• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penarapan Akuntansi Aset Tetap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penarapan Akuntansi Aset Tetap "

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 173-182 173

PENERAPAN AKUNTANSI ASET TETAP MENURUT PSAK NO. 16 PADA PT TRI PUTRA SEJATI MAKASSAR

Muh. Syahril Rustam

, Arsyad Paweroi,

Astuty Hasti

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

bangsyahriel881@gmail.com, apaweroi@gmail.com, astuty.hasti@gmail.com

ABSTRACT

The aim of this research is to find out that if the application of asset accountancy was done based on Standard accountancy Statement of Finance (PSAK) No.16. The method of data analysis was descriptive qualitative in which the suitability of application of fixed asset accountancy at PT. Tri Putra Sejati Makassar based on the theory of PSAK No.16. Techniques of data collection were observation, interview and documentation. The result of this research showed that PT. tri Putra Sejati Makassar has not fully applied the fixed asset accountancy as recommended in PSAK No.16. This statement can be proved by financial report that showed the inappropriateness of the balance between profit and loss. In addition there was no consistency of measuring the lost asset by using two shrinkage methods.

Keywords: fixed assets, PSAK No.16.

PENDAHULUAN

Perusahaan adalah tempat suatu kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi, kegiatan usaha yang bersifat tetap, dilakukan secara terus menerus dan dikelola dengan organisasi yang baik, dengan tujuan menghasilkan barang dan jasa sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus mencari keuntungan atau laba. Untuk menjalankan tujuannya perusahaan memerlukan bahan-bahan dan faktor pendukungnya, diantaranya perlengkapan ataupun peralatan salah satunya yaitu aset tetap. Aset tetap merupakan aset penting perusahaan karena aset tetap memiliki nilai yang tinggi, memiliki waktu penggunaan yang relatif lama dan merupakan alat utama perusahaan menghasilkan revenue serta profit. Aset dapat dikategorikan secara luas ke dalam aset jangka pendek, aset tetap, investasi keuangan dan aset tak berwujud.

Aset tetap berwujud meliputi berbagai bentuk kekayaan yang dipergunakan dalam operasi perusahaan yang biasa secara permanen atau untuk jangka panjang. Komponen dalam aset tetap berwujud seperti tanah, gedung, mesin, kendaraan, peralatan, dan lainnya.

Setelah dilakukan wawancara terhadap penerapan akuntansi aset tetap menurut PSAK No. 16 pada PT. Tri Putra Sejati Makassar

dalam beberapa unsur penerapan yang ada antara lain adalah adanya fungsi yang merangkap yaitu bagian aset tetap juga merangkap sebagai bagian akuntansi serta tidak terdapatnya bagian aset tetap yang bertugas atas pengelolaan dan pengoperasian aset tetap yang berwenang dalam penempatan, pemindahan dan penghentian aset tetap.

PT. Tri Putra Sejati Makassar merupakan perusahaan yang berdiri sejak tahun 2010 di Makassar, perusahaan ini bergerak dibidang usaha pengadaan barang (General Supplier) dan memfokuskan bisnis pada penggadaan barang- barang dan material pendukung untuk kegiatan- kegiatan proyek kontruksi besar maupun kecil.

Dimana penerapan akuntansi aktiva tetap sangat dibutuhkan untuk mengetahui besarnya saldo perolehan pada setiap akhir tahun atau pada saat pembuatan laporan keuangan perusahaan untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan apakah aktiva tetap yang dimiliki perusahaan masih mampu mendukung aktivitas perusahaan di masa yang akan datang.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih judul “Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 Pada PT. Tri Putra Sejati Makassar”.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: 1)

(2)

Penarapan Akuntansi Aset Tetap

174 Muh. Syahril Rustam, Arsyad Paweroi, AstutyHasti Bagaimanakah penerapan akuntansi aset tetap pada PT. Tri Putra Sejati Makassar ? 2) Bagaimanakah kesesuaian akuntansi aset tetap menurut PSAK No. 16 pada PT. Tri Putra Sejati Makassar ?

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari proposal skripsi ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan akuntansi aset tetap pada PT. Tri Putra Sejati Makassar. 2) Untuk mengetahui kesesuaian akuntansi aset tetap menurut PSAK No. 16 pada PT. Tri Putra Sejati Makassar.

TINJAUAN LITERATUR

Akuntansi adalah suatu sistem dengan input data atau informasi dan output berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi pengguna internal maupun eksternal entitas Kieso, et al (2014). Menurut Harahap dalam Hasti, A. (2012) mengemukakan bahwa analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analisis atas laporan keuangan dan untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Regel et al. (2018) aktiva atau aset merupakan salah satu bagian dari kekayaan (sumber daya) bahkan harta yang dimiliki oleh setiap perusahaan bahkan entitas bisnis yang tidak dapat di uangkan atau tidak dapat di tukar kembali. Menurut Samryn. (2015) Aktiva merupakan kelompok akun yang disajikan dalam neraca pada bagian sebelah kiri, aktiva tetap terbagi dalam kelompok aktiva lancer untuk kekayaan yang diharapkan dapat dikonsumsi atau dikonversi menjadi kas dalam waktu kurang satu tahun.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) melalui Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Paragraf 07 (2014) menyatakan bahwa aset tetap diakui jika dan hanya jika:

1. Besar kemungkinan manfaat ekonomis yang berhubungan dengan aset tersebut akan mengalir ke perusahaan

2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

Dalam PSAK 16 Paragraf 8-10 (2014) Suku cadang, peralatan siap pakai dan peralatan pemeliharaan diakui sesuai dengan pernyataan

ini ketika memenuhi definisi dari aset tetap.

Namun jika tidak maka suhu cadang peralatan siap pakai dan peralatan pemeliharaan diklasifikasikan sebagai persediaan.

1. Biaya perolehan awal

Dalam PSAK 16 Paragraf 11 (2014) Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan keamanan atau lingkungan. Perolehan aset tetap tersebut, meskipun tidak secara langsung meningkatkan manfaat ekonomik masa depan dari aset tetap tertentu yang ada, mungkin diperlukan bagi entitas untuk memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari aset lain.

