• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBIASAAN MEMBACA AL-QUR'AN… [Siti Masruroh]

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBIASAAN MEMBACA AL-QUR'AN… [Siti Masruroh]"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

258

PEMBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN DALAM MENANAMKAN KARAKTER SISWA (Studi Kasus Di SMK Texar Kec. Klari Kab. Karawang)

Siti Masruroh

Dosen MKWU-PAI Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang Email: [email protected]

ABSTRAK

Al-Qur‟an adalah kalamullah, kitab suci mulia yang paling paripurna, pedoman dan landasan hidup setiap manusia beriman, yang mengakui Allah Swt. sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Isinya mencakup segala segi kehidupan manusia. Kemuliaan umat ini adalah tergantung kepada bagaimana mereka berinteraksi terhadap al-Qur‟an. Sebagai kitab pedoman, ia harus dibaca dan bahkan sangat dianjurkan untuk dijadikan bacaan harian. Hal ini tersirat dalam berbagai keistimewaan, baik dalam keistimewaan tilawah, keistimewaan tadabbur, dan keistimewaan hifzh atau hafalan.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengambil latar belakang tempat SMK Texar Kec. Klari Kab. Karawang dengan pemilihan subjek penelitianatau informan menggunakan teknik purfosive. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara secara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara mendalam bagaimana penanaman karakter terhadap siswa SMK Texar Klari Kab. Karawang serta bagaimana proses pemnbiasaan membaca al-qur‟an dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penanaman karakter siswa yang dilakukan di SMK Texar Klari Kab. Karawang dilakukan dengan berbagai cara dan metode, diantaranya pembiasaan membaca al-Qur‟an berjalan efektif dan memiliki hubungan positf terhadap pembentukan karakter siswa.

PENDAHULUAN

Al-Qur‟an merupakan sumber ilmu pengetahuan,sumber akhlak,sumber kekuatan keimanan bagi semua umat Islam. Dunia pendidikan bisa berdiri karena ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia bisa dikatakan berkualitas ketika memiliki ilmu pengetahuan yang dilandasi keimanan. Allah swt akan meninggikan derajat manusia apabila memiliki nilai- nilai keimanan serta ilmu pengetahuan. Dalam Pendidikan, guru bukan hanya mentranfer ilmu pengetahuan kepada siswa saja melainkan memiliki tanggung jawab untuk mendidik karakter,memberi contoh dan teladan,kepada siswa nya supaya memiliki kualitas hidup yang memadai yaitu memiliki ilmu pengetahuan sebagai skill atau keterampilan yang dilandasi keimanan. Upaya yang telah dilaksanakan di SMK TEXAR Kec.Klari selain membimbing siswa pada keterampilan (hard skill) untuk mengahadapai dunia kerja,juga berupaya

(2)

259 meningkatkan kemampuan soft skill yaitu adanya eskul ( ekstra kulikuler).

Adapun yang akan diteliti adalah kegiatan kerohanian Islam ( Rohis ) SMK TEXAR . Kegiatan kerohanian ini sudah dijadikan pembiasaan dan rutinitas ,namun belum terstrruktur secara maksimal. Untuk itu perlu sekolah mengupayakan pembiasaan kepada siswa-siswi khususnya yang beragama Islam untuk membaca al-Qur „an, dengan bacaaan al-Qur‟an itu selain melembutkan hati manusia al-Qur‟an juga memudahkan guru untuk mendidik mengarahkan siswa-siswi supaya memiliki karakter ,beradab, dan berakhak mulia sehingga tidak mudah terpengaruh prilaku-prilaku yang menyimpang. Siswa akan merasa sadar melakukan kegiatan yang positif untuk meningkatkan potensi dirinya.

Banyak lembaga pendidikan yang mengedepankan pendidikan sebagai peningkatkan kualitas intelektualitas muridnya. Sementara pendidikan yang sebenarnya adalah bertanggung jawab terhadap perubahan dan problematika yang terjadi di masyarakat. Di era modern sekarang ini banyak kekecewaaan masyarakat dari hasil pendidikan itu tidak mengasilkan Sumber daya Manusia yang berkulitas dibidang sikap, akhlak dan karakter nya. Justru yang terjadi kebanyakan outcame dari pendidikan sekarang ini melahirkan dan memperlihatkan hasil pendidikan yang materialisme dan hedonesme yang mempengaruhi tingkah laku dan kebijakan-kebijakan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.

