• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Semester

N/A
N/A
Artika Sari

Academic year: 2023

Membagikan "Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Semester "

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

X

PR Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Semester 1

Untuk SMA/MA Kelas X

Oleh:

Yudi Suparyanto Aprilia Nur Kurniawat

Khilya Fa’izia

(2)

BAB I BAB I

BAB II BAB II

BAB III

BAB III BAB IV BAB IV

(3)

Bab I Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Negara

Tujuan Pembelajaran:

Setelah melakukan diskusi tentang nilai Pancasila, peserta didik mampu

menjelaskan arti Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

Melalui kegiatan mencari contoh kasus pembagian kekuasaan, peserta didik mampu menunjukkan contoh pembagian kekuasaan dalam pemerintahan Indonesia dengan benar.

Setelah mengkaji tentang aktualisasi nilai Pancasila, peserta didik mampu

menunjukkan bentuk sikap gotong royong dalam masyarakat secara tepat.

Melalui kegiatan membuat makalah kelompok, peserta didik mampu

menunjukkan bentuk kegiatan kelompok yang mencerminkan nilai Pancasila dengan benar.

Tujuan Pembelajaran:

Setelah melakukan diskusi tentang nilai Pancasila, peserta didik mampu

menjelaskan arti Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.

Melalui kegiatan mencari contoh kasus pembagian kekuasaan, peserta didik mampu menunjukkan contoh pembagian kekuasaan dalam pemerintahan Indonesia dengan benar.

Setelah mengkaji tentang aktualisasi nilai Pancasila, peserta didik mampu

menunjukkan bentuk sikap gotong royong dalam masyarakat secara tepat.

Melalui kegiatan membuat makalah kelompok, peserta didik mampu

menunjukkan bentuk kegiatan kelompok yang mencerminkan nilai Pancasila dengan benar.

A. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Sila Pancasila

A. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Sila Pancasila

B. Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Republik Indonesia

B. Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Republik Indonesia

C. Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan C. Aktualisasi Nilai

Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

(4)

Perhatkan gambar di atas! Aktvitas pada gambar merupakan contoh perwujudan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Nilai pada sila berapakah yang diwujudkan?

(5)

A. Nila-Nilai yang Terkandung dalam Sila Pancasila

1. Katuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak- sanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

(6)

 Keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Taat menjalankan ajaran agama.

 Mengakui dan memberi kebebasan beragama dan beribadah sesuai ajaran agama kepada orang lain.

 Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain.

 Saling menghargai dan menghormati antarumat beragama.

 Keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Taat menjalankan ajaran agama.

 Mengakui dan memberi kebebasan beragama dan beribadah sesuai ajaran agama kepada orang lain.

 Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain.

 Saling menghargai dan menghormati antarumat beragama.

Nila Dasar dalam Sila

Pertama

(7)

Nila Dasar dalam Sila

Kedua

 Kesadaran berperilaku sesuai nilai-nilai moral dan hat nurani.

 Pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

 Mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar kemanusiaan.

 Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban.

 Memunculkan sikap tenggang rasa dalam hubungan sosial.

(8)

Nilai Dasar dalam Sila Ketiga

 Menghormati perbedaan dalam masyarakat.

 Menjalin kerja sama atau bergotong royong.

 Kebulatan tekad mewujudkan persatuan bangsa.

 Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.

 Cinta dan bangga pada bangsa dan kebudayaan Indonesia.

 Rela berkorban demi kehormatan bangsa dan negara Indonesia.

 Menghormati perbedaan dalam masyarakat.

 Menjalin kerja sama atau bergotong royong.

 Kebulatan tekad mewujudkan persatuan bangsa.

 Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.

 Cinta dan bangga pada bangsa dan kebudayaan Indonesia.

 Rela berkorban demi kehormatan bangsa dan negara Indonesia.

(9)

 Rakyat Indonesia pemegang kedaulatan.

 Demokrasi dalam politik, ekonomi, dan sosial.

 Musyawarah untuk mufakat.

 Menghormati keputusan bersama.

 Melaksanakan keputusan bersama.

Nilai dalam Sila

Keempat

(10)

Nilai Dasar dalam Sila Kelima

 Keadilan mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya.

 Adil terhadap sesama.

 Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Kerja sama untuk mendapatkan keadilan.

 Dermawan, hemat, sederhana, dan kerja keras.

 Menghargai hasil karya orang lain.

 Keadilan mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya.

 Adil terhadap sesama.

 Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

 Kerja sama untuk mendapatkan keadilan.

