• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMELIHARAAN PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) TARAKAN

N/A
N/A
Andika

Academic year: 2024

Membagikan "PEMELIHARAAN PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) TARAKAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEMELIHARAAN PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) TARAKAN

Laporan Praktek Kerja

TEGAR NOVTANDY 20.403020.17

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PEMELIHARAAN PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) TARAKAN

Ditulis Oleh : TEGAR NOVTANDY

20.403020.17

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing Tanggal :

Dosen Pembimbing KP

Dr.Eng Linda Sartika, S.T.,M.T.

NIPPPK. 197504152021212004

Pembimbing Lapangan

Samuel Natanael Purba NIP. 98201018ZY Wakil Dekan,

Fakultas Teknik

Dr.Syahfrizal Tacfullah, S.T.,M.T.

NIDN. 1117068001

Ketua Program Studi, Teknik Elektro

Achmad Budiman, S.T.,M.T.

NIDN. 1111057701

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kegiatan Kerja Praktek (KP) serta dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek ini yang berjudul “Pemeliharaan Pada Trafo yang dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan yang berarti

Laporan kerja praktek ini disusun berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan pada saat dilapangan yakni “PT PLN (Persero) Tarakan” yang beralamat dijalan P. Diponegoro No.18, Sebengkok, Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Kalimantan Utara dimulai pada tanggal 28 Juli s/d 27 Agustus 2023

Kerja praktek ini merupakan salah satu syarat wajib yang harus di penuhi dalam Program Studi Teknik Elektro, selain untuk memenuhi program studi yang penulis tempuh, kerja praktek ini juga banyak memberi manfaat kepada penulis baik dari segi akademis maupun untuk pelajaran yang tidak dapat penulis temukan saat berada di bangku kuliah.

Pada kesempatan ini juga, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyusun laporan kerja praktek ini, terutama kepada :

1. Ucapan Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan selama melaksanakan kegiatan KP.

2. Ibu Asta, S.T., M.T selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Borneo Tarakan.

3. Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas Borneo Tarakan Bapak Achmad Budiman,S.T., M.T sekaligus dosen pengampu mata kuliah Kerja Praktek.

4. Bapak Sugeng Riyanto, S.T.,M.T. selaku dosen pembimbing yang telah membantu penulis dalam menyusunan dan penulisan laporan hasil kerja praktek

5. Seluruh karyawan PT. PLN (Persero) ULP Tarakan khususnya bagian tim Teknik yang telah banyak membantu saya.

(4)

6. Ayah dan Ibu serta seluruh keluarga tercinta yang telah banyak memberikan bantuan moral dan doa serta materi yang tak ternilai bagi saya.

7. Rekan-rekan Mahasiswa/ I, khususnya jurusan Teknik Elektro yang juga membantu saya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan kerja praktek ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Penulis juga berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan bermanfaat bagi kita semua.

.

Tarakan, 10 September 2023

Tegar Novtandy

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL ...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ...vii

DAFTAR TABEL ...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...2

1.3 Tujuan ...2

1.4 Batasan Masalah ...2

1.5 Manfaat ...2

1.6 Sistematika penulisan ...2

BAB II DATA UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat ...4

2.2. Visi dan Misi ...5

2.3. Struktur Organisasi Perusahaan ...6

2.4. Jadwal kerja ...7

2.5. Tinjauan Pustaka ...7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Formulasi Tujuan dan Permasalahan ...9

3.2. Dasar Teori ...9

BAB IV ANALISA DATA 4.1. Flowchart. ...14

(6)

4.2. Latar Belakang Pemeliharaan Trafo Distribusi ...15

4.3. Pengukuran Beban Total Kapaitas Pada Trafo ...15

4.4. Tujuan Pemeliharaan Trafo Distribusi ...16

4.5. Penyebab Gangguan Trafo ...18

4.6. Mengatasi Gangguan Trafo ...22

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...25

5.2 Saran ...25 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.Struktur Organisasi PT.PLN (Persero)

Tarakan ...6

Gambar 3.1. Trafo

Distrbusi ...10

Gambar 4.1.

Flowchart ...14

Gambar 4.2. FCO (Fuse Cut

Out) ...19

Gambar 4.3. NH

Fuse ...20

Gambar 4.4.

Recloser ...20

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Standar Fuse

Link ...19

(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam system perawatan pada trafo pada dasarnya adalah suatu proses untuk menyalurkan tenaga listrik dimulai dari sistem transmisi tenaga listrik 150 kV ke pelanggan-pelanggan listrik (konsumen) baik konsumen 20 kV ataupun konsumen 380/220 V. Dalam proses transformator digunakan sebagai alat yang dapat mentransformasikan tegangan tersebut dari sistem transmisi hingga sampai kepada pelanggan. Transformator atau trafo tentunya mempunyai tingkatan kemampuan kapasitas yang berbeda.

