X
PR Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Semester 1
Untuk SMA/MA Kelas X
Oleh:
Yudi Suparyanto Aprilia Nur Kurniawat
Khilya Fa’izia
BAB I BAB I
BAB II BAB II
BAB III
BAB III BAB IV BAB IV
Bab I Nilai-Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Negara
Tujuan Pembelajaran:
Setelah melakukan diskusi tentang nilai Pancasila, peserta didik mampu
menjelaskan arti Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Melalui kegiatan mencari contoh kasus pembagian kekuasaan, peserta didik mampu menunjukkan contoh pembagian kekuasaan dalam pemerintahan Indonesia dengan benar.
Setelah mengkaji tentang aktualisasi nilai Pancasila, peserta didik mampu
menunjukkan bentuk sikap gotong royong dalam masyarakat secara tepat.
Melalui kegiatan membuat makalah kelompok, peserta didik mampu
menunjukkan bentuk kegiatan kelompok yang mencerminkan nilai Pancasila dengan benar.
Tujuan Pembelajaran:
Setelah melakukan diskusi tentang nilai Pancasila, peserta didik mampu
menjelaskan arti Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa.
Melalui kegiatan mencari contoh kasus pembagian kekuasaan, peserta didik mampu menunjukkan contoh pembagian kekuasaan dalam pemerintahan Indonesia dengan benar.
Setelah mengkaji tentang aktualisasi nilai Pancasila, peserta didik mampu
menunjukkan bentuk sikap gotong royong dalam masyarakat secara tepat.
Melalui kegiatan membuat makalah kelompok, peserta didik mampu
menunjukkan bentuk kegiatan kelompok yang mencerminkan nilai Pancasila dengan benar.
A. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Sila Pancasila
A. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Sila Pancasila
B. Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Republik Indonesia
B. Penyelenggaraan Pemerintahan Negara Republik Indonesia
C. Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan C. Aktualisasi Nilai
Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Perhatkan gambar di atas! Aktvitas pada gambar merupakan contoh perwujudan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Nilai pada sila berapakah yang diwujudkan?
A. Nila-Nilai yang Terkandung dalam Sila Pancasila
1. Katuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak- sanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Taat menjalankan ajaran agama.
Mengakui dan memberi kebebasan beragama dan beribadah sesuai ajaran agama kepada orang lain.
Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain.
Saling menghargai dan menghormati antarumat beragama.
Keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Taat menjalankan ajaran agama.
Mengakui dan memberi kebebasan beragama dan beribadah sesuai ajaran agama kepada orang lain.
Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain.
Saling menghargai dan menghormati antarumat beragama.
Nila Dasar dalam Sila
Pertama
Nila Dasar dalam Sila
Kedua
Kesadaran berperilaku sesuai nilai-nilai moral dan hat nurani.
Pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar kemanusiaan.
Mewujudkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban.
Memunculkan sikap tenggang rasa dalam hubungan sosial.
Nilai Dasar dalam Sila Ketiga
Menghormati perbedaan dalam masyarakat.
Menjalin kerja sama atau bergotong royong.
Kebulatan tekad mewujudkan persatuan bangsa.
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
Cinta dan bangga pada bangsa dan kebudayaan Indonesia.
Rela berkorban demi kehormatan bangsa dan negara Indonesia.
Menghormati perbedaan dalam masyarakat.
Menjalin kerja sama atau bergotong royong.
Kebulatan tekad mewujudkan persatuan bangsa.
Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi.
Cinta dan bangga pada bangsa dan kebudayaan Indonesia.
Rela berkorban demi kehormatan bangsa dan negara Indonesia.
Rakyat Indonesia pemegang kedaulatan.
Demokrasi dalam politik, ekonomi, dan sosial.
Musyawarah untuk mufakat.
Menghormati keputusan bersama.
Melaksanakan keputusan bersama.
Nilai dalam Sila
Keempat
Nilai Dasar dalam Sila Kelima
Keadilan mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya.
Adil terhadap sesama.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Kerja sama untuk mendapatkan keadilan.
Dermawan, hemat, sederhana, dan kerja keras.
Menghargai hasil karya orang lain.
Keadilan mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya.
Adil terhadap sesama.
Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Kerja sama untuk mendapatkan keadilan.
Dermawan, hemat, sederhana, dan kerja keras.
Menghargai hasil karya orang lain.
Tahukah Anda, Pancasila sepert buku manual
bagi bangsa Indonesia? Simak video berikut!