Ditengah keresahan masyarakat terhadap hasil dunia pendidikan, ada harapan baru dengan adanya pendidikan karakter di sekolah - sekolah mulai dari sekolah anak usia dini sampai perguruan tinggi.Krisis pendidikan di dunia pendidikan menyebabkan krisis sosial, krisis budaya, krisis teladan ( qudwah hasanah) akidah dan nilai-nilai Islami. Maka perlu adanya upaya dari dari semua praktisi pendidikan untuk bisa merubah paradigma pendidikan yang saat ini mengalami krisis moral,akhlak dan karakter terhadap generasi bangsa.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Al-Qur’an

Diantara kemurahan Allah swt kepada manusia bahwa Dia ( Allah swt) tidak saja memberikan sifat yang bersih yang dapat membimbing dan memberi petunjuk kepada manusia kearah kebaikan ,tetapi juga dari waktu ke waktu , Allah mengutus seorang Rasul kepada umat manusia dengan membawa Al Kitab untuk menyuruh beribadah hanya kepada Allah.

Al-Qur‟an adalah risalah Allah sebagai petunjuk dan pedoman untuk mengarahkan manusia kepada kebenaran baik dalam beribadah maupun bersikap atau tingkah laku. Manusia senantiasa dibimbing dan diberi penerang yaitu Al-Qur‟an.Maka tidaklah aneh apabila al-Qur‟an dapat memenuhi semua tuntutan kemanusiaan berdasarkan asas-asas yang terdapat dalam Al- Qur‟an.Dalam surat Al Furqon ayat 1 dijelaskan” Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al Furqon (Pembeda/Al Qur‟an) kepada hamba Nya agar dia menjadi pemberi peringatan ke semesta alam ( Al Furqon [25:1] ).Dengan

(3)

260

keistimewaan itu al-Qur‟an memecahkan problem-problem kemanusiaan dalam berbagai segi kehidupan ,baik rohani, jasmani, sosial,ekonomi maupun politik dengan pemecahan yang bijaksana karena ia diturunkan oleh yang Mahabijaksana dan Maha terpuji .Pada setiap problem itu Al Qur‟an meletakan pemecahan yang luar biasa dengan dasar-dasar yang umum yang dapat dijadikan landasan untuk langkah-langkah manusia dalam menyelesaikan permasalahan sesuai perkembangan zaman. al-Qur‟an memiliki kelayakan setiap waktu dan tempat karena Islam merupakan agama yang abadi yang mampu menyelesaikan semua permasahan.

Al-Qur‟an mempunyai arti mengumpulkan dan meghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Al Qur‟an yang dikhususkan sebagai nama kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw. Menurut para ulama Al-Qur‟an adalah Kalama atau Firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw jika membacaannya merupakan suatu ibadah. Kandungan dari isi al-Qur‟an merupakan sumber semua disiplin ilmu Pengetahuan.

Al-Qur‟an merupakan kitab suci umat Islam sebagai suatu system yang lengkap dapat mengatasi segala permasalahan gejala kehidupan ,sebagai rahmat dan keadilan, sumber moral dan undang-undang atau ilmu keputusan. Manusia modern saat ini telah banyak yang meninggalkan al-Qur‟an yaitu membaca dan mempelajari al-Qur‟an sudah banyak yang meninggalkan. Gejala ini berakibat terhadap kerusakan akhlak atau karakter akibat tidak memiliki pedoman hidup, pergeseran prilaku di era modern ini akibat uamat yang telah banyak meninggalkan al-Qur‟an.