Aset tetap tersebut memenuhi syarat pengakuan aset, karena aset tersebut memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik masa depan yang lebih besar dari aset terkait dibandingkan dengan manfaat ekonomik yang dihasilkan seandainya aset tersebut tidak diperoleh.

2. Biaya Selanjutnya

Dalam PSAK 16 paragraf 12-14 (2014) pengeluaran yang terkait aset tetap (setelah perolehan aset tetap) menurut PSAK No. 16 yaitu entitas tidak mengakui biaya perawatan sehari-hari aset tetap sebagai bagian sari aset tetap tersebut. Sebaliknya, biaya tersebut diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya.

Biaya perawatan sehari-hari terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai termasuk suku cadang kecil. Tujuan pengeluaran ini sering dideskripsikan sebagai

“perbaikan dan pemeliharaan” aset tetap.

Aset tetap bisa didapatkan dengan berbagai cara, antara lain (Diana, 2017):

1. Pembelian kredit, aset tetap yang didapatkan dengan melakukan pembelian secara kredit akan dicatat sebesar harga perolehan.

2. Pembelian kontan, aset tetap yang didapatkan dengan melakukan pembelian secara kontan akan dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset tetap tersebut.

3. Menukar dengan aset tetap yang lain, aset tetap yang didapatkan dengan melakukan penukaran aset tetap lama untuk mendapatkan aktiva tetap baru tetap menggunkan harga perolehan.

Aset tetap yang memenuhi kualifikasi

(3)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 173-182 175 pengakuan sebagai aset diukur pada biaya perolehan.

1. Elemen Biaya Perolehan

Menurut PSAK 16 Biaya perolehan aset tetap meliputi (werren, 2015):

a. Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain.

b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen.

c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama priode tersebut.

2. Pengukuran Biaya Perolehan

Menurut IAI, dalam PSAK 16 paragraf 23 (2014) menyatakan bahwa Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunai pada tanggal pengakuan. Jika pembayaran ditangguhkan melampaui jangka waktu kredit normal, maka perbedaan antara harga tunai dan total pembayaran diakui sebagai beban bunga selama periode kredit kecuali beban bunga tersebut dikapitalisasi sesuai dengan PSAK 26: Biaya Pinjaman.

Menurut IAI, dalam PSAK 16 paragraf 24 (2014) satu atau lebih aset tetap mungkin diperoleh dalam pertukaran dengan aset moneter atau aset nonmeneter. Pembahasan berikut mengacu pada pertukaran satu aset nonmoneter dengan aset nonmoneter lain, tetapi hal ini juga berlaku untuk seluru pertukaran yang dideskripsikan dalam kalimat sebelumnya. Biaya perolehan aset tetap tersebut diukur pada nilai wajar kecuali:

a. Transaksi pertukaran tidak memiliki subtansi komersial atau

b. Nilai wajar aset yang diterima dan aset yang diterapkan tidak dapat diukur secara andal.

Aset yang diperoleh diukur dengan cara tersebut bahkan jika entitas tidak dapat segera menghentikan pengakuan aset yang diserahkan.

Jika aset yang diperoleh diukur pada jumlah tercatat aset yang diserahkan.

Untuk tujuan penentuan apakah transaksi pertukaran memiliki subtansi komersial, nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut mencerminkan arus kas sesudah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas menyajikan perhitungan yang rinci.

Menurut IAI, dalam PSAK 16 paragraf 26 (2014) nilai wajar suatu aset dapat diukur secara andal jika:

a. Varibialitas dalam rentang pengukuran nilai wajar yang rasional untuk aset tersebut adalah tidak signifikan; atau b. Probabilitas dari beragam estimasi dalam

rentang tersebut dapat dinilai secara rasional dan digunakan dalam mengukur nilai wajar.

Menurut Diana, A., et al. (2017) Entitas memiliki 2 model sebagai kebijakan akuntansinya dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh aset tetap dalam kelas yang sama yaitu sebagai berikut:

1. Model Biaya

Entitas dapat memilih model biaya atau model biaya atau model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut terhadap seluruh asset tetap dalam kelas yang sama. Jika perusahaan memilih model biaya untuk satu asset tertentu, maka seluruh asset tetap dalam kelas yang sama dicatat dengan model biaya.

2. Model revaluasi

Setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi.

Menurut Syamsuddin, (2017). Penyusutan (depresiasi) adalah penurunan nilai (daya guna) dari suatu aktiva tetap berwujud missal gedung, mesin, peralatan, kendaraan yang harus dialokasikan biayanya pada setiap periode pembiayaan suatu perusahaan. Penyusutan yaitu penurunan manfaat secara periodik atau pengalokasian harga perolehan aset secara sistematik selama masa manfaat dari aset bersangkutan.

(4)

Penarapan Akuntansi Aset Tetap

176 Muh. Syahril Rustam, Arsyad Paweroi, AstutyHasti 1. Faktor yang dipertimbangkan dalam

penyusutan (Rudianto, 2018):

a. Harga Perolehan

Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh aset tetap tertentu sampai siap digunakan oleh perusahaan. Jika suatu aset diperoleh dengan cara dibeli, maka yang tergolong sebagai harga perolehan aset tetap itu adalah harga faktur, ongkos kirim, biaya pemasangan, komisi perantara, bea balik nama, pejak pertambahan nilai, dan sebagainya.

b. Nilai Sisa

Nilai sisa (residu) adalah jumlah bersih yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir umur manfaat suatu aset setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan.

Dengan demikian, nilai sisa merupakan estimasi harga jual aset tetap pada akhir umur manfaat aset tetap tersebut. Setiap perusahaan akan memiliki estimasi yang berbeda satu dengan lainnya atas jenis aset tetap yang sama. Jumlah estimasi nilai residu juga akan sangat dipengaruhi oleh umur ekonomisnya, lokasi perusahaan, inflasi, nilai tukar mata uang, bidang usaha, dan sebagainya. Namun, untuk aset tetap yang sejenis dan berada di lokasi yang sama, nilai sisa wajarnya akan dapat diketahui dengan mudah.