Setiap jumlah pelanggan dan kebutuhan akan listrik terus bertambah maka otomatis beban trafo pun terus bertambah sehingga lama kelamaan transformator sudah tidak mampu lagi untuk memikul beban yang sudah melebihi kemampuannya. Sehingga jika dipaksakan trafo akan mengalami beban lebih (overload) yang akan menyebabkan trafo meledak sehingga membuat kerugian bagi PLN sendiri.

Untuk menjaga agar pendistribusian tenaga listrik ini tetap berjalan dengan lancar dan efesien maka PLN harus menjaga dan memelihara trafo guna menghindari ganguan terutama gangguan trafo kontak (breakdown transformer).

Karena gangguan tafo kontak menyebabkan trafo ini sama sekali tidak bekerja dan tentu saja tugasnya sebagai alat pendistribusian tenaga listrik tidak tercapai.

Trafo merupakan aset yang mahal selain itu juga tersebar di seluruh wilayah kerja PT PLN (Persero). Sebagian besar trafo merupakan Trafo out door (Baik Bertipe Gardu Portal ataupun Gardu Cantol).Selain faktor alam faktor yang mempengaruhi trafo kontak masih banyak seperti; overload, ,gagalnya pengaman trafo beban tak seimbang, minyak trafo bocor dan rendahnya isolasi minyak trafo, faktor usia, pentanahan kurang baik dll.

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara melakukan pemeliharaan pada trafo ?

(10)

2. Bagaimana cara mengatasi agar tidak terjadinya gangguan trafo ? 1.3.Tujuan

1. Untuk mengetahui Bagaimana cara melakukan pemeliharaan pada trafo 2. Untuk mengetahui Bagaimana cara mengatasi agar tidak terjadinya gangguan trafo.

1.4. Batasan Masalah

Dalam Laporan Kerja Praktek ini Hanya membahas mengenai bagaimana prosedur pemeliharaan trafo Distribusi dan apa saja komponen-komponen yang terdapat pada Trafo

1.5. Manfaat

Manfaat umum yang diperoleh dari kerja praktek ini adalah diharapkan mahasiswa mendapatkan keterampilan pada saat melaksanakan program kerja pada perusahaan maupun instansi pemerintahan. Melalui kerja praktek lapangan mahasiswa mendapatkan bentuk pengalaman nyata serta permasalahan yang dihadapi dunia kerja. Adapun manfaat khusus yang didapat selama kerja praktek dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang menyebabkan dilakukan pemeliharaa trafo distribusi.

2. Megetahui bagaimana langkah-langkah pemeliharaan trafo.

3. Mengetahui jenis trafo dan kegunaannya.

1.6. Sistematika penulisan

Laporan ini dibagi menjadi 5 bab yang saling berhubungan satu sama lain.

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Penjelasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

(11)

BAB II DATA UMUM PERUSAHAAN

Sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi perusahaan, jadwal kerja, dan lingkup pekerjaan perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang keadaan umum Trafo distribusi, teknik dan prosedur penelitian, data-data dan informasi yang didapat selama melakukan analisis.

BAB IV PEMBAHASAN

Berisi tentang analisa mengenai cara Pemeliharaan trafo 20 kV dan mengetahui kapasitas daya pada trafo serta mengukur nilai beban pada setiap gardu tegangan menengah 20 kV.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai pokok-pokok penting yang diperoleh dalam penyusunan laporan.

(12)

BAB II

DATA UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat

Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk keperluan sendiri

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaanperusahaan Belanda tersebt oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan- perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indinesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

(13)

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.

Kota Tarakan menjadi salah satu cabang kelistrikan yang ada di Indonesia. Pada awal mulanya PT. PLN di Tarakan berdiri sendiri sebagai perusahaan swasta, namun seiring berjalannya waktu masyarakat mengeluh hingga melakukan demo karena kondisi listrik yang tidak stabil. Oleh karena itu untuk membuat masyarakat Tarakan aman dan nyaman maka apresiasi yang di inginkan oleh masyarakat diwujudkan dengan mengembalikan PLN kembali ke pusat yaitu Jakarta pada tahun 2016.

2.2. Visi dan Misi Visi

Menjadi Perusahaan Listrik Terkemuka se-Asia Tenggara dan Pilihan Pelanggan untuk Solusi Energi.

Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

Moto: “Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik”

Maksud dan Tujuan Perseroan

Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang

(14)

ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Tata Nilai PLN

Tata Nilai PLN adalah AKHLAK. AKHLAK merupakan akronim dari:

1. Amanah : Memegang Teguh Kepercayaan Yang Diberikan 2. Kompeten : Terus Belajar Dan Mengembangkan Kapabilitas 3. Harmonis : Saling Peduli Dan Menghargai Perbedaan 4. Loyal : Berdedikasi Dan Mengutamakan Kepentingan Bangsa

Dan Negara

5. Adaptif : Terus Berinovasi Dan Antusias Dalam Menggerakkan Ataupun Menghadapi Perubahan

6. Kolaboratif : Membangun kerjasama yang sinergis 2.3. Struktur Organisasi Perusahaan

Berikut Struktur Organisasi di PT. PLN (Persero) Tarakan yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

STRUKTUR ORGANISASI PLN ULP TARAKAN

MANAGER ULP TARAKAN

SPV. TEKNIK SPV. TRANSAKSI ENERGI

SPV. PELAYANAN DAN ADMINISTRASI

SPV.