2. Karakteristik Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan upaya manusia untuk melahirkan generasi yang lebih baik,generasi yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala Larangan Nya. Dalam al-Qur‟an Allah meminta kepada umat manusia agar tidak mewariskan generasi yang lemah .dijelaskan dalam surat An Nisaa ayat 9

Artinya: ”Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah dibelakang mereka,yang mereka khawatir terhadap (kesejahtraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah,dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar” (QS An Nisaa: 9)

Menurut Abdurrahman An Nahlawy ,proses pendidikan Islam berupaya mendidik manusia kearah sempurna sehingga manusia tersebut dapat memikul tugas kekhalifahan di bumi ini.Adapun tugas pendidikan pribadi manusia meliputi:

a. Tauhidnya yaitu meyakinkan mereka bahwa segala nikmat hidup dan kehidupan adalah karunia Allah swt,sehingga merasakan ketakutan untuk

(4)

261 berbuat dosa yang berakibat pada siksa neraka. Manusia yang memiliki ketauhidan yang kuat senantiasa akan terus berbuat kebaikan.

b. Ilmu dan Pengetahuan mereka diberi kepahaman oleh Allah swt tentang al- Qur‟an secara mendalam sehingga manusia bisa dibimbing oleh petunjuk al-Qur‟an dan manusia mampu membedakan mana yang haq dan yang bathil.sehingga mengetahui tujuan hidup dan syariat yang telah ditetapkan Allah.

c. Sikap dan ibadahnya. Dengan memahami tujuan hidup maka manusia senantiasa menjalin hubungan baik dengan Allah swt yaitu beribadah dengan baik sesuai dengan petunjuk al-Qur‟an.

d. Tafakur dan tadabur,manusia harus senantiasa melakukan tafakur dan tadabur akan kekuasaan Allah Swt yang ada di alam raya ini melalui penelitian mendalam tentang penciptaan alam semesta. Dari hasil tafakur dan tadabur tersebut akan menghasilkan ketauhidan yang berkualitas selain mereka mengambil I‟tibar sebuah peristiwa yang diungkapkan al-Qur‟an.

3. Al-Qur’an dan proses Pendidikan Karakter

Al-Qur‟an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama ayat dalam surat al alaq mengajak seluruh manusia untuk untuk meraih ilmu pengetahuan melalui pendidikan membaca.Al Qur‟an banyak menggunakan terma‟ilmu‟ yang diungkap sebanyak 94 kali dan term hikmah yang bermakna yang menggambarkan keilmuan diungkap sebanyak 20 kali” ya kilun” yang mengungkapkan proses berfikir diungkap sebanyak 24 kali. “ta‟lam diungkap sebanyak 12 kali “ta‟lamunna diungkap sebanyak diungkap 19 kali dan “Yazakkara diungkap sebanyak diungkap sebanyak 6 kali.

Tujuan pendidikan menurut Omar Mohammad Al Syaibany dalam buku Falsafah Pendidikan Islam adalah:

a. Tujuan individual yang berkaitan dengan individu-indvidu yang mengarah pada perubahan tingkah laku,aktivitas dan pencapainnya,serta persiapan mereka pada kehidupan dunia dan akherat.

b. Tujuan sosial yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan tingkah laku masyarakat umumnya.Hal ini berkaitan dengan perubahan yang diinginkan , memperkaya pengalaman, serta kemajuan yang diinginkan.

c. Tujuan Profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pelajaran sebagai ilmu ,seni,profesi dan sebagai sebuah aktivitas-aktivitas yang ada di masyarakat.

Istilah nation and charakter building adalah istilah klasik dan menjadi kosa kata hampir sepanjang sejarah modern Indonesia terutama sejak peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Istilah ini mencuat kembali sejak tahun 2010 ketika pendidikan karakter dijadikan sebagai gerakan nasional pada puncak acara Hari Pendidikan Nasional 20 Mei 2010. Latar belakang munculnya pendidikan karakter ini dilatarbelakangi oleh semakin terkikisnya karakter sebagai bangsa

(5)

262

Indonesia, dan sekaligus sebagai upaya pembangunan manusia Indonesia yang berakhlak budi pekerti yang mulia. Tujuan pendidikan adalah memperbaiki moral, lebih tegasnya yakni "memanusiakan manusia". Berbagai macam kurikulum telah dipergunakan di Negara kita tercinta ini yang tidak lain adalah untuk tercapainya tujuan-tujuan pendidikan yang telah teramanatkan dalam UUD 1945 pada umumnya.