Dalam praktek akuntansi, banyak perusahaan yang menetapkan nilai sisa nol atas sebagian besar asetnya.

c. Masa/Umur Manfaat

Umur manfaat adalah estimasi umur ekonomis suatu aset tetap atau jumlah produksi .atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset tersebut oleh perusahaan. Umur ekonomis tidak sama dengan umur teknis. Umur ekonomis adalah masa waktu yang diperkirakan suatu aset dapat digunakan serta ekonomis. Sedangkan umur teknis adalah masa waktu suatu aset dapat digunakan sejak diperoleh sampai rusak total. Pada umurnya, umur ekonomis lebih pendek dibandingkan dengan umur teknis.

2. Metode Penyusutan

Metode penyusutan yang digunakan untuk suatu asset dikaji setidak-tidaknya setiap

akhir tahun buku atau ketika terjadi perubahan signifikan dalam ekspektasi pola pemakaian manfaat ekonimis masa dating asset tersebut. Metode penyusutan diubah untuk mencerminkan perubahan pola tersebut. Menurut Warren et al, (2015) metode yang sering digunakan dalam penyusutan adalah sebagai berikut:

a. Metode garis lurus

Metode garis lurus (Straight Line Method) menghasilkan pembebanan yang tetap selama umur manfaat asset jika nilai residunya tidak berubah. Metode garis lurus sejauh ini merupakan metode yang paling banyak digunakan.

b. Metode saldo menurun ganda

Metode saldo menurun ganda (double- declining-balance method) menghasilkan beban periodik yang yang semakin menurun selama estimasi masa manfaat aset. Metode saldo menurun ganda diaplikasikan dalam tiga tahap yaitu:

i. Menentukan persentase garis lurus, menggunakan masa manfaat yang diharapkan.

ii. Menentukan saldo menurun ganda dengan mengalikan tarif garis lurus dari tahap satu dengan dua.

iii. Menghitung beban penyusutan dengan mengalikan tarif saldo menurun ganda dari tahap dua dengan nilai buku aset.

3. Penurunan nilai

Dalam PSAK 16 Paragraf 63 (2014) dalam penentuan aset tetap mengalami penurunan nilai, entitas menerapkan PSAK 48 Penurunan Nilai aset, PSAK 48 menjelaskan bagaimana entitas menelaah jumlah tercatat asetnya, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset, dan kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.

4. Kompensasi untuk penurunan nilai

Dalam PSAK 16 Paragraf 65-66 (2014) Konpensasi dari pihak ketiga untuk aset tetap yang mengalami penurunan nilai , hilang atau dihentikan dimasukkan dalam laba rugi ketika konpensasi menjadi piutang.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 paragraf 67 dalam Martani, (2016) menyatakan bahwa aset tetap di hentikan pengakuannya pada saat

1. Pada saat dilepaskan

(5)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 173-182 177 2. Pada saat tidak ada manfaat ekonomis masa

depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya

PSAK 16 laba rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap harus dimasukkan sebagai selisih antara hasil pelepasan neto dan jumlah tercatat aset dan harus di akui sebagai penghasilan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif (paragraf 68 dan 71).

Dalam PSAK 16 paragraf 73 (2014) Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap antara lain:

1.

Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;

2.

Metode penyusutan yang digunakan;

3.

umur manfaat atau tarif penyusustan yang digunakan;

4.

Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi penurunan nilai) pada awal dan akhir periode, dan rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode; dan

5.

Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:

a. Penambahan,

b. Aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual,

c. Akuisisi melalui kombinasi bisnis

d. Peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi serta dari rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal pembalik secara langsung pada ekuitas sesuai PSAK 48, e. Rugi penurunan nilai yang diakui dalam

laporan laba rugi komprehensif sesuai PSAK 48,

f. Rugi penurunan nilai yang dijurnal pembalik dalam laporan laba rugi komprehensif sesuai PSAK 48,

g. Penyusutan,

h. Selisih nilai tukar neto yang timbul dalam penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional menjadi mata uang pelaporan yang berbeda, termasuk penjabaran dari kegiatan usaha luar negri menjadi mata uang pelaporan dari entitas pelapor, dan

i. Perubahan lain.

Dalam PSAK 16 paragraf 77 (2014) jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal yang harus diungkapkan antara lain (martini,2016):

1. Tanggal efektif revaluasi

2. Apakah penilai independen dilibatkan

3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset.

4. Penjelasan mengenai nilai wajar aset yang ditentukan secara langsung berdasar harga yang dapat diobservasi dalam suatu pasar aktif atau transaksi pasar terakhir yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lainnya

5. Jumlah tercatat setiap kelompok aset tetap jika aset tersebut dicatat dengan model biaya, bukan model penilaian

6. Surplus revaluasi, yang menunjukan perubahan selama periode dan pembatasan distribusi kepada pemegang saham.

Tabel. 1. Penelitian Terdahulu

2

Apakah Perlakuan akuntansi aktiva tetap pada badan pengelolaan keuangan dan aset daerah (BPKAD) pemerintah kota makassar telah sesuai dengan PSAK 07 ?

Pengakuan, pengukuran, pengeluaran, penghentian, dan pengungkapan aktiva tetap pada BPKAD pemerintah kota makassar telah sesuai dengan PSAP 07.

3

Bagaimanakah Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta ?

Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakartaberpedoman pada standar akuntansi yang berlaku, dalam hal ini PSAK No. 16 Nama : Asti Ana Aliya Tahun

penelitian : 2018 Judul Penelitian : “Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berdasarkan PSAP no. 07 Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Pemerintah Kota Makassar”.

