• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATALAKSANAAN RADIOTERAPI MELANOMA REGIO OCCIPITAL DENGAN TEKNIK INTENSITY MODULATED RADIATION THERAPY (IMRT) DI RUMAH SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMO

N/A
N/A
Lisa Fitri Dewi

Academic year: 2023

Membagikan "PENATALAKSANAAN RADIOTERAPI MELANOMA REGIO OCCIPITAL DENGAN TEKNIK INTENSITY MODULATED RADIATION THERAPY (IMRT) DI RUMAH SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMO"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA (PKN)

“PENATALAKSANAAN RADIOTERAPI MELANOMA REGIO OCCIPITAL DENGAN TEKNIK INTENSITY MODULATED RADIATION THERAPY (IMRT) DI RUMAH SAKIT DR. CIPTO

MANGUNKUSUMO”

SEMINAR PRAKTEK KERJA NYATA (PKN)

Diajukan dalam Rangka Seminar Praktek Kerja Nyata (PKN) Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Radiologi Pencitraan

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

DISUSUN OLEH : SARAH SAYYIDAH NPM : P2.11.30.2.19.054

PROGRAM SARJANA TERAPAN

PRODI TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II

2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS PRAKTEK PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNOLOGI RADIOLOGI PENCITRAAN

Judul Laporan : Penatalaksanaan Radioterapi Melanoma Regio Occipital dengan Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

Tanggal Praktek : 1 Maret – 31 Maret 2023.

Nama Rumah Sakit : RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Disusun Oleh : Sarah Sayyidah NIM : P2.11.30.2.19.054

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh Clinical Instruktur (CI) dan akan dilaporkan dan atau diujikan, sebagai salah satu syarat dalam memenuhi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau Nyata (PKN) Program Studi Diploma IV Teknologi Radiologi Pencitraan Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Jakarta II.

Jakarta, 31 Maret 2023

Mengetahui,

Clinical Instruktur (CI),

Ratih Heryana, Amd.Rad NIP : 198709042019022001 Menyatakan,

Mahasiswa,

Sarah Sayyidah

NIM. : P2.11.30.2.19.054

(3)

PENATALAKSANAAN RADIOTERAPI MELANOMA REGIO OCCIPITAL DENGAN TEKNIK INTENSITY MODULATED RADIATION THERAPY (IMRT)

DI RUMAH SAKIT DR. CIPTO MANGUNKUSUMO Sarah Sayyidah

Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II, Jl.

Hang Jebat III Blok F 3, Jakarta 12120 E-mail : sarahsayyidah01@gmail.com

ABSTRACT

This research is motivated by a malignancy, namely Melanoma Regio Occipital which develops on the skin on the surface of the spine. The purpose of this study was to identify and describe the procedure for radiotherapy irradiation using the IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) technique at the Radiotherapy Installation of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo which is one of the treatment modalities for Melanoma in the Occipital Region. The method used in this research is descriptive qualitative using one primary sample in cases of Melanoma Regio Occipital using the IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) technique, this sample was taken from the entire population of Melanoma Regio Occipital in the Radiotherapy Installation of Hospital X. The research instrument used in the form of literature studies, direct observation, interviews and documentation. This research was conducted in May 2023 at the Radiotherapy Installation of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. The results that can be concluded in this study are radiotherapy management procedures for Melanoma Regio Occipital cases using the IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) technique at the Radiotherapy Installation of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo includes several procedures, namely: administration by bringing supporting documents such as CT Scan/MRI/Bone Scan/USG results, then the patient consults with a radiation oncologist, performs patient preparations, prepares tools and materials, scans in the CT Simulator, processes radiation planning carried out in the Treatment Planning System (TPS), the verification process uses a verification tool, namely the Electronic Portal Imaging Device (EPID) and the last is radiation irradiation in the irradiation room using the Unique Variant Linear Accelerator (LINAC) radiotherapy device.

Keywords: Occipital Region Melanoma, Radiotherapy, Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT).