 Dermawan, hemat, sederhana, dan kerja keras.

 Menghargai hasil karya orang lain.

(11)

Tahukah Anda, Pancasila sepert buku manual

bagi bangsa Indonesia? Simak video berikut!

(12)

B. Penyelenggaraan Pemerintahan Indonesia

1. Pembagian

Kekuasaan 2. Pembagian

Kekuasaan dalam Pemerintahan

Indonesia

(13)

1. Pembagian Kekuasaan

John Locke John Locke

Montesquieu Montesquieu

Apa pengertian kekuasaan legislatif, eksekutif, yudikatif, dan federatif?

Apa pengertian kekuasaan legislatif, eksekutif, yudikatif, dan federatif?

Membagi kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif.

Membagi kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Kekuasaan legislatif, yaitu

kekuasaan membentuk undang- undang.

Kekuasaan eksekutif, yaitu

kekuasaan melaksanakan undang- undang.

Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan mempertahankan undang-undang dan mengadili pelanggaran undang-undang.

Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan melaksanakan hubungan luar negeri.

(14)

 Pembagian kekuasaan secara horizontal, yaitu pembagian kekuasaan yang dilakukan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu.

 Pembagian kekuasaan secara vertikal, yaitu pembagian kekuasaan yang dilakukan

berdasarkan tingkatan pemerintahannya.

2. Pembagian Kekuasaan dalam

Pemerintahan Indonesia

(15)

Kekuasaan Vertikal dan Horizontal

Vertikal Vertikal

 Kekuasaan pemerintah pusat

 Kekuasaan pemerintahan provinsi

 Kekuasaan pemerintahan kabupaten

 Kekuasaan pemerintah kota

# Dijelaskan dalam pasal 18 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945

Horizontal Horizontal

 Kekuasaan konstitutif

 Kekuasaan eksekutif

 Kekuasaan legislatif

 Kekuasaan yudikatif

 Kekuasaan

eksaminatif/inspektif

 Kekuasaan moneter

(16)

C. Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

Nilai Pancasila sebagai Etika dalam Kehidupan Bernegara

Penerapan Nilai Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD NRI Tahun 1945

Penerapan Nilai Pancasila dalam Kebijakan Negara

Bagaimana aktualisasi nilai-

nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara?

(17)

Etika merupakan cabang falsafah dan ilmu kemanusiaan yang

membahas sistem pemikiran mendasar tentang ajaran moral. Etika membahas cara dan alasan kita mengikuti ajaran moral tertentu.

Etika sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah yang beretika, tidak akan terjerumus dalam praktik korupsi. Adapun rakyat yang beretika akan memantapkan penyelenggaraan pemerintahan sehingga tercapai tujuan negara.

Apa itu etika?

Apa itu

etika?

(18)

Penerapan Nilai-Nilai Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara harus senantasa

diterapkan dalam kehidupan.

Pancasila harus menjadi jiwa

pembentukan peraturan perundang- undangan di Indonesia. Pancasila

juga menjadi acuan dalam

pembuatan kebijakan negara, baik di bidang politk, ekonomi, sosial budaya, agama, maupun bidang

pertahanan dan keamanan.

(19)

Tujuan Pembelajaran

 Setelah memahami materi, peserta didik mampu menguraikan ketentuan tentang wilayah, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan dengan tepat.

 Melalui tugas proyek, peserta didik mampu

menunjukkan sikap mendukung ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan baik.

 Setelah mengerjakan tugas dengan mandiri, peserta didik mampu menganalisis ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan benar.

 Melalui pengerjaan tugas dengan jujur, peserta didik telah menunjukkan dukungan terhadap ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan baik.

BAB II

Ketentuan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam UUD NRI Tahun 1945

BAB II

Ketentuan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam UUD NRI Tahun 1945

A. Wilayah Negara Indonesia

B. Warga Negara dan Penduduk Indonesia

C. Agama dan Kepercayaan

D. Pertahanan dan Keamanan Negara

Republik Indonesia

(20)

Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sungguh luas, bukan? Ketentuan tentang wilayah Indonesia diatur dalam UUD

NRI Tahun 1945. Selain mengatur wilayah negara, UUD NRI Tahun 1945 juga mengatur tentang penduduk, agama dan kepercayaan,

serta pertahanan dan keamanan. Mari pelajari bersama.

(21)

A. Wilayah Negara Indonesia

Ayo, nyanyikan lagu berikut!

