• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA "

Copied!
127
0
0

Teks penuh

Judul Proposal Tesis: Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X Keterampilan MAN 1 Plus di Kota Parepare. Judul Skripsi: Pendekatan Saintifik dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Fisika Keterampilan Kelas X MAN 1 Plus di Kota Parepare. Pendekatan Saintifik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X Keterampilan MAN 1 Plus Kota Parepare (Dibimbing oleh Anwar dan H. Mukhtar Mas'ud).

Gambar 2.1  Bagan Pendekatan Saintifik  13
Gambar 2.1 Bagan Pendekatan Saintifik 13

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan observasi singkat di MAN 1 Plus Keterampilan Kota Parepare diketahui bahwa motivasi belajar siswa kelas X IPA pada bidang fisika relatif rendah. Oleh karena itu, keadaan tersebut kini menjadi salah satu tantangan bagi peneliti dalam menciptakan suasana yang dapat meningkatkan motivasi belajar dikalangan siswa. Dilihat dari pernyataan sebelumnya maka peneliti mengangkat judul penelitian “Pendekatan Saintifik Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X Keterampilan MAN 1 Plus Di Kota Parepare”.

Rumusan Masalah

Oleh karena itu, pendekatan saintifik yang memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan motivasi belajar sangat diperlukan agar siswa belajar dengan semangat tanpa ada unsur paksaan.

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Tinjauan Penelitian Relevan

Penelitian ketiga dalam jurnal Muklisin dan Fery Diantoro (2019) berjudul Dampak Pendekatan Saintifik dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa. Jadi, disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan saintifik dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa.12. 12Muklisin dan Fery Diantoro, 'Dampak Pendekatan Saintifik dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa', Kodifikasi: Jurnal Penelitian Islam, Volume, 13 No.

Tinjauan Teori

Penerapan model pembelajaran Discovery Learning menggunakan LKS dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar kognitif siswa.14. Tujuan dari pendekatan saintifik atau proses pembelajaran pendekatan saintifik adalah agar peserta didik mempunyai atau mempunyai keseimbangan antara hard skill dan soft skill. Metode ini baik dalam memenuhi rasa ingin tahu siswa dan dengan menggunakan pendekatan saintifik ini siswa dapat menemukan fakta tentang hubungan antar objek yang nantinya akan dianalisis kaitannya dengan sub materi suatu pelajaran.

Gambar 2.1. Bagan Pendekatan Saintifik
Gambar 2.1. Bagan Pendekatan Saintifik

Kerangka Pikir

Hipotesis

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengumpulan dan Pengelolaan Data
  • Definisi Operasional Variabel
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Analisis Data

Namun pada kelas kontrol tidak ada responden yang menjawab sepenuhnya setuju atau setuju, 9 siswa atau 52,9% responden menjawab netral, dan 4 siswa atau 23,5% responden menjawab tidak setuju dan tidak setuju sama sekali. Pada kelas Eksperimen tidak ada responden yang menjawab sangat setuju, setuju dan netral, 8 siswa atau 50% responden menjawab kurang setuju dan tidak setuju sama sekali. Namun pada kelas kontrol tidak ada responden yang menjawab setuju sepenuhnya sebanyak 1 siswa atau 5,9%.

Pada kelas Eksperimen terdapat 9 siswa atau 56,25% responden yang menjawab sangat setuju, 7 siswa atau 43,75% responden yang menjawab setuju, namun tidak ada responden yang menjawab netral, saya setuju dan sangat tidak setuju. Pada kelas Eksperimen terdapat 11 siswa atau 68,75% responden yang menjawab sangat setuju, 5 siswa atau 31,25% responden menjawab setuju, namun tidak ada responden yang menjawab netral, tidak setuju dan tidak setuju. sama sekali. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 6 siswa atau 35,3% responden yang menjawab sangat setuju, 8 siswa atau 47,1% responden yang menjawab setuju, 1 siswa atau 5,9% responden yang menjawab netral, tidak setuju, dan sangat. tidak setuju.

Pada kelas Eksperimen terdapat 10 siswa atau 62,5% responden yang menjawab setuju sepenuhnya, 6 siswa atau 37,5% responden yang menjawab setuju, dan tidak ada responden yang menjawab netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Sedangkan pada kelas Kontrol terdapat 10 siswa atau 58,8% responden yang menjawab sangat setuju, 5 siswa atau 29,4% responden yang menjawab setuju, 2 siswa atau 11,8% responden yang menjawab. Sedangkan pada kelas Kontrol tidak ada responden yang menjawab sepenuhnya setuju atau tidak setuju, 4 siswa atau 23,5% responden, 7 siswa menjawab netral.

Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 7 siswa atau 41,2% responden yang menjawab sangat setuju, 4 siswa atau 23,5% responden yang menjawab setuju, 6.

Tabel 3.1. Skor Pernyataan Favorable dan Unfavorable
Tabel 3.1. Skor Pernyataan Favorable dan Unfavorable

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian

Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 2 siswa atau 11,8% responden yang menjawab sangat setuju, 6 siswa atau 35,3% responden yang menjawab setuju, 7 siswa atau 41,2% responden yang menjawab netral, tidak ada responden yang tidak setuju dan 2 siswa atau 18,75. %. Sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 8 siswa atau 47,1% responden yang menjawab sangat setuju, 3 siswa atau 17,6% responden yang menjawab setuju, 5 siswa atau 29,4%. Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 6 siswa atau 35,3% responden yang menjawab sangat setuju, 7 siswa atau 41,2% responden yang menjawab setuju, 4 siswa atau 23,5% responden yang menjawab netral dan tidak ada satupun responden. tidak setuju atau tidak sama sekali.

Pada kelas Eksperimen tidak ada responden yang menjawab sangat setuju, setuju dan netral, 4 siswa atau 25% responden menjawab kurang setuju dan 12 siswa atau 75% responden menjawab sangat tidak setuju. Pada kelas Eksperimen terdapat 12 siswa atau 75% responden yang menjawab sangat setuju, 4 siswa atau 25% responden yang menjawab setuju, namun tidak ada responden yang menjawab netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pada kelas Eksperimen tidak ada responden yang menjawab sangat setuju, setuju dan netral, 2 siswa atau 12,5% responden menjawab kurang setuju dan 13 siswa atau 81,25% responden menjawab sangat tidak setuju.

Pada kelas Eksperimen terdapat 13 siswa atau 81,25% responden yang menjawab sangat setuju, 3 siswa atau 18,75% responden yang menjawab setuju, dan tidak terdapat responden yang netral, tidak setuju, dan tidak setuju. Pada kelas Eksperimen terdapat 11 siswa atau 68,75% responden yang menjawab sangat setuju, 4 siswa atau 25% responden yang menjawab setuju, 1 siswa atau 6,25% responden yang menjawab netral, dan tidak ada responden yang menjawab kurang setuju. dan sangat tidak setuju setuju. Pada kelas Eksperimen tidak terdapat responden yang setuju, setuju, dan netral, sebanyak 2 siswa atau 12,5% responden menjawab kurang setuju dan 14 siswa atau 87,5% responden menjawab kurang setuju.

Pada kelas Eksperimen tidak ada responden yang menjawab sangat setuju, setuju dan netral, 4 siswa atau 25% responden menjawab kurang setuju dan 12 siswa atau 75% responden menjawab sangat tidak setuju.

Tabel  4.2.    Peserta  Didik  Senang  Menggunakan  Pendekatan  Saintifik  Dalam  Pembelajaran
Tabel 4.2. Peserta Didik Senang Menggunakan Pendekatan Saintifik Dalam Pembelajaran

Pengujian persyaratan analisis data

Jadi peneliti menyimpulkan bahwa siswa di kelas eksperimen lebih menyukai belajar fisika daripada ngobrol dengan teman, sama seperti yang dilakukan di kelas kontrol. Karena dalam uji normalitas dasar pengambilan keputusan adalah jika signifikansi yang diperoleh > 0,05 maka data sampel dapat dikatakan berdistribusi normal, sedangkan sebaliknya jika signifikansi yang diperoleh < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data sampel tidak. terdistribusi secara normal. Uji linearitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dua variabel atau lebih yang diuji mempunyai hubungan linier yang signifikan atau tidak.

Berdasarkan tabel diatas, hasil uji linearitas yang diperoleh adalah nilai signifikansi (P Value Sig.) pada baris Deviation from linearity sebesar 0,034. Hasil penelitian menunjukkan nilai signifikansi > 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan linier antara variabel Pendekatan Saintifik (X) dan motivasi belajar (Y).

Tabel 4.22. Hasil Uji Linear Program SPSS 26.00 ANOVA Table
Tabel 4.22. Hasil Uji Linear Program SPSS 26.00 ANOVA Table

Pengujian hipotesis

Tabel dan diagram di atas menunjukkan persentase tingkat motivasi belajar pada kelas kontrol keterampilan Man 1 Plus di kota Parepare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 siswa terdapat 13 atau 76,5% siswa yang berada pada motivasi belajar kategori tinggi, 4 atau 23,5% siswa yang berada pada motivasi belajar kategori rendah dan tidak ada atau 0%. siswa yang berada pada tingkat motivasi belajar yang rendah. Jadi, hasil kategorisasi pada kelas eksperimen berada pada kategori tinggi yaitu diatas 70, pada kategori sedang antara 70 sampai 50, dan pada kategori rendah masing-masing dibawah 50.

Tabel dan diagram di atas menunjukkan persentase tingkat motivasi belajar pada kelas eksperimen Keterampilan Man 1 Plus di kota Parepare. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 16 siswa, 16 atau 100% siswa berada pada kategori motivasi belajar tinggi, dan tidak ada satu pun atau 0% siswa yang berada pada motivasi belajar kategori sedang dan rendah. Dalam penelitian ini menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen, dimana responden kelasnya adalah dua kelas dengan perlakuan yang berbeda.

Tabel diatas menunjukkan bahwa kelas kontrol mempunyai nilai rata-rata sebesar 78,59 dan kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata sebesar 92,81 dengan selisih skor sebesar 14,22. Oleh karena itu, kelompok yang diberi perlakuan menggunakan pendekatan saintifik dan kelompok yang tidak diberi perlakuan atau tidak menggunakan pendekatan saintifik mempunyai perbedaan tingkat motivasi belajar siswa. Nilai signifikansi P = 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Perbedaan perlakuan yang dimaksud adalah pendekatan terdahulu pada kelas kontrol dan pendekatan saintifik pada kelas eksperimen.

Tabel 4.23. Tingkat Motivasi Kelas Kontrol
Tabel 4.23. Tingkat Motivasi Kelas Kontrol

Pembahasan hasil penelitian

Kelas kontrol yang berjumlah 17 siswa mempunyai kategori tingkat motivasi belajar yang sama dengan kelompok eksperimen, hal ini diketahui dengan mengukur tingkat motivasi belajar yaitu dengan angket motivasi belajar yang telah disiapkan sebelumnya oleh peneliti. Pada penelitian ini siswa kelas kontrol rata-rata memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi. Siswa pada kelas Eksperimen berjumlah 16 orang yang sebelumnya kami perkirakan memiliki tingkat motivasi belajar yang sama dengan kelompok kontrol, hal ini diketahui dengan mengukur tingkat motivasi belajar selama periode observasi.

Pada kelompok eksperimen diterapkan pendekatan saintifik, dimana pendekatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai Pearson Correlation sebesar 0,831 (r = 0,831) yang berarti pendekatan saintifik mempunyai hubungan positif terhadap motivasi belajar. 2-tailed) adalah 0,000 dengan skala besarnya 31. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan tingkat motivasi belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen, demikian hipotesisnya.

Jadi terdapat perbedaan tingkat motivasi belajar pada kelas kontrol dan eksperimen, dimana tingkat motivasi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pendekatan saintifik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa terlihat dari perubahan sikap atau kebiasaan selama proses pembelajaran dan hasil uji t independen dengan menggunakan program SPSS 26.00 For Windows menunjukkan nilai sig. Muslimawati, Zulfia dkk. Menggunakan Pendekatan Saintifik melalui Model Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Fisika, Bengkulu: Jurnal Pembelajaran Fisika Vol.

Pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Sungguminasa Kabupaten Gowa.

PENUTUP

Kesimpulan

Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi belajar dengan pendekatan saintifik, terbukti dari hasil uji korelasi pada kelas kontrol yang menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen nilai r = 0,831 dan nilai Sig (2-tailed) < 0, 05 atau 0,000 < 0,05.

Saran

Upaya meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar fisika melalui penggunaan model Discovery Learning berbantuan LKS, Jurnal Fisika Kumparan. Pengaruh penerapan pendekatan saintifik terhadap motivasi belajar dan hasil belajar bahasa Indonesia pada siswa kelas VI sekolah dasar kelompok VI kecamatan Abang Karangasem. 13 Pendekatan saintifik membuat saya mendapat banyak informasi dalam proses diskusi. 14 Pendekatan saintifik membuat saya merasa.

Membahas prinsip-prinsip pengukuran (ketelitian, ketelitian dan angka penting), cara penggunaan alat ukur, cara membaca timbangan, cara mencatat hasil pengukuran 3.1.10. Membahas prinsip-prinsip pengukuran (ketelitian, ketelitian dan angka penting), cara penggunaan alat ukur, cara membaca timbangan, cara menulis hasil pengukuran. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan serta Akuntansi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Apersepsi  Guru bertanya kepada siswa tentang besaran dan satuan serta meminta siswa menyiapkan buku pelajaran Motivasi  Guru mengajukan pertanyaan. Siswa membaca dan mengamati materi dari buku teks atau buku pendukung lain yang relevan. Berkomunikasi  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan gambar dan menjawabnya melalui kegiatan pembelajaran.

Siswa mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyaan yang diidentifikasi dengan kegiatan mengamati, mencari berbagai referensi, menyusun pertanyaan yang belum terjawab dan. Siswa mengadakan diskusi pada masing-masing kelompok untuk mengolah hasil pengamatan yang berkaitan dengan besaran dan pengukuran.

Gambar

Gambar 2.1  Bagan Pendekatan Saintifik  13
Gambar 2.1. Bagan Pendekatan Saintifik
Tabel 2.1 Kisi-kisi Pengamatan dan Indikator Motivasi Belajar
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Pikir  MAN 1 Plus Keterampilan Kota Parepare
+7

Referensi

Dokumen terkait

tsffiA[ HASII PBIIIANH S.SHAT SMNAilE ATAU M ffiTW IGRYA ltli{AH JllftllAL lLliftffl Judul knya llmiah : ilndertsanding The Sufism and lslamic Jurisprudencefieasoning in the Term of

[r]