Banyak pakar pendidikan mengatakan bahwa kegagalan penanaman karakter sejak dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter jika dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang secara optimal, sebagaimana sabda Rasulullah SAW

رلارق ،رةررْيررُه ِبيَأ ْنرع:

ِالل ُلْو ُسرر رلارق ِّ رشُيرو ِهِهار ِّصّرنُيرو ِهِهاردِّور ُيُ ُهاروربَأرف .ِةرر ْطِفْلا رلَرع ُرلَ ْوُي َّلا ا ٍدْوُلْورم ْنِم ارم: صلى الله عليه وسلم ِ

!ِالل رلْو ُسرر ر :ي ٌُرر رلارلرف .ِهِه ركَانِ

رلارق ؟ ر ِ لِرذ ر ْبرق رتارم ْورل رتْيَأررَأ ِلِمارع اْوُه ركَانِ ارمِب ُرلَْعَأ ُللهرا “

ر ْي

Artinya: “Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu‟anhu, ia berkata:

Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang musyrik.” Lalu seorang laki-laki bertanya: “Ya Rasulullah! Bagaimana pendapat engkau kalau anak itu mati sebelum itu?” Beliau menjawab: “Allah lebih tahu tentang apa yang pernah mereka kerjakan.”

Pada saat ini dunia pendidikan sangat memprihatinkan penanaman akhlak dan karakter sebagai anak bangsa semakin mengalami keterpurukan.

Siswa sudah tidak lagi menghargai guru,anak tidak lagi menghormati orang tua.

Semua itu terjadi Karena selain dari pendidikan didalam keluarga ,semakin pesatnya perkembangan teknologi yang banyak mempengaruhi pola fikir dan pergaulan generasi sekarang.

4. Dasar Pembentukan Karakter Islami

Allah yang maha mengatur segala urusan yang ada dimuka bumi,manusia bertugas sebagai khalifah/pemimpin dimana harus menjaga amanah yang Allah swt berikan diantaranya memberikan pendidikan yang berkualitas kepada generasi berikutnya salah satunya memberikan contoh dan teladan dengan memiliki karakter yang sesuai dengan agama.













































(6)

263























































































































































Artinya: Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya); dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya.

dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat; dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.

Dasar pembentukan karakter itu adalah nilai baik atau buruk.Nilai baik disimbolkan dengan nilai Malaikat dan nilai buruk disimbolkan dengan nilai Setan. Karakter manusia merupakan hasil tarik-menarik antara nilai baik dalam bentuk energi positif dan nilai buruk dalam bentuk energi negatif. Energi positif

(7)

264

itu berupa nilai-nilai etis religius yang bersumber dari keyakinan kepada Tuhan, sedangkan energi negatif itu berupa nilai-nilai yang a-moral yang bersumber dari taghut (Setan).Nilai-nilai etis moral itu berfungsi sebagai sarana pemurnian, pensucian dan pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati (hati nurani).

Energi positif itu berupa: Pertama, kekuatan spiritual.

Kekuatan spiritual itu berupa îmân, islâm, ihsân dan taqwa, yang berfungsi membimbing dan memberikan kekuatan kepada manusia untuk menggapai keagungan dan kemuliaan (ahsani taqwîm); Kedua, kekuatan potensi manusia positif, berupa âqlus salîm (akal yang sehat), qalbun salîm (hati yang sehat), qalbun munîb (hati yang kembali, bersih, suci dari dosa) dan nafsul mutmainnah (jiwa yang tenang), yang kesemuanya itu merupakan modal insani atau sumber daya manusia yang memiliki kekuatan luar biasa. Ketiga, sikap dan perilaku etis. Sikap dan perilaku etis ini merupakan implementasi dari kekuatan spiritual dan kekuatan kepribadian manusia yang kemudian melahirkan konsep-konsep normatif tentang nilai-nilai budaya etis. Sikap dan perilaku etis itu meliputi:

istiqâmah (integritas), ihlâs, jihâd dan amal saleh.

