• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembiakan Vegetatif dengan Stek

N/A
N/A
POPT Banjarnegara

Academic year: 2024

Membagikan "Pembiakan Vegetatif dengan Stek "

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Pokok Bahasan :

Pembiakan Vegetatif dengan Stek Sub Pokok Bahasan :

1. Macam-macam Stek

Pertemuan

Ke-6

(2)

Deskripsi singkat mata kuliah:

Dalam mata kuliah Perbanyakan

Vegetatif akan diajarkan konsep

dasar tentang perbanyakan tanaman

secara vegetatif, berbagai teknik

perbanyakan tanaman secara

vegetatif baik konvensional maupun

modern dengan kultur jaringan

(3)

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah

Setelah menempuh perkuliahan

Perbanyak an Vegetatif, mahasiswa

akan dapat menjelaskan tentang

konsep dasar perbanyakan tanaman

secara vegetatif, berbagai teknik

perbanyakan tanaman secara

vegetatif baik konvensional maupun

modern

(4)

Deskripsi singkat

Pembiakan Vegetatif dengan Stek

Pokok bahasan Pembiakan

Vegetatif Dengan Stek akan

mengkaji definisi, dasar dan

tujuan penyetekan, proses

pembentukan akar stek, faktor

penentu keberhasilan stek,

macam-macam stek

(5)

Capaian Pembelajaran

Pembiakan Vegetatif dengan Stek

Setelah mengikuti perkuliahan Pembiakan Vegetatif dengan Stek dengan sub pokok bahasan macam- macam stek, mahasiswa akan mampu menjelaskan dengan dan menerapkan tepat macam-macam stek

(6)

Bahan awal stek daun : a) Helaian daun

b) Helaian daun + tangkai daun c) urat daun

Hartmann et al, 1997

Bahan yang mengandung kimera periklinal harus dihindari agar tanaman baru yang

dihasilkan bersifat true to type

Bahan awal stek daun tidak akan menjadi bagian dari tanaman baru.

4

. Macam-macam Stek

a. Stek

Daun

(7)

Akar dan tunas baru pada stek daun

Meristem primer / meristem sekunder

Bryophyllum meristem primer

(kumpulan sel-sel tepi daun dewasa)

- Begonia rex,

- Saint paulia (African violet),

- Sansevieria, - Crassula

- Lily

meristem sekunder dari hasil pelukaan.

(8)

(Hartmann, et al, 1997)

Masalah pada stek daun adalah pembentukan tunas adventif karena pembentukan akar adventif

lebih mudah dibandingkan pembentukan tunas adventif

Peperomia

Jaringan kalus akibat aktivitas meristem

sekunder karena pelukaan.

(9)

Teknis stek daun :

Memotong daun (7,5 - 10 cm) atau helaian daun dengan

tangkaiya kemudian ditanam pada media (Hartmann et al,

1997)

Perlakuan kimiawi :

Penyemprotan dengan IBA 100

ppm (Begonia dan Violces)

(10)

Stek Helai daun , Helai daun+tangkai

Cara

1. Daun dipotong memanjang menjadi 2-4 bagian

2. Disemai pada media pasir (1/3 bagian)

3. Tanaman muncul dr bagian dasar stek

Contoh

Sansivera, Bayam lurik,

Begonia, Zamio, Cocor bebek

(11)
(12)
(13)

b. Stek Batang

Macam nya:

a. Hard wood

b. Semi hardwood c. Soft wood

d. Herbaceous

(14)

Syarat

a. Cabang dorman, sehat

b. Bagian cabang terkena SM

c. Mengandung KH atau cadangan makanan

d. Diambil dari bagian tengah/pangkal

e. Mengandung 2 mata tunas Contoh :

Apel, Peer, Duku, Rambutan, Jambu biji, Mawar, Cemara

a. Hard wood/berkayu

keras

(15)

Upaya meningkatkan keberhasilan :

a. Panjang stek berkisar antara 10 – 76 cm atau dua buku (nodes)

b. Pemberian IBA atau

NAA 2500 – 5000 ppm.