B. Penyelenggaraan Pemerintahan Indonesia
1. Pembagian
Kekuasaan 2. Pembagian
Kekuasaan dalam Pemerintahan
Indonesia
1. Pembagian Kekuasaan
John Locke John Locke
Montesquieu Montesquieu
Apa pengertian kekuasaan legislatif, eksekutif, yudikatif, dan federatif?
Apa pengertian kekuasaan legislatif, eksekutif, yudikatif, dan federatif?
• Membagi kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan federatif.
• Membagi kekuasaan menjadi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
• Kekuasaan legislatif, yaitu
kekuasaan membentuk undang- undang.
• Kekuasaan eksekutif, yaitu
kekuasaan melaksanakan undang- undang.
• Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan mempertahankan undang-undang dan mengadili pelanggaran undang-undang.
• Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan melaksanakan hubungan luar negeri.
Pembagian kekuasaan secara horizontal, yaitu pembagian kekuasaan yang dilakukan menurut fungsi lembaga-lembaga tertentu.
Pembagian kekuasaan secara vertikal, yaitu pembagian kekuasaan yang dilakukan
berdasarkan tingkatan pemerintahannya.
2. Pembagian Kekuasaan dalam
Pemerintahan Indonesia
Kekuasaan Vertikal dan Horizontal
Vertikal Vertikal
Kekuasaan pemerintah pusat
Kekuasaan pemerintahan provinsi
Kekuasaan pemerintahan kabupaten
Kekuasaan pemerintah kota
# Dijelaskan dalam pasal 18 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
Horizontal Horizontal
Kekuasaan konstitutif
Kekuasaan eksekutif
Kekuasaan legislatif
Kekuasaan yudikatif
Kekuasaan
eksaminatif/inspektif
Kekuasaan moneter
C. Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
Nilai Pancasila sebagai Etika dalam Kehidupan Bernegara
Penerapan Nilai Pancasila dalam Pasal-Pasal UUD NRI Tahun 1945
Penerapan Nilai Pancasila dalam Kebijakan Negara
Bagaimana aktualisasi nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara?
Etika merupakan cabang falsafah dan ilmu kemanusiaan yang
membahas sistem pemikiran mendasar tentang ajaran moral. Etika membahas cara dan alasan kita mengikuti ajaran moral tertentu.
Etika sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemerintah yang beretika, tidak akan terjerumus dalam praktik korupsi. Adapun rakyat yang beretika akan memantapkan penyelenggaraan pemerintahan sehingga tercapai tujuan negara.
Apa itu etika?
Apa itu
etika?
Penerapan Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara harus senantasa
diterapkan dalam kehidupan.
Pancasila harus menjadi jiwa
pembentukan peraturan perundang- undangan di Indonesia. Pancasila
juga menjadi acuan dalam
pembuatan kebijakan negara, baik di bidang politk, ekonomi, sosial budaya, agama, maupun bidang
pertahanan dan keamanan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami materi, peserta didik mampu menguraikan ketentuan tentang wilayah, warga negara dan penduduk, agama dan kepercayaan, serta pertahanan dan keamanan dengan tepat.
Melalui tugas proyek, peserta didik mampu
menunjukkan sikap mendukung ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan baik.
Setelah mengerjakan tugas dengan mandiri, peserta didik mampu menganalisis ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan benar.
Melalui pengerjaan tugas dengan jujur, peserta didik telah menunjukkan dukungan terhadap ketentuan dalam UUD NRI Tahun 1945 dengan baik.
BAB II
Ketentuan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam UUD NRI Tahun 1945
BAB II
Ketentuan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam UUD NRI Tahun 1945
A. Wilayah Negara Indonesia
B. Warga Negara dan Penduduk Indonesia
C. Agama dan Kepercayaan
D. Pertahanan dan Keamanan Negara
Republik Indonesia
Wilayah Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Sungguh luas, bukan? Ketentuan tentang wilayah Indonesia diatur dalam UUD
NRI Tahun 1945. Selain mengatur wilayah negara, UUD NRI Tahun 1945 juga mengatur tentang penduduk, agama dan kepercayaan,
serta pertahanan dan keamanan. Mari pelajari bersama.
A. Wilayah Negara Indonesia
Ayo, nyanyikan lagu berikut!