Dari Sabang sampai Merauke Karya R. Suharjo

Dari Sabang sampai Merauke Berjajar Pulau-Pulau

Sambung menyambung menjadi satu Itulah Indonesia

Indonesia tanah airku aku berjanji padamu Menjunjung tanah airku

Tanah airku Indonesia

(22)

Bagaimana Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 tentang Wilayah Negara?

Wilayah negara diatur dalam pasal 25A BAB IX UUD NRI Tahun 1945 Wilayah negara diatur dalam pasal 25A BAB IX UUD NRI Tahun 1945

UUD NRI Tahun 1945

UUD NRI Tahun 1945

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri

Nusantara dengan wilayah yang batas- batas dan hak- haknya ditetapkan dengan undang- undang.

# dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri

Nusantara dengan wilayah yang batas- batas dan hak- haknya ditetapkan dengan undang- undang.

# dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-

Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.

Bunyi Pasal Bunyi

Pasal

Ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 menjelaskan bahwa wilayah NKRI yang selanjutnya disebut wilayah negara adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di

bawahnya, serta ruang udara di atasnya

termasuk seluruh kekayaan yang

terkandung di dalamnya.

Ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 menjelaskan bahwa wilayah NKRI yang selanjutnya disebut wilayah negara adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di

bawahnya, serta ruang udara di atasnya

termasuk seluruh kekayaan yang

terkandung di dalamnya.

Hasil Penjabaran

Hasil Penjabaran

Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2008,

wilayah NKRI meliputi

Wilayah daratan

Wilayah perairan

Wilayah udara Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2008,

wilayah NKRI meliputi

Wilayah daratan

Wilayah perairan

Wilayah udara

Kesimpulan mengenai

wilayah Kesimpulan

mengenai wilayah

(23)

Wilayah Daratan, Perairan, dan Udara

Wilayah daratan Indonesia terdiri atas kepulauan yang dihubungkan

oleh perairan

Wilayah perairan Indonesia berdasarkan

Konvensi Hukum Laut Internasional dibagi menjadi tiga sebagai

berikut.

Laut teritorial

 Landas kontinen

Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)

Wilayah udara Indonesia adalah

seluas wilayah teritorialnya

# Berdasarkan teori kedaulatan negara, Konvensi Paris, dan Konvensi Chicago.

Wilayah Daratan

Perairan

Wilayah Udara

(24)

B. Warga Negara dan Penduduk Indonesia B. Warga Negara dan

Penduduk Indonesia

Coba cermat kartu tanda penduduk (KTP) milik kedua orang tua Anda.

Informasi apa yang Anda temukan?

(25)

Apa yang dimaksud warga negara Indonesia?

Apakah sama dengan penduduk?

Warga Negara

Indonesia (WNI) Penduduk Indonesia Yang menjadi warga

negara Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli

dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara

# Pasal 26 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945

Yang menjadi warga negara Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli

dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara

# Pasal 26 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945

Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal

di Indonesia.

# Pasal 26 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945

(26)

Tentang Warga Negara Tentang Warga Negara

Asas

Ius soli (tanah kelahiran) Ius sanguinis (keturunan atau pertalian darah)

Asas

Ius soli (tanah kelahiran) Ius sanguinis (keturunan atau pertalian darah)

• Kelahiran, pengangkatan, naturalisasi, dan melalui pernyataan memilih

Cara memperoleh kewarganegaraan Cara memperoleh kewarganegaraan

Memperoleh kewarganegaraan lain, tdak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain,

dinyatakan hilang kewarganegaraan, masuk dinas asing, dst

Hilangnya

Kewarganegaraan Indonesia

Hilangnya

Kewarganegaraan Indonesia

Hak warga negara dijelaskan dalam pasal 27 ayat (1)- (3) UUD NRI Tahun 1945. Adapun hak asasi manusia dijelaskan dalam pasal 28 dan 28A-28J

Hak Warga Negara

Hak Warga Negara

Akibat (apatride atau tdak berkewarganegaraan dan bipatride atau

berkewarganegaraan ganda)

(27)

Ada beberapa tanggal ditandai dengan warna

merah. Coba amat keterangan di bawah.

Biasanya tanggal merah tersebut untuk memperingat hari-hari pentng. Salah satunya hari

besar keagamaan. Tanggal tersebut dijadikan hari libur

nasional. Itulah wujud jaminan negara terhadap

agama dan keyakinan di Indonesia.

C. Agama dan Keyakinan C. Agama dan Keyakinan

Amat gambar

berikut ini!