Nama : Reza Pahlepi Tahun Penelitian : 2011 Judul Penelitian : ”Penerapan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 Pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

No. Rumusan Masalah Hasil Penelitian

1

Apakah perlakuan akuntansi aktiva tetap yang diterapkan pada PT. Pitu Anugrah Utama telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) no. 16 dan no. 17 ?

Penerapan akuntansi aktiva tetap yang digunakan oleh PT. Pitu Anugrah Utama telah sesuai dengan PSAK no. 16 dan no.17 Nama : Henny Prisilia Tahun

Penelitian: 2010 Judul Penelitian : “Evaluasi Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuaangan (PSAK) Nomor 16 Dan Nomor 17 Pada PT. Pitu Anugrah Utama Makassar“.

Keterangan ( Nama, Tahun &

Judul Penelitian)

(6)

Penarapan Akuntansi Aset Tetap

178 Muh. Syahril Rustam, Arsyad Paweroi, AstutyHasti METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melakukan kegiatan penelitian lapangan. Metode penelitian adalah yaitu proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan menjabarkan atau melukiskan kondisi objek penelitian pada periode penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk memberi gambaran yang telah jelas tentang situasi, fakta-fakta, sifat- sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini dilaksanakan di PT Tri Putra Sejati Makassar yang bergerak dibidang usaha pengadaan barang (General Supplier) dan memfokuskan bisnis pada penggadaan barang- barang dan material pendukung untuk kegiatan- kegiatan proyek kontruksi besar maupun kecil yang berlokasi di JL. Perintis Kemerdekaan Km.

17 No. 22 Makasaar dan adapun waktu penelitian yang direncanakan dilaksanakan kurang lebih (2 Bulan) dimulai dari Juni sampai dengan Agustus 2019.

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah Data Kualitatif, dengan melakukan kegiatan penelitian lapangan.

Sumber Data yaitu: 1) Data Primer, adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui wawancara kepada manajer, bagian keuangan, dan pihak yang terkait dengan penelitian ini. 2) Data Sekunder, adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. Dalam penelitian ini data sekunder yang diperlukan antara lain gambaran umum mengenai PT. Tri Putra Sejati Makassar, serta data-data lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan: 1) Penelitian ini melakukan observasi dengan mengamati langsung proses transaksi agar mendapatkan data yang objektif dan sistematis.2) Wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui komunikasi langsung. 3) Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang sesuatu yang sudah berlalu. Dokumentasi digunakan

untuk mengambil data-data akuntansi yang berkaitan dengan transaksi bisnis atas aset tetap.

4) Studi Kepustakaan Yaitu teknik pengumpulan data dengan buku-buku, jurnal, dan lineratur lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Analisis data merupakan tahapan penting dalam penelitian kualitatif. Analisis data merupakan suatu proses sistematis pencarian dan pengaturan transkip observasi, wawancara, foto, catatan lapangan dokumen, dan material lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang data yang telah dikumpulan, sehingga memungkinkan temuan penelitian dapat di sajikan dan di informasikan kepada orang lain.

Yang bertujuan untuk menggambarkan dan menerangkan fenomena atau situasi sosial yang diteliti.

Definisi operasional adalah istilah-istilah kunci untuk mempertegas, memberikan arah, dan menghindari kesalah pahaman, adapun istilah-istilah yang penulis anggap penting untuk didefinisikan yaitu: 1) Akuntansi meliputi pencatatan, klasifikasi, dan ringkasan transaksi dan kejadian sedemikian rupa, sehingga menghasilkan informasi yang dapat membantu pengguna untuk menilai kinerja dan posisi keuangan entitas. 2) Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administrative lain dan diperkirakan akan digunakan selama lebih dari satu periode.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

1.

Pengakuan Akuntansi Aset Tetap

PT. Tri Putra Sejati Makassar merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha pengadaan barang (General Supplier) dan memfokuskan bisnis pada pengadaan barang- barang dan material pendukung untuk kegiatan-kegiatan proyek konstruksi besar maupun kecil, untuk mempermudah proses pencatatan aset tetap, PT. Tri Putra Sejati Makassar mengklasifikasikan aset tetap kedalam 3 kategori, yaitu:

a.

Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk kegiatan operasi yaitu sebesar Rp. 18,500,000

(7)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 173-182 179

b.

Kendaraan

Kendaraan yang ada di PT. Tri Putra Sejati Makassar yaitu sebesar Rp.

14,000,000.

c.

Mesin

Mesin yang digunakan untuk kegiatan operasi yaitu sebesar Rp. 160,000,000 PT. Tri Putra Sejati Makassar dalam perlakuan aset tetapnya diketahui bahwa pengakuan aset tetap terjadi jika dan hanya jika kemungkinan besar aset yang dimiliki memberikan manfaat ekonomi bagi pihak perusahaan dan biaya perolehan dapat diukur secara andal.

2.

Pengukuran setelah Pengakuan

Aset tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha akan memerlukan pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh pihak PT. Tri Putra Sejati Makassar disebabkan pembuatan laporan belum sepenuhnya dapat dibuat berhubung terbatasnya karyawan dibagian keuangan pada PT. Tri Putra Sejati Makassar.

3.

Daftar Penyusutan Aset Tetap PT. Tri Putra Sejati Makassar

Tabel. 2. Daftar Penyusutan Aset Tetap PT.

Tri Putra Sejati Makassar (Metode Saldo Menurun Fiskal)

Sumber: Data diolah, (2019)

Tabel. 3. Daftar Penyusutan Aset Tetap PT.