Dari Sabang sampai Merauke Karya R. Suharjo
Dari Sabang sampai Merauke Berjajar Pulau-Pulau
Sambung menyambung menjadi satu Itulah Indonesia
Indonesia tanah airku aku berjanji padamu Menjunjung tanah airku
Tanah airku Indonesia
Bagaimana Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 tentang Wilayah Negara?
Wilayah negara diatur dalam pasal 25A BAB IX UUD NRI Tahun 1945 Wilayah negara diatur dalam pasal 25A BAB IX UUD NRI Tahun 1945
UUD NRI Tahun 1945
UUD NRI Tahun 1945
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas- batas dan hak- haknya ditetapkan dengan undang- undang.
# dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah yang batas- batas dan hak- haknya ditetapkan dengan undang- undang.
# dijelaskan lebih lanjut dalam Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara.
Bunyi Pasal Bunyi
Pasal
Ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 menjelaskan bahwa wilayah NKRI yang selanjutnya disebut wilayah negara adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di
bawahnya, serta ruang udara di atasnya
termasuk seluruh kekayaan yang
terkandung di dalamnya.
Ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 menjelaskan bahwa wilayah NKRI yang selanjutnya disebut wilayah negara adalah salah satu unsur negara yang merupakan satu kesatuan wilayah daratan, perairan pedalaman, perairan kepulauan, dan laut teritorial beserta dasar laut dan tanah di
bawahnya, serta ruang udara di atasnya
termasuk seluruh kekayaan yang
terkandung di dalamnya.
Hasil Penjabaran
Hasil Penjabaran
Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2008,
wilayah NKRI meliputi
• Wilayah daratan
• Wilayah perairan
• Wilayah udara Berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang- Undang Nomor 43 Tahun 2008,
wilayah NKRI meliputi
• Wilayah daratan
• Wilayah perairan
• Wilayah udara
Kesimpulan mengenai
wilayah Kesimpulan
mengenai wilayah
Wilayah Daratan, Perairan, dan Udara
Wilayah daratan Indonesia terdiri atas kepulauan yang dihubungkan
oleh perairan
Wilayah perairan Indonesia berdasarkan
Konvensi Hukum Laut Internasional dibagi menjadi tiga sebagai
berikut.
Laut teritorial
Landas kontinen
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Wilayah udara Indonesia adalah
seluas wilayah teritorialnya
# Berdasarkan teori kedaulatan negara, Konvensi Paris, dan Konvensi Chicago.
Wilayah Daratan
Perairan
Wilayah Udara
B. Warga Negara dan Penduduk Indonesia B. Warga Negara dan
Penduduk Indonesia
Coba cermat kartu tanda penduduk (KTP) milik kedua orang tua Anda.
Informasi apa yang Anda temukan?
Apa yang dimaksud warga negara Indonesia?
Apakah sama dengan penduduk?
Warga Negara
Indonesia (WNI) Penduduk Indonesia Yang menjadi warga
negara Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara
# Pasal 26 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
Yang menjadi warga negara Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara
# Pasal 26 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal
di Indonesia.
# Pasal 26 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945
Tentang Warga Negara Tentang Warga Negara
Asas
Ius soli (tanah kelahiran) Ius sanguinis (keturunan atau pertalian darah)
Asas
Ius soli (tanah kelahiran) Ius sanguinis (keturunan atau pertalian darah)
• Kelahiran, pengangkatan, naturalisasi, dan melalui pernyataan memilih
Cara memperoleh kewarganegaraan Cara memperoleh kewarganegaraan
• Memperoleh kewarganegaraan lain, tdak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain,
dinyatakan hilang kewarganegaraan, masuk dinas asing, dst
Hilangnya
Kewarganegaraan Indonesia
Hilangnya
Kewarganegaraan Indonesia
Hak warga negara dijelaskan dalam pasal 27 ayat (1)- (3) UUD NRI Tahun 1945. Adapun hak asasi manusia dijelaskan dalam pasal 28 dan 28A-28J
Hak Warga Negara
Hak Warga Negara
Akibat (apatride atau tdak berkewarganegaraan dan bipatride atau
berkewarganegaraan ganda)
Ada beberapa tanggal ditandai dengan warna
merah. Coba amat keterangan di bawah.
Biasanya tanggal merah tersebut untuk memperingat hari-hari pentng. Salah satunya hari
besar keagamaan. Tanggal tersebut dijadikan hari libur
nasional. Itulah wujud jaminan negara terhadap
agama dan keyakinan di Indonesia.
C. Agama dan Keyakinan C. Agama dan Keyakinan
Amat gambar
berikut ini!
Jaminan Kebebasan Beragama
UUD NRI Tahun
1945
Pasal 28E Ayat (1) UUD NRI
Tahun 1945
Pasal 28E Ayat (2) UUD NRI
Tahun 1945
Pasal 29E Ayat (1) UUD NRI
Tahun 1945 Pasal 29E
Ayat (2) UUD NRI Tahun
1945
Trikerukunan Umat Beragama
Trikerukunan Umat Beragama
Membina kerukunan beragama dapat dilakukan dengan menerapkan
trikerukunan umat beragama sebagai berikut.
Kerukunan intern umat beragama.
Kerukunan antarumat beragama.
Kerukunan antarumat beragama dengan pemerintah.
Apa yang harus dibela?
Kewajiban siapa?
Dengan
Apa?
.D. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia D. Pertahanan dan Keamanan
Negara Republik Indonesia
Pertahanan negara menurut pasal 1 angka 1 UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara
Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara
Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara
Pertahanan Negara
Upaya pertahanan
negara bersifat semesta didasarkan pada
kesadaran hak dan
kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Upaya pertahanan
negara bersifat semesta didasarkan pada
kesadaran hak dan
kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Hakikat
Hakikat
Menjaga dan melindungikedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Menjaga dan melindungi kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.
Tujuan Tujuan
Prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional, dan
kebiasaan internasional, serta prinsip hidup
berdampingan secara damai.
Prinsip demokrasi, hak asasi manusia,
kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional, hukum internasional, dan
kebiasaan internasional, serta prinsip hidup
berdampingan secara damai.
Dasar
Dasar Mewujudkan dan
mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai satu kesatuan pertahanan.
Mewujudkan dan
mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
sebagai satu kesatuan pertahanan.
Fungsi Fungsi
Kewajiban membela
negara
• Seluruh warga negara Indonesia wajib dan berhak membela negara.
• Seluruh warga negara Indonesia wajib dan berhak membela negara.
Penyelenggaraan pertahanan
negara
• Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina
kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta
menanggulangi setiap ancaman.
• Pertahanan negara diselenggarakan melalui usaha membangun dan membina
kemampuan, daya tangkal negara dan bangsa, serta
menanggulangi setiap ancaman.
Sistem pertahanan
Indonesia
• Sistem pertahanan negara Indonesia adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
• Sistem pertahanan negara Indonesia adalah sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
Bentuk pertahanan
negara
• Pendidikan
Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, Pengabdian
sebagai TNI, dan pengabdian
profesi.
• Pendidikan
Kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran, Pengabdian
sebagai TNI, dan pengabdian
profesi.
Kesadaran Bela Negara
Kesadaran Bela
Negara
BAB III
Lembaga Negara BAB III
Lembaga Negara
A. Struktur Politk Indonesia
B. Fungsi dan Kewenangan
Lembaga Negara
C. Penerapan Pemerintahan yang Baik (Good
Governance) Tujuan Pembelajaran:
Setelah mengerjakan tugas, peserta didik mampu menemutunjukkan hubungan lembaga negara dalam menjalankan kewenangannya dengan sistemats.
Melalui pengenalan teknologi, peserta didik mampu memanfaatkannya untuk menyalurkan aspirasi
dengan bijak.
Setelah menyaksikan video, peserta didik mampu menguraikan penyelenggaraan pemerintahan yang baik dengan terperinci.
Setelah memahami materi, peserta didik mampu bekerja sama dengan baik dalam kehidupan sehari- hari dengan jujur, amanah, dan terintegrasi.
Pernahkah Anda mengikut kegiatan berikut?
Pada kegiatan di atas siswa yang terpilih akan menduduki jabatan sebagai ketua. Kemudian ketua menunjuk sekretaris dan bendahara. Tahukah Anda,
lembaga-lembaga negara juga dipilih untuk mengisi jabatan-jabatan tertentu dalam penyelenggaraan pemerintahan? Simak pembahasan
berikut!
Struktur politik pemerintahan yang berkaitan dengan lembaga
negara. Suprastruktur politik merupakan lembaga pembuat
keputusan politik yang sah.
Struktur politik pemerintahan yang berkaitan dengan lembaga
negara. Suprastruktur politik merupakan lembaga pembuat
keputusan politik yang sah.
Mesin politik masyarakat yang terdiri atas beberapa kelompok
yang dibentuk berdasarkan kesamaan sosial, ekonomi, tujuan dan kesamaan lainnya.