PEJABAT K3L

SPV.

TRANSAKSI ENERGI

SPV. TRANSAKSI ENERGI

SPV. TRANSAKSI ENERGI

(15)

2.4. Jadwal kerja

Kerja praktek dilaksanakan selama 1 bulan dari tanggal 28 Juli sampai 27 Agustus 2023 di PT. PLN (Persero) ULP Tarakan, untuk jadwal kerja di PT.

PLN (Persero) ULP Tarakan sebagai berikut : 1. Hari Senin s.d Kamis

a. Pukul : 08.00 s.d 12.00 WITA b. Pukul : 12.00 s.d 13.00 WITA c. Pukul : 13.00 s.d 16.00 WITA 2. Hari Jum’at

a. Pukul : 07.30 s.d 12.00 WITA b. Pukul : 12.00 s.d 13.00 WITA c. Pukul : 13.00 s.d 16.00 WITA

2.5. Tinjauan Pustaka

2.5.1. Pengertian Pemeliharaan dan Tujuan Pemeliharaan

Pemeliharaan peralatan listrik adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan yang menyebabkan kerusakan. Tujuan pemeliharaan peralatan listrik adalah untuk menjamin kontinyunitas penyaluran tenaga listrik dan menjamin keandalan, antara lain :

a. Untuk meningkatkan reliability, availability dan effiency.

b. Untuk memperpanjang umur peralatan.

c. Mengurangi resiko terjadinya kegagalan atau kerusakan peralatan.

d. Meningkatkan Safety peralatan.

e. Mengurangi lama waktu padam akibat sering gangguan.

2.5.2. Jenis-Jenis Pemeliharaan

Jenis-jenis pemeliharaan Peralatan adalah sebagai berikut :

a. Predictive maintenance (Conditional Maintenance) adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan cara memprediksi kondisi suatu peralatan listrik, apakah dan

(16)

kapan kemungkinannya peralatan listrik tersebut menuju kegagalan. Dengan memprediksi kondisi tersebut dapat diketahui gejalan kerusakan secara dini.

b. Preventive maintenance (Time Base Maintenance) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan secara tiba- tiba untuk mempertahankan unjuk kerja peralatan yang optimum sesuai umur teknisnya.

c. Corrective Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dengan berencana pada waktu tertentu ketika peralatan listik mengalami kelainan atau unjuk kerja rendah pada saat menjalankan fungsinya dengan tujuan untuk mengembalikan pada kondisi semula disertai perbaikan dan penyempurnaan instalasi.

d. Breakdown Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadi kerusakan mendadak yang waktunya tidak tertentu dan sifatnya darurat.

Pelaksanaan pemeliharaan peralatan dapat dibagi 2 macam :

• Pemeliharaan yang berupa monitoring dan dilakukan oleh petugas operator.

• Pemeliharaan yang berupa pembersihan dan pengukuran yang dilakukan oleh petugas pemeliharaan

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Formulasi Tujuan dan Permasalahan 3.1.1 Studi Literatur

Studi literatur ialah pendekatan penelitian yang dilakukan dengan cara mencari referensi atas landasan teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi tersebut dapat dicari dari buku, jurnal, artikel Laporan Penelitian, dan situs-situs online di internet.

Referensi berisikan tentang :

• Gangguan yang terjadi pada trafo

• Prosedur pemeliharaan Trafo

• Jenis – jenis trafo 3.1.2. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan laporan ini, penulis mengumpulkan data selain mencari di internet penulis juga melakukan diskusi bersama karyawan PT. PLN (Persero) ULP Tarakan serta ikut terjun ke lapangan untuk melihat, mengamati dan menganalisis secara langsung proses pemeliharaan Trafo.

3.2. Dasar Teori

3.2.1. Definisi Transformator

Trafo adalah merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam penyaluran tenaga listrik dari gardu ke konsumen. Kerusakan pada Trafo menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan meningkat tergantung harga KWH yang tidak terjual. Pemilihan rating Trafo yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi Trafo yang tidak cocok mempengaruhi drop

(18)

tegangan ujung pada konsumen atau jatuhnya/turunnya tegangan ujung saluran/konsumen.

Gambar 3.1. Trafo Distribusi

Transformator atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke rendah atau sebaliknya dalam frekuensi sama.

Trafo merupakan jantung dari distribusi dan transmisi yang diharapkan beroperasi maksimal (kerja terus menerus tanpa henti). Agar dapat berfungsi dengan baik, makan trafo harus dipelihara dan dirawat dengan baik menggunakan sistem dan peralatan yang tepat. Trafo dapat dibedakan berdasarkan tenaganya, trafo 500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut trafo Interbus Transformator (IBT) dan trafo 150/20 kV dan 70/20 kV disebut trafo distribusi. Trafo pada umumnya ditanahkan pada titik netral sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh trafo 150/20 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 150 kV dan trafo 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV.

