• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I KAJIAN ATAS PEMBUKTIAN PENUNTUT UMUM DAN PERTIMBANGAN HAKIM MEMUTUS TINDAK PIDANA MEMPERTONTONKAN KETELANJANGAN DI MUKA UMUM (Studi Putusan Pengadilan Negeri Sanggata Nomor 264/Pid.B/2021/Pn Sgt)

N/A
N/A
MinhHN

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I KAJIAN ATAS PEMBUKTIAN PENUNTUT UMUM DAN PERTIMBANGAN HAKIM MEMUTUS TINDAK PIDANA MEMPERTONTONKAN KETELANJANGAN DI MUKA UMUM (Studi Putusan Pengadilan Negeri Sanggata Nomor 264/Pid.B/2021/Pn Sgt)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyimpangan seksual atau kejahatan seksual dimasyarakat telah menjadi perhatian serius dalam hukum di Indonesia. Gangguan preferensi seksual adalah sekelompok gangguan seksual yang gambaran utamanya berupa khayalan atau perbuatan yang aneh atau tidak lazim untuk mendapatkan gairah seksual (B. Simanjuntak,1981; 71). Di sinilah norma kesusilaan berlaku, yaitu untuk membatasi perbuatan manusia agar masih tetap di dalam nilai-nilai kesusilaan yang baik. Salah satu kasus pelecehan seksual yang sering dialami dan sedang marak terjadi adalah eksibisionisme, yang merupakan gangguan rangsangan seksual untuk memamerkan dan mempertontonkan alat kelaminnya kepada orang lain ditempat umum (https:// Cynthia Lova, 2020, “Psikolog Ungkap Pelaku Eksibisionisme Senang Divideokan Korbanya” ,https: // megapolitan.

kompas.com/read/2020/01/28/06284971/psikolog-ungkap-pelaku-

ekshibisionisme-senang-jika-divideokan-korbannya, diakses pada 10 Maret 2023 ).

Eksibisionisme ini bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan kepuasan tersendiri karena memamerkan alat kelamin di depan umum, melainkan kepuasan atas respon korban yang terkejut, shock, jijik serta berteriak ketakutan melihat aksi tersebut. (Dhina, 2020: 92). Mengutip pendapat dari R. Soesilo menyebut, “Yang dimaksudkan dengan “perbuatan cabul” ialah segala perbuatan yang melanggar kesusilaan (kesopanan) atau perbuatan yang keji, semuanya dalam lingkungan nafsu birahi kelamin, misalnya: cium-ciuman, maraba-raba anggota kemaluan, meraba-raba buah dada dan sebagainya.”( R. Soesilo, 1991: 216), hampir semua penderita eksibisionisme adalah pria dan korbannya adalah wanita berdasarkan data

(2)

jumlah kasus pencabulan dan pemerkosaan naik 31% dalam 5 tahun terakhir.

Pada rentang waktu 2016 hingga 2021, terjadi peningkatan kasus pemerkosaan dan pencabulan mencapai 31%. Pada 2016, jumlah kasus tersebut sebanyak 5.237, sementara pada 2020 menjadi 6.872 kasus. Dalam lima tahun terakhir, tren jumlah kasus pemerkosaan dan pencabulan berfluktuatif. Jumlah kasus meningkat 5,1% menjadi 5.513 pada 2017 jika dibandingkan dengan 2016. Pada 2018, jumlah kasus turun 4,6% menjadi 5.258 kasus. Sementara itu, jumlah kasus terendah terjadi pada 2019 sebanyak 5.233 kasus (https://databoks.katadata.co.id/datapublish /2021/12/15/jumlah-kasus- pemerkosaan-dan-pencabulan-meningkat-31- dalam-lima-tahun-terakhir, diakses pada 12 Januari 2023).

Berdasarkan ketentuan di Indonesia, terdapat peraturan yang dapat menjerat pelaku eksibisionisme beberapa yaitu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pada Bab XIV mengatur mengenai kejahatan terhadap kesusilaan. Eksibisionisme dianggap sebagai perbuatan cabul dan melanggar kesusilaan sesuai dengan ketentuan Pasal 281 dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), secara lex specialis Pasal 10, Pasal 36 UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi juga memuat delik eksibisionisme.

Bahwasanya dari rumusan Pasal tersebut dapat diketahui eksibisionisme merupakan perbuatan melawan hukum, karena memiliki unsur sebagai perbuatan yang dilarang dalam beberapa ketentuan Pasal dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia. Menurut Moeljatno, larangan itu ditujukan pada perbuatan, yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh perbuatan orang, sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang menimbulkan kejadian itu (Moeljatno, 2008:

20).