ABSTRAK

Penelitian ini di latar belakangi oleh penyakit keganasan yaitu Melanoma Regio Occipital yang merupakan berkembang di kulit daerah permukaan tulang kepala belakang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan prosedur penyinaran radioterapi menggunakan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) di Instalasi Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo yang merupakan salah satu modalitas pengobatan Melanoma Regio Occipital. Metode yang digunakan pada

(4)

penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan menggunakan satu sampel primer pada kasus Melanoma Regio Occipital yang menggunakan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy), sampel ini diambil dari seluruh populasi Melanoma Regio Occipital di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit X.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa studi kepustakaan, observasi langsung, wawancara serta dokumentasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2023 di Instalasi Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Hasil yang dapat disimpulkan pada penelitian ini adalah prosedur penatalaksanaan radioterapi untuk kasus Melanoma Regio Occipital menggunakan teknik IMRT (Intensity Modulated Radiation Therapy) di Instalasi Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo meliputi beberapa prosedur yaitu: administrasi dengan membawa dokumen penunjang seperti hasil CT Scan/MRI/Bone Scan/USG, kemudian pasien melakukan konsultasi dengan dokter onkologi radiasi, melakukan persiapan- persiapan pasien, persiapan alat dan bahan, scanning di CT Simulator, proses perencanaan radiasi yang dilakukan di Treatment Planning System (TPS), proses verifikasi menggunakan alat verifikasi yaitu Electronic Portal Imaging Device (EPID) dan yang terakhir adalah penyinaran radiasi di ruang penyinaran dengan menggunakan pesawat radioterapi Linear Accelerator (LINAC) Varian Unique.

Kata Kunci : Melanoma Regio Occipital, Radioterapi, Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT).

PENDAHULUAN

Melanoma ganas umumnya berkembang di kulit, mukosa, dan daerah mata.

Karena melnosit dianggap berasal dari krista naural dan ditemukan pada jaringan leptomeningeal. Melanoma primer juga bisa tumbuh di sistem saraf pusat. (1) Istilah regio adalah suatu area di permukaan. (2) Occipital atau tulang kepala belakang adalah tulang yang berbentuk lempengan trapesium dan berada di bagian bawah tulang tengkorak. Ini merupakan satu dari tujuh tulang yang menyatu dan membentuk tulang tengkorak. (3) Melanoma adalah salah satu kanker pada kelompok usia 15-30 tahun dengan faktor resiko yang dapat dicegah. Pengobatan melanoma dengan pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Dengan perkembangan yang ada pengobatan baru dengan radioterapi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. (4) Radioterapi adalah salah satu pengobatan kanker yang menggunakan radiasi pengion berenergi tinggi. Pengobatan radioterapi ini menggunakan teknik penyinaran Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT).

Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) adalah memodulasi intensitas pancaran yang masuk dan fleksibilitas tambahan dapat digunakan untuk mencapai tingkat kesepakatan ”Conformity” yang lebih tinggi dari distribusi dosis yang dihasilkan dengan volume target tumor menggunakan Multileaf Colimattor (MLC). (5)Multileaf

(5)

Colimattor (MLC) adalah perlindungan untuk jaringan sehat atau organ at risk yang terdiri dari blok collimator yang diatur atau dikendalikan oleh computer.(6) Untuk perencanaan awal perawatan radiasi menggunakan Computed Tomography (CT) Simulator. Computed Tomography (CT) Simulator ini untuk simulasikan serta mengambil gambaran citra pasien, dimana citra tersebut akan di kirim ke Treatment Planning System (TPS) agar dapat mengetahui lokasi tumor agar mendapatkan distribusi dosis yang akurat ke target. (7) TPS adalah perhitungan dan perencanaan radiasi. (8)

Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, pemberian radiasi pada kasus Melanoma Regio Occipital termasuk jarang ditemukan. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang Penatalaksanaan Radioterapi Melanoma Regio Occipital dengan Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data-data diperoleh dengan mengikuti kegiatan pemeriksaan radioterapi di Instalasi Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo pada bulan 1 Maret – 31 Maret 2023.