Tri Putra Sejati Makassar (Metode Garis Lurus)

Sumber: Data diolah, (2019)

No Jenis Aktiva Tahun Harga Perolehan Akm. Awal Tahun Nilai Buku Awal Tahun Tarif Penyusutan Nilai Buku Akhir Tahun Kendaraan:

2013 Rp 14,000,000.00Rp - Rp 14,000,000.00 50% Rp 7,000,000.00Rp 7,000,000.00 2014 Rp 14,000,000.00Rp 7,000,000.00Rp 7,000,000.00 50% Rp 3,500,000.00Rp 3,500,000.00 2015 Rp 14,000,000.00Rp 10,500,000.00Rp 3,500,000.00 50% Rp 1,750,000.00Rp 1,750,000.00 2016 Rp 14,000,000.00Rp 12,250,000.00Rp 1,750,000.00 50% Rp 875,000.00Rp 875,000.00 2017 Rp 14,000,000.00Rp 13,125,000.00Rp 875,000.00 50% Rp 437,500.00Rp 437,500.00 Peralatan:

2015 Rp 1,200,000.00Rp - Rp 1,200,000.00 50% Rp 600,000.00Rp 600,000.00 2016 Rp 1,200,000.00Rp 600,000.00Rp 600,000.00 50% Rp 300,000.00Rp 300,000.00 2017 Rp 1,200,000.00Rp 900,000.00Rp 300,000.00 50% Rp 150,000.00Rp 150,000.00 2015 Rp 3,500,000.00Rp - Rp 3,500,000.00 50% Rp 1,750,000.00Rp 1,750,000.00 2016 Rp 3,500,000.00Rp 1,750,000.00Rp 1,750,000.00 50% Rp 875,000.00Rp 875,000.00 2017 Rp 3,500,000.00Rp 2,625,000.00Rp 8,750,000.00 50% Rp 437,500.00Rp 437,500.00 2015 Rp 10,600,000.00Rp - Rp 10,600,000.00 50% Rp 5,300,000.00Rp 5,300,000.00 2016 Rp 10,600,000.00Rp 5,300,000.00Rp 5,300,000.00 50% Rp 2,650,000.00Rp 2,650,000.00 2017 Rp 10,600,000.00Rp 7,950,000.00Rp 2,650,000.00 50% Rp 1,325,000.00Rp 1,325,000.00 2015 Rp 1,400,000.00Rp - Rp 1,400,000.00 50% Rp 700,000.00Rp 700,000.00 2016 Rp 1,400,000.00Rp 700,000.00Rp 700,000.00 50% Rp 350,000.00Rp 350,000.00 2017 Rp 1,400,000.00Rp 700,000.00Rp 350,000.00 50% Rp 175,000.00Rp 175,000.00 2015 Rp 2,300,000.00Rp - Rp 2,300,000.00 50% Rp 1,150,000.00Rp 1,150,000.00 2016 Rp 2,300,000.00Rp 1,150,000.00Rp 1,150,000.00 50% Rp 575,000.00Rp 575,000.00 2017 Rp 2,300,000.00Rp 575,000.00Rp 575,000.00 50% Rp 287,500.00Rp 287,500.00 Mesin:

2013 Rp 40,000,000.00Rp - Rp 40,000,000.00 50% Rp 10,000,000.00Rp 30,000,000.00 2014 Rp 40,000,000.00Rp 10,000,000.00Rp 30,000,000.00 50% Rp 7,500,000.00Rp 22,500,000.00 2015 Rp 40,000,000.00Rp 17,500,000.00Rp 22,500,000.00 50% Rp 5,625,000.00Rp 16,875,000.00 2016 Rp 40,000,000.00Rp 23,125,000.00Rp 16,875,000.00 50% Rp 4,218,750.00Rp 12,656,250.00 2017 Rp 40,000,000.00Rp 27,343,750.00Rp 12,656,250.00 50% Rp 3,164,063.00Rp 9,492,188.00 2014 Rp 65,000,000.00Rp - Rp 65,000,000.00 50% Rp 16,250,000.00Rp 48,750,000.00 2015 Rp 65,000,000.00Rp 16,250,000.00Rp 48,750,000.00 50% Rp 12,187,500.00Rp 36,562,500.00 2016 Rp 65,000,000.00Rp 28,437,500.00Rp 36,562,500.00 50% Rp 9,140,625.00Rp 27,421,875.00 2017 Rp 65,000,000.00Rp 37,578,125.00Rp 27,421,875.00 50% Rp 6,855,469.00Rp 20,566,406.00 2014 Rp 55,000,000.00Rp - Rp 55,000,000.00 50% Rp 13,750,000.00Rp 41,250,000.00 2015 Rp 55,000,000.00Rp 13,750,000.00Rp 41,250,000.00 50% Rp 10,312,500.00Rp 30,937,500.00 2016 Rp 55,000,000.00Rp 24,062,500.00Rp 30,937,500.00 50% Rp 7,734,375.00Rp 23,203,125.00 2017 Rp 55,000,000.00Rp 31,796,875.00Rp 23,203,125.00 50% Rp 5,800,781.00Rp 17,402,344.00 Forklift 3,5 Ton

Genset 350 KVA 1

2

3 Motor

Meja Biro Olympic

Meja 1/2 Biro Olympic

Komputer Intel P III

Lemari Arsip Lion

AC Panasonic 2 PK

Genset 250 KVA

No Jenis Aktiva Tahun Harga Perolehan Umur Ekonomis Perhitungan Penyusutan Nilai Buku Akhir Tahun Kendaraan:

2013 Rp 14,000,000.00 12 Rp. 14.000.000/60 Bulan*12Rp 2,800,000.00Rp 11,200,000.00 2014 Rp 14,000,000.00 12 Rp. 14.000.000/60 Bulan*12Rp 2,800,000.00Rp 8,400,000.00 2015 Rp 14,000,000.00 12 Rp. 14.000.000/60 Bulan*12Rp 2,800,000.00Rp 5,600,000.00 2016 Rp 14,000,000.00 12 Rp. 14.000.000/60 Bulan*12Rp 2,800,000.00Rp 2,800,000.00 2017 Rp 14,000,000.00 12 Rp. 14.000.000/60 Bulan*12Rp 2,800,000.00Rp - Peralatan:

2015 Rp 1,200,000.00 12 Rp. 1.200.000/48 Bulan*12 Rp 300,000.00Rp 900,000.00 2016 Rp 1,200,000.00 12 Rp. 1.200.000/48 Bulan*12 Rp 300,000.00Rp 600,000.00 2017 Rp 1,200,000.00 12 Rp. 1.200.000/48 Bulan*12 Rp 300,000.00Rp 300,000.00 2015 Rp 3,000,000.00 12 Rp. 3.000.000/48 Bulan*12 Rp 750,000.00Rp 2,250,000.00 2016 Rp 3,000,000.00 12 Rp. 3.000.000/48 Bulan*12 Rp 750,000.00Rp 1,500,000.00 2017 Rp 3,000,000.00 12 Rp. 3.000.000/48 Bulan*12 Rp 750,000.00Rp 750,000.00 2015 Rp 10,600,000.00 12 Rp. 10.600.000/48 Bulan*12Rp 2,650,000.00Rp 7,950,000.00 2016 Rp 10,600,000.00 12 Rp. 10.600.000/48 Bulan*12Rp 2,650,000.00Rp 5,300,000.00 2017 Rp 10,600,000.00 12 Rp. 10.600.000/48 Bulan*12Rp 2,650,000.00Rp 2,650,000.00 2015 Rp 1,400,000.00 12 Rp. 1.400.000/48 Bulan*12 Rp 350,000.00Rp 1,050,000.00 2016 Rp 1,400,000.00 12 Rp. 1.400.000/48 Bulan*12 Rp 350,000.00Rp 700,000.00 2017 Rp 1,400,000.00 12 Rp. 1.400.000/48 Bulan*12 Rp 350,000.00Rp 350,000.00 2015 Rp 2,300,000.00 12 Rp. 2.300.000/48 Bulan*12 Rp 575,000.00Rp 1,725,000.00 2016 Rp 2,300,000.00 12 Rp. 2.300.000/48 Bulan*12 Rp 575,000.00Rp 1,150,000.00 2017 Rp 2,300,000.00 12 Rp. 2.300.000/48 Bulan*12 Rp - Rp 1,150,000.00 AC Panasonic 2 PK

2

1 Motor

Meja Biro Olympic

Meja 1/2 Biro Olympic

Komputer Intel P III

Lemari Arsip Lion

(8)

Penarapan Akuntansi Aset Tetap

180 Muh. Syahril Rustam, Arsyad Paweroi, AstutyHasti

4.

Daftar Aset Tetap Dan Akumulasi

Penyusutan

Tabel. 4. Daftar Aset Tetap Dan Akumulasi Penyusutan PT. Tri Putra

Sejati Makassar (Metode Saldo Menurun Fiskal)

Sumber: Data diolah, (2019)

Tabel. 5. Daftar Aset Tetap Dan Akumulasi Penyusutan PT. Tri Putra

Sejati Makassar (Metode Garis Lurus)

Sumber: Data diolah, (2019)

5.

Laporan Keuangan PT. Tri Putra Sejati Makassar

Laporan keuangan yang di peroleh dari PT.

Tri Putra Sejati Makassar adalah laporan neraca dan laporan laba rugi. Adapun laporan keuangan tersebut sebagai berikut:

Tabel. 6. Laporan Neraca

Sumber: Data diolah, (2019)

Tabel.

6

.

Laporan Laba Rugi

Sumber: Data diolah, (2019)

Pembahasan

1. Analisis Kesesuain Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada PT. Tri Putra Sejati Makassar Dengan PSAK No. 16

a.

Pengakuan Akuntansi Aset Tetap

Aset tetap pada PT. Tri Putra Sejati Makassar diakui sebesar harga perolehan dengan daftar aset tetap yang terdiri atas:

i.

Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk kegiatan operasi yaitu sebesar Rp.

18,500,000

ii.

Kendaraan

Kendaraan yang ada di PT. Tri Putra Sejati Makassar yaitu sebesar Rp.

14,000,000.

iii.

Mesin

Mesin yang ada di PT. Tri Putra Sejati Makassar sebesar Rp. 160,000,000 PT. Tri Putra Sejati Makassar dalam perlakuan aset tetapnya diketahui bahwa pengakuan aset tetap terjadi jika dan hanya jika kemungkinan besar aset yang dimiliki memberikan manfaat ekonomi bagi pihak perusahaan dan biaya perolehan dapat diukur secara handal”.

Hal tersebut sesuai dengan PSAK 16 paragraf 7 Tahun 2014 Biaya perolehan aset tetap di akui jika: Besar kemungkinan manfaat ekonomi dari aset tersebut akan mengalir ke perusahaan, dan biaya perolehan aset tersebut dapat diperoleh atau diketahui secara andal.

b.

Pengukuran Setelah Pengakuan Aset

No Jenis Aktiva Tahun Perolehan Harga Perolehan Akm. Penyusutan s/d 2016 Penyusutan 2017 Akm. Penyusutan s/d 2017 Nilai Buku 2017 Keterangan

Kendaraan:

Motor 2013 Rp 14,000,000.00Rp 13,125,000.00Rp 437,500.00Rp 13,562,500.00Rp 437,500.00Metode Saldo Menurun Fiskal Jumlah Rp 14,000,000.00Rp 13,125,000.00Rp 437,500.00Rp 13,562,500.00Rp 437,500.00

Peralatan:

Meja Biro Olympic 2015 Rp 1,200,000.00Rp 900,000.00Rp 150,000.00Rp 1,050,000.00Rp 150,000.00Metode Saldo Menurun Fiskal Meja 1/2 Biro Olympic 2015 Rp 3,500,000.00Rp 2,625,000.00Rp 437,500.00Rp 3,062,500.00Rp 437,500.00Metode Saldo Menurun Fiskal Komputer Intel P 2015 Rp 10,600,000.00Rp 7,950,000.00Rp 1,325,000.00Rp 9,275,000.00Rp 1,325,000.00Metode Saldo Menurun Fiskal Lemari Arsip Lion 2015 Rp 1,400,000.00Rp 1,050,000.00Rp 175,000.00Rp 1,225,000.00Rp 175,000.00Metode Saldo Menurun Fiskal AC Panasonic 2 PK 2015 Rp 2,300,000.00Rp 1,725,000.00Rp 287,500.00Rp 2,012,500.00Rp 287,500.00Metode Saldo Menurun Fiskal Jumlah Rp 19,000,000.00Rp 14,250,000.00Rp 2,375,000.00Rp 16,625,000.00Rp 2,375,000.00

