• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Maka<rimu Al-Akhla<q Karangan Syaikh Muhammad Bin S{a<lih Al-‘Uthaimi<N Kaitannya Dengan Pendidikan Karakter Dan Budaya Bangsa Indonesia

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Kitab Maka<rimu Al-Akhla<q Karangan Syaikh Muhammad Bin S{a<lih Al-‘Uthaimi<N Kaitannya Dengan Pendidikan Karakter Dan Budaya Bangsa Indonesia"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap khazanah pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan akhlak yang terdapat dalam kitab ‚Maka

Metode Penelitian

  • Pendekatan Dan Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Sumber datanya adalah kitab “Maka

Sistematika Pembahasan

Manakala pada bab ketiga, penyajian data yang memuat riwayat biografi Syaikh Muhammad Bin S{a

Pendidikan Akhlak

Pengertian Pendidikan Akhlak

Ibnu Maskawaih yang dikenal sebagai ahli terkemuka di bidang akhlaq mengatakan bahwa akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk bertindak tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Al-Jahij: akhlak adalah jiwa manusia yang selalu mewarnai setiap tindakan dan perbuatan, tanpa pertimbangan atau keinginan. Pendidikan moral merupakan hakikat pendidikan untuk semua jenis pendidikan, karena mengarah pada terciptanya perilaku fisik dan mental manusia agar manusia seimbang dalam arti diri dan luar diri.

Tujuan Pendidikan Akhlak

Dari penjelasan yang diberikan, jelaslah bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah menjadikan seseorang pribadi yang baik yang mampu membedakan antara yang baik dan yang buruk dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari guna mencapai kesempurnaan akhlak dan memperoleh kebahagiaan di dunia ini. dan di akhirat.

Ruang Lingkup Akhlak

Selaras dengan cinta, seorang muslim seharusnya dapat redha dengan segala peraturan dan ketetapan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan orang yang beriman untuk mengucapkan selawat dan salam kepada Nabi Muhammad. Justeru, demi menjaga maruah diri, setiap orang hendaklah menjauhi segala perbuatan dan perkataan yang dilarang oleh Allah SWT.

Pendidikan Karakter 1. Pengertian karakter

Pengertian pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah upaya sengaja untuk mengembangkan karakter yang baik berdasarkan Pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter adalah usaha sadar dan tulus yang dilakukan oleh seorang guru untuk menanamkan nilai-nilai kepada siswanya (Winton, 2010).

Pendidikan karakter telah menjadi gerakan pendidikan yang mendukung perkembangan sosial, perkembangan emosi dan perkembangan etika peserta didik. Departemen Pendidikan Amerika Serikat mendefinisikan pendidikan karakter sebagai berikut: “Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan berpikir dan bertindak yang dapat membantu orang hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat. Lickona (1991) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya tulus untuk membantu seseorang untuk memahami, peduli dan bertindak atas landasan inti dari nilai-nilai etika.

Secara sederhana, Lickona (2004) mendefinisikan pendidikan karakter sebagai upaya yang sengaja dirancang untuk meningkatkan karakter siswa. Sementara itu, Alfie Kohn dalam Noll (2006) mengatakan bahwa “pendidikan karakter dapat diartikan secara luas maupun sempit. Dalam arti sempit, pendidikan karakter diartikan sebagai semacam latihan moral yang mencerminkan nilai-nilai tertentu.

Pendidikan bermakna adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kehendak, dan tindakan untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut.

Tujuan pendidikan karakter

Dengan pendidikan karakter diharapkan mereka mampu meningkatkan dan menggunakan ilmu pendidikannya secara mandiri, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada tercapainya pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang sesuai standar kompetensi lulusan.

Nilai-nilai pendidikan karakter

Sikap dan tindakan yang sentiasa berusaha untuk mengetahui dengan lebih mendalam dan lebih luas daripada apa yang dipelajari, dilihat dan didengar. Sikap dan tindakan yang mendorongnya untuk mencipta sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengiktiraf serta menghormati kejayaan orang lain. Cara berfikir, berkelakuan dan bertindak yang mementingkan persamaan hak dan kewajipan diri sendiri dan orang lain.

3 Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, suku, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda dengan diri sendiri. 8 Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang demokratis yang menghargai hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain. Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat serta mengakui dan menghormati keberhasilan orang lain.

14 Cinta Damai Sikap, perkataan dan perbuatan yang membuat orang lain merasa senang dan aman di hadapannya. 17 Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya sendiri dan orang lain serta lingkungan sekitarnya.

Tabel 2.1 Nilai Karakter
Tabel 2.1 Nilai Karakter

Ciri dasar pendidikan karakter

Justru pada tiga perkara inilah didatangkan paksi akhlak yang baik terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Di mana tiada keraguan dan kerisauan dalam diri manusia dalam mengesahkan berita daripada Allah Subhanahu wa ta'ala. Dan akibat dari pengesahan berita oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ialah keyakinan berita, perlindungannya dan.

Yang tidak akan dapat masuk berita Allah Subhanahu wa Ta'ala dan berita Rasul-Nya Shallallahu 'alayhi wa Sallam tanpa keraguan dan kekeliruan. Beliau Shallallahu 'alayhi wa sallam tidak bercakap melainkan dengan apa yang Allah subhanahu wa ta'ala wahyukan kepadanya. Jika ia menolaknya, maka perangai yang demikian adalah akhlak yang buruk terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Maka, semua perbuatan tersebut meniadakan atau membatalkan akhlak yang baik dalam solat bersama Allah Subhanahu wa Ta'ala. 75. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta‟ala telah mengharamkan kami riba dengan larangan yang sangat keras. Ketiga: Antara cara berdoa yang baik kepada Allah Subhanahu wa Ta‟ala ialah menerima takdir-Nya yang baik dan buruk dengan redha dan sabar.

Namun, takdir Allah subhanahu wa ta'ala sangat beragam karena hikmah yang hanya Dia yang tahu. Atas dasar itu semua, sebenarnya bersikap santun kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala tentang takdir-Nya: rela, pasrah dan tenteram. Karena Allah subhanahu wa ta'ala telah memuji orang-orang yang pemaaf terhadap orang lain.

شل

ﺼل ِ

Burung itu mati, maka Abu 'Umair bersedih dan berdukacita, lalu Rasulullah s.a.w. berbaik-baik kepadanya dan berkata: "Wahai Abu 'Umair, apa yang Nughair lakukan?". Maksudnya: "Sesungguhnya masjid-masjid ini bukanlah tempat membuang sampah, tetapi sebagai tempat solat dan membaca al-Quran", atau sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam. Dan sisi terhormat akhlaknya, Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dalam kisah ini sangat jelas, di mana beliau, Shallallahu 'alaihi wa Sallam, tidak mencela orang Arab, tidak juga menyuruh para sahabatnya untuk memukulnya, tetapi beliau melepaskannya.

Hanya selepas itu Baginda Shallallahu 'alaihi wa Sallam memaklumkan kepadanya bahawa masjid bukanlah tempat seperti yang dilakukannya, tetapi tempat untuk mengerjakan solat, berzikir dan membaca al-Quran. Seorang lelaki bertemu dengannya Shallallahu "alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Rasulullah, celakalah aku!!,. Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam mengambil sebuah al-'Aroq atau bekas90 yang berisi kurma dan memberikannya kepada lelaki yang memberi.

Kemudian Rasulullah s.a.w. ketawa hingga nampak gigi hadapannya, lalu baginda bersabda: "Pergilah makan keluargamu!". Kemuliaan akhlak Nabi Shallallahu 'alayhi wa sallam dalam kisah ini sangat jelas di mana baginda tidak mencaci, tidak pula menghina bahkan mencela orang tersebut. Kerana seseorang datang kepadanya Shallallahu alayhi wa sallam dalam keadaan menyesal, bertaubat dan dikuasai ketakutan.

Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam pun melihat dengan ilmu dan hikmahnya bahawa lelaki itu tidak layak dicela, tetapi Shallallahu 'alayhi wa sallam menjelaskan kepadanya kebenaran yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menerimanya dengan penuh kelemahan. - sikap lembut dan sensitif. 91.

ANALISIS DATA

Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam kitab ‚Maka

Nilai pendidikan akhlak dalam “Maka

Karena dalam kitab “Maka

Dari analisis di atas dapat dikatakan bahwa nilai pendidikan akhlak dalam kitab “Maka

PENUTUP

Kesimpulan

SARAN

Gambar

Tabel 2.1 Nilai Karakter

Referensi

Dokumen terkait

By looking at other statements, by percentage of 70% that Hotels applying a green practice by operate Environmentally friendly hotel management level, implementation of