Populasi target adalah kumpulan obyek/subjek penelitian yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dalam penelitian dan pada akhirnya akan ditarik kesimpulan penatalaksaan Melanoma Regio Occipital. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Melanoma Regio Occipital yang menerima perlakuan radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 1 pasien. Instrumen penelitian yang digunakan untuk terlaksananya penelitian ini adalah Lembar kerja dan alat-alat dokumentasi berupa kamera dan catatan.

Penulis membutuhkan data-data yang dikumpulkan dengan menggunakan berbagai sumber antara lain, observasi, studi kepustakaan, data internet dan dokumentasi sehingga dapat menunjang dalam penelitian tentang penatalaksanaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan hasil observasi di Departemen Radioterapi di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dalam melaksanakan penyinaran radioterapi pada kasus Melanoma

(6)

Regio Occipital dengan Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) didapatkan hasil sebagai berikut :

Prosedur persiapan Pasien

Berikut adalah identitas dan riwayat hidup pasien bedasarkan buku rekam medis pasien yang dijadikan data sampel penelitian :

Nama : Tn. M.B.S

No. rekam Medis : 4674486xxx Umur : 29 tahun

Klinis : Melanoma Regio Occipital

Dosis Total : 50 Gy selama 20 fraksi, dosis per fraksi 2,5 Gy

Teknik Penyinaran : Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT)

Sebelum dilakukan penyinaran radioterapi dengan Teknik Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) pada kasus Melanoma Regio Occipital, persiapan pasien yang dilakukan antara lain :

a. Pasien membawa surat pengantar/rujukan radioterapi dari RS internal maupun eksternal dengan membawa data penunjang antara lain : hasil imaging diagnostik (CT Scan, MRI, PET Scan, atau minimal hanya CT Scan), hasil Patologi Anatomi (PA), serta hasil laboratorium.

b. Petugas Administrasi radioterapi menjadwalkan pasien untuk, berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi radiasi.

c. Saat pasien berkonsultasi dengan dokter, dokter menentukan perlu tidaknya radiasi, tujuan radiasi, metode radiasi, lokasi penyinaran, dosis total radiasi dan fraksinasi.

(jika setuju maka pasien mengisi surat persetujuan tindakan/informed concent radioterapi).

d. Lalu pasien diberikan surat perjanjian tindakan oleh dokter untuk dilakukan CT Simulator dan penyinaran radiasi di ruang Linac.

Persiapan Alat dan Bahan

Dalam melaksanakan penyinaran radioterapi dengan Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) pada kasus Melanoma Regio Occipital, alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. CT Simulator

CT Simulator dengan spesifikasi sebagai berikut :

(7)

1) Merk Pesawat : SIEMENS Healthineers

2) Pada dasarnya prinsip CT Simulator sama dengan CT Scan namun terdapat perbedaan seperti: Hole Diameter ± 80 cm, laser field positioning (3 point) dengan moving laser, dan meja CT Simulator datar (flat).

Gambar 1 CT-Simulator di Departement Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

b. Pesawat LinacVarian, dengan spesifikasi sebagai berikut : 1) Merk Pesawat : Varian Unique

2) Energi : Foton 6 mv 3) MLC : 120 leaves 4) Verifikasi : EPID

Gambar 2 Pesawat Linac di Departement Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo

c. Base Plate

Base Plate adalah alat bantu fiksasi untuk mengurangi pergeseran pasien dan kenyamanan posisi pasien.

Gambar 3 Alat Fiksasi Base Plate

(8)

d. Masker

Masker adalah alat fiksasi untuk penanda titik reference atau isocenter pada saat verifikasi dan mengurangi pergeseran pasien.

Gambar 4 Alat Fiksasi Masker e. Bolus

Fungsi bolus adalah untuk menghomogenkan permukaan pada area penyinaran.

Gambar 5 Bolus f. Water Bath

Water Bath adalah sebagai media pemanas untuk menyeragamkan larutan.

Digunakan untuk melunakkan masker yang akan dicetak ke tubuh pasien.