3.2.2. Jenis – jenis Trafo 1. Berdasarkan level Tegangan

a. Trafo Teganga Tingii (Trafo 500/150kV, 150/70kV) b. Trafo Teganga Menengah (Trafo 150/30kV, 150/20kV)

(19)

2. Berdasarkan Fungsi/pemakaian

a. Trafo pembangkit. Trafo step up yang membangkitkan tegangan dari generator ke gardu induk untuk transmisikan ke pemakaian.

b. Trafo gardu induk. Trafo step Down untuk pemakaian pabrik/industri.

c. Trafo Distribusi. Trafo step down untuk pemakaian perumahan dan infrastruktur.

Ada beberapa jenis trafo yang dikenal dan digunakan secara luas di masyarakat, diantaranya adalah :

1. Trafo daya

Trafo daya adalah trafo yang iasa digunakan di GI baik itu GI pembangkit dan GI distrbusi dimana trafo tersebut memilki kapasitas daya yang besar.

2. Trafo Distribusi

Trafo distribusi adalah trafo yang digunakan untuk menurunkan tegangan menengah (11,6/20kV) Menjadi tegangan rendah (220/380V). Trafo ini tersebar luas di lingkungan masyarakat dan mudah mengenalinya karena bisa dicantol di tiang.

3. Trafo Tegangan (Potensial Trafo)

Trafo tegangan adalah trafo yang digunakan unuk mengambil input data masukkan berupa besaran tegangan dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder.

4. Trafo Arus (cuurent Trafo)

Trafo arus adalah trafo yang digunakan untuk mengambil input data masukkan berupa besaran arus dengan cara perbandingan belitan pada belitan primer atau sekunder.

3.2.3. Prinsip Kerja Transformator

Transformatro merupakan suatu alat listrik, yang dipergunakan untuk memindahkan daya dari suatu rangkaian ke rangkaian lain, dengan mengubah tegangan, tanpa mengubah frekuensi. Dalam bentuknya yang paling sederhana transformator terdiri atas dua kumparan dan satu induktansi mutual. Kumparan

(20)

primer adalah yang menerima daya, dan kumparan sekunder tersambung pada beban. Kedua kumparan dibelit pada suatu inti yang terdiri atas material magnetik berlaminasi.

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak- balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder

3.2.4. Komponen Transformator

Komponen transformator terdiri dari dua bagian, yaitu peralatan utama dan peralatan bantu, peralatan utama transformator terdiri dari : a. Kumparan tranformator

Kumparan trafo terdiri dari beberapa lilitan kawat tembaga yang dilapisi dengan bahan isolasi (karton, pertinax. dll) untuk mengisolasi baik terhadap inti besi maupun kumparan lain. Untuk trafo dengan daya besar lilitan dimasukkan dalam minyak trafo sebagai media pendingin.

Banyaknya lilitan akan menentukan besar tegangan dan arus yang ada pada sisi sekunder. Kadang kala transformator memiliki kumparan tertier.

Kumparan tertier diperlukan untuk memperoleh tegangan tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu dihubungkan delta. Kumparan tertier sering juga untuk dipergunakan penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.

b. Inti besi transformator

Dibuat dari lempengan-lempengan feromagnetik tipis yang berguna untuk mempermudah jalan fluksi yang

ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Inti besi ini juga diberi isolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus eddy “Eddy Current”.

c. Minyak transformator’

(21)

Minyak transformator berfungsi sebagai media pendingin dan isolasi.

Minyak traformator mempunyai sifat media pemindah panas (disirkulasi) dan mempunyai daya tegangan tembus tinggi. Pada power transformator, terutama yang berkapasitas besar, kumparan-kumparan dan inti besi transformator direndam dalam minyak-trafo. Syarat suatu cairan bisa dijadikan sebagai minyak trafo adalah sebagai berikut :

1. Ketahanan isolasi harus tinggi (>l 0kV/mm).

2. Berat jenis harus kecil, sehingga partikel-partikel inert di dalam minyak dapat mengendap dengan cepat.

3. Viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan pendinginan menjadi lebih baik.

4. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan.

5. Tidak merusak bahan isolasi padat.

6. Sifat kimia yang stabil.

d. Bushing

Sebuah konduktor (porselin) yang menghungkan kumparan transfromator dengan jaringan luar. Bushing diselubungi dengan suatu isolator dan berfungsi sebagai konduktor tersebut dengan tangki transformator. Selain itu juga bushing berfungsi sebagai pengaman hubung singkat antara kawat yang bertegangan dengan tangki trafo.

e. Tangki dan Konservator

Pada umumnya bagian-bagian dari trafo yang terendam minyak trafo ditempatkan didalam tangki naja. Tangki trafo-trafo distribusi umunya dilengkapi dengan sirip-sirip pendingin (cooling fin) yang berfungsi memperluas permukaan dinding tangki, sehingga penyaluran panas minyak pada saat konveksi menjadi semakin baik dan efektif untuk menampung pemuaian minyak trafo, tangki dilengkapi dengan konservator.

(22)

BAB IV ANALISA DATA

4.1. Flowchart

Gambar 4.1.Flowchart

PT. PLN (persero) Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) Tarakan memberikan tugas atau kontrak kepada unit pemeliharaan untuk melakukan pemeliharaan Transformator dimana sebelum melakukan pemeliharaan ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan yaitu :

1. Perencanaan pemeliharan di dalamnya terdapat (perintah kerja, SLD dan Mulai

Perencanaan Pemeliharaan

Persiapan Pemeliharaan

Pelaksanaan Pemeliharaan

Mencatat isi Data

Membuat Laporan

Selesai

(23)

2. Persiapan pemeliharaan di dalamnya terdapat (SOP, alat kerja, formulir, koordinasi dengan atasan dan koordinasi dengan mitra kerja)

3. Pelaksanaan pemeliharaan

4. Mencatat isi data kesesuaian data, apakah data di lapangan sesuai dengan standar yang berlaku

5. Pembuatan laporan pekerjaan di dalamnya terdapat (laporan pekerjaan dan berita acara)

4.2. Latar Belakang Pemeliharaan Trafo

Untuk mendukung layanan kepada konsumen PT. PLN dibutuhkan kondisi perangkat pendukung trafo dalam kondisi handal dan terjamin kontinuitasnya.

Oleh karena itu, dengan setiap terhentinnya aliran listrik baik yang disengaja maupun tidak sengaja akan menimbulkan keluhan bagi masyarakat konsumen listrik dan ini jelas merugikan pihak perusahan listrik sendiri. Dilain pihak, semua trafo memerlukan pemeliharaan dan perbaikan baik secara berkala maupun tiba-tiba mendadak akibat berbagai gangguan dan kerusakan, gangguan ini menyebabkan kerusakan pada trafo dan terhentinya penyaluran aliran listrik kepada konsumen. Agar trafo tidak mengalami gangguan atau kerusakan, harus diadakan pemeliharaan berkala pada trafo.

4.3. Pengukuran beban total dan kapasitas pada trafo

Salah satu bagian dari inspeksi gardu yaitu mengukur beban total pada LV board yang telah digunakan oleh konsumen/pelanggan disesuaikan dengan kapasitas maksimal pada trafo yang diproduksi karena kapasitas setiap trafo berbeda – beda.

Contoh soal :

Jika trafo yang terpasang 200 kVA (P) dengan tegangan 400 V.

Berapakah persentase arus listrik yang mengalir pada trafo bila R = 390, S = 380, T = 380 dengan batas keandalan 80% pada trafo?

(24)

Diketahui : P = 200 kVA , 200.000 VA V = 400 V R = 390

S = 380 T = 380

√3=1.73 (3 phasa) Ditanya : Persentasi arus

?

Jawab :

Terlebih dahulu mencari nilai I?

I = = 289 A

Kemudian jumlah R, S, T dan di bagi I setelah itu dikali 100%

R, S, T = 1.150 : 3 = 384 289

384 x100% = 75.2 % ( Kondisi Trafo Aman dan masih handal di 75%)

Batas Keandalan 75% jika melewati (Overload) maka Trafo akan meledak.

4.4. Tujuan Pemeliharaan Trafo Distribusi

1. Adapun tujuan pemeliharaan trafo adalah : 2. Memperpanjang umur trafo

3. Menghindari terjadinya trafo kontak 4. Mempertahankan keandalan

5. Ekonomis

6. Menghindari kerusakan yang lebih berbahaya

7. Menjaga agar komponen tersebut aman bagi personil dan masyarakat Hal Lain Yang Sering Dipelihara Adalah :

1.

(25)

Isolasi minyak trafo adalah hal yang penting untuk diperhatikan dan dipelihara. Isolasi minyak trafo berfungsi sebagai isolasi antara lilitan yang bertegangan ke body, oleh karena itu tahanan isolasi harus sesuai dengan standar yang ditentukan. Selain itu minyak juga berfungsi sebagai pendingin trafo.

Primer – Primer = 0 MOhm Primer – Sekunder = 1000 MOhm Primer – Body = 1000 MOhm Primer – Netral = 1000 MOhm

Sekunder – Sekunder = 0 MOhm Sekunder – Body = 1000 MOhm Sekunder – Netral = 0 MOhm

2.

Pemeriksaan Tegangan Tembus

Pada minyak trafo yang baik tegangan tembusnya adalah 24 KV.

3.

Pemeriksaan Tap Changer

Tap Changer adalah alat untuk menyesuaikan tegangan yang masuk ke trafo ke keluaran trafo. Pastikan bahwa tap changer tidak mengalami kerusakan, hangus, karat, kontak karena Tap Changer adalah komponen yang penting dalam trafo.

5. Pembumian

Pemeliharaan pada pembumian sangatlah penting. Pembumian berfungsi untuk menyalurkan tegangan atau arus lebih ke tanah. Pembumian pada trafo adalah 5 Ohm. Sedangkan pembumian pada LVC dan Arrester masing – masing 5 Ohm dan 1.7 Ohm.

5.

Pemeliharaan Pengaman Trafo

Trafo memiliki alat pengaman yang berfungsi menghindari trafo dari gangguan, seperti NT Fuse, FCO, dan Arrester. Karena pentingnya pengaman ini pastilah wajar jika alat pengaman ini juga mendapatkan perhatian untuk dipelihara.

6.

Pemeliharaan Kabel

Pemeliharaan kabel sangat sering diabaikan padahal ini merupakan hal yang penting. Pastikan kabel dalam peforma tertinggi karena jika kabel dalam keadaan short maka ini akan menyebabkan trafo kontak. Penggunaan diameter kabel juga harus sesuai. “makin besar penghantar maka makin baik hantarannya

“.

7.

Pemeliharaan Lingkungan

(26)

Hal ini terkadang sepele dan sering kita abaikan padahal hal ini merupakan hal yang penting .

4.5. Penyebab Gangguan Trafo

Penyebab gangguan pada trafo adalah sebagai berikut : ' a. Tegangan lebih akibat petir

Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa.

sehingga menimbulkan gelombang be;jalan yang merambat melalui kawat phasa tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan/pentanahan yang tidak ada. Pada kondisi normal, arrester akan mengalirkan arus bertegangan lebih yang muncul akibat sambaran petir ke tanah.

Tetapi apabila teqadi kerusakan pada arrester, arus petir tersebut tidak akan dialirkan ke tanah oleh arrester sehingga mengalir ke trafo. Jika tegangan lebih tersebut lebih besar dari kemampuan isolasi trafo, maka tegangan lebih tersebut akan merusak lilitan trafo dan mengakibatkan hubungan singkat antar lilitan b. Gagalnya Pengaman Trafo

Pengaman pada trafo sebaiknya memiliki kriteria sebagai berikut : a.

Sensitif

b. Ketelitian ( selektifitas ) c. Keandalan

d. Kecepatan

Trafo mempunyai ketahanan terhadap gangguan yang dialaminya. Oleh karena itu proteksi yang digunakan harus sesuai. Hal ini dilakukan dengan maksud agar pada saat terjadi gangguan maka proteksi bekerja secara maksimal untuk melindungi trafo.

1. FCO ( Fuse Cut Out )

Adalah alat pemutus yang bekerja karena meleburnya bagian dari komponennya yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya untuk itu, membuka rangkaian dimana pelebur tersebut terpasang dan memutuskan arus bila arus itu melebihi suatu nilai tertentu dalam waktu yang cukup. Fuse ini konstruksinya sudah berubah sekarang

(27)

ia berfungsi sebagai penerima awal TM lalu dikirim ke arrester lalu dikirimkan lagi ke trafo.

Daya Trafo (KVA) Besar Fuse Link (A )

100 3

160 5

200 6

250 8

315 10

400 15

630 20

Tabel 4.1. Standar Fuse link

Gambar 4.1. FCO (Fuse Cut Out)

2. NH Fuse

Adalah alat pengaman / pembatas pada trafo dari arus lebih yang berasal dari pelanggan ataupun JTR. NT Fuse biasanya diletakkan pada box LVC

(28)

Gambar 4.2. NH Fuse 3. Recloser

Recloser merupakan salah satu peralatan pengaman yang dapat mendeteksi gangguan arus lebih yang terjadi karena hubung singkat antara fasa dengan fasa atau fasa dengan tanah, dimana recloser dapat bekerja memutus arus gangguan dan menutup balik secara otomatis.

Gambar 4.3. Recloser

(29)

c. Overload dan beban tidak seimbang

Overload terjadi karena beban yang terpasang pada trafo melebihi kapasitas maksimum yang dapat dipikul trafo dimana arus beban melebihi arus beban penuh full load) dari trafo. Overload akan menyebabkan trafo menjadi panas dan kawat tidak sanggup lagi menahan beban, sehingga timbul panas yang menyebabkan naiknya suhu lilitan tersebut. Kenaikan ini menyebabkan rusaknya isolasi lilitan pada kumparan trafo.

d. Loss contact pada terminal bushing

Gangguan ini teqadi pada bushing trafo yang disebabkan terdapat kelonggaran pada hubungan kawat phasa (kabel schoen) dengan terminal bushing. Hal ini mengakibatkan tidak stabilnya aliran listrik yang diterima oleh trafo distribusi dan dapat juga menimbulkan panas yang ddpat menyebabkan kerusakan belitan trafo.

e. Isolator bocor/bushing pecah

Gangguan akibat isolator bocor/bushing pecah dapat disebabkan oleh : 1. Flash Over

Flash Over dapat terjadi apabila muncul tegangan lebih pada jaringan distribusi seperti pada saat terjadi sambaran petir/su;ja hubung. Bila besar su;ja tegangan yang timbul menyamai atau melebihi ketahanan .impuls isolator, maka kemungkinan akan terjadi flash over pada bushing. Pada system 20 KV, ketahanan impuls isolator adalah 160 kV. Flash over menyebabkan loncatan busur api antara konduktor dengan bodi trafo sehingga mengakibatkan hubungan singkat phasa ke tanah.