(28)

Jaminan Kebebasan Beragama

UUD NRI Tahun

1945

Pasal 28E Ayat (1) UUD NRI

Tahun 1945

Pasal 28E Ayat (2) UUD NRI

Tahun 1945

Pasal 29E Ayat (1) UUD NRI

Tahun 1945 Pasal 29E

Ayat (2) UUD NRI Tahun

1945

(29)

Trikerukunan Umat Beragama

Trikerukunan Umat Beragama

Membina kerukunan beragama dapat dilakukan dengan menerapkan

trikerukunan umat beragama sebagai berikut.

 Kerukunan intern umat beragama.

Kerukunan antarumat beragama.

Kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah.

(30)

Apa yang harus dibela?

Kewajiban siapa?

Dengan

Apa?

.

D. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia D. Pertahanan dan Keamanan

Negara Republik Indonesia

(31)

Pertahanan negara menurut pasal 1 angka 1 UU No. 3 Tahun 2002 tentang

Pertahanan Negara

Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap

keutuhan bangsa dan negara

Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan

negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap

keutuhan bangsa dan negara

(32)

Pertahanan Negara

Upaya pertahanan

negara bersifat semesta didasarkan pada

kesadaran hak dan

kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Upaya pertahanan

negara bersifat semesta didasarkan pada

kesadaran hak dan

kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

Hakikat

Hakikat

Menjaga dan melindungi

kedaulatan negara,

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan

keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.

Menjaga dan melindungi kedaulatan negara,

keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, dan

keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.

Tujuan Tujuan

Prinsip demokrasi, hak asasi manusia,

kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional, dan

kebiasaan internasional, serta prinsip hidup

berdampingan secara damai.

Prinsip demokrasi, hak asasi manusia,

kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional, dan

kebiasaan internasional, serta prinsip hidup

berdampingan secara damai.

Dasar

Dasar Mewujudkan dan

mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagai satu kesatuan pertahanan.

Mewujudkan dan

mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

sebagai satu kesatuan pertahanan.

Fungsi Fungsi

(33)

Kewajiban membela

negara

Seluruh warga negara Indonesia wajib dan berhak membela negara.

Seluruh warga negara Indonesia wajib dan berhak membela negara.

Penyelenggaraan pertahanan

negara

Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina

kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta

menanggulangi setiap ancaman.

Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina

kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta

menanggulangi setiap ancaman.

Sistem pertahanan

Indonesia

Sistem pertahanan negara Indonesia adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta

Sistem pertahanan negara Indonesia adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta

Bentuk pertahanan

negara

Pendidikan

Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, Pengabdian

sebagai TNI, dan pengabdian

profesi.

Pendidikan

Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, Pengabdian

sebagai TNI, dan pengabdian

profesi.

Kesadaran Bela Negara

Kesadaran Bela

Negara

(34)

BAB III

Lembaga Negara BAB III

Lembaga Negara

A. Struktur Politk Indonesia

B. Fungsi dan Kewenangan

Lembaga Negara

C. Penerapan Pemerintahan yang Baik (Good

Governance) Tujuan Pembelajaran:

 Setelah mengerjakan tugas, peserta didik mampu menemutunjukkan hubungan lembaga negara dalam menjalankan kewenangannya dengan sistemats.

 Melalui pengenalan teknologi, peserta didik mampu memanfaatkannya untuk menyalurkan aspirasi

dengan bijak.

 Setelah menyaksikan video, peserta didik mampu menguraikan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan terperinci.

 Setelah memahami materi, peserta didik mampu bekerja sama dengan baik dalam kehidupan sehari- hari dengan jujur, amanah, dan terintegrasi.

(35)

Pernahkah Anda mengikut kegiatan berikut?

Pada kegiatan di atas siswa yang terpilih akan menduduki jabatan sebagai ketua. Kemudian ketua menunjuk sekretaris dan bendahara. Tahukah Anda,

lembaga-lembaga negara juga dipilih untuk mengisi jabatan-jabatan tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan? Simak pembahasan

berikut!

(36)

Struktur politik pemerintahan yang berkaitan dengan lembaga

negara. Suprastruktur politik merupakan lembaga pembuat

keputusan politik yang sah.

Struktur politik pemerintahan yang berkaitan dengan lembaga

negara. Suprastruktur politik merupakan lembaga pembuat

keputusan politik yang sah.

