PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Jenis legum (Fabales) memiliki beberapa ciri yang dapat diamati mulai dari aspek habitus atau perawakan, akar (Radix), batang (Caulis), daun (Folium), bunga (Flos), buah (Fructus) dan biji (Sperma). . . Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu daerah yang banyak dijumpai tumbuhan polong-polongan (Fabales). Dari hasil observasi yang peneliti lakukan langsung di lapangan, maka peneliti memilih lokasi penelitian di desa Kekait kecamatan Gunung Sari kabupaten Lombok Barat untuk mendapatkan jenis tumbuhan polong-polongan (Fabales) yang dilihat berdasarkan ketinggian tempat. negara.
Oleh karena itu, untuk mengetahui jenis tumbuhan polong (Fabales), peneliti akan melakukan karakterisasi morfologi tumbuhan tersebut.
Rumusan Masalah
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi UIN Mataram dapat dijadikan referensi atau rujukan dalam praktek dan pembelajaran biologi. Bagi institusi UIN Mataram dapat mendukung peningkatan kegiatan belajar mengajar guna menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
Telaah Pustaka
Tanaman ini merupakan tanaman berumur panjang (abadi), yang tumbuh kuat berupa tanaman merambat dan merambat yang tumbuh menjalar, sehingga cepat menutupi tanah dengan tinggi antara 40-45 cm dalam waktu 4-8 bulan setelah tanam. . Tumbuhan ini berasal dari Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, Hindia Timur dan Barat serta beberapa negara di Asia. Tumbuhan ini merupakan legum berumur pendek (setahun) yang tumbuh menjadi sulur dengan daun yang lebar.
Tumbuhan ini merupakan legum berumur panjang yang merambat dan memanjat dengan sistem perakaran yang luas dan dalam. Tanaman ini merupakan tanaman legum berumur panjang, dengan cabang-cabang yang tumbuh ke atas yang tingginya dapat mencapai 1 m dan akan tumbuh semakin tinggi. Tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, tumbuhan ini memiliki fungsi multifungsi sehingga tumbuhan ini tersebar luas di dunia.
Tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan diintroduksi ke Kepulauan Pasifik, Filipina, Indonesia, Papua Nugini, Malaysia dan Afrika Barat, kini tumbuh di daerah tropis. Tumbuhan ini menghasilkan banyak biji, menghasilkan sedikit kayu dan pakan, digunakan sebagai kayu bakar, pohon peneduh. Spesies raksasa: Tinggi tanaman ini bisa mencapai 20 meter dengan daun besar, berbunga dua kali setahun dan menghasilkan sedikit biji, berasal dari Amerika Tengah dan Meksiko, menghasilkan lebih banyak biomassa daripada spesies biasa.
Jenis semak: Ini adalah tanaman berukuran sedang hingga 10 meter, dengan banyak cabang, yang menghasilkan lebih banyak pakan ternak. Tumbuhan ini tersebar luas di Florida, Hindia Barat, Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Tanaman ini merupakan legum berumur panjang, dapat mencapai 20 tahun bahkan lebih, tingginya dapat mencapai 4,3-5,5 m ketika berumur 1 tahun dan 8 meter dengan diameter batang 10 cm ketika berumur 3 tahun dan mencapai ketinggian maksimumnya. sepanjang 10 meter dengan diameter batang sekitar 30 cm.
Tanaman ini dapat tumbuh di iklim tropis seperti Indonesia dengan ketinggian 1-1200 m dpl.
Kerangka Teori
Kerangka teori di atas menjelaskan bahwa peneliti akan melakukan penelitian terkait dengan keanekaragaman jenis legum (Fabales). Objek yang akan diteliti adalah tumbuhan polong-polongan (Fabales) yang dilihat berdasarkan ketinggian. Jadi semakin rendah elevasi suatu tempat atau semakin tinggi suatu tempat maka dapat mempengaruhi jumlah jenis tanaman yang dapat tumbuh.
Contoh: Legum atau tumbuhan polongan (Fabales) biasanya terdapat di daerah kering dan jarang ditemukan di tempat yang lembab. Masalah lainnya adalah Desa Kekait Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat merupakan daerah yang agak kering yang mengakibatkan terjadinya erosi (pengikisan tanah) dan degradasi (alih fungsi) lahan pertanian yang mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman tumbuhan terutama leguminosa ( kacang-kacangan). Fabel). Oleh karena itu, peneliti akan mengidentifikasi jenis kacang-kacangan (Fabales) yang masih dapat ditemukan di daerah tersebut.
