• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUATAN KOMPONEN KAPAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PEMBUATAN KOMPONEN KAPAL "

Copied!
90
0
0

Teks penuh

Setiap orang yang tanpa hak dan/atau izin Pencipta atau pemegang hak cipta melanggar hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f dan/atau huruf h. untuk penggunaan komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500. Perahu kayu tradisional lahir sebagai produk budaya lokal dan merupakan proses konstruksi yang dilakukan secara turun-temurun.

Tabel 1.  Klasifikasi Komponen Utama Kapal ................................... 12 Tabel 2
Tabel 1. Klasifikasi Komponen Utama Kapal ................................... 12 Tabel 2

PENDAHULUAN

Uji material ini untuk mengetahui sifat fisik (sifat kepadatan dan pengembangan) dan sifat mekanik (fleksibilitas, kekuatan tarik dan impak) laminasi bambu. Ketahanan laminasi bambu terhadap serangan hewan laut (penggerek laut). 3) Desain kapal dengan laminasi bambu sebagai bahan utama.

Gambar 1.  Jenis Perahu Etek yang ada di Lamongan Jawa Timur.
Gambar 1. Jenis Perahu Etek yang ada di Lamongan Jawa Timur.

PUSTAKA

Karakteristik Bambu

Faktanya, bambu memiliki ruas-ruas pada setiap batangnya dengan panjang antar ruas yang berbeda-beda untuk setiap jenis bambu dan letak pada setiap batangnya. Meskipun semua material akan dikenai hal yang sama seperti yang disebutkan di atas, termasuk bambu dan kayu, namun penurunan kekuatan bambu dan kayu akibat beban dinamis tidak sebesar baja pada umumnya (Faherty, 1999).

Gambar 5. Diagram Tegangan dan Regangan Bambu dan Baja.
Gambar 5. Diagram Tegangan dan Regangan Bambu dan Baja.

Karakteritik Kapal Kayu

Rangka, rusuk, lunas, batang dan balok geladak merupakan komponen struktur utama kapal kayu yang dapat dibuat dengan konstruksi laminasi. Kayu jati dapat digunakan pada seluruh komponen kapal kayu seperti lunas, lunas, rangka (gading), geladak, jendela di atas pintu dan rumah geladak (Martawidjaja, 1978).

Gambar 10.  Bererapa Komponen Utama dalam Proses  pembangunan Kapal Kayu.
Gambar 10. Bererapa Komponen Utama dalam Proses pembangunan Kapal Kayu.

METODA PELAKSANAAN

Pengujian Material

Untuk mengetahui karakteristik kelelahan material laminasi jati dan bambu betung untuk digunakan pada struktur kapal berbentuk balok (gading, lunas, linggi) dan berbentuk papan (lambung, geladak, dll), pada pengujian ini dilakukan 7 (tujuh) variasi sampel uji dibuat. Untuk setiap sampel uji dibuat 7 (tujuh) bagian yang dijadikan ulangan dengan dimensi 2 x 10 x 50 cm. Persiapan dan pendistribusian setiap benda uji dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini.

Untuk mengetahui perbedaan nyata bahan laminasi bambu yang didalamnya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seperti ketebalan antar lapisan dan jumlah lapisan maka dilakukan uji Rancangan Acak Lengkap. Dimana dari hasil analisis tersebut akan diketahui perlakuan atau faktor-faktor yang dikandungnya mempunyai dampak nyata atau tidak mempunyai dampak. Dari hasil tersebut akan diketahui jenis laminasi bambu mana yang mempunyai sifat terbaik dan kemudian ditentukan standar kekuatan dan standar ukuran berdasarkan hasil analisa tersebut.

Gambar 12. Variasi Pembuatan Contoh Uji.
Gambar 12. Variasi Pembuatan Contoh Uji.

Ketahanan Laminasi Bambu Terhadap Serangan Binatang

Jenis organisme penggerek yang menyerang dapat diketahui dengan melihat penandaan lubang bor, bentuk palet dan struktur cangkok pada benda uji menurut Turner (1971). Sampel bambu betung berukuran 2,5 cm x 5 cm x 30 cm ditampung (Gambar 1) dan direndam di laut di perairan Pulau Rambut (Gambar 2). Pengamatan terhadap sampel uji dilakukan dengan membaginya menjadi dua bagian dan menilai intensitas serangan sesuai standar SNI Anonymous, 2006).

Tabel 3. Kriteria dan Intensiatas Ketahanan Material  terhadap Serangan Binatang Laut
Tabel 3. Kriteria dan Intensiatas Ketahanan Material terhadap Serangan Binatang Laut

Disain Kapal Laminasi Bambu

KARAKTERISTIK LAMINASI BAMBU

Sifat Fisis

Sifat material yang relevan dengan konstruksi kapal kayu yang diuji adalah pengukuran kepadatan material laminasi kayu-bambu. Dari hasil pengukuran diketahui bahwa laminasi bambu mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan kayu solid atau kayu laminasi baik itu kayu jati, meranti merah maupun mahoni. Sifat akhir material yang diuji atau diukur adalah sifat pengembangan dan penyusutan material terhadap arah lebar.