Mesin politik masyarakat yang terdiri atas beberapa kelompok

yang dibentuk berdasarkan kesamaan sosial, ekonomi, tujuan dan kesamaan lainnya.

Mesin politik masyarakat yang terdiri atas beberapa kelompok

yang dibentuk berdasarkan kesamaan sosial, ekonomi, tujuan dan kesamaan lainnya.

Suprastruktur Politik Infrastruktur Politik

A.Struktur Politk Indonesia

(37)

Lembaga-Lembaga Negara

KPU Bank Sentral

KY MA MK

MPR DPD DPR

Presiden BPK

UUD 1945

(38)

Majelis

Permusyawaratan Rakyat

Dewan Perwakilan Daerah

Mahkamah Konstitusi

Komisi Yudisial

#Mencakup lembaga negara dalam bagan susunan lembaga

negara sesudah amandemen UUD NRI Tahun 1945.

Contoh Suprastruktur

Politik Contoh Suprastruktur

Politik

(39)

1. Partai politik

2. Kelompok kepentingan (Interest Group)

3. Kelompok penekan (Pressure Group) 4. Media komunikasi politik

5. Tokoh politik (Political Figure)

Contoh Infrastruktur Politik

(40)

Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DaerahDewan Pertimbangan

Lembaga Legislatif

B.

Fungsi dan Kewenanga n Lembaga Negara

Presiden dan wakil presiden

Kementerian negara

Lembaga Eksekutif

Lembaga Yudikatif

AgungMahkamah

KonstitMahkausimah

Lembaga Eksaminatif

BPK

(41)

1. Asas dan prinsip pemerintahan yang baik

1. Asas dan prinsip pemerintahan yang baik

2. Faktor pendukung dan penghambat pemerintahan yang baik

2. Faktor pendukung dan penghambat pemerintahan yang baik

C. Penerapan Pemerintahan yang

Baik (Good Governance)

(42)

Asas-Asas Pemerintahan yang Baik

Kepastian

hukum Keseimbangan Ketidakber- pihakan

Kecermatan motivasidan

Tidak menyalah-

gunakan wewenang

Keterbukaan Kepentingan umum

Pelayanan yang baik

(43)

Prinsip Pemerintahan yang Baik

Akuntabilitas transparansidan

Keterbukaan partisipasi masyarakat

Efisiensi dan efektivitas

Supremasi hukum

(44)

Faktor Pendukung dan Penghambat

Pemerintahan yang Baik

Pendukung Penghambat - Partisipasi Pemerintah

- Partisipasi Masyarakat - Sarana dan Prasarana - Sumber Daya Manusia

- Integritas pegawai pemerintahan yang rendah.

- Kondisi politik dalam negeri kurang demokratis.

- Krisis ekonomi.

- Partisipasi masyarakat kurang.

- Sistem hukum yang lemah.

(45)

Tujuan Pembelajaran

 Setelah menganalisis pelaksanaan demokrasi, peserta didik mampu membedakan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah dengan tepat.

 Setelah membaca cerita, peserta didik dapat

menghormat nilai tentang hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut UUD NRI Tahun 1945 dengan baik.

 Melalui telaah buku, peserta didik mampu

menyimpulkan tentang hubungan fungsional dan struktural pemerintah pusat dan daerah dengan tepat.

 Melalui diskusi kelompok, peserta didik memiliki keterampilan mengolah informasi dengan baik.

BAB IV Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Menurut UUD NRI Tahun 1945 BAB IV Hubungan Pemerintah Pusat dan

Daerah Menurut UUD NRI Tahun 1945

A. Otonomi Daerah Menurut UUD NRI Tahun 1945

B. Kewenangan Pemerintah Pusat

C. Pemerintah Daerah

D. Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

(46)

Pernahkah Anda

berkunjung ke tempat wisata berikut?

Tempat tersebut pernah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban

dunia. Tak ayal jika candi Borobudur sering dikunjungi

wisatawan. Tahukah Anda, pengelolaan objek wisata di

setap daerah menjadi kewenangan daerah setempat?

Hal tersebut merupakan bagian dari hubungan pemerintah pusat

dan daerah. Ayo, pahami penjelasan pada bab ini!

(47)

Kewenangan untuk mengatur (mengurus) sendiri atau

kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri

UUD NRI Tahun 1945

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

Meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah

Prinsip otonomi dinamis Prinsip otonomi nyata

Prinsip otonomi yang bertanggung jawab

Otonomi Daerah Otonomi

Daerah

Pengertan Dasa

r Hukum

Tujuan Prinsip

A. Otonomi Daerah Menurut

UUD NRI Tahun 1945

(48)

Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintahan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintahan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

Menurut pasal 1 ayat (10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah provinsi, kabupaten/kota, dan/atau desa untuk melaksanakan tugas- tugas tertentu.

