TERAPI
MODALITAS
KOGNITIF
Anggota kelompok
1. Bunga Novelia 2. Herma Winasti
3. Ekalia Rahcmasuni
4. Marshyanda Yuni Sihombing 5. Melda Maulani Putri
6. Putri Salsabila
7. Siska Junianti
a.definisi
Terapi modalitas kognitif adalah pendekatan psikoterapi
yang berfokus pada pengidentifikasian dan modifikasi pola pikir, keyakinan, dan sikap maladaptif yang memengaruhi emosi dan perilaku seseorang. Terapi ini didasarkan pada premis bahwa cara seseorang menafsirkan atau
memikirkan situasi (kognisi) sangat memengaruhi bagaimana perasaan dan tindakan mereka.
Pendekatan ini dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Aaron Beck dan Albert Ellis pada tahun 1960-an sebagai
alternatif dari pendekatan psikoanalisis yang dominan saat itu. Terapi modalitas kognitif bekerja dengan asumsi bahwa masalah psikologis sering kali berakar pada distorsi kognitif atau pola pikir yang tidak akurat dan tidak membantu.
b.dasar ilmiah
1. Model Kognitif Dasar
Terapi modalitas kognitif berlandaskan pada model kognitif yang dikembangkan oleh Aaron Beck, yang menjelaskan
hubungan antara pikiran, perasaan, dan perilaku. Model ini
menyatakan bahwa interpretasi kognitif seseorang terhadap suatu peristiwa, bukan peristiwa itu sendiri, yang menentukan respons emosional dan perilaku mereka.
Beck mengidentifikasi tiga level kognisi:
Pikiran otomatis (pemikiran spontan)
Keyakinan menengah (aturan, sikap, asumsi)
Skema kognitif (struktur mental dasar
2. Teori Pemrosesan Informasi
Penelitian dalam psikologi kognitif tentang bagaimana manusia
memproses informasi memberikan dasar penting untuk terapi modalitas kognitif.Studi-studi ini menunjukkan bahwa:
Individu secara aktif memproses dan menginterpretasikan informasi Perhatian selektif mempengaruhi informasi mana yang diproses
Bias kognitif mempengaruhi penafsiran peristiwa
Memori direkonstruksi dan bukan merupakan catatan yang akurat dari peristiwa
3. Penelitian Efektivitas Klinis
Bukti empiris yang substansial mendukung efektivitas terapi kognitif:
Studi meta-analisis yang ekstensif menunjukkan efektivitas untuk depresi, kecemasan, dan berbagai gangguan lainnya
Penelitian perbandingan menunjukkan efektivitas yang setara atau lebih besar dibandingkan dengan pengobatan farmakologis untuk banyak kondisi
4.Teori Atribusi dan Psikologi Sosial
Penelitian dalam psikologi sosial tentang bagaimana orang menjelaskan peristiwa (atribusi) memberikan wawasan penting:
-Teori atribusi (Heider, Kelley, Weiner) menjelaskan bagaimana orang memahami penyebab perilaku
-Konsep learned helplessness (Seligman) menunjukkan bagaimana atribusi mempengaruhi motivasi dan afeksi
-Teori self-efficacy (Bandura) menjelaskan peran keyakinan diri dalam perilaku
5.Psikologi Perkembangan
Teori perkembangan kognitif memberikan pemahaman tentang bagaimana skema kognitif terbentuk:
-Teori Piaget tentang perkembangan skema kognitif
-Penelitian tentang perkembangan kognitif selama masa kanak-kanak dan remaja
1. Penanganan Depresi
Manfaat: Mengurangi gejala depresi dengan mengubah pikiran otomatis negatif dan pola kognisi yang maladaptif
2. Pengurangan Kecemasan
Manfaat: Membantu pasien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang menimbulkan kecemasan, serta memberikan keterampilan untuk mengelola pikiran yang memicu kecemasan.