Metode Penelitian
Untuk membatasi penyelidikan, peneliti secara substansial akan menempati lokasi di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan perbuatan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, dll - kacang-kacangan (Fabales). Untuk mempertajam penelitian, peneliti menarik sumber data dari berbagai referensi, seperti buku dan majalah tentang kacang-kacangan (Fabales).
Pengumpulan beberapa sampel kacang-kacangan (Fabales) di lahan datar dan dataran tinggi berbukit di Desa Kekait, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Setelah sampel/wadah kering, sampel siap ditempelkan pada kertas manila dan direkatkan pada kertas manila, atau dapat juga diplester agar sampel yang kering bersih. Menentukan ciri-ciri morfologi jenis tumbuhan yang ditemukan kupu-kupu (Fabales) berdasarkan ciri-ciri akar, batang, daun, bunga (bila ada) dan biji (bila ada).
Identifikasi ini mengacu pada jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan spesies legum (Fabales). Dalam penelitian ini, secara teknis data akan disajikan dalam bentuk teks naratif dan gambar tumbuhan yang akan ditemukan. Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan. .
Secara teknis, proses penarikan kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan dengan membahas data yang ditemukan di lapangan dengan teori-teori yang terdapat pada bab tinjauan pustaka. Selain itu, triangulasi teori dapat menambah kedalaman pemahaman selama peneliti mampu menggali pengetahuan teori secara mendalam tentang hasil analisis data yang diperoleh 37 Teori tersebut akan diperoleh dari jurnal dan referensi lain yang relevan dengan hasil penelitian.
Sistematika Pembahasan
Selanjutnya pada bagian Bab III pembahasan ini menjelaskan tentang proses analisis hasil penelitian sebagaimana diuraikan pada Bab II dari perspektif penelitian atau kerangka teori sebagaimana diuraikan pada pendahuluan.
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
- Jenis Polong-polongan (Fabales)
- Tabel Karakter
- Kunci determinasi
- Karakter yang dimiliki
- Persebaran jenis polong-polongan (Fabales)
Di daerah perbukitan atau di Desa Batu Butir dapat dijumpai beberapa jenis tumbuhan seperti : Telapak Tangan (Arenga pinnata), Centro (Centrosema pubescens Benth.), Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.), Lamtoro (Leucaena ). leucochepala (Lam.) de wit) dan Putri Malu (Mimosa pudica L.). Habitus perdu, bentuk daun (Circumscriptio) lonjong (Oblongus), daun berwarna hijau, ujung daun (Apex folli) membulat terbelah (Retusus-Rotundatus), pangkal daun (Basis folli) membulat (Rotundatus), tepi daun (Margo folli) rata (Integer), permukaan daun halus (Laevis), urat daun (Nervatio atau Venatio) menyirip (Penninervis). Habitus perdu, bentuk daun (Circumscriptio) lonjong (Ovatus), warna daun hijau muda-tua, ujung daun (Apex folli) runcing (Acutus), pangkal daun (Basis folli) membulat (Rotundus), tepi daun (Margo folli) rata ( Bilangan bulat), permukaan daun halus ( Laevis), venasi daun (Nervatio atau Venatio) menyirip (Penninervis), bunga merah muda (Flos), biji (Biji) berwarna coklat dan berbentuk pipih, sistem akar tunggang (Radix primaria).
Menurut kebiasaannya, terdapat 3 spesies yang memiliki kebiasaan lebat yaitu Komak (Lablab purpureus (L.) Sweet), Centro (Centrosema pubescens Benth.) dan Putri malu (Mimosa pudica L.). Dilihat dari bentuk daunnya, Komak (Lablab purpureus (L.) sweet) memiliki bentuk daun delta, sedangkan Centro (Centrosema pubescens Benth.) dan Putri malu (Mimosa pudica L.) memiliki bentuk daun memanjang. Selanjutnya permukaan daun koma (Lablab purpureus (L.) Manis) berbulu halus, sedangkan bagian tengah (Centrosema pubescens Benth.) dan puteri pemalu (Mimosa pudica L.) memiliki permukaan daun yang licin.