Dari hasil yang diperoleh, laminasi bambu dan laminasi bambu mempunyai penyusutan yang lebih kecil dibandingkan dengan kayu solid atau laminasi kayu baik jati, meranti merah maupun mahoni.

Gambar 17.  Kerapatan (density) Laminasi Bambu.
Gambar 17. Kerapatan (density) Laminasi Bambu.

Sifat Mekanis

Uji kuat tarik menunjukkan hasil yang sama dengan kuat lentur, dimana laminasi/laminasi yang mengandung bambu mempunyai kuat tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan laminasi/laminasi kayu. Hal ini disebabkan sifat serat bambu yang mempunyai kuat tarik lebih baik dibandingkan dengan kuat tarik kayu. Hal ini disebabkan karena pada saat kuat tarik kayu mencapai maksimum, sedangkan bambu belum mencapai kuat maksimumnya, maka gaya yang bekerja terpusat hanya pada kuat tarik bambu saja.

Dari hasil analisa terlihat bahwa kuat tarik antara kayu, laminasi kayu dan laminasi kayu-bambu dan laminasi bambu tidak mempunyai perbedaan yang sangat nyata. Untuk lebih jelasnya perbedaan kekuatan tarik laminasi kayu-bambu dapat dilihat pada Gambar 20 dibawah ini. Berdasarkan hasil pengujian, kekuatan benturan laminasi kayu-bambu dan laminasi bambu memiliki ketahanan benturan yang lebih baik dibandingkan dengan kayu solid atau laminasi kayu.

Gambar 19. Kekuatan Lentur Statik Laminasi Bambu.
Gambar 19. Kekuatan Lentur Statik Laminasi Bambu.

Pengaruh Ruas Bambu Terhadap Kekuatan Bambu

Namun pengaruh ruas bambu terhadap jumlah lapisan memberikan pengaruh terhadap kuat lentur (MPL, MOR, MOE), namun sangat kecil dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh ruas bambu terhadap kekuatan tarik mempunyai pengaruh yang sangat nyata, baik pada tingkat kepercayaan 95 persen maupun 99 persen. Namun pengaruh ruas bambu terhadap jumlah lapisan mempunyai pengaruh terhadap kuat tarik, namun sangat kecil dan tidak signifikan.

Dari pengujian awal dengan beban atau frekuensi dikurangi hingga 60% dari kuat statis, diperoleh hasil bahwa laminasi bambu mempunyai batas kelelahan atau ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan laminasi kayu, laminasi kayu bambu atau kayu solid. Hal ini terlihat dari kerusakan material laminasi bambu terjadi pada siklus beban yang lebih tinggi yaitu sekitar 103 kali lipat beban yang diterima. B: Laminasi Jati-Bambu Tertimbang (3 lapis) C: Laminasi Jati-Bambu Tertimbang (5 lapis) D: Laminasi Bambu Tertimbang.

Gambar 24.  Grafik Hasil Pengujian Bending Laminasi bambu  Tanpa Ruas dan Dengan Ruas
Gambar 24. Grafik Hasil Pengujian Bending Laminasi bambu Tanpa Ruas dan Dengan Ruas

Ketahanan Laminasi Bambu Terhadap Binatang Laut (marine

Dari gambar berikut terlihat bahwa kayu dan/atau direndam dalam larutan CCB 3% mampu menahan serangan hewan laut. Hal ini menunjukkan bahwa bahan dasar perekat tersebut bersifat racun dan mampu melindungi lambung kapal dari serangan hewan laut. Begitu pula dengan bambu yang berat, tanpa dikaji atau diawetkan maka akan diserang oleh hewan laut.

Namun kulit bambu tidak mengalami serangan dari hewan laut berupa penggerak atau pemakan seperti cacing laut. Dari hasil pengujian ketahanan kayu beton dan/atau bambu terhadap serangan hewan laut menunjukkan bahwa dengan perlakuan konservasi CCB 3% mampu menahan serangan hewan laut. Hal ini memenuhi persyaratan Biro Klasifikasi (BKI) terkait peraturan kapal kayu tahun 1996, yaitu bahan pembuatan kapal kayu harus mampu menahan serangan hewan laut dalam jangka waktu yang lama.

Gambar 28.  Hasil Pengujian ketahanan Kayu Laminasi (diawetkan)  terhadap Binatang Laut (marine attack)
Gambar 28. Hasil Pengujian ketahanan Kayu Laminasi (diawetkan) terhadap Binatang Laut (marine attack)

Pra Disain Kapal Laminasi Bambu

Perancangan lambung kapal merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan sebuah kapal karena menjadi dasar perhitungan kestabilan kapal, besarnya hambatan kapal yang tentunya mempengaruhi kecepatan rencana kapal, konsumsi bahan bakar, tenaga mesin dan draft kapal. /draft untuk menghitung kedalaman yang dibutuhkan sehubungan dengan danau, pelabuhan yang akan dikunjungi dan kedalaman jalur pelayaran yang akan dilalui kapal. Lambung kapal adalah permukaan kapal yang terbuat dari bahan kayu yang ditempelkan pada badan kapal secara strip-strip, biasa disebut lambung kapal atau disebut juga lambung kapal. Dalam pembuatan kapal, rangka adalah kekuatan memanjang yang bersama dengan lunas, balok, dan balok geladak, menopang kekuatan kapal melawan gelombang dan kecepatan kapal itu sendiri.