Menurut pasal 1 ayat (10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah provinsi, kabupaten/kota, dan/atau desa untuk melaksanakan tugas- tugas tertentu.

Asas-Asas Otonomi Daerah

Asas Desentralisasi

Asas Dekonsentrasi

Asas Tugas Pembantuan

(49)

Fungsi Pemerintahan Pusat

B. Kewenangan

Pemerintah Pusat

Pelayanan dilakukan tanpa diskriminasi.

Semua orang

memiliki hak sama.

Fungsi Layanan

ekonomi.Menyediakan infrastruktur

jasa kolektif.Menyediakan barang dan

masyarakat.Menjembatani konflik dalam

Menjaga stabilitas ekonomi.

barang dan jasa.setiap individu teMenjamin akses mrhadap inimal

Fungsi Pengaturan

Fungsi Pemberdayaan

Melalui fungsi ini pemerintah akfasilitator dan muntuk membamasyarakat an menjadi otivator ntu

meningkatkan kemampuan dalam menghadapi phidup.ersoalan

(50)

Urusan Pem erin

tahan

Ab solut

Pol • it k lu ar ne ger i

Per • tah an an

Kea • man

an

Mo • net er dan f ska l

nas ion al

Yus • tsi

Aga • ma

Urusan Pem

erin tah

Ko nku

ren

Uru san p em eri nta han in i

dib agi an tar a p em eri nta h

pu sat , d ae rah p ro vin si, dan

dae rah ka bu pat en /kot a.

Urus an

Pem erin

tahan

Um um

Uru san Pe me rin tah an

um um m en jad i

kew en an gan p res id en

seb aga i k ep ala

pe mer in tah an .

Peran Pemerintah Pusat

Peran Pemerintah Pusat

(51)

Pembangunan

Tata ruang

Ketertiban umum

Sarana dan prasarana umum

Kesehatan

Pendidikan

Lingkungan hidup

Ketenagakerjaan

Masalah sosial

Kepastian hukum

Kepentingan umum

Keterbukaan

Proporsionalitas

Profesionalitas

Akuntabilitas

Efisiensi

Efektivitas

Keadilan

A sp ek K ew en an ga n A sp ek K ew en an ga n A sa s P en ye le ng ga ra an A sa s P en ye le ng ga ra an

Kewenangan Pemerintah

Daerah Kewenangan

Pemerintah Daerah

C. Pemerintah D aerah

(52)

Satuan-Satuan Khusus dan Istimewa Pemerintahan Daerah

1. Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 2. Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Provinsi Aceh

4. Otonomi Khusus Papua

(53)

Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang

menitikberatkan pada struktur atau hubungan kelembagaan.

Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang

menitikberatkan pada struktur atau hubungan kelembagaan.

Hubungan fungsional Hubungan fungsional

Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang

menitikberatkan pada fungsi atau pelaksanaan kewenangan hubungan pusat dan daerah.

Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang

menitikberatkan pada fungsi atau pelaksanaan kewenangan hubungan pusat dan daerah.

Hubungan Struktural

D. Hubungan Pemerintah Pusat

dan Pemerintah Daerah

(54)

Contoh

1. Hubungan struktural eksekutif dengan pemerintah daerah.

2. Hubungan struktural pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pembentukan perangkat daerah.

Hubungan fungsional pemerintah pusat dan daerah terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya.

Hubungan Struktural Hubungan Fungsional

(55)

Kriteria Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Eksternalitas, Akuntabilitas, dan Efisiensi

Eksternalitas, Akuntabilitas, dan Efisiensi

(56)

Penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan ditentukan

berdasarkan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.

Eksternalitas

Penanggung jawab penyelenggaraan suatu urusan pemerintah ditentukan berdasarkan kedekatannya dengan luas, besaran, dan jangkauan

dampak yang timbul akibat

penyelenggaraan suatu urusan pemerintah.

Akuntabilitas

Penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat daya guna paling tinggi yang dapat diperoleh.

Efisiensi

(57)

Salam Persatuan

Terima kasih

Referensi

Dokumen terkait

PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Setelah perubahan UUD NRI 1945 maka Berdasarkan pada pasal 124