3. Pencegahan Kekambuhan
Manfaat: Menurunkan tingkat kekambuhan pada gangguan mood dan kecemasan dengan memberikan keterampilan kognitif jangka panjang
c.manfaat/ fungsi terapi
4. Pengelolaan Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Manfaat: Membantu pasien mengatasi pikiran obsesif dengan mengubah interpretasi terhadap pikiran intrusi.
5. Peningkatan Regulasi Emosi
Manfaat: Mengajarkan strategi untuk mengenali dan
memodifikasi pikiran yang memicu respons emosional yang berlebihan
6.Peningkatan Harga Diri dan Konsep Diri
Manfaat: Mengidentifikasi dan memodifikasi evaluasi diri
yang negatif dan tidak realistis.
7. Penanganan Insomnia
Manfaat: Mengatasi pikiran dan keyakinan yang
mengganggu terkait tidur dan efek dari kurang tidur.
8.Pengelolaan Nyeri Kronis
Manfaat: Memodifikasi interpretasi terhadap rasa sakit dan meningkatkan strategi coping.
9.Penanganan Skizofrenia dan Gangguan Psikotik
Manfaat: Membantu pasien mengevaluasi dan merespons
keyakinan delusi dan pengalaman halusinasi.
10.Peningkatan Keterampilan Sosial
Manfaat: Mengidentifikasi dan mengubah pikiran maladaptif yang menghambat interaksi sosial yang efektif.
11.Penanganan Gangguan Makan
Manfaat: Mengubah pola pikir terdistorsi terkait bentuk tubuh, berat badan, dan makanan.
12.Penanganan Gangguan Stres Pasca-Trauma (PTSD)
Manfaat: Membantu pasien merestrukturisasi interpretasi negatif
terhadap kejadian traumatis dan akibatnya.
Asuhan
keperawatan
Pengkajian
Pengkajian Umum 1.Identitas Klien
-Nama, usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan -Status kesehatan umum
2.Keluhan Utama
-Identifikasi masalah utama yang dirasakan klien -Onset, durasi, dan intensitas gejala
-Dampak gejala terhadap fungsi sehari-hari 3.Riwayat Kesehatan
-Riwayat penyakit fisik dan mental
-Riwayat pengobatan dan terapi sebelumnya -Riwayat penggunaan substansi/zat
Pengkajian
4.Mengidentifikasi riwayat kesehatan pasien, termasuk diagnosis, gejala, dan pengobatan yang telah dilakukan.
5. Mengkaji kemampuan kognitif pasien,
termasuk memori, perhatian, dan kemampuan berpikir.
6.Mengidentifikasi pikiran negatif dan
maladaptif yang mempengaruhi perilaku dan
emosi pasien.
Pengkajian khusus kognitif 1.Pola Pikir
Identifikasi distorsi kognitif:
-Pemikiran hitam-putih/all-or-nothing thinking
-Overgeneralisasi(kesalahan berfikir) -Filter mental negatif
-Diskualifikasi hal positif -Penalaran emosional
2.Keyakinan Inti (Core Beliefs)
-Keyakinan negatif tentang diri sendiri -Keyakinan negatif tentang orang lain -Keyakinan negatif tentang dunia
-Skema kognitif yang dominan
3.Pemikiran Otomatis
-Identifikasi pemikiran otomatis negatif
-Situasi pemicu pemikiran otomatis -Frekuensi dan intensitas pemikiran otomatis
4.Perilaku Maladaptif -Perilaku menghindar
-Perilaku pengaman (safety behaviors) -Perilaku kompensasi
-Perilaku mencari perhatian 5.Respon Emosional
-Jenis emosi yang dirasakan (cemas, sedih, marah, malu, bersalah)
-Intensitas emosi (skala 0-10) -Kemampuan mengenali dan mengidentifikasi emosi
-Kemampuan regulasi emosi
6.Kemampuan Kognitif
-Tingkat perhatian dan konsentrasi -Memori jangka pendek dan jangka panjang
-Fungsi eksekutif (perencanaan, pengambilan keputusan)
Diagnosa
keperawatan
1. Ansietas b.d krisis situasional d.d tampak gelisah
2. Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan penglihatan d.d Respons tidak sesuai
3. Gangguan Interaksi Sosial b.d hambatan
perkembangan/maturase d.d Tidak berminat
melakukan kontak emosi dan fisik
Intervensi
keperawatan
1.Terapi relaksasi Observasi
-Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
-Identifikasi Teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
-Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan Teknik sebelumnya Terapeutik
-Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
-Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi Edukasi
-Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang tersedia (mis:
musik, meditasi, napas dalam relaksasi otot progresif) -Anjurkan mengambil posisi nyaman
-Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
Intervensi
keperawatan
2.Maajemen Halusinasi Observasi
-Monitor perilaku yang mengindikasikan halusinasi
-Monitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan -Monitor isi halusinasi (mis: kekerasan atau membahayakan diri) Terapeutik
-Lakukan Tindakan keselamatan Ketika tidak dapat mengontrol perilaku (mis: limit setting, pembatasan wilayah, pengekangan fisik, seklusi)
-Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi Edukasi
-Anjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
-Anjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika perlu
Intervensi
keperawatan
3.Promosi Sosialisasi Observasi
-Identifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain -Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
Terapeutik
-Motivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan -Motivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
-Motivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok Edukasi
-Anjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap -Anjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan -Anjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
Implementasi
1.Terapi relaksasi
- Mengidentifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
-Mengidentifikasi Teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
-Mengidentifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan Teknik sebelumnya
-Menciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
-Memberikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
-Menjelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan jenis relaksasi yang
tersedia (mis: musik, meditasi, napas dalam relaksasi otot progresif) -Menganjurkan mengambil posisi nyaman
-Menganjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
2.Manajemen Halusinasi
- Memonitor perilaku yang mengindikasikan halusinasi
- Memonitor dan sesuaikan tingkat aktivitas dan stimulasi lingkungan - Memonitor isi halusinasi (mis: kekerasan atau membahayakan diri) - Melakukan Tindakan keselamatan Ketika tidak dapat mengontrol perilaku (mis: limit setting, pembatasan wilayah, pengekangan fisik, seklusi)
- Mendiskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi
- Menganjurkan memonitor sendiri situasi terjadinya halusinasi
- Menganjurkan bicara pada orang yang dipercaya untuk memberi dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusinasi
- Mengkolaborasi pemberian obat antipsikotik dan antiansietas, jika perlu
3.Promosi Sosialisasi
- MengIdentifikasi kemampuan melakukan interaksi dengan orang lain
- MengIdentifikasi hambatan melakukan interaksi dengan orang lain
-Memotivasi meningkatkan keterlibatan dalam suatu hubungan -Memotivasi kesabaran dalam mengembangkan suatu
hubungan
-Memotivasi berpartisipasi dalam aktivitas baru dan kegiatan kelompok
- mengAnjurkan berinteraksi dengan orang lain secara bertahap - mengAnjurkan ikut serta kegiatan sosial dan kemasyarakatan - mengAnjurkan berbagi pengalaman dengan orang lain
Evaluasi
- Mengevaluasi kemampuan pasien dalam
mengidentifikasi dan mengubah pikiran negatif dan maladaptif.
- Mengevaluasi kemampuan pasien dalam mengelola stres dan emosi.
- Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau tidak.
Daftar pustaka
- Fuspita, S. R. D., & Tim. (2023). Terapi Modalitas Kognitif. Scribd.
- Beck, J. S. (2020). Cognitive Behavior Therapy: Basics and Beyond. Guilford Publications.
- Cuijpers, P., Karyotaki, E., de Wit, L., & Ebert, D. D. (2020). The effects of fifteen evidence-supported therapies for adult
depression: A meta-analytic review. Psychotherapy Research, 30(3), 279-293.
-Turk, D. C., & Gatchel, R. J. (Eds.). (2018). Psychological approaches to pain management: A practitioner's handbook (3rd ed.). Guilford Press.
-Beck, A. T., & Dozois, D. J. A. (2021). Cognitive therapy: Current
status and future directions. Annual Review of Medicine, 72, 17-29.