5. Pembiasaan Membaca Al-Qur’an Dalam Menanamkan Karakter Siswa Di SMK Texar Kec. Klari Kab. Karawang

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu isu dalam rangka persiapan menghadapi era globalisasi, baik persiapan jangka pendek sesuai dengan kesepakatan MEA tahun 2016, maupun persiapan jangka panjang sesuai dengan kesepakatan APEC. Salah satu SDM yang dikembangkan adalah tenaga kerja tingka menengah. Maka SMK Texar Klari Karawang selaku lembaga pendidikan telah dan akan terus berupaya mencetak lulusan siap pakai serta dapat diandalkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan oleh dunia usaha dan industri baik dalam maupun luar negeri.

SMK Texar yang beralamat di Jl. Raya Kosambi, Duren, Klari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41371. Pesyaratan untuk masuk ke SMK Texar selain tes akademik juga di tes kemampuan membaca Al-Qur‟an, adapun tujuan tes baca dan hapalan ayat Al Qur‟an yaitu merealisasikan dari visi , misi dan tujuan sekolah menghasilkan lulusan yang berakhlak mulia,berbudi luhur ,beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.

Untuk merealisasikan visi,misi dan tujuan sekolah maka program penunjang dengan dibentuknya Rohis dibawah pengwasan guru bidang studi agama Islam SMK Texar Adapun agenda kegiatan yang sudah berjalan sampai sekarang sebagai berikut:

(8)

265

NO KEGIATAN WAKTU PELAKSANAAN

1 Mabit/Bermalam/menetap Setiap malam minggu 2 Membaca dan Memahami Al

Qur‟an

Minggu Ke-2 setiap hari Kamis

3 Marawis Setiap Hari Selasa

4 Memutar Murottal dan Asmaul Husna

Setiap Pagi Sebelum KBM dilaksanakan

Kegiatan mabit (bermalam/menetap) di sekolah tidak dilaksanakan secara serempak semua kelas, melainkan dijadwal sesuai pembagian kelas. Adapun tempat pelaksanaan mabit ini dilaksanakan dilingkungan sekolah. Materi mabit yaitu memberikan pemahaman tentang keIslaman serta melatih spiritual siswa, sehingga siswa memahami peran dirinya selain disiapkan skill/keterampilan untuk bisa bersaing di dunia kerja/industry juga memahami peran dan fungsi dirinya untuk memiliki akhlak,prilaku serta sikap yang didasari nilai-nilai agama sehingga terbentuk Karakter yang religius.

Dari hasil obervasi peneliti,tertarik dengan proses penerimaan siswa baru dengan salah satu persyaratan masuk smk Texar dengan di tes membaca Al- Qur‟an.Dari hasil tes baca al-Qur‟an tersebut sekolah ditindak lanjuti dalam pembinaan di Rohis. Bagaimana output pembiasaan membaca al-Qur‟an ini, siswa memiliki kemampuan membaca, menerapkan isi kandungan al-Qur‟an dan di aplikasikan dalam beraktivitas baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan kerja ketika masuk di dunia kerja.

Berdasarkan hasil interview dan pengalaman mengajar , kemampuan dan kualitas baca al-Qur‟an siswa semakin menurun.Selain pengaruh kemajuan teknologi informasi yang banyak mempengaruhi pola hidup siswa di modern sekarang, hal ini sangat memprihatinkan ,oleh karena itu perlu ditanggapi serius oleh semua semua pihak baik di guru,orang tua dan lingkungan.

Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup manusia maka sekolah perlu membuat program khusus bagi para siswa agar kemampuan membaca al-Qur‟an menarik dan disadari pentingnya membaca al-Qur‟an.Agar pencapain menjadi siswa yang beriman,bertaqwa serta berakhal mulia bisa diaplikasikan.Semakin derasnya teknologi informasi dan komunikasi banyak mempengaruhi prilaku siswa dengan hilangnya karakter sebagai pelajar.