Mesin politik masyarakat yang terdiri atas beberapa kelompok
yang dibentuk berdasarkan kesamaan sosial, ekonomi, tujuan dan kesamaan lainnya.
Suprastruktur Politik Infrastruktur Politik
A.Struktur Politk Indonesia
Lembaga-Lembaga Negara
KPU Bank Sentral
KY MA MK
MPR DPD DPR
Presiden BPK
UUD 1945
Majelis
Permusyawaratan Rakyat
Dewan Perwakilan Daerah
Mahkamah Konstitusi
Komisi Yudisial
#Mencakup lembaga negara dalam bagan susunan lembaga
negara sesudah amandemen UUD NRI Tahun 1945.
Contoh Suprastruktur
Politik Contoh Suprastruktur
Politik
1. Partai politik
2. Kelompok kepentingan (Interest Group)
3. Kelompok penekan (Pressure Group) 4. Media komunikasi politik
5. Tokoh politik (Political Figure)
Contoh Infrastruktur Politik
Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
DaerahDewan Pertimbangan
Lembaga Legislatif
B.
Fungsi dan Kewenanga n Lembaga Negara
Presiden dan wakil presiden
Kementerian negara
Lembaga Eksekutif
Lembaga Yudikatif
AgungMahkamah
KonstitMahkausimah
Lembaga Eksaminatif
BPK
1. Asas dan prinsip pemerintahan yang baik
1. Asas dan prinsip pemerintahan yang baik
2. Faktor pendukung dan penghambat pemerintahan yang baik
2. Faktor pendukung dan penghambat pemerintahan yang baik
C. Penerapan Pemerintahan yang
Baik (Good Governance)
Asas-Asas Pemerintahan yang Baik
Kepastian
hukum Keseimbangan Ketidakber- pihakan
Kecermatan motivasidan
Tidak menyalah-
gunakan wewenang
Keterbukaan Kepentingan umum
Pelayanan yang baik
Prinsip Pemerintahan yang Baik
Akuntabilitas transparansidan
Keterbukaan partisipasi masyarakat
Efisiensi dan efektivitas
Supremasi hukum
Faktor Pendukung dan Penghambat
Pemerintahan yang Baik
Pendukung Penghambat - Partisipasi Pemerintah
- Partisipasi Masyarakat - Sarana dan Prasarana - Sumber Daya Manusia
- Integritas pegawai pemerintahan yang rendah.
- Kondisi politik dalam negeri kurang demokratis.
- Krisis ekonomi.
- Partisipasi masyarakat kurang.
- Sistem hukum yang lemah.
Tujuan Pembelajaran
Setelah menganalisis pelaksanaan demokrasi, peserta didik mampu membedakan hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat dan daerah dengan tepat.
Setelah membaca cerita, peserta didik dapat
menghormat nilai tentang hubungan pemerintah pusat dan daerah menurut UUD NRI Tahun 1945 dengan baik.
Melalui telaah buku, peserta didik mampu
menyimpulkan tentang hubungan fungsional dan struktural pemerintah pusat dan daerah dengan tepat.
Melalui diskusi kelompok, peserta didik memiliki keterampilan mengolah informasi dengan baik.
BAB IV Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah Menurut UUD NRI Tahun 1945 BAB IV Hubungan Pemerintah Pusat dan
Daerah Menurut UUD NRI Tahun 1945
A. Otonomi Daerah Menurut UUD NRI Tahun 1945
B. Kewenangan Pemerintah Pusat
C. Pemerintah Daerah
D. Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
Pernahkah Anda
berkunjung ke tempat wisata berikut?
Tempat tersebut pernah menjadi salah satu dari tujuh keajaiban
dunia. Tak ayal jika candi Borobudur sering dikunjungi
wisatawan. Tahukah Anda, pengelolaan objek wisata di
setap daerah menjadi kewenangan daerah setempat?
Hal tersebut merupakan bagian dari hubungan pemerintah pusat
dan daerah. Ayo, pahami penjelasan pada bab ini!
Kewenangan untuk mengatur (mengurus) sendiri atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri
UUD NRI Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
Meningkatkan pelayanan publik dan memajukan perekonomian daerah
Prinsip otonomi dinamis Prinsip otonomi nyata
Prinsip otonomi yang bertanggung jawab
Otonomi Daerah Otonomi
Daerah
Pengertan Dasa
r Hukum
Tujuan Prinsip
A. Otonomi Daerah Menurut
UUD NRI Tahun 1945
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintahan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintahan kepada gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
Menurut pasal 1 ayat (10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah provinsi, kabupaten/kota, dan/atau desa untuk melaksanakan tugas- tugas tertentu.