Mesin:

Forklift 3,5 Ton 2013 Rp 40,000,000.00Rp 27,343,750.00Rp 3,164,063.00Rp 30,507,813.00Rp 9,492,187.00Metode Saldo Menurun Fiskal Genset 350 KVA 2014 Rp 65,000,000.00Rp 37,578,125.00Rp 6,855,469.00Rp 44,433,594.00Rp 20,566,406.00Metode Saldo Menurun Fiskal Genset 250 KVA 2014 Rp 55,000,000.00Rp 31,796,875.00Rp 5,800,781.00Rp 37,597,656.00Rp 17,402,344.00Metode Saldo Menurun Fiskal Jumlah Rp 160,000,000.00Rp 96,718,750.00Rp 15,820,313.00Rp 112,539,063.00Rp 47,460,937.00

142,726,563.00 Rp Rp 50,273,437.00 TOTAL Rp 193,000,000.00Rp 124,093,750.00Rp 18,632,813.00

3 1

2

No Jenis Aktiva Tahun Perolehan Harga Perolehan Akm. Penyusutan s/d 2016 Penyusutan 2017 Akm. Penyusutan s/d 2017 Nilai Buku 2017 Keterangan

Kendaraan:

Motor 2013 Rp 14,000,000.00Rp 11,200,000.00Rp 2,800,000.00Rp 14,000,000.00Rp Metode Garis Lurus- Jumlah Rp 14,000,000.00Rp 11,200,000.00Rp 2,800,000.00Rp 14,000,000.00Rp -

Peralatan:

Meja Biro Olympic 2015 Rp 1,200,000.00Rp 600,000.00Rp 300,000.00Rp 900,000.00Rp 300,000.00Metode Garis Lurus Meja 1/2 Biro Olympic 2015 Rp 3,000,000.00Rp 1,500,000.00Rp 750,000.00Rp 2,250,000.00Rp 750,000.00Metode Garis Lurus Komputer Intel P 2015 Rp 10,600,000.00Rp 5,300,000.00Rp 2,650,000.00Rp 7,950,000.00Rp 2,650,000.00Metode Garis Lurus Lemari Arsip Lion 2015 Rp 1,400,000.00Rp 700,000.00Rp 350,000.00Rp 1,050,000.00Rp 350,000.00Metode Garis Lurus AC Panasonic 2 PK 2015 Rp 2,300,000.00Rp 1,150,000.00Rp - Rp 1,150,000.00Rp 1,150,000.00Metode Garis Lurus Jumlah Rp 18,500,000.00Rp 9,250,000.00Rp 4,050,000.00Rp 13,300,000.00Rp 5,200,000.00

5,200,000.00 Rp TOTAL Rp 32,500,000.00Rp 20,450,000.00Rp 6,850,000.00Rp 27,300,000.00 1

2

AKTIVA LANCAR:

- Kas/Setara Kas Rp 519,760,474 - Hutang Usaha Rp -

- Piutang Proyek Rp 2,002,099,000 - Hutang pajak Rp -

- Piutang Lain-Lain Rp - - Hutang lain-lain Rp -

- Persediaan Barang Rp - Jumlah Hutang lancar Rp -

Jumlah Aktiva Lancar Rp 2,521,859,474

AKTIVA TETAP:

- Kendaraan Rp 14,000,000 - Hutang Bank Rp 1,750,000,000

- Peralatan Kantor Rp 18,500,000 - Hutang lain-lain Rp -

- Forklif 3,5 Ton Rp 40,000,000 Jumlah Hutang Jgk Panjang Rp 1,750,000,000

- Genset 350 KVA Rp 65,000,000

- Genset 250 KVA Rp 55,000,000 (+) EKUITAS:

- Rp -

- Laba Tahun berjalan (+) Rp 254,073,706

Jumlah Aktiva Tetap Rp 192,500,000

AKTIVA LAIN-LAIN:

2,714,359,474

Rp Rp 2,004,073,706

HUTANG JANGKA PANJANG:

Modal Akhir

TOTAL AKTIVA TOTAL PASSIVA

AKTIVA PASSIVA

HUTANG LANCAR:

PEREDARAN USAHA :

- Penerimaan Bruto inc PPN Selang Tahun 2017

Pengadaan Barang dan Jasa KonstruksiRp. 4,361,851,120

Rp. 396,531,920 -

Total Jumlah Penerimaan ( Setelah dipotong PPN) Rp.

- Saldo awal Rp. -

- Beban Project Rp. - (+)

- Tersedia Dipakai Rp. -

- Persediaan Akhir Rp. - (-)

HPP Rp. -

Rp. - (-)

LABA BRUTO USAHA Rp.

BIAYA USAHA

- Biaya / Gaji Pegawai Rp. 36,750,000

- Biaya Konsumsi Rp. 18,000,000

- Biaya Operasional Rp. 38,500,000

- Biaya Lain Lain Rp. 171,500,000 +

Total Biaya Usaha Rp. (-)

LABA / RUGI NETTO USAHA Rp.

PAJAK PENGHASILAN YANG DIPOTONG:

- PPh. Pasal 4 ayat 2 Rp. -

- PPh. Pasal 22 Rp. 46,002,577

- PPh. Pasal 23 Rp. 15,812,611

- PPh. Pasal 21/26 Rp. -

- PPh. Pasal 25 Rp. -

- PPh. Pasal 29 Rp. - +

Rp.