Gambar 6 Water Bath g. Micropore

Micropore digunakan untuk menggambar reference point yang diperoleh di CT Simulator dan hasil pergeseran posisi isocenter di ruang Linac dengan menggunakan spidol permanent dengan cara ditempelkan pada masker pasien.

(9)

Gambar 7 Micropore h. Spidol

Spidol warna biru digunakan untuk menggambar reference point saat di CT Simulator, dan spidol permanent warna merah digunakan untuk menggambar reference point pergeseran lapangan baru saat di ruang Linac.

Gambar 8 Spidol i. Marker

Digunakan sebagai tanda acuan reference point pada hasil gambar CT Simulator yang akan dikirim ke TPS. Dan reference point digunakan untuk menentukan pergeseran ke posisi isocenter tumor. Posisi isocenter beam ini yang akan dijadikan acuan set up di ruang Linac.

Gambar 9 Marker Proses Simulasi

Proses simulasi penyinaran dilakukan untuk mengetahui lokasi organ/target yang akan di radiasi yang sudah ditentukan dokter, kelengkapan surat persetujuan tindakan CT Simulator, serta hasil imagjing diagnostik. Sebelum pasien masuk ke dalam ruang simulator radioterapis akan mempersiapkan alat bantu untuk simulasi penyinaran seperti: LockBar, Base Plate, Masker, Spidol warna merah, Micropore, Marker dan juga menginput data pasien di operator console CT Simulator. Setelah persiapan sudah siap pasien dipanggil.

Pasien diinstruksikan posisi prone atau tengkurap di atas meja pesawat CT Simulator yang sudah terpasang lock-bar dan base plate. Pastikan posisi pasien sudah

(10)

nyaman untuk menghindari pergerakan saat pencetakan masker. Jika masker sudah direbus dan dipasang ketubuh pasien maka posisi titik reference menggunakan spidol warna merah pada masker yang sudah di tempel micropore, kemudian letakkan titik timbal di titik reference tersebut. Setelah menetapkan posisi titik reference, radioterapis ke luar menuju control table untuk mulai melakukan scanning. Hasil scanning di CT Simulator dikirim ke komputer TPS.

Selesai scanning, pasien diturunkan dari meja CT Simulator. Kemudian pasien diperbolehkan pulang dan radioterapis memberikan informasi bahwa pasien kembali saat penjadwalan penyinaran radiasi. Radioterapis menuliskan alat bantu yang digunakan pada lembar CT Planning Instructions, status pasien dan data pendukung imaging diagnostic lalu dibawa ke ruang TPS untuk dibuatkan planning penyinaran radiasi oleh dokter dan fisika medis.

Proses Treatment Planning System (TPS)

Treatment Planning System (TPS) adalah tempat proses membuat kontur untuk menentukan target tumor dan organ-organ yang harus dilindungi/Organ At Risk (OAR) oleh dokter onkologi radiasi. Proses Pemasukan Data Beam seperti menentukan Energy, Dose Rate, luas lapangan penyinaran radiasi, sudut gantry, sudut collimator oleh fisika medis. Pada teknik ini IMRT, fisika medis membuat planning penyinaran menggunakan sistem perhitungan Invers Planning, kemudian dilakukan proses optimisasi yaitu proses pembagian distribusi dosis yang diterima pada target volume dan Organ At Risk (OAR), dimana komputer melakukan perhitungan setelah memasukan dose constrain (dosis yang diminta) untuk target volume dan OAR, dan algoritma TPS akan mencari field planning yang sesuai dengan batas pemberian dosis yang ditentukan. Kemudian dilanjutkan proses kalkulasi distribusi dosis, dan analisis hasil perhitungan Dose Volume Histogram (DVH).

Setelah proses planning selesai dan dokter menyetujui hasil planning yang dibuat oleh Fisika Medis, selanjutnya dilakukan proses verifikasi dosis. Jika dokter setuju kemudian dilakukan proses approval. Hasil planning penyinaran radiasi yang sudah selesai dibuat oleh dokter dan Fisika Medis, selanjutnya diserahkan pada petugas administrasi agar dapat menghubungi pasien untuk datang ke Instalasi Radioterapi untuk melakukan penyinaran radiasi sesuai dengan surat perjanjian tindakan yang telah dibuat. Dibawah ini dapat dilihat hasil dari TPS berupa kurva isodosis pada gambar

(11)

Gambar 10 DVH di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Proses penyinaran radiasi

Pada proses penyinaran setiap pasien melakukan proses administrasi terlebih dahulu, jika di administrasi sudah selesai petugas administrasi akan membawa status pasien ke ruang penyinaran. Radioterapis mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan lalu memanggil pasien tersebut dan di identifikasi. Selanjutnya radioterapis mempersilahkan pasien memasuki ruang Linac. Untuk pasien yang pertama kali melakukan penyiaran radioterapis akan memperkenal ruangan dan menjelaskan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama melakukan penyinaran.

Setelah itu pasien diinstruksikan untuk prone atau tengkurap diatas meja pemeriksaan sesuai dengan posisi saat simulasi. Untuk penyinaran radiasi hari pertama dilakukan verifikasi dengan EPID yang berguna untuk menyesuaikan posisi pasien saat itu dengan data dari TPS. Untuk melakukan verifikasi pertama, pastikan gantry rotation, collimator rotation dan posisi couch pada nilai 0 (nol). Lalu radioterapis mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi saat melakukan simulasi dan atur laser sesuai dengan titik reference yang di dapatkan dari CT simulator. Kemudian lakukan

(12)

pergeseran sesuai data dari TPS, hasil dari pergeseran ini akan menjadi titik isocenter penyinaran. Setelah Verifikasi dianggap sudah tepat sesuai target, radioterapis akan masuk ke dalam ruang penyinaran untuk membuat tanda baru pada titik isocenter yang didapatkan dari pergeseran tadi. Lalu radioterapis keluar ruang penyinaran menuju ruang consol untuk mulai melakukan penyinaran.

Gambar 11 Posisi Pasien pada saat Penyinaran Pembahasan

Proses penatalaksanaan pada kasus Melanoma Regio Occipital Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Adapun teknik yang dilakukan meliputi uraian prosedur persiapan pasien, identifikasi persiapan alat dan bahan yang digunakan sebagai pendukung dalam melakukan penyinaran pasien, uraian saat proses simulasi penyinaran, uraian hal-hal yang dilakukan dalam ruang Treatment Planning System (TPS), serta uraian proses verifikasi sebelum dilakukan penyinaran dan saat proses penyinaran pasien. Persiapan pasien sebelum dilakukan tindakan radioterapi yaitu pasien harus membawa surat rujukan radioterapi serta membawa data pendukung berupa imaging diagnostik, hasil PA dan hasil laboratorium.

Setelah pasien dijadwalkan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi radiasi, selanjutnya dokter tersebut akan menentukan perlu tidaknya radiasi, tujuan radiasi, metode radiasi, dan perincian biaya radiasi, jika setuju maka pasien mengisi surat persetujuan untuk tindakan radioterapi, selanjutnya dokter menentukan lokasi penyinaran, dosis total radiasi dan fraksinasi. Selanjutnya dilakukan persiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk proses penyinaran radiasi pada pasien serta alat fiksasi yang digunakan untuk memberikan kenyamanan kepada pasien dan mengurangi pergerakan yang mungkin ditimbulkan. Persiapan alat dan bahan meliputi : Pesawat CT Simulator, Pesawat Linac, Lock-Bar, Base plate, Masker, Spidol Permanent, Marker, Micropore. Setelah jadwalnya ditetapkan pertama pasien dilakukan simulasi penyinaran

(13)

di ruang CT Simulator. Proses simulasi dilakukan untuk memposisikan pasien senyaman mungkin dan posisi pasien tersebut akan dijadikan acuan untuk posisi penyinaran di ruang Linac. Di ruangan CT Simulator juga dilakukan pencetakan masker. Setelah pencetakan masker selesai dilakukan, radioterapis menetapkan posisi titik reference point koordinat X, Y dan Z (0,0,0), sebagai panduan untuk pergeseran ke posisi isocenter di TPS. Kemudikan hasil scanning tersebut kemudian dikirim ke TPS.

