• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN PADA SISWA MTS NURUL FALAH AL-HUDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN PADA SISWA MTS NURUL FALAH AL-HUDA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DISIPLIN PADA SISWA MTS NURUL FALAH AL-HUDA

Nuraeni Dwi Permatasari1, Astuti Darmiyanti2, Ferianto3

Pasca Sarjana Pendidikan Agama Islam, Universitas Singaperbangsa Karawang E-mail: [email protected]1,[email protected]2,

[email protected]3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pendidikan karakter disiplin dan diharapkan dapat menemukan kebijakan yang mendukung keberhasilan pendidikan karakter.

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan di MTS Nurul Falah Al-Huda, dengan subjek kepala sekolah, guru, dan siswa. Pengumpulan data dilakukanmelalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam melaksanakan pendidikan karakter disiplin di MTS Nurul Falah Al-Huda melalui enam kebijakan yaitu: (1) membuat program pendidikan karakter, (2) menetapkan tata tertib sekolah dan tata tertib kelas, (3) melaksanakan shalat Dhuha dan shalat Dhuhur dan shalat Ashar berjamaah, (4) membuat postingan afektif di setiap kelas, (5) memantau perilaku disiplin siswa di rumah melalui buku catatan harian, (6) melibatkan orang tua, (7) melibatkan komite sekolah.

Kata kunci: Pendidikan Karakter Disiplin

ABSTRACT

This study aims to describe the implementation of disciplinary character education and is expected to find policies that support the success of character education. This type of research uses a qualitative approach. The research was conducted at MTS Nurul Falah Al-Huda, with principals, teachers and students as subjects. Data collection is done through observation, interviews, and documentation. The technique of checking the validity of the data used is the triangulation technique. The results of the study show that in implementing disciplined character education at MTS Nurul Falah Al-Huda through six policies, namely: (1) creating a character education program, (2) establishing school rules and class rules, (3) carrying out Dhuha and Dzuhur prayers and Ashar prayers in congregation, (4) making effective posts in each class, (5) monitoring students disciplinary behavior at home through a diary, (6) involving parents, (7) involving the school committee.

Keywords: Discipline Character Education

(2)

A. PENDAHULUAN

Pendidikan Karakter telah menjadi polemik di berbagai negara. Pandangan pro dan kontra mewarnai diskursus pendidikan karakter sejak lama. Sejatinya, pendidikan karakter merupakan bagian esensial yang menjadi tugas sekolah, tetapi selama ini kurang perhatian.

Akibat minimnya perhatian terhadap pendidikan karakter dalam ranah persekolahan, sebagaimana dikemukakan Lickona,24 telah menyebabkan berkembangnya berbagai penyakit sosial di tengah masyarakat. Seyogyanya, sekolah tidak hanya berkewajiban meningkatkan pencapaian akademis, tetapi juga bertanggung jawab dalam membentuk karakter peserta didik.

Capaian akademis dan pembentukan karakter yang baik merupakan dua misi integral yang harus mendapat perhatian sekolah. Namun, tuntutan ekonomi dan politik pendidikan menyebabkan penekanan pada pencapaian akademis mengalahkan idealitas peran sekolah dalam pembentukan karakter.

Pendidikan karakter diartikan sebagai the deliberate us of all dimensions of school life to foster optimal character development (usaha kita secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk membantu pengembangan karakter dengan optimal). Hal ini berarti bahwa untuk mendukung perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik dari aspek isi kurikulum (the content of the curriculum), proses pembelajaran (the procces of instruction), kualitas hubungan (the quality of relationships), penanganan mata pelajaran (the handling of discipline), pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh lingkungan sekolah. Bahkan dari sumber yang lain disebutkan bahwa: ”Character education is the deliberate effort to cultivate virtue–that is objectively good human qualities that are good for the individual person and good for the whole society. Artinya: “Pendidikan karakter adalah usaha sengaja (sadar) untuk mewujudkan kebajikan–yaitu kualitas kemanusian yang baik secara obyektif,bukan hanya baik untuk individu perseorangan, tetapi juga baik untuk masyarakat secara keseluruhan”.

