• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendahuluan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "pendahuluan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Irrigation C

anal

Design In Tana Lia Irrigation Area In Tana Tidung District Narth

Kalimantan Utara

Amir 1)

Daru purbaningtyas, ST,.MT 2) Syahrul, ST,. M,Eng 3)

ABSTRACT

Tana lia is sub district in Tana Tidung District, North Kalimantan. There is potensial irrigation area ± 300 Hectare. The objective of this research is planning of developing irrigation and design of irrigation canal.

Reveloping of irrigation tleeds irrigation canal design of primary, secondary and tersiary channels design of irrigation channel usad meteorology data : rainfall, temperature, humidity wind speed radiation, tophography, land use and soil prapertis.

The result show that maximum water reed of irrigation is 1,692 lt/dt/ha. Dimensian trapezoid primary irrigation canal SM 1 area L = 370 m, b = 0,90 m, T = 2,10 m, and h

= 1,22 m. Dimensian of trapezoid secondary irrigation channel SJ 1 area L = 450 m, b

= 0,35 m, T = 0,75 m and h = 0,63 m. Dimensian of trapezoid tersiary irrigation channel ST 11 area L = 335 m, b = 0,25 m, T = 0,55 m and h = 0,55 m.

Keyword : primary irrigation canal, secondary irrigation canal, tersiary irrigation canal.

1) students of civil engineering depertemen of 17 agustus 1945 university samarinda.

2) Lecturer of civil engineering depertemen of 17 agustus 1945 university samarinda.

3) Lecturer of civil engineering depertemen of 17 agustus 1945 university samarinda.

247

(2)

PERENCANAAN SALURAN IRIGASI DAERAH IRIGASI TANA LIA KABUPATEN TANA TIDUNG

KALIMANTAN UTARA

Amir 1)

Daru purbaningtyas, ST,.MT 2) Syahrul, ST,. M,Eng 3)

INTISARI

Kecamatan Tana Lia terletak di Kabupaten Tana Tidung Provinsi Kalimantan Utara.

Wilayah ini memiliki potensi untuk di kembangkan jaringan irigasi seluas ± 300 Ha.

Tujun penulisan ini adalah merencanakan jaringan irigasi teknik dan saluran irigasi di wilayah tersebut.

Pengembangan jaringan irigasi teknik memerlukan perencanaan jaringan saluaran irigasi yang meliputi saluran irigasi primer, sekunder dan tersier. Data yang digunakan dalam perencanaan adalah data meteorologi yaitu data curah hujan, temperatur, kelembapan , kecepatan angin, penyinaran matahari, peta contur, tata guna lahan dan jenis tanah setempat.

Hasil studi memberikan besaran kebutuhan air maks untuk lahan irigasi 1,692 lt/dt/ha.

Dimensi saluran irigasi primer SM 1 bentuk trapesium dengan panjang L = 370 adalah b = 0,90 m, T = 2,10 m dan h = 1,22 m. Dimensi saluran sekunder SJ 1, berbentuk trapesium dengan panjang L = 459 m adalah b = 0,35 m, T = 0,75 m dan h = 0,63 . Dan dimensi saluran tersier ST 11 berbentuk trapesium dengan panjang L = 335 m adalah b

= 0,25 m, T = 0,55 m dan h = 0,55 m

Kata kunci : saluran irigasi primer, sekunder, tersier.

(3)

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1954 Samrinda 2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1954 Samrinda 3) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1954 Samrinda

I. PENDAHULUAN A.

Latar Belakang

Luas irigasi Kabupaten Tana Tidung cukup besar dengan memiliki yaitu mencapai 3.357 hektar dari luasan 4.506 hektar dan sisanya irigasi desa. Kecamatan Tana Lia merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara. Wilaya ini mempunyai potensi untuk di kembangkan perluasan daerah irigasi ± 300 ha.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan produktifitas pertanian yang ada khususnya tanaman pangan adalah dengan cara memperluas lahan pertanian dan irigasi guna mendukung hal tersebut. Untuk itu daerah-daerah yang mempunyai sumber daya alam yang potensial untuk irigasi selalu dilaksanakan evaluasi dan dilakukan pembangunan guna meningkatkan areal irigasi.

B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Maksud dari perencanaan ini adalah merencanakan sistem jaringan irigasi sederhana menjadi jaringan irigasi teknis dan menghitung dimensi saluran irigasi di daerah Irigasi Tana Lia Kabupaten Tana Tidung

2. Tujuan

Tujuan dari perencanaan ini adalah :

1) Menentukan jaringan saluran irigasi dan bangunan pelengkapannya.

2) Menghitung kebutuhan air irigasi.

3) Menghitung dimensi saluran irigasi.

D. Rumusan Masalah Dalam rumusan masalah perencanaan irigasi ini adalah :

249

(4)

1) Bagaimana membuat jaringan irigasi teknis?

2) Apa saja yang diperlukan dalam jaringan irigasi tersebut?

3) Pola tata tanam yang sesuai di lapangan?

4) Perhitungan dimensi saluran irigasi yang diperlukan?

E. Ruang Lingkup Pembahasan

Tulisan ini hanya akan membahas. Membuat jaringan irigasi teknis luas area yang ada 160 hektar yang akan ditambah 140 hektar. Perhitungan kebutuhan air tanaman dan pola tanam 2 kali penanaman padi dalam 1 tahun. Menentukan dimensi saluran irigasi primer, sekunder, tersier.

II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian dan Tujuan Irigasi

Irigasi bertujuan memberi air pada tanaman untuk memenuhi kebutuhannya dan membuang air yang berlebihan. Jadi dengan sistem irigasi, pemberian dan pembungan air dapat dikendalikan baik besar maupun waktunya.

B. Jaringan Irigasi 1. Petak Tersier

Petak tersier adalah petak yang menerima air irigasi yang dialirkan dan diukur pada bangunan sadap tersier.

Secara umum petak tersier yang baik sebagai berikut:

1) Mempunyai luas antara 50 – 100 Ha, agar pengawasan dan pembagian air merata.

2) Mempunyai batas yang jelas (parit, jalan batas desa).

3) Jika topografi memungkinkan, petak tersier berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang, untuk mempermudah tata letak bangunan dan efisiensi air baik.

(5)

4) Harus terletak langsung berbatasan dengan saluran sekunder.

5) Panjang saluran tersier sebaiknya tidak lebih dari 1,5 km, saluran kuarter tidak lebih dari 500 m.

6) Tiap petak tersier sedapat mungkin dapat dibagi menjadi petak kuarter dengan ukuran 8 – 15 Ha.

2. Petak Sekunder

Petak sekunder terdiri dari beberapa petak tersier yang kesemuanya dilayani oleh satu saluran sekunder. Biasanya petak sekunder menerima air dari bangunan bagi yang terletak disaluran primer dan sekunder. Batas-batas petak sekunder pada umumnya berupa tanda-tanda topografii yang jelas, seperti misalnya saluran pembuang. Luas petak sekunder bisa berbeda – beda, tergantung pada situasi daerah.

3. Petak Primer

Petak primer terdiri dari beberapa petak sekunder, yang mengambil air langsung dari saluran primer. Petak primer dilayani oleh satu saluran primer yang mengambil airnya langsung dari sumber air, biasanya sungai. Daerah disepanjang saluran primer sering tidak dapat dilayani dengan mudah dengan cara menyadap air dari saluran sekunder.

C. Definisi Saluran

Saluran irigasi didefinisikan sebagai pemakaian dan penyaluran air pada tanah guna pertumbuhan dan perkembangan tanaman, untuk pengaliran irigasi, saluran berpenampang trapesium tanpa pasangan adalah bangunan pembawa yang umum dipakai dan ekonomis.

Gambar 2.1 Penampang Saluran Berbentuk Trapesium

251

(6)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Pemanfaatan Sumber Daya Air

Pemanfaatan sumber daya air terutama yang berasal dari sungai di daerah irigasi baru sedikit yang dipergunakan dalam arti belum dipergunakan secara optimal oleh masyarakat sekitarnya. Hal ini dikarenakan oleh tidak adanya ketersediaan air yang terus menerus atau kontinyuitas aliran dari penggunaan air sungai. Kondisi persawahan yang ada pada umumnya berada didekat pemukiman penduduk dan sawah yang ada merupakan sawah tadah hujan yang hanya akan ditanami pada waktu musim hujan.

B. Klimatologi

Data klimatologi yang diperlukan untuk analisis hidrologi ini meliputi pengamatan : kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, penyinaran matahari.

Unsur-unsur iklim suatu daerah tergantung dari letak geografis, ketinggian tempat dari permukaan air laut dan kondisi topografinya. Untuk analisis kondisi klimatologi diambil dari stasiun klimatologi dengan lama pengamatan 10 tahun. Ringkasan data iklim stasiun klimatologi stasiun juata tarakan adalah sebagai berikut:

1) Temperatur udara bulanan rerata bervariasi dari 24,41°C – 27,22°C 2) Kelembaban udara relatif bulanan rerata bervariasi dari 82,83 % 89,94 % 3) Kecepatan angin bulanan rerata bervariasi dari 8,22 (knots) – 20,34 km/hr 4) Penyinaran matahari bulanan rerata bervariasi dari 32,80 % - 54,80 %

Data klimatologi tersebut dianalisis untuk memperoleh besaran evaprtranspirasi.

Besarnya evapotranspirasi menunjukan besarnya evaporasi (penguapan) dan transpirasi (penguapan akibat pernapasan oleh tumbuhan). Evapotranspirasi adalah proses penguapan yang terjadi dari permukaan lahan.

C. Bagan alur penulisan

Dalam pelaksanaan penelitian akan dapat berproses dengan lancar, tertata, terarah, dan terencana maka dipergunakan tahap pelaksanaan seperti tergambar dalam bagan alur penulisan seperti pada gambar 3.1.

(7)

Study Pustaka Study Pendahuluan

uanppppnPPPPendaPend ahluan

Pengumpulan data Mulai Permasalahan

Pembahasan.

Peningkatan jaringan irigasi biasa menjadi irigasi teknis.

Kebutuhan air irigasi berdasarkan pola tanam padi-padi 2 kali penanaman dalam 1 tahun

Dimensi saluran irigasi

Membuat jaringan irigasi Data Primer

Dokumentasi sawah dan saluran irigasi.

Data Sekunder

Peta topografi, peta jaringan irigasi existing.

Data Cura Hujan Bandara Udara Juata-Tarakam

data klimatologi, kelembapan udara, temperatur, kecepatan angin penyinaran matahari.

Gambar Luasan irigasi dan contour

253

(8)

Kesimpulan dan saran Pembahasan.

Peningkatan jaringan irigasi biasa menjadi irigasi teknis.

Kebutuhan air irigasi berdasarkan pola tanam padi-padi 2 kali penanaman dalam 1 tahun

Dimensi saluran irigasi

Selesai

Gambar 3.1 Bagan alur penelitian

(9)

IV. ANALISA PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian 1. Perhitungan Evapotranspirasi (ETo)

Besarnya evapotranspirasi dihitung dengan cara Penman Modifikasi (FAO) dengan memasukkan data iklim yaitu, letak lintang, temperatur, kelembaban relatif, kecepatan angin dan lama penyinaran matahari.

Tabel 4.1 Perhitungan nilai Eto

255

(10)

2. Menghitung Tahun Dasar Perencanaan (Basic Year)

Menyusun rangking data curah hujan rata-rata bulanan dalam setahun/curah hujan tahunan dari curah hujan terkecil sampai terbesar dari tahun 2003 – 2012.

Tabel 4.2 Penyusunan Rengking Curah Hujan

(11)

3.

Menghitung Curah Hujan Efektif 15 Harian untuk Tanaman Perhitungan curah hujan efektif 15 harian untuk tanaman padi.

Tabel 4.4 Perhitungan Curah Hujan Efektif 15 Harian untuk Tanaman Padi Periode

15 Harian

R80 (mm/½)

R80 (mm/hr)

Hujan Efektif

Re (mm/hr) = 257

(12)

0,70XR80

Jan 1 82,500 4,400 3,080

2 83,300 4,165 2,916

Feb 1 63,100 3,606 2,524

2 41,600 2,377 1,664

Mar 1 72,500 3,867 2,707

2 70,300 3,749 2,625

Apr 1 50,500 2,693 1,885

2 74,400 3,968 2,778

Mei 1 41,800 2,229 1,561

2 76,400 3,820 2,674

Jun 1 72,100 3,845 2,692

2 56,500 3,229 2,260

Jul 1 21,000 1,120 0,784

2 41,600 2,080 1,456

Agt 1 25,700 1,371 0,959

2 41,400 2,070 1,449

Sep 1 35,600 1,899 1,329

2 44,100 2,352 1,646

Okt 1 57,400 3,061 2,143

2 58,400 2,920 2,044

Nov 1 22,900 1,221 0,855

2 49,000 2,613 1,829

Des 1 41,500 2,213 1,549

2 75,000 4,000 2,800

(13)

4. Perhitungan Alternatif DR

Langkah-langkah perhitungan alternatif DR Perencanaan Air Irigasi.

Tabel 4.5 Alternatif Pengambilan Air Irigasi (lt/det/ha)

Keterangan :

 Kebutuhan air max jatuh pada bulan november 1 yaitu : 1,692 lt/dek/ha

259

(14)

5. Perhitungan Dimensi Saluran

Tabel 4.6 hasil perhitungan Dimensi Saluran Pembawa

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan dari tujuan penulisan dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan

1.

Daerah Irigasi Tana Lia semula dikelola warga seluas 160 Ha setelah dikembangkan betambah menjadi seluas 300 Ha. Jumlah petak tersier yang semula 7 menjadi 11. Dan mulai dilakukan pemisahan antara saluran irigasi.

2.

Kebutuhan air maksimum untuk areal irigasi adalah 1,692 lt/dt/ha.

(15)

3.

Dimensi saluran irigasi di bedakan untuk tiga jenis saluran yaitu saluran primer, sekunder, tersier. ( ditujukkan dalam tabel 4.6 )

2. Saran

1. Dalam menentukan pola tanam harus praktis dan berdasarkan keadaan yang ada di lokasi tersebut, seperti tenaga kerja, keadaan tanah, musim hujan, musim kemarau dan pola tanam sekarang, sehingga pola tanam tersebut dapat di terima oleh masyarakat petani di daerah tersebut, dan diharapkan dengan keseragaman pola tanam akan mendapatkan keuntungan yang maksimal bagi para petani, 2. Dalam menentukan jaringan irigasi harus di sesuaikan dengan contur/topografi

untuk menghindar galian dan timbunan yang berlebihsn pada saluran irigasi tersebut.

3. Dalam perencanaan saluran irigasi pemilihan jenis saluran irigasi tidak sebatas bentuk trapesium saja bisa bentuk setengah lingkaran atau segi empat dan segi tiga.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standardisasi Nasional. 2002. Penyusunan neraca sumber daya Bagian 1:

Sumber daya air s .Standar Nasional Indonesia, SNI 19-6728.1-2002.

Direktorat Jenderal Pengairan. 1986 Standar Perencanaan Irigasi KP-01, Bandung, CV. Galang Persada.

Direktorat Jenderal Pengairan. 1989. Standar Perencanaan Irigasi KP-03, Bandung, CV. Galang Persada.

Direktorat Jenderal Pengairan. 1986. Standar Perencanaan Irigasi KP-04, Bandung, CV. Galang Persada.

Direktorat Jenderal Pengairan. 1986. Standar Perencanaan Irigasi KP-05, Bandung, CV. Galang Persada.

Direktorat Jenderal Pengairan, 1986. Standar Perencanaan Irigasi KP-07,

261

(16)

Bandung, CV. Galang Persada.

Direktorat Pengairan dan Irigasi Bappenas. 2006. Prakarsa Strategis Pengelolaan Sumber Daya Air.

Elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/irigasi dan bangunan air/bab3 kebutuhan air irigasi.

Penerbit Andi Supripin. 2004 Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Yogyakarta.

www.scribd.com/doc/54823655/C-BAB-III-Perencanaan-Saluran#comments

www.scribd.com/doc/41032148/10/Tabel-3-1-Hubungan-antara-T-dengan-Ea-W-dan- f-T

www.scribd.com/doc/97345667/Teknik-Irigasi-dan-Drainase-IPB www.scribd.com/doc/24708186/Kebutuhan-Air

Referensi

Dokumen terkait

KAJIAN ASPEK TEKNIS PENGELOLAAN AIR DI SALURAN SEKUNDER JOMBANG DAERAH IRIGASI KENCONG BARAT.. (Studi Kasus di Jaringan Irigasi Kecamatan Kencong,

KAJIAN ASPEK TEKNIS PENGELOLAAN AIR DI SALURAN SEKUNDER JOMBANG DAERAH IRIGASI KENCONG BARAT.. (Studi Kasus di Jaringan Irigasi Kecamatan Kencong,

judul “ PERENCANAAN SALURAN IRIGASI DAERAH IRIGASI AIR KEBAN DI KABUPATEN EMPAT LAWANG SUMATERA SELATAN ” , sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Adapun maksud

Adapun judul dari Laporan Akhir ini adalah: “Perencanaan Saluran Irigasi Daerah Irigasi Air Gegas Kanan Di Kabupaten Musi Rawas Sumatera Selatan”. Adapun maksud dari

Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan dimensi saluran, bangunan bagi dan bangunan sadap berdasarkan debit kala ulang 5, 50, dan 100 tahun di kawasan

Merencanakan teknis jaringan dan bangunan irigasi Pengembangan fungsi umum dan khusus pekerjaan Pengembangan fungsi umum Menerapkan Peraturan dan Perundang- Undangan

Sistem irigasi teknis yaitu suatu sistem yang dibangun oleh pemerintah dan pengelolaan jaringan utama yang terdiri dari bendung, saluran primer, saluran sekunder dan

Klasifikasi jaringan irigasi Teknis Bangunan Semi teknis Bangunan Sederhana Bangunan Bangunan Utama permanen permanen/semi sementara permanen Kemampuan bangunan dalam mengukur &