Pada tahap ini yang dilakukan adalah membuat denah umum perahu berbahan bambu laminasi. Secara global, desain atau rencana umum (general setting) kapal tersebut akan dijadikan bukti dalam penelitian ini. Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, penelitian ini akan mencoba menggantikan kayu jati sebagai material pembuatan perahu nelayan dengan menggantinya dengan bambu laminasi.

Gambar 35. Gaya yang bekerja pada lambung kapal
Gambar 35. Gaya yang bekerja pada lambung kapal

KESIMPULAN

Material Laminasi Bambu

Ketahanan terhadap Binatang laut

Laminasi bambu juga memiliki kekuatan benturan yang lebih tinggi (46,78%) dibandingkan laminasi kayu atau jati (solid). Penurunan kuat lentur statis laminasi bambu dengan adanya buku bambu dirata-ratakan untuk konstruksi laminasi dengan jumlah lapisan yang berbeda-beda. Meskipun terjadi penurunan kuat lentur statis laminasi bambu, namun kuat lentur statis laminasi bambu berisi buku (702,41 N/mm2) masih lebih baik dibandingkan kuat lentur statis jati padat (620,64 N/mm2).

Dan kuat tarik laminasi bambu yang mengandung bambu mengalami penurunan sebesar 8,69%, kuat tarik laminasi bambu dengan buku bambu (2311,74 N/mm2) masih lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tarik kayu jati (696,20 N/mm2). Dari hasil pengujian dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: Laminasi bambu mempunyai ketahanan terhadap beban dinamis yang lebih baik dibandingkan dengan laminasi kayu jati (solid) dan laminasi jati-bambu. Penurunan kekuatan yang dialami laminasi bambu setelah menerima beban berat relatif lebih kecil dibandingkan dengan laminasi kayu jati (solid) dan kayu jatimbu.

Setelah dilakukan pembebanan berulang kali, laminasi bambu masih mempunyai kuat tarik tertinggi dan mengalami penurunan kekuatan sekitar 23,20%, sedangkan kayu jati (solid) yang merupakan material pembuatan kapal kayu mengalami penurunan kekuatan hingga 63,26%. Dengan demikian, diantara kayu jati (solid), komposit kayu bambu, dan laminasi bambu, ternyata laminasi bambu mempunyai ketahanan paling baik terhadap beban dinamis.

Disain Kapal dengan Bahan Utama Laminasi bambu

Martawidjaja, A., (1978), Kayu untuk industri perkapalan di Indonesia, Kayu yang digunakan untuk industri perkapalan di Indonesia, Bagian I, Laporan Penelitian Hasil Hutan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Teknologi pembuatan perahu kayu sebagai alat penangkapan ikan dengan menggunakan material bambu laminasi untuk memenuhi kebutuhan perahu nelayan di Jawa Timur. Kayu jati tergolong kelas tahan lama II, berdasarkan hasil percobaan laboratorium dengan Cryptotermes cynocephalus Percobaan ringan dan berat terhadap jamur dan rayap bawah tanah.

Karena khasiatnya yang baik, kayu jati menjadi jenis kayu yang paling banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, khususnya di Pulau Jawa. Kayu jati praktis dan sangat cocok untuk segala jenis konstruksi seperti tiang, balok dan gelagar rumah dan jembatan, rangka atap, kusen pintu dan jendela, tiang dan papan bendungan di air tawar, bantalan rel kereta api dan kayu perkakas, furniture, perkakas yang memerlukan sedikit perubahan pada bentuk, kulit dan geladak kapal, lantai (papan dan parket) dan sirap. Meskipun kayu jati memiliki kegunaan yang luas, namun karena sifatnya yang agak rapuh, kayu jati kurang cocok digunakan sebagai bahan yang memerlukan ketahanan tinggi seperti gagang perkakas, alat olah raga, packing case dan lain sebagainya.

Kayu jati juga baik digunakan sebagai tong, pipa dan lain sebagainya pada industri kimia serta memiliki ketahanan terhadap berbagai bahan kimia. Selain itu, kayu jati juga dilaporkan dapat digunakan sebagai obat kolera dan kejang usus.

Gambar

Gambar 1.  Jenis Perahu Etek yang ada di Lamongan Jawa Timur.
Gambar 2. Konstruksi Perahu Etek.
Gambar 3. Jaring Dogol (Danish Seine).
Gambar 5. Diagram Tegangan dan Regangan Bambu dan Baja.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Padahal dengan karakteristik yang mirip dengan kayu, bambu laminasi memiliki banyak keunggulan seperti pada sumber dayanya yang sustainable karena lebih cepat