Pendidikan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari sebab apa yg dipelajari di dalam dunia pendidikan sesuai dengan kehidupan nyata yang dialami oleh peserta didik. Setiap peserta didik menempuh pendidikan menjadi bekal kehidupan, baik bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa juga negara. Seiring zaman yang semakin modern, pendidikan hendaknya dipersiapkan untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan perihal moral, kreatif dan cerdas terhadap peserta didik, guna mempersiapkan diri menghadapi tuntutan zaman. Hal tersebut tidak tanggal dari kualitas pendidikan itu sendiri.

Tujuan pendidikan sebagaimana yang tersirat di dalam Undang-Undang Dasar 1945 yaitu: mencerdaskan kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas tentunya bukan hanya bangsa yang bisa bekerja. tetapi bangsa yang juga dapat mencapai pendidikan berkualitas, yaitu: pendidikan yang mampu meningkatkan mutu individu juga masyarakat secara keseluruhan.

(3)

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk watak dan peradaban bangssa yang beradab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada yang kuasa yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif dan menjadi masyarakat yang demokratis serta bertanggung jawab (Dwi Siswoyo, 2007: 27).

Pendidikan di aneka macam sekolah banyak menekankan pada nilai ulangan juga ujian.

banyak pengajar yang berpandangan bahwa peserta didik dikatakan baik kompetensinya jika nilai ulangan maupun ujiannya baik. mirip yg seringkali kita lihat pada media massa maupun media elektronik, yaitu tentang perilaku dan moral para pelajar yang memberikan sikap negatif.

Hal tersebut dikarenakan isi atau materi pendidikan tidak sepenuhnya terinternalisasi kepada peserta didik.Isi pendidikan yang dimaksud ialah segala sesuatu yang diberikan pada peserta didik untuk keperluan pertumbuhan. Isi pendidikan tidak selaras menggunakan isi pelajaran. Isi pendidikan berupa nilai, pengetahuan, serta pedagogi. Sedangkan isi pedagogi ialah pengetahuan, dan keterampilan. Hal ini berkaitan dengan mendidik, yakni transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik, serta Bila mengajar berarti transfer pengetahuan dan keterampilan.

Nilai yang dimaksud artinya nilai nilai kemanusiaan yang berupa pengalaman serta penghayatan insan mengenai hal-hal yg berharga bagi hayati manusia. Nilai tadi akan membuat sikap dan kepribadian siswa pada hidup yang baik. Nilai-nilai pada atas terinternalisasi melalui pembelajaran di sekolah (Kabul Budiono, 2007: 29). Disinilah peran peraturan sekolah, guru, serta seluruh warga sekolah dalam memberikan efek yg baik pada kehidupan pribadi peserta didik. Kegiatan membangun dan menegakkan peraturan ini artinya proses mendefinisikan menggunakan jelas serta spesifik harapan pengajar tentang siswa di sekolah.

Mengetahui dan tahu peraturan yang menyatakan apa yang dibenarkan serta mana yang tidak dibenarkan sangat penting bagi peserta didik, guna buat mengetahui apa yang wajib dikerjakan dan mengetahui pelanggaran atas peraturan itu, dengan pemahaman tadi peserta didik akan muncul pencerahan serta menunjukkan kepatuhannya terhadap peraturan. ketaatan serta kepatuhan peserta didik terhadap peraturan ini disebut disiplin. Disiplin merupakan sesuatu yg berkenaan menggunakan pengendalian diri seorang terhadap bentuk-bentuk aturan.

sikap disiplin selalu ditunjukkan pada orang-orang yg selalu hadir tepat saat, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan adat-norma yg berlaku. usahakan, perilaku yg kurang disiplin umumnya ditujukan kepada orang-orang yg tidak mentaati peraturan dan ketentuan yg berlaku, baik yg bersumber asal pemerintah, masyarakat serta sekolah. Siswa pada mengikuti kegiatan belajar pada sekolah tidak akan tanggal asal banyak sekali peraturan dan rapikan tertib yg di perlukan di sekolahnya. Setiap peserta didik dituntut buat dapat berperilaku sesuai dengan hukum dan tata tertib pada sekolah. Kepatuhan dan ketaatan peserta didik terhadap berbagai hukum serta rapikan tertib yang berlaku di sekolah disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan,