(3)

Berdasarkan pada pembahasan tersebut, Penulis melakukan kajian lebih dalam terkait dengan pembuktian penuntut umum dalam tindak pidana mempertontonkan ketelanjangan di muka umum apakah sudah sesuai dengan Pasal 184(1) KUHAP dan apakah pertimbangan hakim yang memutus tindak pidana mempertontonkan ketelanjangan di muka umum sesuai dengan Pasal 183 KUHAP jo Pasal 36 Undang Undang no. 44 tahun 2008 tentang pornografi. Maka Penulis akan menuangkan gagasan tersebut dalam bentuk skripsi dengan judul Kajian Atas Pembuktian Penuntut Umum dan Pertimbangan Hakim Memutus Tindak Pidana Mempertontonkan Ketelanjangan di Muka Umum (studi putusan No.264/Pid.B/2021/PN sgt).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, Penulis menemukan beberapa topik yang akan dirumuskan ke dalam rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Apakah pembuktian penuntut umum dalam tindak pidana mempertontonkan ketelanjangan di muka umum sesuai dengan Pasal 184(1) KUHAP?

2. Apakah pertimbangan hakim yang memutus tindak pidana mempertontonkan ketelanjangan di muka umum sesuai dengan Pasal 183 KUHAP jo Pasal 36 Undang Undang no. 44 tahun 2008 tentang Pornografi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Penulis harus memiliki tujuan yang jelas agar dapat memberikan arah dan pedoman dalam proses melaksanakan penelitian. Penelitian memiliki tujuan objektif dan subjektif. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(4)

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui pembuktian penuntut umum dalam membuktikan tindak pidana percobaan mempertontonkan ketelanjangan di muka umum sesuai dengan Pasal 184 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

b. Untuk mengetahui kesesuaian hakim yang memutus tindak pidana mempertontonkan ketelanjangan di muka umum sesuai dengan Pasal 183 KUHAP jo Pasal 36 Undang Undang no. 44 Tahun 2008 tentang pornografi.

2. Tujuan Subjektif

a. Untuk menambah pengetahuan, pemahaman, serta wawasan Penulis dalam bidang hukum acara pidana yaitu melalui pemahaman terhadap permasalahan yang sedang diteliti.

b. Untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum pada tingkat pendidikan Strata 1 (satu) pada bidang Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

c. Untuk menambah, memperluas, dan menerapkan pengetahuan aspek hukum dalam teori dan praktik agar dapat memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang hukum pada umumnya.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh Penulis juga harus memiliki manfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi yang membaca penelitian hukum ini (skripsi) mengenai perkembangan pengetahuan di bidang hukum acara pidana terkhusus mengenai pertimbangan hakim yang memutus tindak

(5)

pidana mempertontonkan ketelanjangan di muka umum. Hukum Acara Pidana yang dipersepsikan statis karena harus menjaga kepastian hukum, bagaimanapun masih memiliki sisi dinamis yang terus mencari bentuknya (Muhammad Rustamaji,2017: 15). Sebuah penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi juga kemanfaatan penuh bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama ilmu hukum baik dilihat secara teoritis maupun secara praktis. Akan halnya manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian hukum ini yang dilakukan oleh Penulis diharapkan dapat memberikan manfaat serta kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum secara khusus.

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Penulis diharapkan dapat menambah refensi dan literatur dalam penulisan hukum sejenis dikemudian masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Dalam penelitian ini dapat menjadi wadah bagi Penulis untuk mengembangkan penalaran dan pola pikir yang dinamis dan untuk mengetahui kemampuan Penulis dalam menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama menimba ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi para praktisi hukum, jaksa, pengacara, dan masyarakat mengenai pertimbangan hukum hakim dalam memutus perkara.

E. Metode Penelitian

(6)

Penelitian hukum adalah menemukan kebenaran koherensi, yaitu adakah aturan hukum sesuai norma hukum dan adakah norma yang berupa perintah atau larangan itu sesuai norma hukum dan adakah norma yang berupa perintah atau larangan itu sesuai dengan prinsip hukum, serta apakah tindakan seseorang sesuai dengan norma hukum (bukan hanya sesuai aturan hukum) atau prinsip hukum. (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 47) Adapun metode penelitian yang digunakan oleh Penulis di dalam penelitian hukum ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan oleh Penulis untuk penulisan hukum ini adalah penelitian hukum normatif. Hal ini didasarkan pada bahan-bahan hukum yang fokusnya membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder, sehingga menurut Peter Mahmud Marzuki (2014: 55-56), penelitian hukum adalah suatu proses untuk menentukan kebenaran koherensi, yaitu menentukan apakah aturan hukum yang ada sudah sesuai dengan norma hukum, apakah norma hukum yang berupa perintah dan larangan itu sudah sesuai dengan prinsip hukum dan apakah tindakan seseorang sudah sesuai dengan norma hukum atau prinsip hukum.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian hukum ini bersifat preskriptif mempelajari tujuan hukum, nilai- nilai keadilan, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan norma- norma hukum. Sebagai ilmu terapan menentukan standar prosedur ketentuan- ketentuan rambu-rambu dan melaksanakan aturan hukum (Peter Mahmud Marzuki, 2014: 41-42). Oleh karena itu, sifat penelitian yang dilakukan oleh Penulis ini adalah preskriptif dan terapan.