2. Bushing Kotor

Kotoran pada permukaan bushing dapat menyebabkan terbentuknya lapisan penghantar di permukaan bushing. Kotoran ini dapat mengakibatkan jalannya arus melalui permukaan bushing sehingga mencapai body trafo.

Umumnya kotoran ini tidak menjadi penghantar sampai endapan kotoran tersebut basah karena hujan/embun. Membersihkan permukaan body dan bushing sangat perlu dilakukan

(30)

3. Kegagalan isolasi minjak trafo/packing bocor

Kegagalan isolasi ininyak trafo dapal terjadi akibat penurunan kualitas minyak trafo sehingga kekuatan dielektrisnya menurun. Hal ini disebabkan oleh :

a. Packing bocor, sehingga air masuk dan volume minyak trafo berkurang.

b. Karena umur minyak trafo sudah tua.

4.6. Mengatasi gangguan Trafo 1. Pemasangan Trafo Sisip

Maksudnya adalah memasang trafo di daerah yang trafonya telah overloud dengan tujuan untuk mengurangi beban trafo tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara membagi beban trafo yang overloud ke trafo sisip. Biasanya pemasangan trafo sisip disesuaikan dengan daya yang tidak dapat disanggupi oleh trafo yang overloud tersebut. Pemasangan trafo sisip juga berguna untuk melayani kebutuhan listrik pelanggan untuk penambahan daya yang ia punyai atau pemasangan baru. Penambahan daya dan pemasangan baru merupakan hak pelanggan jika tidak ada trafo sisip maka hak ini tidak dapat dipenuhi. Karena jika trafo telah overload maka pelanggan tidak boleh melakukan pemasangan baru ataupun penambahan daya. Dengan melihat hal tersebut, maka pemasangan trafo sisip merupakan solusi yang baik untuk menghindari trafo kontak dan juga untuk melayani pelanggan baik dalam penambahan daya dan pemasangan baru yang merupakan hak mereka.

2. Management trafo

Maksudnya adalah melakukan pertukaran trafo secara efisien. Contoh, misalkan didaerah A terdapat trafo yang berdaya 250 KVA tetapi trafo tersebut hanya dibebani sebesar 120 KVA. Dan di daerah B terdapat trafo sebesar 150 KVA dan dibebani sebesar 200 KVA (overload) maka untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara menukar trafo kota A dengan trafo kota B untuk mengatasi beban yang ada di kota B dan trafo kota B dapat membebani kota A

(31)

yang dimiliki kota tersebut. Management trafo harus dilakukan secara tepat dengan menyesuaikan kemampuan trafo dengan daya yang dibebani kepadanya.

3. Pemerataan Beban

Maksudnya adalah memeratakan beban pada trafo. Contoh, misalkan trafo tersebut berdaya 150 KVA anggap saja trafo ini cuma 1 jurusan. Maka tiap fasa yaitu R,S,T mendapatkan masing – masing 50 KVA. Fasa R dibebani 6O KVA Fasa S dibebani 40 KVA sedangkan fasa T hanya dibebani 10 KVA. Pada fasa R terjadi overloud. Hal ini harus dihindari karena merupakan penyebab terjadi trafo kontak. Bagaimana cara mengantisipasinya? cara mengantisipasinya adalah dengan cara beban yang tidak dapat disanggupi oleh fasa R harus dibebankan kepada fasa S ataupun fasa T. Hal ini dilakukan dengan cara beban yang tidak disanggupi oleh fasa R akan dipindahkan ke fasa S atau T melalui pembagian di JTR.

4. Pemeriksaan Minyak Trafo

Fungsi utama minyak trafo adalah sebagai isolasi dan pendingin trafo.

Pemeriksaan minyak trafo bertujuan untuk mengetahui apakah minyak trafo tersebut masih layak atau tidak digunakan. Jika sudah tidak layak maka minyak trafo sebaiknya di placing ataupun diganti dengan yang baru. Hal yang biasanya diperiksa pada minyak trafo adalah volume (tinggi permukaan) minyak trafo, tingkat isolasi minyak trafo, tegangan tembus minyak trafo.

Selain minyak trafo yang harus diperhatikan adalah keadaan tangki radiator. Tangki radiator berfungsi sebagai tempat minyak trafo tersimpan. Jika tangki radiator bocor maka volume pada minyak trafo akan berkurang dan fungsinya sebagi isolasi dan pendingin akan berkurang. Hal ini dikhawatirkan menyebabkan kontaknya trafo.

5. Pemeriksaan Pembumian Trafo

Pentanahan merupakan hal yang penting karena hal ini merupakan proteksi guna menghindari trafo kontak. Alat yang digunakan untuk mengetahui pembumian adalah Earth Tester. Bagian yang biasanya ditanahkan adalah arrester, body trafo dan body LVC. Besarnya pembumian pada arrester adalah 1.7 ohm sedangkan untuk body trafo dan LVC masing – masing 5 ohm. Jika

(32)

pembumian lebih baik dari ketentuan minimal itu maka semakin baik tingkat pembumiannya. Memparalelkan pembumian merupakan salah satu cara untuk memperbaiki pembumian.

6. Management JTR

Management merupakan salah satu langkah kita untuk menghindari trafo kontak. Yang dimaksud dengan managemen jtr adalah membebani trafo yang lain dikarenakan trafo yang harusnya membebaninya sudah tidak dapat dibebani lagi. contoh : sebuah rumah berada diantara 2 Trafo, misalkan Trafo A dan Trafo B. Seharusnya rumah itu mendapat daya dari trafo A akan tetapi trafo A sudah tidak dapat lagi membebaninya, maka kita tariklah sr yang berasal dari JTR Trafo B untuk membebani rumah tersebut.

7. Dilaksanakanya P2TL

Hal ini dibuat dengan maksud untuk mengurangi pencurian listrik yang mana dapat mengurangi beban trafo yang dicuri. Hal ini sangat penting dilaksanakan dengan maraknya pencurian listik yang terjadi belakangan ini.

(33)

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Dari kegiatan Kerja Praktek yang telah dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan bahwa :

• Dengan adanya program Kerja Praktek (KP) ini, diharapkan pola pikir mahasiswa menjadi berkembang dengan situasi dan kondisi teknologi dan ilmu pengetahuan sekarang ini.

• Pemeliharaan pada trafo merupakan hal yang penting sebagai proteksi terhadap trafo. Pemeliharaan trafo adalah melakukan suatu kegiatan baik secara terus menerus ataupun berkala pada trafo guna menghindari kerusakan – kerusakan yang dapat terjadi pada trafo. Hal ini meliputi pemeriksaan, pengamatan, pencegahan, perubahan (penyempurnaan jaringan) dan pergantian alat pada trafo.

• Sebelum melakukan Pemeliharaan yang harus di perhatikan adalah Prosedur Pemeliharaan.

5.2. Saran

• Sebelum melakukan pemeliharaan, hal yang harus diperhatikan adalah Alat Pelindung Diri atau APD yang digunakan sebelum melakukan suatu pekerjaan agar tidak terjadi suatu kecelakaan yang tidak di inginkan.

• Dalam melakukan perkerjaan pemeliharaan sebaiknya hal yang utama yang harus diperhatikan adalah k3, agar tidak terjadi kecelakaan kerja terhadap pelaksana pekerjaan pemeliharaan.

• Dalam bekerja, pelaksana pekerjaan pemeliharaan tidak boleh meremehkan pekerjaan yang dilakukan untuk menghindari kecelakaan yang tidak di inginkan.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Muhmmad Deny. 2019. Laporan Praktik Kerja Lapangan Di PT. PLN (Persero) ULP Medan Timur Pemeliharaan Transformator Distribusi. Fakultas Teknik.

Medan.

Zeny Fidha Hadiarin. 2016. Laporan Kerja Praktik Di PT.PLN APJ Bandung Pemeliharaan Trafo Distrbusi. Fakultas Teknik Elektro. Bandung.

Kurniawan Teguh Pangestup. Menekan terjadinya Trafo Kontak.

Muhammad Nur Fakih. 2018. Laporan Tugas Akhir Studi Pemeliharaan Gardu Distribusi Pada Perumahan Vila Tamara Samarinda.

FakultasTeknik Elektro. Samarinda.

(35)

L A M

P

I

R

A

N

Referensi

Dokumen terkait

MTTF ( Mean Time To Failure ) adalah waktu rata-rata terjadi kegagalan dalam suatu sistem atau komponen.. 57 Universitas Sumatera Utara 3.6

Hasil kerja praktek selama kurang lebih 1 bulan yang dimulai pada tanggal 05 juli 2010 sampai dengan 05 agustus 2010 pada PT DIRGANTARA INDONESIA cukup

Untuk mendapatkan nilai tahanan pentanahan pada gardu distribusi dilakukan dengan cara pengukuran langsung menggunakan digital earth tester dengan cara tidak

PLN Persero WRKR Area Dumai Pusat Listrik Bagan Besar Tabel 3 2Agenda Kegiatan Kerja Praktek Minggu ke-2 dua Hari/Tanggal Kegiatan Tempat Senin, 12 Juli 2021  Mendampingi teknisi

28 2.2 Target Yang Diharapkan Setelah melaksanakan kerja praktek selama tiga bulan terhitung dari tanggal 02 Juni sampai dengan 31 Agustus 2022, begitu banyak ilmu dan pengalaman

Kerja Praktek KP ini merupakan salah satu program Politeknik Negeri Bengkalis khususnya prodi Teknik Listrik, yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Bengkalis dalam

PLN Persero WRKR Area Dumai Pusat Listrik Bagan Besar Tabel 3.2 Agenda Kegiatan Kerja Praktek Minggu ke-2 dua Hari/Tanggal Kegiatan Tempat Senin, 12 Juli 2021  Mendampingi teknisi

Kerja Praktek KP ini merupakan salah satu program Politeknik Negeri Bengkalis khususnya Jurusan Teknik Elektro, yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa Politeknik Negeri Bengkalis