(4)

rapikan tertib dan banyak sekali ketentuan lainya yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Terpeliharanya disiplin tidak lepas berasal terpenuhinya kepentingan atau kebutuhan para pihak. siswa mempunyai banyak kepentingan, pengajar memiliki banyak kepentingan demikian juga sekolah, namun permasalahannya adalah bagaimana kepentingan- kepentingan berasal masing-masing pihak itu dapat terpenuhi serta bisa diselaraskan supaya tidak terjadi bentrokan. Jika kepentingan juga kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan menghambat pada proses pembelajaran. Guru perlu mencermati kebutuhan maupun kepentingan peserta didik pada menanamkan disiplin, dengan tahu sumber-sumber pelanggaran disiplin yg dilakukan. Diketahuinya asal gangguan disiplin maka akan diketahui juga cara penanggulangannya. Disiplin yg baik adalah terjemahnya aktivitas yg bisa mengatur diri pada terciptanya langsung serta potensi sosial berdasar pengalaman pengalamannya sendiri.

Menanamkan disiplin pada dasarnya ialah membuat sikap serta kepribadian anak agar menjadi langsung yg lebih baik, taat pada peraturan dan perilakunya bisa diterima pada lingkungan sosialnya. Akibat dari pendidikan dipandang dari perilaku lulusan pendidikan formal ketika ini dapat dirasakan adanya berbagai ketimpangan, contohnya korupsi, perkembangan seks bebas di kalangan remaja, tawuran, narkoba, dan perampokan yg dilakukan oleh pelajar. buat menghindari sikap yg tidak diinginkan tadi, perlu adanya cara menanamkan nilai disiplin yang mengarahkan siswa ke masa depan yang lebih baik.

Menanamkan disiplin yg sempurna akan membuat terbentuknya perilaku yg baik di anak.

Hal tersebut menyebabkan anak bisa berperilaku sinkron menggunakan nilai dan tata cara yg berlaku di lingkungan sosialnya dan menjadi hasilnya keberadaanya diterima menggunakan baik sang lingkungannya. Anak demikian mempunyai penyesuaian diri yang baik yang membuatnya sebagai senang. Dengan demikian disiplin sangat penting buat perkembangan anak agar beliau berhasil mencapai hidup yg senang, mencapai penyesuaian yg baik pada lingkungan sosialnya.

untuk mencapai keadaan tersebut disiplin perlu ditanamkan semenjak awal kehidupan anak.

Upaya menanamkan nilai disiplin pada sekolah mencakup setiap macam efek yang ditujukan kepada siswa buat membantu mereka supaya bisa tahu serta beradaptasi dengan tuntutan lingkungan. Disamping itu disiplin jua krusial menjadi cara pada merampungkan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan siswa terhadap lingkungannya. Disiplin artinya cara yg tepat buat membantu peserta didik belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, serta bermanfaat bagi dirinya juga lingkungannya.Sesuai hasil observasi yg dilakukan peneliti pada MTS Nurul Falah Al-Huda telah menanamkan nilai disiplin. Hal ini ditunjukkan asal upaya pengajar pada menyampaikan tindakan atau sanksi atas pelanggaran terhadap peraturan sekolah yg dilakukan oleh peserta didik. mirip yg diketahui peneliti ada beberapa pelanggaran terhadap peraturan sekolah yg dilakukan oleh peserta didik dan sanksi yang telah diberikan sang guru.

(5)