(16)

b. Semi hard wood/semi berkayu

Syarat a. Bagian terkena SM

b. Mengandung KH/ cadangan makanan

c. Dari bagian ujung

d. Mengandung 2 mata tunas e. Diambil pagi hari

Contoh :

Jeruk, Alpukat, Jambu air, Tanaman berdaun lebar (Tanaman hias)

(17)

Upaya meningkatkan keberhasilan:

a. Pemberian IBA dan NAA 1000 – 3000 ppm

b. panjang stek 7,5 – 15 cm.

c. daun-daun dibuang untuk mengendalikan transpirasi.

d. pelukaan sebelumnya membantu pengakaran.

(18)

c

. Soft Wood/ berkayu lunak

Syarat

1. Cepat berakar (% tinggi) 2. Daun disertakan di batang

Contoh :

Krisan, Kaktus, Coleus, Magnolia

Upaya meningkatkan keberhasilan:

a. perlakuan IBA atau NAA 500 – 1250 ppm

b. panjang stek 7,5 – 12,5 cm

Akar relatif cepat keluar (2 – 5 minggu)

(19)

Contoh :

Dieffenbachia, Chrisanthenum, dan Ipomoea batatas.

d. Herbaceus,

Upaya meningkatkan keberhasilan

a. Pemberian auksin tidak diperlukan, tetapi kadang diberikan IBA atau

NAA 500 –1250 ppm

b. panjang stek adalah 7,5 – 12,5 cm (Hartmann et al, 1997).

(20)

Akar dapat memunculkan tunas dari : a. dinding akar

b. di bekas potongannya yang telah muncul kalus

Jenis tanaman :

a. Cemara, b. Apel,

c. Jambu biji, d. Sukun, e. Jeruk keprok f. Albisia

c. Stek Akar

(21)

Bahan setek :

Akar lateral yaitu akar yang tumbuh ke arah

samping sejajar dg permukaan tanah, akar muda berukuran 1 cm

Pengambilan akar

a. Pohon induk tidak sedang berbunga atau berbuah

b. Pohon induk berumur 20 tahun

(22)

Cara pengambilan akar

Pepohonan

a. melubangi tanah sampai akar-akarnya kelihatan

b. Bahan akar dipotong dari tanaman induk, c. Pemberian pupuk sebelum lubang ditutup

kembali

Tanaman Kecil:

a. Mencabut tanaman, lalu memotong akar.

b. Tanaman ditanam kembali.

(23)

Bahan stek akar :

a. dipotong-potong 5-10 cm

b. bagian pangkal akar dipotong serong, c. bagian ujung akar dipotong datar,

d. diberi fungisida untuk mencegah serangan jamur.

e. Akar disemai dalam media pasir setebal 7- 10 cm.

Posisi semai :

Tegak

Jika disemai tegak, bagian pangkal

dibenamkan ke dalam media sedalam 3-5 cm atau setengah dari panjang setek, dengan

jarak antar setek 4-5 cm.

(24)

Dibaringkan

a. Setek disusun dalam barisan berjarak 5 cm,

b. Ditutup pasir setebal 2-3 cm.

Lingkungan semai:

a. Media semai selalu lembab (disiram pagi dan sore)

b. Persemaian harus disungkup plastik agar kelembabannya tetap tinggi

sehingga perumbuhan akar dan tunas menjadi lebih cepat.

(25)

Pembuatan  persemaian :

a. Bahan stek akar ditanam dalam

media dg kedalaman sekitar 8 cm.

b. Bagian pangkal akar diletakan di bagian bawah , jika terbalik akar tidak dapat bertunas.

c. Pemberian ZPT untuk memacu perakaran.

d. Jarak antara persemaian sekitar 3 cm.

e. Setek akar berdaun 3-5 lembar siap dipindahkan ke polybag.