Sebagai Antisipasi dan menimalisir durasi siswa dalam mengisi kegiatan yang cenderung kurang bermanfaat maka perlu ada agenda yang terarah dan teratur dengan diisi kegiatan-kegiatan positif salah satunya adanya kegiatan kerohanian yang mendukung pada baat,minat, serta kemampuan siswa untuk terus belajar membaca, mengkaji dan menrepakan isi kandungan Al-Qur‟an.

Untuk mewujudkan semua itu perlu dukungan baik dari sekolah dan lingkungan dengan adanya program yang tersturktur ,jelas dan terarah.

(9)

266

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa:

1. pembiasaan membaca al-Qur‟an yang kontinue (terus menerus) akan mempengaruhi karakter siswa, karena dengan al-Qur‟an memberikan ketenangan jiwa, juga memberikan dampak positif bagi karakter siswa seperti menjadi siswa mampu mengendalikan prilaku-prilaku yang tidak sesuai dengan ajaran yang terdpat dalam al-Qur‟an, menghindari kegiatan- kegiatan yang kurang bermakna seperti yang sering terjadi tawuran antar siswa, pengaruh obat-obatan terlarang (narkoba) dan pergaulan bebas.

2. Ajaran yang terdapat dalam al-Qur-an sebagai pedoman dalam berprilaku sehingga terbentuknya karakter Islam dalam diri siswa.

3. Pembiasaan membaca al-Qur‟an secara bertahap membawa seseorang kepada pemahan yang akhirnya mampu mengamalkan dan merefleksikan dalam kehidupan sehari-hari menjadi kepribadian yang terpuji.

DAFTAR PUSTAKA

Syahrin Harahap, (1997), Islam Dinamis: Menegakkan Nilai-nilai Alqur‟an Dalam Kehidupan Modern di Indonesia, Yogyakarta: Tiara Wacana.

Sugiyono, (2011), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Muhammad Dawud Ali, (2011), Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajagrapido Persada Cet .Ke-11.

Ulil Amri Syafri, (2014), Pendidikan Karakter berbasis Al Qur‟an, Jakarta:

RajagrapidoPersada,cet.ke-2.

Manna Khalil Al Qattan, (2002), Studi Ilmu- Ilmu Al Qur‟an, Jakarta: Mitra Kerjaya Indonesia.

Abdullah,Muhammad Yatimin, (2007), Studi Akhlak dalam perspektif Al- Qur‟an, Jakarta: Penerbit Amzah.

Syahrin Harahap, (1997), Islam Dinamis: Menegakkan Nilai-nilai Alqur‟an Dalam Kehidupan Modern di Indonesia, Yogyakarta: Tiara Wacana.

Referensi

Dokumen terkait

Minat akan membawa siswa menjadi mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid yang tepat. Minat siswa dalam membaca Al-Qur‟an

Menurut K.H Munhammir Malik “sesungguhnya setiap sesuatu memiliki hati (qalbun), mempunya inti”.. Barangsiapa yang membacanya maka dia seakan-akan telah membaca Al-Qur‟an

Pendidikan akhlak mulia melalui pembiasaan membaca Al-Qur’an dan shalat tahajud di Panti Asuhan “An-Nadhief” Senon, menurut peneliti sudah baik, karena kegiatan tersebut

Alhamdulillah, atas izin dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Implementasi Pembiasaan Kegiatan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an)

Untuk menjaga keaslian cara baca Al-Qur‟an Allah mengutus malaikat Jibril untuk mengajarkan secara talaqqi musyafahah (bertatap muka langsung) cara membaca Al-Qur‟an yang

23 Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur‟an, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm.. cocok dan nyaman sesuai suasana hati demi terciptanya

- Sama- sama meneliti tentang suatu metode dalam membaca Al-Qur‟an - Sama- sama mengguna kan pendekata n kualitatif deskriptif serta wawancar a dalam proses pengumpu lan data

Berdoa dengan membaca ayat al-Qur`an pada prosesi Batagak rumah adalah suatu kebaikan, karena masyarakat meyakini bahwa dengan membaca ayat al-Qur`an itu dapat menambah keimanan dan