Pelanggaran ini antara lain, siswa seringkali datang terlambat ke sekolah, siswa tidak memasukkan baju seragam, agar pelangaran ini tidak dilakukan terus menerus oleh peserta didik, pengajar menyampaikan sanksi seperti teguran secara lisan, memperingatkan peserta didik supaya tidak mengulangi lagi pelanggarannya serta pula siswa sporadis mengumpulkan tugas yang diberikan oleh pengajar, adapun sanksi yang diberikan pengajar terhadap pelanggaran peserta didik ini berupa guru menambah tugas siswa yg belum dikumpulkan.Hal pada atas membagikan sekolah telah menanamkan nilai disiplin namun upaya sekolah tadi belum dapat membentuk peserta didik berlaku menggunakan disiplin. rapikan tertib yang menjadi acuan primer dalam mendisiplinkan siswa di MTS. rapikan tertib ini didalamnya tercantum banyak sekali peraturan peserta didik serta hukuman yang diberlakukan di siswa yg melanggar peraturan sekolah. Dilema kurang disiplin pada atas bisa disebabkan sang upaya sekolah dalam menegakkan kebijakan kurang aporisma, seperti hadiah hukuman tidak teratur, pengajar terkadang memberikan sanksi terkadang tidak terhadap tindakan siswa yg melanggar peraturan, serta hukuman yg diberikan sekolah belum menghasilkan siswa termotivasi buat melakukan disiplin juga sekolah kurang mengupayakan cara buat menanamkan disiplin yg bisa memotivasi siswa melakukan disiplin dalam kesehariannya pada sekolah. konflik dalam menanamkan nilai disiplin yg belum dapat terlaksana dengan baik di atas membentuk peneliti tertarik untuk mencari tahu sejauh mana upaya sekolah dalam menanamkan nilai disiplin di peserta didik pada Sekolah Dasar. Peneliti juga ingin menyelidiki lebih dalam adanya penanaman nilai disiplin di MTS yang belum maksimal. Akibat asal penanaman nilai disiplin yang belum terlaksana dengan baik tersebut, sering memunculkan sikap pelanggaran seperti yang sudah tersebut di atas dan kurangnya motivasi bagi peserta didik untuk melakukan disiplin dalam keseharian di sekolah, seperti ketika waktu istirahat siswa tidak memasukkan baju seragam bahkan hingga masuk ke dalam kelas, saat itu tidak ada pengajar yang menghimbau dan upaya tindakan asal pihak lain yang memberi pengawasan.

Tindakan kurang disiplin juga nampak ketika guru menyuruh siswa mengumpulkan tugas, namun kebanyakan peserta didik pada kelas itu tidak mengumpulkannya.

Perseteruan ini sudah berulang kali dilakukan oleh peserta didik dan seakan menjadi perilaku di MTS tersebut. oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian menggunakan judul “Penanaman Nilai Nilai Pendidikan Karakter Disiplin di siswa Sekolah di MTS Nurul Falah Al-Huda”.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiyono (2011: 15) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci pengumpulan data.

(6)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara merupakan percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000: 135). Wawancara digunakan untuk menjaring data atau informasi yang berkaitan dengan berbagai kebijakan yang dilakukan sekolah dalam pelaksanaan pendidikan karakter disiplin. Observasi dilakukan untuk melihat implementasi pendidikan karakter disiplin melalui pembelajaran di kelas. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang tata tertib sekolah dan rencana pembelajaran yang dibuat oleh guru. Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka dalam penelitian ini dilakukan pemeriksaan keabsahan data. Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah teknik triangulasi, yaitu teknik penyilangan informasi yang diperoleh dari sumber sehingga pada akhirnya hanya data yang absah saja yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian (Arikunto, 2006: 18). Teknik triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi metode, yaitu dengan mengecek ulang informasi hasil wawancara dengan dokumentasi dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis induktif, yaitu analisis yang bertolak dari data dan bermuara pada simpulan-simpulan umum Dalam upaya mendukung keberhasilan pendidikan karakter disiplin di MTS Nurul Falah Al- Huda dilakukan berbagai kebijakan oleh sekolah. Dalam pelaksanaan kebijakan tersebut sekolah menjalin kerjasama yang baik antara kepala sekolah, guru, karyawan, orang tua, dan komite sekolah. Berbagai kebijakan yang dilakukan MTS Nurul Falah AL-huda tersebut adalah sebagai berikut.

1. Program Pendidikan Karakter

Program pendidikan karakter merupakan salah satu program sekolah yang dilaksanakan di MTS Nurul Falah Al-Huda. Di dalam program pendidikan karakter ini salah satu yang dikembangkan adalah karakter disiplin. Penyusunan program pendidikan karakter dilakukan dengan melibatkan guru, orang tua, dan peserta didik. Hal ini mengingat bahwa untuk mendukung keberhasilan program pendidikan karakter perlu campur tangan baik dari pihak sekolah (guru), orang tua, dan masyarakat.

2. Menetapkan Aturan Sekolah dan Aturan Kelas

Aturan sekolah maupun aturan kelas berperan penting dalam mendisiplinkan siswa.