3. Pendekatan Penelitian

Penelitian hukum dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan. Pendekatan tersebut digunakan untuk mendapatkan

(7)

informasi dari berbagai aspek terhadap permasalahan yang dicoba dikaji dan diteliti untuk dicari jawabannya.

Pendekatan Penelitian menurut Peter Mahmud Marzuki terbagi menjadi beberapa pendekatan seperti: pendekatan Undang-Undang (statute approach), pendekatan kasus (case approach), pendekatan historis (historical approach), dan pendekatan konseptual (conseptual approach) (Peter Mahmud Marzuki 2014: 133).

Penelitian yang dilakukan oleh Penulis lebih ditujukan kepada 2 (dua) macam pendekatan, pendekatan kasus (case approach) dan pendekatan undang-undang.

Mengutip pendapat Peter Mahmud Marzuki pendekatan kasus merupakan telah kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi (Peter Mahmud Marzuki 2014: 134)

4. Jenis Bahan Hukum

Sumber-sumber penelitian hukum dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer bersifat autoritatif yang terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum sekunder berupa semua dokumen publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen dokumen resmi, meliputi buku- buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan. Peneliti ini menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder sebagai berikut:

a. Bahan Hukum Primer:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana;

(8)

2) Undang-Undang R.I Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP);

3) Undang-Undang R.I Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;

4) Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi;

5) Putusan Pengadilan Negeri Nomor:

264/Pid.B/2021/PN sgt.

b. Bahan Hukum Sekunder:

1) Buku;

2) Jurnal Hukum;

3) Bahan sekunder dari internet yang tentunya memiliki korelasi dengan penelitian Penulis da dapat dipercaya.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan bahan hukum bertujuan untuk memperoleh bahan hukum yang digunakan guna menjawab permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan oleh Penulis dalam penulisan hukum ini adalah studi dokumen dan studi kepustakaan.

Studi dokumen dan studi kepustakaan merupakan pengumpulan bahan hukum dengan mempelajari, membaca, menelaah, dan mencatat buku-buku, literature, penelitian ilmiah terdahulu, peraturan perundangundangan, serta artikel-artikel penting yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas pada penyusunan penelitian ini.

6. Teknik Analisa Bahan Hukum

Analisis bahan hukum merupakan tahapan yang dilakukan Penulis dalam mengklarifikasi dan menguraikan bahan hukum yang diperoleh untuk menjawab permsalahan yang diteliti.

Teknik analisis bahan hukum dalam penelitian hukum ini

(9)

bersifat kualitatif dan non statistik. Penelitian ini menggunakan teknik analisis silogisme deduktif yang berpangkal dari pengajuan premis mayor dan premis minor. Premis mayor tersebut Undang- Undang Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi sedangkan premis minor merupakan putusan nomor 264/Pid.B/2021/PN sgt.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Sistematika penulisan hukum memberikan gambaran secara jelas mengenai keseluruhan sistematika penluisan hukum serta mempermudah pemahaman mengenai isi penulisan hukum. Adapun sistematika dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah tujuan penelitian (objektif dan subjektif), manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini tediri dari 2 (dua) sub-bab yaitu kerangka teori yang menjelaskan teori-teori yang bersumber dari bahan hukum yang berkaitan dengan masalah yang dipelajari dan kerangka pemikiran.

Dalam kerangka teori berisikan tentang tinjauan tentang pembuktian, tinjauan tentang alat bukti, tinjauan tentang penuntut umum, tinjauan tentang pertimbangan hakim, tinjauan tentang putusan dan tinjauan tentang tindak pidana mempertontonkan ketelanjangan di muka umum. Selain kerangka teori, agar memudahkan alur berfikir, maka dalam bab ini

(10)

disertai kerangka pemikiran.

BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini Penulis akan menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan mengenai Kajian Pembuktian Penuntut Umum dalam Tindak Pidana Mempertontonkan Ketelanjangan di muka Umum

BAB IV: PENUTUPAN

Dalam bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh Penulis dari hasil penelitian disertai dengan saran-saran terhadap permasalahan dalam penulisan hukum ini.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

Pertimbangan Mahkamah Agung dalam mengabulkan permohonan Kasasi yang diajukan oleh Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Blora mengenai pembatalan putusan Pengadilan Negeri Blora Nomor: