Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari secara komprehensif tentang pendidikan karakter yang dibangun dan diterapkan oleh KH Imam Zarkasyi di Pondok Pesantren Gontor. KH Imam Zarkasyi selaku pendiri Pondok Pesantren Gontor meletakkan landasan pendidikan karakter sebagai ruh hidup di Pondok Pesantren Gontor. Pemikiran KH Imam Zarkasyi tentang pendidikan karakter adalah untuk menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan santri melalui penerapan, bimbingan dan keteladanan Kiai dan keluarga pesantren.
Hasil penelitian menemukan bahwa pemikiran pendidikan karakter KH Imam Zarkasyi mempunyai ciri-ciri yang komprehensif, koheren, dan progresif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran menyeluruh mengenai pendidikan karakter yang dibangun dan dilaksanakan oleh KH Imam Zarkasyi di Pondok Pesantren Gontor.
MOTTO
Alhamdulillah, segala puji senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya kepada umat manusia. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar magister dari Program Pemikiran Pendidikan Islam Konsentrasi Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan judul “PERAN KH IMAM ZARKASYI DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DI Ponpes GONTOR”. Zuhri, M.Ag selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan, arahan dan koreksi, dukungan serta motivasi hingga selesainya skripsi ini.
Para dosen dan staf pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengucapkan terima kasih atas fasilitas dan pelayanan yang diberikan kepada penulis. Teman-teman serumah Thafid Salsabila, keluarga besar Gontor, teman-teman PPI, teman-teman S2 Pascasarjana UIN SUKA, serta saudara-saudara seiman saya di seluruh dunia yang telah membantu baik materi maupun non materi.
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
Yang pertama adalah penelitian disertasi yang ditulis pada tahun 2007 oleh Yunus Abu Bakar dari program pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dengan judul Konsep Pemikiran Pendidikan KH Imam Zarkasyi dan Implementasinya di Pondok Pesantren Alumni. Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui konsep pemikiran pendidikan KH Imam Zarkasyi (2) untuk mengetahui bentuk implementasi pemikiran pendidikan KH Imam Zarkasyi di lingkungan pesantren alumni, (3) untuk mengetahui alasannya Pondok pesantren alumni mengimplementasikan pemikiran pendidikan KH Imam Zarkasyi. Yang penting dalam penelitian ini adalah persamaan antar tokoh yaitu KH Imam Zarkasyi.
Kedua, tesis yang ditulis oleh Fulan Puspita, “Membentuk Karakter Berdasarkan Kebiasaan dan Keteladanan (Studi Madrasah Tsanawiyah. Yunus Abu Bakar, Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, dengan judul Konsep Pemikiran Pendidikan KH Imam Zarkasyi dan Implementasinya pada Alumni Pondok Pesantren, (Disertasi UIN Sunan Kalijaga, 2007), hal. Ketiga, tesis diploma yang ditulis Rochanah berjudul “Membentuk Karakter Peserta Didik Berbasis Budaya Madrasah di MAN Kebumen I.
17 Fulan Puspita, Pembentukan Karakter Berdasarkan Kebiasaan dan Keteladanan (Studiatas Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Yogyakarta), Skripsi, (Yogyakarta: Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2015). halaman 95. Ketiga, efektivitas pembentukan karakter siswa berbasis budaya pada Madrasah MAN Kebumen I cukup efektif. Kelima,: Majalah yang ditulis oleh Abdurrahim Yapono dengan judul Filsafat Pendidikan dan Kurikulum Tersembunyi dalam Perspektif KH Imam Zarkasyi.
Nurhakim, dalam jurnalnya yang berjudul KH Imam Zarkasyi dan Renovasi Pondok Pesantren: Rekonstruksi Kurikulum, Manajemen dan Aspek Etika Pendidikan. 20 Abdurrahim Yapono, Filsafat Pendidikan dan Kurikulum Tersembunyi Dalam Perspektif KH Imam Zarkasyi, (Jurnal Peradaban Islam Tsaqafah 2015) hal 291. Dalam penelitian ini yang berubah adalah fokus penelitian yang fokus pada pendidikan karakter yang dilakukan oleh KH Imam Zarkasyi di Pondok Modern Darussalam Gontor.
Landasan Teori
- Pengertian Karakter
- Tujuan Pendidikan Karakter
Dari berbagai kajian yang telah diuraikan di atas, karya ilmiah ini mempunyai tujuan yang sama, yaitu mengkaji pendidikan karakter dan KH Imam Zarkasyi. Oleh karena itu ciri adalah seperangkat nilai-nilai yang sudah menjadi kebiasaan hidup, sehingga menjadi sifat tetap seseorang, misalnya kerja keras, pantang menyerah, kejujuran, kesederhanaan, dan lain-lain. 24. Menurut Darmiyati Zuchda, karakter adalah seperangkat sifat yang selalu dikagumi sebagai tanda kebaikan, kebajikan, dan kedewasaan moral seseorang.
Lebih lanjut disebutkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah untuk mengajarkan nilai-nilai tradisional tertentu, nilai-nilai itu. Pendidikan karakter merupakan pengukiran dan penanaman nilai-nilai pada diri peserta didik melalui pendidikan, penitipan pengalaman, adat istiadat, aturan, rekayasa lingkungan dan pengorbanan diri sebagai peserta didik. Pendidikan karakter tidak hanya mengajarkan kepada anak apa yang benar dan apa yang salah, namun lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (pembiasaan) agar peserta didik memahami, mampu merasakan dan mau berbuat baik.
Fyre menekankan bahwa pendidikan karakter adalah upaya yang disengaja untuk membantu seseorang memahami, memelihara, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai luhur karakter.29 Menurut Foerster yang dikutip oleh Doni Koesoema, tujuan pendidikan karakter adalah pembentukan. 29 Marzuki, Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Keagamaan, dalam seminar dan workshop bagi dosen dan tutor pendidikan agama Islam semester gasal 2012/2013. Menurut Nurul Zuhriah, tujuan pendidikan karakter adalah untuk memudahkan peserta didik dalam menggunakan ilmu pengetahuan, mengkaji dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai, mengembangkan keterampilan sosial yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya akhlak mulia dalam diri dan mewujudkannya dalam konteks sehari-hari. 30 3.
Dengan kekuatan rohaniah agama (ma'rifatullah), walaupun hukumnya lemah atau berlubang-lubang untuk dilanggar, dan walaupun orang tidak melihatnya ketika hendak melakukan kejahatan, dia tetap melakukan yang terbaik menurut nilai-nilai yang ada. kuat dan berakar dalam dirinya. Orang yang bertanggungjawab ialah personaliti yang lengkap dan bulat (integriti) dan berdikari (berdikari atau bebas daripada orang lain dalam menegakkan nilai-nilai murni). Individu yang mempunyai perwatakan tidak hanya menumpukan pada penyelesaian masalah, mereka belajar daripada setiap masalah yang dihadapi.
Metode Penelitian
- Jenis Penelitian
- Sifat Penelitian
- Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data
- Metode Analisis Data
- Sistematika Pembahasan
Sumber data primer adalah sumber data yang memberikan data secara langsung kepada pengumpul data 34 Data primer yang dimaksud disini adalah data rujukan yang akan penulis jadikan acuan utama dalam penulisan skripsi ini, yang terangkum dalam buku KH Imam Zarkasyi Pesantren Gontor Merintis . Modern, Ajaran Kiai Gontor 72 Prinsip Hidup KH Imam Zarkasyi, Trimurti, Wardun, Aneka Rangkuman Pondok Modern Darussalam Gontor, Dikte Pekan Pengenalan Pondok Modern Darussalam Gontor, Adab dan Ceramah KH Imam Zarkasyi. Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. 35 Yang dimaksud dengan data sekunder di sini adalah karya tulis berupa buku, artikel atau esai, jurnal dan sejenisnya yang membahas pendidikan karakter KH Imam Zarkasyi.
Sebelum penulis menjelaskan teknik pengumpulan data pada penulisan ini, perlu diketahui bahwa penulisan ini bersifat penelitian kepustakaan. Dokumentasi adalah catatan tertulis mengenai pemikiran atau peristiwa, yang ditulis dengan sengaja untuk mencatat dan memperjelas peristiwa tersebut. Artinya data dikumpulkan dari dokumen-dokumen baik berupa buku, jurnal, majalah, artikel atau karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan judul yang dianut oleh penulisnya. yaitu pada konsep pendidikan karakter. Langkah ini diambil untuk memaparkan riwayat hidup KH Imam Zarkasyi dan sejarah perkembangan pemikirannya melalui latar belakang biografi, baik internal maupun eksternal.
Dengan mengetahui latar sejarah KH Imam Zarkasyi, peneliti dapat mendeskripsikan pola pikir KH Imam Zarkasyi mengenai pembentukan karakter, melalui lingkungan keluarga, pendidikan, sosial budaya dan kondisi intelektual yang mempengaruhi perkembangan pemikirannya. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemikiran KH Imam Zarkasyi tentang pendidikan karakter, maka metode analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui pemikirannya tentang konsep pendidikan karakter. Metode analisis data adalah kegiatan menyusun, memilah, mengelompokkan, dan mengkategorikan data sehingga dapat ditemukan hipotesis kerja dan dirumuskan berdasarkan data tersebut.36 Analisis data dalam penelitian ini dilakukan mulai dari pengumpulan data awal hingga pengumpulan data. lengkap.
Dalam menganalisis data penelitian langkah-langkah yang dilakukan adalah reduksi data, display (penyajian data), penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dengan demikian, data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang jelas sehingga memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data tambahan. 37 Selanjutnya data yang disajikan dapat ditarik suatu kesimpulan, dan apabila kesimpulan tersebut didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten, maka data yang telah disajikan dapat ditarik kesimpulannya. maka kesimpulannya adalah kesimpulan yang kredibel 38 . BAB pertama merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, sistematika pembahasan.
Kesimpulan
Senada dengan Thomas Lichona sebagai tokoh dalam bidang pendidikan karakter, upaya serius melibatkan tiga aspek siswa, antara lain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan mengetahuinya nantinya siswa akan mampu merasakan, kemudian timbul keinginan untuk benar-benar melakukan perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia (berkarakter baik). Penyelenggaraan Kuliatul Mualimin Al Islamiah agar berfungsi antara ilmu umum dan ilmu agama sehingga tidak terjadi perpecahan dalam ilmu.
Saran
Menurut KH Imam Zarkasyi, semakin banyak ilmu yang diperolehnya, maka semakin berbakti kepada pencipta segala ilmu. Oleh karena itu lembaga pendidikan harus membentuk dan memfasilitasi peserta didik menjadi individu yang baik dengan menanamkan karakter yang baik. Bagi pendidik dan tenaga pengajar, pendidikan karakter harus menjadi fokus dan wajib diterapkan pada peserta didik sedini mungkin.
Agar pendidikan karakter menjadi ruh dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi generasi yang bermartabat dan mampu meneruskan perjuangan agama dan bangsa. Bagi mahasiswa dapat mengembangkan penelitian ini karena penelitian ini masih fokus pada sistematisasi pendidikan karakter KH Imam Zarkasyi. Abu Bakar Yunus, Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga dengan judul Konsep Pemikiran Pendidikan KH Imam Zarkasyi dan Implementasinya di Pondok Pesantren Alumni, Disertasi di UIN Sunan Kalijaga, 2007.
Firmansyah Agus, The Concept of Children's Education in the Story of Ibrahim and Luqman (Study of Methods and Materials), Yogyakarta pps UIN Sunan Kalijaga, 2016. Maragustam, Philosophy of Islamic Education Towards Character Formation in Facing Global Currents, Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta , 2010 Marzuki, Implementacija izobraževalnega značaja na podlagi verskih vrednot, v. december 2011 Sanusi, Muhammad Husein, "Trimurti, Tracing the Traces, Synthesis and Geology of the Establishment of the Darussalam Gontor Modern Pondok", Yogyakarta.
Syukri Zarkasyi Abdullah, “Menggagas Pendidikan Karakter ala Gontor”, dalam Majalah Gontor, Rajab-Sya’ban 1432 H/ Juli 2011. Yapono, Abdurrahim, Filsafat Pendidikan dan Kurikulum Tersembunyi Dalam Perspektif KH Imam Zarkasyi, Jurnal Peradaban Islam Yunus, 10 Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Hidakarya. Zarkasyi, Imam, Diksi Kuliah Umum pada Pekan Perkenalan, Khuthbatu-l-lftitah/Khutbatu-l-‘Arsh, (Gontor: Pondok Modern Zarkasyi, Imam, Diksi Kuliah Umum pada Pekan Perkenalan, Khuthbatu-l-.