LABA SETELAH PAJAK Rp. 3,638,754,012 -

Pajak Pertambahan Nilai

3,965,319,200 HARGA POKOK PROYEK :

3,965,319,200

264,750,000 3,700,569,200

61,815,188

(9)

ACCOUNTING. Vol. 01, No.01, Maret 2020, pp 173-182 181 Tetap

Aset tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha akan memerlukan pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, namun hal tersebut tidak dilakukan oleh pihak PT. Tri Putra Sejati Makassar dikarenakan pembuatan laporan belum sepenuhnya dapat dibuat berhubung terbatasnya karyawan dibagian keuangan Perusahaan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa PT. Tri Putra Sejati Makassar belum melakukan Pengukuran Setelah pengakuan aset tetap yang sesuai dengan PSAK 16.

c.

Daftar Penyusutan Aset Tetap PT. Tri Putra Sejati Makassar

Di dalam penyajian daftar penyusutan aset tetap, PT. Tri Putra Sejati Makassar menggunakan 2 metode yaitu metode Saldo Menurun Fiskal dan Metode Garis Lurus. Dimana Pada metode garis lurus PT. Tri Putra Sejati Makassar menyusutkan aset tetapnya secara terpisah tetapi tidak menyajikan akun mesin di daftar penyusutan aset tetapnya yang mana dalam metode saldo menurun fiskal menyajikannya.

Penyajian daftar penyusutan aset tetap yg dilakukan PT. Tri Putra Sejati Makassar tidak sesuai dengan PSAK 16 hal tersebut dapat dilihat dari penjelasan PSAK 16 paragraf 43-44: Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan terhadap total biaya perolehan seluruh aset tetap yang disusutkan secara terpisah. Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap yang signifikan dan menyusutkan secara terpisah setiap bagian tersebut.

d.

Daftar Aset Tetap Dan Akumulasi Penyusutan

Untuk metode penyusutan PT. Tri Putra Sejati Makassar menggunakan saldo menurun fiskal dan metode garis lurus.

Adapun akumulasi penyusutan yang seharusnya disajikan dibagian neraca namun perusahaan tidak melakukan hal tersebut. Berdasarkan penjelasan diatas hal tersebut belum sesuai dengan PSAK

16

e.

Laporan Keuangan PT. Tri Putra Sejati Makassar

Dari laporan Neraca PT. Tri Putra Sejati Makassar tidak menyajikan nilai laba tahun berjalan yang sesuai dengan yang ada di laporan laba rugi.

Dari laporan Laba Rugi PT. Tri Putra Sejati Makassar tidak menyajikan beban penyusutan yang seharusnya disajikan, sebagimana dijelaskan dalam PSAK 16 paragraf 48. Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika beban tersebut termasuk dalam jumlah tercatat aset lain.

PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) PT. Tri Putra Sejati Makassar dalam menerapkan akuntansi aset tetap belum mengacu pada PSAK No. 16. 2) Penyajian laporan keuangan terjadi ketidakwajaran karena antara neraca dan laporan laba rugi tidak sesuai. 3) Tidak konsisten dalam melakukan perhitungan penyusutan aset tetap dengan menggunakan 2 metode penyusutan.

Sebagai penutup akhir dari penyusunan tugas akhir ini, maka penulis menyampaikan saran sebagai masukan kepada Perusahaan yaitu:

1) Manajemen PT. Tri Putra Sejati Makassar diharapkan konsisten menerapkan PSAK No.

16. 2) Sebaiknya PT. Tri Putra Sejati Makassar meminta bantuan dalam penyusunan laporan keuangan pada konsultan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Aliya, A. A. (2018) Analisis Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berdasarkan PSAP no. 07 Pada Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah Pemerintah Kota Makassar. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Diana, A., Setiawati, L. (2017). Akuntansi Keuangan Menengah berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Terbaru, Edisi 1. Yogyakarta: CV ANDI OFFSET

(10)

Penarapan Akuntansi Aset Tetap

182 Muh. Syahril Rustam, Arsyad Paweroi, AstutyHasti Hasti, A. (2012). Analisis Laporan Keuangan

Dalam Mengukur Tingkat Profitabilitas Pada PT. PLN (Persero) Area Makassar.

https://scholar.google.co.id/ciations?user

=OWXJtmgAAAAJ&hl=en

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2014). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Aset Tetap. Jakarta:Dewan Standar Akuntansi Keuangan.

Kieso, et al. (2014). Akuntansi Keuangan Menengah : Jakarta.

Martini, D., Siregar, S.V., Wardhani, R., Farahmita, A., & Tanujaya, E. (2016).

Akuntansi Keuangan Menengah, berbasis PSAK edisi 2 buku 1.Jakarta selatan:Salemba Empat.

Prisilia, H. (2010). Evaluasi Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 Dan Nomor 17 Pada PT. Pitu Anugrah Utama Makassar. Makassar

Pahlepi, R. (2011). Penerapan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No. 16 Pada PT.

PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Regel, H.A., Manossoh, H., Warongan, J.D.L.

(2018). Analisis Penerapan Akuntansi Aset Tetap Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Manado:

Jurnal EMBA Vol. 1 No. 2 Mei 2014, Hal. 90-98.

Rudianto, (2018). Akuntansi Intermediate, Yogyakarta: Erlangga.

Samryn. (2015). Pengantar Akuntansi. Cetakan ke 4. Jakarta: Rajawali pers.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Syamsuddin. (2017). Kelompok Bisnis dan Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Warren, C.S., Reeve J.M, Duchac, J.E., Suhardianto, N., Kalanjati, D.S., Jusuf, A.,A., Djakman, C.D. (2015). Pengantar Akuntansi 1 Adaptasi Indonesia Edisi 4, Cetakan ke 2. Jakarta. Salemba Empat.

Yulianto, H. (2019). Pedoman Penulisan Artikel Ilmiah. Makassar: Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang.

Referensi

Dokumen terkait

11 perusahaan, struktur aset menggunakan aset tetap dibagi dengan total aset yang dirumuskan sebagai berikut : 𝑆𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 𝐴𝑠𝑒𝑡 = Aset Tetap Total Aset Struktur Aset di dalam