(26)

Pembuatan Tempat Pembenihan : 

a. Menyiapkan Polybag berukuran 10 x 15 cm.

b. Menyiapkan media tanam (tanah berpasir : pupuk kandang = 1:1)

c. Polybag ditempatkan pada tempat teduh.

d. Bahan tanam stek yang sudah bertunas dan berakar ditanam ke dalam polybag.

e. Membuang  tunas yang tidak sesuai dengan kriteria dan menyisakan satu tunas yang sehat

f. Bibit berumur 3-5 bulan, siap

dipindahkan ke tempat penanaman.

(27)

Persiapan penanaman

a. membuat lubang tanam ukuran  75 x 75 x 75 cm atau 100 x 100 x 75 cm.

b. Memisahkan tanah bagian atas dan bagian bawah.

c. Mencampur tanah bagian atas dengan pupuk kandang (1:1).

d. Lubang dibiarkan 1-2 minggu

e. Memasukan tanah bagian bawah

kemudian tanah bagian atas yang telah di campur pupuk kandang ke dalam

lubang tanam

f. meratakan tanah dan meberi ajir sebagai penanda.

(28)

Penanaman

a. membersihkan lahan dari rumput, batu, atau kotoran.

b. Membuat lubang tanam pada ajir c. Menanam bibit yang sudah siap

tanam ke dalam lubang.

d. Pemberian pupuk NPK sebanyak 100 g per lubang.

e. Menyiram sedikit air agar tanah dapat dipadatkan sehingga posisi tanaman menjadi lebih kokoh. 

(29)

Penanaman bahan stek

Dilakukan pada awal musim hujan dan sore hari untuk menghindari

penguapan yang

Penyiraman  : Tanaman muda 1-2 kali sehari,

Pemangkasan 

a. Pada cabang yang rimbun atau terserang HPT.

b. Pemangkasan ringan (merangsang tumbuhnya tunas dan cabang)

c. Pemangkasan berat (merangsang pertumbuhan cabang / tunas baru)

(30)

d. Stek Umbi

Bahan stek umbi:

a. umbi batang, b. umbi akar,

c. umbi sisik,

Umbi dapat berupa potongan umbi atau umbi utuh

Syarat :

a. mengadung bakal tunas

b. Potongan umbi tidak terlalu kecil

(31)

Perlakuan Umbi:

Merandam umbi atau potongan umbi, dalam larutan bakterisida dan fungisida

Takaran : 1-2 gram atau cc per liter air

Lama perendaman : 15-30 menit

(32)

Cara penanaman :

a. Umbi dipotong mejadi beberapa bagian sesuai jumlah mata tunas

b. Potongan umbi direndam dalam Fungisida /bakterisida

c. Potongan umbi ditanam dalam media dengan mata tunas menghadap ke atas

Contoh :

Solanum tuberosum, Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus,

Amarilis.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan salah satu langkah awal untuk mengetahui pertumbuhan stek akar sukun yang paling baik berdasarkan jarak pengambilan akar bahan stek terhadap batang

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : zat pengatur tumbuh (ZPT) IBA (Indole Butyric Acid), semai tanaman jenis gaharu dengan tinggi lebih dari 20 cm

Hanya perlakuan posisi node bahan stek saja yang berpengaruh nyata terhadap parameter panjang tunas, sedangkan perlakuan yang lainnya (posisi node, pemberian zat pengatur tumbuh

Terjadi interaksi nyata antara perlakuan asal bahan stek dan pemberian ZPT Rootone-F yaitu pada pengamatan jumlah tunas per tanaman, panjang tunas, jumlah

Kesimpulan dari penelitian ini, yaitu: 1) Terjadi interaksi yang nyata pada kombinasi perlakuan pengaruh bahan stek batang dan media tanam pertumbuhan vegetatif

Pemberian ZPT Auksin berpengaruh sangat nyata terhadap persentase stek tumbuh, jumlah daun dan jumlah tunas pada semua umur amatan serta berpengaruh terhadap panjang tunas

Tangkai daun dipisahkan/ dipotong dari anakan yang terbentuk, untuk bahan perbanyakan tingkat ke-2. Setelah 3 minggu, stek tahap-2 menghasilkan tunas dan

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Oktober 2014 adalah pembiakan vegetatif dengan judul Pembiakan Vegetatif Stek Pucuk Benuang Laki (Duabanga