Kemudian pada pucuk daun comak (Lablab purpureus (L.) Sweet) memiliki ujung daun yang runcing, centro (Centrosema pubescens Benth.) memiliki ujung daun yang runcing dan gadis pemalu (Mimosa pudica L.) memiliki ujung daun yang runcing. tip . Pada ketinggian 0-100 m/mbs (dpl) ditemukan 6 jenis legum (Fabales) antara lain: Komak (Lablab purpureus (L.) Manis), Centro (Centrosema pubescens Benth.), Putri malu (Mimosa pudica L .) , Turi (Sesbania grandiflora L.), Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) dan Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.) Hal ini menunjukkan bahwa ketinggian masih optimal karena jenis tanaman yang ditemukan berbeda. Tabel 2.2 di atas menunjukkan pada ketinggian 100-200 m/md (dpl) ditemukan 5 jenis tumbuhan polong-polongan (Fabales) antara lain: Komak (Lablab purpureus (L.) Sweet), Centro (Centrosema pubescens Benth. ), Putri malu (Mimosa pudica L.), Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit) dan Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.).
Tabel 2.2 di atas menunjukkan ketinggian 200-300 m/dpl (dpl) ditemukan 3 jenis legum (Fabales), antara lain: Centro (Centrosema pubescens Benth.), Putri Maluku (Mimosa pudica L.), dan Lamtoro (Leucaena ) leucocephala (Lam.) de Wit). Pada ketinggian 300-400 m/dpl (dpl) ditemukan 4 jenis legum (Fabales), antara lain: Centro (Centrosema pubescens Benth.), Putri malu (Mimosa pudica L.), Lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam ) . .) de Wit), dan Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.).
PEMBAHASAN
Jenis Tanaman Polong-polongan (Fabales) pada masing-masing
Pada ketinggian 100-200 m/dpl. (di atas permukaan laut) ditemukan tiga tumbuhan Centro (Centrosema pubescens Benth.). Pada ketinggian 200-300 m/dpl. (di atas permukaan laut) terdapat tumbuhan Centro (Centrosema pubescens Benth.), sebanyak 8 tumbuhan. Pada ketinggian 300-400 m/dpl. (di atas permukaan laut) ditemukan jenis tumbuhan Centro (Centrosema pubescens Benth.).
Pada ketinggian 200-300 m/dpl. (di atas permukaan laut) ditemukan 2 jenis Putri Maluku (Mimosa pudica L.). Pada ketinggian 0-100 m/dpl. (diatas permukaan laut) ditemukan 3 jenis tumbuhan turi (Sesbania grandiflora L.). Pada ketinggian 200-300 m/dpl. (di atas permukaan laut) terdapat dua tumbuhan lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de wit).
Pada ketinggian 300-400 m/dpl (dpl) ditemukan empat tumbuhan lamtoro (Leucaena leucocephala (Lam.) de wit). Pada ketinggian 0-100 m/dpl (dpl) ditemukan tiga tumbuhan Gamal (Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.). Pada ketinggian 100-200 m/dpl (dpl) ditemukan 1 tanaman Gliricidia sepium (Jacq.) Steud.).
Pada ketinggian 200-300 m/dpl (dpl) tanaman yang paling banyak ditemukan adalah tanaman sentro (Centrosema pubescens Benth.) dengan jumlah 8 tanaman. Pada ketinggian 300-400 m/dpl (dpl) ketinggian tertinggi berada di atas permukaan laut dan jenis leguminosa (Fabales) yang paling banyak dijumpai adalah gamal (Gliricidia sepium) dengan jumlah 5 tanaman.
PENUTUP
Kesimpulan
Bagi mahasiswa agar mampu mengembangkan penelitian sejenis tentang keanekaragaman jenis tumbuhan polong-polongan (Fabales). Andy wijanarko dan A.A Rahmianna, “Implikasi sifat fisik dan kimia tanah pada ketinggian yang berbeda untuk budidaya kacang tanah di Sumba Timur, NTT, seminar hasil penelitian berbagai tanaman kacang tanah dan umbi-umbian, 2017, hlm. Cecep kusmana dan Agus Hikmat,” Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia", Jurnal Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Vol.
Kemendiknas, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: .2008), Http://kbbi.web.id/anekaragam, diakses 28 Oktober 2019, di 13.32 WITA. Lokakarya Nasional Tanaman Pakan, (Bogor: Puslitbang Peternakan Badan Litbang Pertanian, 2005), hlm.