• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penatalaksanaan Pasien Koma

N/A
N/A
Raden Ayu Miftah Cahyani

Academic year: 2024

Membagikan " Penatalaksanaan Pasien Koma"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

COMA

Disusun Oleh :

RA Miftah Cahyani

G1A223035 Pembimbing :

Dr. Ade Susanti, Sp.An., KIC

(2)

Pendahuluan

Koma mencerminkan kegagalan otak akibat proses yang berasal dari sistem saraf pusat atau proses metabolisme sistemik. Koma didefinisikan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang mendalam, keadaan mata tertutup dan tidak responsif.

Tujuan pertama dokter adalah menstabilkan pasien

koma dan mendiagnosis serta mengobati penyebab

koma yang dapat disembuhkan seperti hipoglikemia.

(3)

Tinjauan Pustaka

02

(4)

STEP 1 : Kaji dan Stabilkan Pasien

INTUBASI

GCS <8

PERIKSA GDS

hipoglikemi (<60mg/dl), koreksi dengan dextrose 25%

IV

PENINGKATAN TIK

Maniton 100 ml IV

TEMPERATURE

Hangatkan -> hipotermi

KENDALIKAN KEJANG

Lorazepam IV

OVERDOSIS OBAT

Nalokson (Overdosis opioid)

Flumazenil

(Overdosis benzodiazepine)

(5)

STEP 2 : Tinjau Rawat

Kecepatan timbulnya koma

Tingkat perkembangan koma

Tingkat kesadaran berfluktuasi

Keadaan pasien saat timbul koma yang memicu cedera atau kejang

Riw. sakit kepala atau neurologis

Riw. depresi atau bunuh diri

Masalah medis kronis yang belum diketahui

Riw. bedah saraf

Riw. penggunaan alcohol atau penyalahgunaan obat-obatan

Terpapar racun, asap, atau gas

Perjalanan penyakit sekarang.

(6)

STEP 3 : Lakukan Pemeriksaan Fisik

(7)
(8)

Skala Glasglow Coma Scale

(9)

Skala Glasglow Coma Scale

(10)
(11)

Pemeriksaan Intern

Tanda-tanda vital Tekanan darah, Nadi, Respiratory Rate, Temperature Posture Tubuh Kejang, tremor, mioklonus, desebrasi spontan

Kulit Pucat, sianosis, ikterik, petechiae, bekas luka, luka bakar, dan pigmentasi

Otot – oto wajah Cari asimetris pada wajah

Rongga Mulut Cari adanya gigitan di lidah , bau alcohol, bau ammonia, hiperlasia gingiva, kandidiasis

HEENT Kepala, mata, telinga, leher, tenggorokan Temperature Hipotermi dan Hipertemi

Fundus optikus Adanya Papiledema dan perdarahan vitreous atau subhyaloid

(12)

Hitung Darah Lengkap

& Profil Metabolik

01

GDS, Elektrolit, Faal hati, Faal Ginjal, Fungsi Thyroid, Analisis Toksikologi Darah

CT Scan atau MRI Kranial

02 USG dan EKG

04

Step 4 : Lakukan Tes Diagnostik Yang Relevan

Analisis CSF

Elektroensefalografi N20 Somato Sensory Evoked Potensial (SSEP)

03 06

05

Tidak ada potensi tersebut pada 72 Jam dianggap berguna untuk memprediksi prognosis buruk pada cedera iskemik anoksik.

(13)

LANGKAH 5 : Pastikan Penyebab Koma dan Obati Jika

Memungkinkan

(14)

LANGKAH 6: Singkirkan Peniruan Koma

(15)

LANGKAH 7: Kaji Prognosis dan Komunikasikan dengan Keluarga

Bergantung penyebabnya Cek Respon mata, motorik,

batang otak, pernafasan Semakin lama koma à Semakin

buruk prognosis

Vegetatif persisten à koma > 6 bulan

Penyebab yang dapat dibalik seperti lesi metabolik, toksik, dan pembedahan memiliki prognosis yang lebih baik. Overdosis obat memiliki prognosis terbaik.

(16)

KESIMPULAN

Evaluasi dan penanganan cepat koma penting untuk hasil yang baik.

Pendekatan sistematis dari evaluasi penyebab hingga komunikasi prognosis membantu dalam optimalisasi perawatan.

Langkah-langkah seperti penilaian klinis, pemeriksaan fisik terfokus, dan tes diagnostik relevan menjadi kunci dalam manajemen koma.

Pemahaman yang mendalam tentang penyebab koma, penting dalam mengarahkan langkah-langkah selanjutnya dalam perawatan.

(17)

THANKYOU

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang: Cervical Root Syndrome adalah adalah suatu keadaan yang disebabkan oleh iritasi atau penekanan akar saraf servikal oleh penonjolan discus invertebralis,

(Rupii, 2005)  Keadaan kritis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan &amp; pemakaian untuk metabolisme selular

Keadaan kritis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien dan oksigen baik dari segi pasokan &amp; pemakaian untuk metabolisme selular jaringan tubuh sehingga

Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan

Blok ini berisi kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak, kerusakan otak, atau keadaan lain yang merusak fungsi otak.. Kelainan primer disebabkan oleh keadaan yang secara

Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat

Stroke adalah suatu kondisi dimana terjadi serangan otak yang timbul secara mendadak berupa gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh sebagai akibat dari gangguan darah otak

Kegagalan terapi sifilis sekunder dapat disebabkan oleh reinfeksi,16 koinfeksi HIV,12 infeksi Treponema pallidum pada sistem saraf pusat,14 dan resistansi obat.17 Berdasarkan beberapa