Selanjutnya petugas menurunkan pasien dari meja CT Simulator, kemudian pasien diperbolehkan pulang dan petugas memberikan informasi bahwa pasien akan dihubungi kembali saat penjadwalan penyinaran radiasi akan dilakukan. Tahap pertama yang dilakukan di TPS adalah proses pemasukan data pasien, kemudian proses contouring target tumor dan Organ At Risk (OAR) oleh dokter spesialis onkologi radiasi, kemudian proses pemasukan data beam oleh Fisika Medis, yang dilanjutkan dengan proses optimisasi, dengan planning penyinaran menggunakan sistem perhitungan Invers Planning, kemudian dilanjutkan proses kalkulasi distribusi dosis, dan analisis hasil perhitungan Dose Volume Histogram (DVH). Setelah proses planning penyinaran selesai selanjutnya dilakukan proses verifikasi dosis dan terakhir dilakukan proses approval. Hasil planning radiasi kemudian dikirim ke ruang penyinaran/Linac. Setelah hasil planning penyinaran radiasi selesai dibuat oleh dokter dan Fisika Medis, selanjutnya petugas administrasi bisa menghubungi pasien untuk datang melakukan penyinaran radiasi sesuai dengan surat perjanjian tindakan. Setelah pasien datang untuk dilakukan penyinaran radiasi hari pertama, pasien diposisikan di ruang Linac sama dengan posisi saat simulasi penyinaran, yaitu prone atau tengkurap di atas meja pesawat Linac, posisi badan mengikuti bentuk masker. Selanjutnya petugas melakukan verifikasi awal penyinaran. Verifikasi posisi penyinaran untuk teknik IMRT dapat dilakkan dengan menggunakan EPID. Setelah proses verifikasi selesai dilanjutkan dengan pengiriman dosis radiasi yang diberikan kepada pasien dengan pesawat Linac. Dosis radiasi yang diberikan sesuai dengan data planning yang dikirim dari TPS.

Mengidentifikasi persiapan alat dan bahan yang digunakan sebagai pendukung dalam melakukan penyinaran pasien pada kasus Melanoma Regio Occipital Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) memerlukan persiapan alat dan bahan berupa CT Simulator, pesawat Linac yang dilengkapi dengan EPID, komputer TPS, lock bar, base plate, masker, micropore, spidol, titik timbal (marker fidusial). Sebelum

(14)

melakukan penyinaran setiap pasien harus melalui proses simulasi yang dilakukan di ruang CT simulator. Proses simulasi merupakan tempat menentukan titik reference yang akan menjadi acuan pergeseran ke posisi isocenter di TPS, dan posisi isocenter beam ini yang akan dijadikan acuan set up di linac. CT simulator berguna untuk mendapatkan gambaran scanning tubuh atau target pasien sesuai permintaan dokter (biasanya dokter akan menulisakan batasan yang diperlukan). Sebelum memulai proses simulasi radioterapis akan memasangkan lock bar yang berguna untuk mengunci base plate pada meja CT simulator maupun meja penyinaran. Base plate merupakan alat fiksasi yang digunakan untuk kasus yang menggunakan teknik tinggi seperti IMRT karena base plate dianggap mampu meminimalisir perubahan posisi dan pergerakan pasien.

Untuk membuat titik reference diperlukannya titik timbal agar tampak pada hasil scanning dan micropore untuk merekatkan titik timbale dan sebagai tempat tanda titik reference yang akan di gambar menggunakan spidol yang direkatkan pada masker.

Spidol juga digunakan sebagai marker atau tanda pada tubuh pasien.

Untuk pasien yang pertama kali melakukan penyinaran radioterapis akan memperkenal ruangan dan menjelaskan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama melakukan penyinaran. Setelah itu pasien diinstruksikan untuk berbaring diatas meja pemeriksaan. Untuk penyinaran radiasi hari pertama dilakukan verifikasi dengan EPID yang berguna untuk menyesuaikan 20 kali posisi pasien saat itu dengan data dari TPS. Untuk melakukan verifikasi pertama, pastikan gantry rotation, collimator rotation dan posisi couch pada nilai 0 (nol). Lalu radioterapis mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi saat melakukan simulasi dan atur laser sesuai dengan titik reference yang di dapatkan dari CT simulator. Kemudian lakukan pergeseran sesuai data dari TPS, hasil dari pergeseran ini akan menjadi titik isocenter penyinaran. Setelah Verifikasi dianggap sudah tepat sesuai target, penyinaran dapat dilakukan. Setelah dilakukannya penyinaran, kemudian radioterapis menggambar pergeseran sebagai titik acuan di penyinaran berikutnya.

KESIMPULAN

Proses penatalaksanaan pada kasus Melanoma Regio Occipital Teknik Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo memerlukan persiapan alat dan bahan berupa CT Simulator, pesawat Linac yang

(15)

dilengkapi dengan EPID, komputer TPS, lock bar, base plate, masker, micropore, spidol, titik timbal (marker fidusial). Saat proses verifikasi radioterapis mengatur posisi pasien sesuai dengan posisi saat melakukan simulasi dan mengatur laser sesuai dengan titik reference yang di dapatkan dari CT simulator. Kemudian dilakukan pergeseran sesuai data dari TPS. Setelah Verifikasi dianggap sudah tepat sesuai target, pergeseran tersebut disimpan dan radioterapis akan mulai melakukan penyinaran.

DAFTAR PUSTAKA

1. Oh Yang J, Joo WI, Rha Kyun H, Kim Woo Y. Primary Occipital Malignant Melanoma. Case Report. 2007;41:39–42.

2. Yana Aprilina. Ilmu Dasar Anatomi. Academia Education [Internet]. [cited 2023 Mar 30]; Available from:

https://www.academia.edu/22270723/Ilmu_Anatomi_Dasar

3. Alexey Portnov. Tulang Occipital [Internet]. 2021 [cited 2023 Mar 30]. Available from: https://id-m.iliveok.com/health/tulang-occipital_75658i16008.html

4. Alani RM, Sahni D. Melanoma in Clinical Practice. Switzerland; 2021.

5. Das IJ, Cheng CW, Cao M, Johnstone PAS. Computed tomography imaging parameters for inhomogeneity correction in radiation treatment planning. Vol. 41, Journal of Medical Physics. Wolters Kluwer Medknow Publications; 2016. p. 3–11.

6. Burhani Putri S, Jannah M, Piala Sakti Pariaman Nanggalo Stik, Padang Indonesia viscere K. Effektivitas Logoterapi Terhadap Stres Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi. Vol. 3, Ramaita / Indonesia Jurnal Perawat. 2018.

7. Brady LW, Heilmann HP, Molls M, Nieder C. Medical Radiology Radiation Oncology Series Editors. USA; 2012.

8. Liasari IP, Milvita D, Diyona F. Distribusi Dosis Radiasi dari Penggabungan Lapangan Foton dan Elektron Berdasarkan Grafik Dose Volume Histogram (DVH) pada Terapi Kanker Payudara. Jurnal Fisika Unand. 2022 Feb 17;11(1):62–7.

Referensi

Dokumen terkait

10-Day Versus 14-Day Quadruple Concomitant Nonbismuth Therapy for the Treatment of Helicobacter pylori Infection: Results From a Randomized Prospective Study in a

4.1087 Ilmy Amiqoh Ilmu Administrasi Publik 4.1088 Dikhla Rif`A Ilmu Administrasi Publik 2.39 4.1089 Elfananda Istiqlalia Ilmu Administrasi Publik 4.1090 Hamida Condrowati Jayadi