Menurut pasal 1 ayat (10) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah provinsi, kabupaten/kota, dan/atau desa untuk melaksanakan tugas- tugas tertentu.
Asas-Asas Otonomi Daerah
Asas Desentralisasi
Asas Dekonsentrasi
Asas Tugas Pembantuan
Fungsi Pemerintahan Pusat
B. Kewenangan
Pemerintah Pusat
Pelayanan dilakukan tanpa diskriminasi.
Semua orang
memiliki hak sama.
Fungsi Layanan
ekonomi.Menyediakan infrastruktur
jasa kolektif.Menyediakan barang dan
masyarakat.Menjembatani konflik dalam
Menjaga stabilitas ekonomi.
barang dan jasa.setiap individu teMenjamin akses mrhadap inimal
Fungsi Pengaturan
Fungsi Pemberdayaan
Melalui fungsi ini pemerintah akfasilitator dan muntuk membamasyarakat an menjadi otivator ntu
meningkatkan kemampuan dalam menghadapi phidup.ersoalan
Urusan Pem erin
tahan
Ab solut
Pol • it k lu ar ne ger i
Per • tah an an
Kea • man
an
Mo • net er dan f ska l
nas ion al
Yus • tsi
Aga • ma
Urusan Pem
erin tah
Ko nku
ren
Uru san p em eri nta han in i
dib agi an tar a p em eri nta h
pu sat , d ae rah p ro vin si, dan
dae rah ka bu pat en /kot a.
Urus an
Pem erin
tahan
Um um
Uru san Pe me rin tah an
um um m en jad i
kew en an gan p res id en
seb aga i k ep ala
pe mer in tah an .
Peran Pemerintah Pusat
Peran Pemerintah Pusat
Pembangunan
Tata ruang
Ketertiban umum
Sarana dan prasarana umum
Kesehatan
Pendidikan
Lingkungan hidup
Ketenagakerjaan
Masalah sosial
Kepastian hukum
Kepentingan umum
Keterbukaan
Proporsionalitas
Profesionalitas
Akuntabilitas
Efisiensi
Efektivitas
Keadilan
A sp ek K ew en an ga n A sp ek K ew en an ga n A sa s P en ye le ng ga ra an A sa s P en ye le ng ga ra an
Kewenangan Pemerintah
Daerah Kewenangan
Pemerintah Daerah
C. Pemerintah D aerah
Satuan-Satuan Khusus dan Istimewa Pemerintahan Daerah
1. Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 2. Daerah Istimewa Yogyakarta 3. Provinsi Aceh
4. Otonomi Khusus Papua
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang
menitikberatkan pada struktur atau hubungan kelembagaan.
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang
menitikberatkan pada struktur atau hubungan kelembagaan.
Hubungan fungsional Hubungan fungsional
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang
menitikberatkan pada fungsi atau pelaksanaan kewenangan hubungan pusat dan daerah.
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah yang
menitikberatkan pada fungsi atau pelaksanaan kewenangan hubungan pusat dan daerah.
Hubungan Struktural
D. Hubungan Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah
Contoh
1. Hubungan struktural eksekutif dengan pemerintah daerah.
2. Hubungan struktural pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam pembentukan perangkat daerah.
Hubungan fungsional pemerintah pusat dan daerah terletak pada visi, misi, tujuan, dan fungsinya.
Hubungan Struktural Hubungan Fungsional
Kriteria Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Eksternalitas, Akuntabilitas, dan Efisiensi
Eksternalitas, Akuntabilitas, dan Efisiensi
Penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan ditentukan
berdasarkan luas, besaran, dan jangkauan dampak yang timbul akibat penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan.
Eksternalitas
Penanggung jawab penyelenggaraan suatu urusan pemerintah ditentukan berdasarkan kedekatannya dengan luas, besaran, dan jangkauan
dampak yang timbul akibat
penyelenggaraan suatu urusan pemerintah.
Akuntabilitas
Penyelenggaraan suatu urusan pemerintahan ditentukan berdasarkan perbandingan tingkat daya guna paling tinggi yang dapat diperoleh.
Efisiensi