Pentingnya aturan sekolah ini dikemukakan oleh Curvin & Mendler (1999: 8) bahwa terjadinya perilaku tidak disiplin pada siswa salah satu faktor penyebabnya adalah pembatasan yang tidak jelas. Dengan dituangkannya aturan sekolah maupun aturan kelas ke

(7)

dalam tata tertib sekolah, maka batasan-batasan perilaku siswa di sekolah menjadi jelas.

Agar aturan sekolah maupun aturan kelas yang telah dibuat dapat dilaksanakan dengan baik, maka perlu dilakukan sosialisasi kepada orang tua siswa. Kegiatan ini dilakukan di awal tahun pelajaran oleh guru kelas. Kegiatan sosialisasi ini penting dilakukan agar orang tua dapat menjaga konsistensi pemberlakuan aturan di sekolah dengan di rumah sehingga terjadi kontinuitas dalam penegakkan disiplin yang dilakukan di sekolah dan di rumah.

3. Melakukan Sholat Dhuha dan Sholat Dzuhur Berjamaah

Salah satu kegiatan untuk menegakkan kedisiplinan di MTS Nurul Falah Al-Huda adalah melalui kebijakan shalat berjamaah, yaitu untuk sholat dhuha, sholat dhuhur dan shalat ashar. Melalui kegiatan sholat berjamaah ini siswa dilatih untuk tertib dalam melakukan ibadah, baik mulai persiapan, pelaksanaan hingga mengakhiri ibadah. Kegiatan sholat berjamaah ini diwarnai dengan pembiasaan-pembiasaan yang berkaitan dengan pengkondisian peserta didik untuk berdisiplin dalam beribadah.

4. Membuat Pos Afektif di Setiap Kelas

Posafektif merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan MTS Nurul Falah Al- Hudaguna menginternalisasikan nilai-nilai karakter kepada peserta didik, termasuk di dalamnya nilai karakter disiplin.Kegiatan pos afektif akan difokuskan pada pembinaan kepada siswa dalam hal berperilaku tertib dalam memasuki kelas, melangkah, mengucap salam, berjabat tangan, meletakkan tas, dan sebagainya. Pada pagi hari guru kelas bersama peserta didik yang bertugas di hari itu sudah siap di depan kelas untuk melakukan penyambutan terhadap peserta didik yang datang di kelas. Melalui kegiatan pos afektif ini siswa dilibatkan secara aktif dalam penegakan disiplin di MTS Nurul Falah Al-Huda.

5. Memantau Perilaku Kedisiplinan Siswa di Rumah Melalui Buku Catatan Kegiatan Harian

Buku catatan kegiatan harian merupakan salah satu kebijakan yang dilakukan di MTS Nurul Falah Al-Huda untuk memantau perilaku disiplin siswa di rumah. Buku ini merupakan alat bagi guru untuk memantau kegiatan peserta didik di rumah dalam hal disiplin beribadah, belajar, dan kegiatan lain yang terkait dengan pengembangan disiplin peserta didik.Adanya buku catatan kegiatan harian siswa bertujuan untuk menjaga konsistensi antara kegiatan siswa di sekolah dan di rumah. Konsistensi ini perlu dipantau dan dijaga untuk mendukung keberhasilan program pendidikan karakter disiplin yang sedang dikembangkan.Devine (2002: 310) mengemukakan bahwa dalam rangka untuk mendisiplinkan siswa perlu dilakukan kontrol waktu dan ruang sebagai alat untuk memonitoring perilaku siswa. Melalui

(8)

kontrol ruang dan waktu diharapkan secara bertahap akan muncul kesadaran diri siswa untuk berperilaku disiplin.

6. Melibatkan Orang Tua dalam Pendidikan Karakter Disiplin

Keterlibatan orang tua dalam mendukung keberhasilan pendidikan karakter disiplin yang dilakukan sekolah adalah hal penting yang tidak boleh diabaikan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar orang tua dapat melakukan program pendidikan karakter disiplin yang dikembangkan di sekolah dalam kegiatan anak sehari-hari di rumah.di samping itu orang tua juga akan memberikan informasi tentang berbagai hal terkait dengan kegiatan atau perilaku anak di rumah. Jika perilaku tersebut positif, maka diberikan penguatan, sementara jika perilakunya menyimpang atau negatif, maka bersama- sama antara orang tua dan guru untuk mengatasinya.

7. Melibatkan Komite Sekolah dalam Pendidikan Karakter Disiplin

Unsur komite sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang terlibat dalam pendidikan karakter disiplin. Masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh komite sekolah memiliki peran yang penting dalam mendukung keberhasilan Pendidikan.

Karakter Disiplin di Sekolah. Alasan perlunya masyarakat terlibat dalam pendidikan karakter disiplin mengingat bahwa interaksi anak tidak hanya terbatas dengan guru dan teman sebaya serta orang tua saja, tetapi mereka juga berinteraksi dengan masyarakat lain yang lebih luas.

Pentingnya keterlibatan masyarakat yang dalam hal ini diwakili oleh komite sekolah didasari dengan alasan bahwa masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan pengaruh yang positif terhadap pembentukan karakter peserta didik.

Hal ini senada dengan pendapat Mulyasa (2011: 75) bahwa terdapat pengaruh yang diberikan oleh lingkungan masyarakat yang positif terhadap pembentukan karakter peserta didik.

C. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di MTS Nurul Falah Al-Huda ini dapat disimpulkan bahwa untuk mendukung tercapainya keberhasilan nilai karakter disiplin di sekolah ini, dibuat tujuh kebijakan sekolah, yaitu program pendidikan karakter, menetapkan aturan sekolah dan aturan kelas, melakukan sholat Dhuha, Shalat Dzuhur dan Sholat Ashar berjamaah, membuat pos afektif di setiap kelas, memantau perilaku kedisiplinan siswa di rumah melalui buku catatan kegiatan harian, dan melibatkan orang tua, dan melibatkan komite sekolah.

(9)

Dalam pelaksanaan keenam kebijakan tersebut perlu dukungan dari seluruh warga sekolah baik kepala sekolah, guru, orang tua, komite sekolah, karyawan, dan peserta didik. Di samping itu, juga perlu perencanaan yang matang untuk menyusun program-program sekolah.

Dalam pelaksanaannya juga perlu konsistensi yang kuat dari seluruh warga sekolah, terutama dalam hal pelaksanaan program dan penegakan aturan sekolah maupun aturan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta.

Curvin, R. L., & Mindler, A. N. 1999. Discipline with Dignity. USA: Association for Supervision and Curriculum Development.

Dwi Siswoyo, dkk. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Uny Press.

Moleong, L. J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya Mulyasa, E. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Zubaedi. (2011). Desain Pendidikn Karakter (konsepsi dan aplikasinya dalam lembaga pendidikan). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Aisyah. (2018). Pendidikan Karakter. Jakarta.: Kencana

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan gugus kendali mutu di MTs Nurul Huda Sedati Sidoarjo berjalan dengan baik terbukti dengan diadakannya

Kepada kepala sekolah MTs Nurul Falah Serpong agar lebih meningkatkan disiplin siswa yang telah diterapkan agar proses belajar mengajar dapat berjalan dan terkendali lebih baik,

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA GARIS DAN SUDUT PADA MATERI GARIS DAN SUDUT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NURUL..

Dari analisa yang telah dilakukan dan dengan melihat hasil penelitian tentang Pengaruh Budaya Tashofaha terhadap Akhlakul Karimah Siswa Mts Nurul Huda Sedati, maka

Kecemasan berkomunikasi pada siswa kelas VIII MTs Nurul Falah Juai Kabupaten Balangan sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori tinggi

Penelitian ini berjudul Penguatan Karakter Siswa Melalui Budaya Religius Di Madrasah Aliyah Nurul Huda Wates Wetan Ranuyoso Lumajang. Dengan fokus Penelitian yaitu

Namun, terdapat beberapa factor penghambat yang terjadi dalam pendidikan karakter religius dan disiplin siswa melalui pembiasaan pembacaan sholawat bahriyah di SMK Nurul Huda Sukaraja

Skripsi ini bertujuan untuk merancang sistem absensi berbasis website untuk MTS Al-Anshory Qamarul Huda Wajageseng guna mempermudah pengelolaan data absensi dan mendukung disiplin