan penelitian. Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data berupa arsip, tentang sejarah SDIT Harapan Bunda Purwokerto, letak geografis, visi misi sekolah, struktur organisasi, siswa, guru, staf, sarana dan prasarana sekolah, Metode Halaqoh kegiatan, budaya sekolah.

Teknik Analisis Data

PENYAJIAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Hasil Penelitian

Teknis penerapan metode Halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto Metode halaqoh diterapkan pada kelas I sampai IV. Evaluasi metode halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto menggunakan rapor halaqah tarbawiyah di SDIT Harapan Bunda Purwokerto. Analisis Nilai Karakter Religius dan Materi Metode Halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto.

Dari hasil penelitian pada bab IV, penulis menemukan adab halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto melalui metode halaqoh. Pembentukan karakter religius siswa melalui metode Halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto diperoleh melalui budaya religius. Proses pembentukan karakter religius siswa melalui metode halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto disampaikan dengan menggunakan pemahaman, kebiasaan dan keteladanan.

Berdasarkan hasil penelitian, penulis mencoba memberikan saran untuk pembentukan karakter religius siswa melalui metode Halaqoh di SDIT Harapan Bunda Purwokerto.

FOTO HALAQOH
FOTO HALAQOH

Analisi Data

Gambar

Tabel 3  Jumlah Siswa
Tabel 5  Jumlah Siswa
Tabel 6  Sarana dan prasarana  SDIT Harapan Bunda Purwokerto
FOTO HALAQOH
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan batasan-batasan istilah di atas, maka yang dimaksud dengan judul dalam penelitian ini adalah sebuah penelitian untuk mendeskripsikan proses atupun cara yang digunakan oleh

[r]

3 Menggunakan berbagai metode dalam meningkatkan kompetensi guru yang mana metode tersebut meliputi metode peningkatan kompetensi secara mandiri, kelompok, dan dengan kebijakan

Interaksi dalam situasi kontak sosial antar dua kelompok hanya terjadi berdasarkan kunjung mengunjung saja, sementara perubahan perilaku karena shifting of reference group dilakukan

Kesimpulan Setelah penulis mengadakan penelitian terhadap pelaksanaan pembentukan karakter anak berkebutuhan khusus tunanetra melalui seni musik di SLB kuncup Mas Banyumas maka

2 Banyak yang tidak menyadari bahwa pentingnya olahraga dalam pendidikan, karena kebanyakan dalam pendidikan yang lebih diunggulkan adalah pada bidang akademiknya, peserta didik hanya

THE IMPLEMENTATION OF MULTICULTURAL EDUCATION IN PUTERA HARAPAN JUNIOR HIGH SCHOOL PURWOKERTO Nimas Ayu Yunitasari S.N.1223301212 Islamic Education Study Program for Undergraduate

Padahal, remaja merupakan lahan dakwah potensial dan sebagai penyumbang investasi terbesar dalam perkembangan dan kemajuan kehidupan masyarakat di masa depan.7 Seorang yang mencari