• Tidak ada hasil yang ditemukan

penelitian 182be0c5cdcd5072bb1864cdee4d3d6e 1526945206

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "penelitian 182be0c5cdcd5072bb1864cdee4d3d6e 1526945206"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN CLOSED CIRCUIT

TELEVISION (CCTV) SEBAGAI INSTRUMEN PENGAWASAN KEGIATAN PEMBELAJARAN

DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKA RAYA

ABDUL AZIS, M.Pd.

NIP 19760807 200003 1 004

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALANGKA RAYA

2017

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat dan telah tersebar dalam segala bidang seperti pendidikan, pemerintahan, kedokteran, dan sebagainya. Tidak bisa dihindari dan dipungkiri bahwa semuanya telah menggunakan berbagai alat teknologi misalnya media belajar, sumber belajar, sarana pembelajaran termasuk dalam sistem pengawasan proses kegiatan pembelajaran serta keamanan di sekolah.

Salah satu produk teknologi yang sering digunakan saat ini adalah CCTV (Closed Circuit Television). Alat ini berfungsi untuk memantau atau mengontrol segala kegiatan secara vital (audio visual) di suatu kawasan atau ruang tertentu, setiap saat, tanpa membutuhkan operator yang harus mengawasi selalu. Keberadaan CCTV tentunya sangat menguntungkan dan membantu berbagai pihak termasuk guru dan pengelola lembaga pendidikan, karena dapat mempermudah pengawasan dalam berbagai kegiatan di sekolah baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa.

Berdasarkan hasil observasi, bahwa di Madrasah Tsanawiyah Muslimat Nahdhatul Ulama (MTs Muslimat NU) sudah dipasang beberapa CCTV.

Penggunaan CCTV ini diharapkan dapat membantu sekolah dalam melakukan pengawasan terhadap berbagai kegiatan di sekolah khususnya yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Keberadaan CCTV ini menjadi penting sebagai instrumen pengawasan terhadap guru dan siswa baik di kelas maupun di luar

(3)

kelas. Selanjutnya, keberadaan CCTV ini juga diharapkan dapat meminimalisir tindakan dan perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa maupun pihak lain.

Pengawasan ini menjadi sangat diperlukan mengingat selama ini dalam kegiatan pembelajaran masih belum berjalan maksimal, karena kadang-kadang masih ada guru yang datang terlambat mengajar dan kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya, bahkan tidak hadir pada saat jadwal mengajarnya sehingga siswa menjadi ribut dan tidak jarang mengganggu kelas yang lain.

Ada pula guru yang pada saat mengajar “asyik” dengan gadget-nya, dan siswa

disuruh mencatat bahan pelajaran di papan tulis. Di sisi yang lain, siswa juga pernah mengalami kehilangan baik barang maupun uang di tas di dalam kelas, dan sepeda di tempat parkir.

Kondisi ini menarik untuk dikaji dan diteliti, mengingat MTs Muslimat NU merupakan salah satu MTs swasta yang telah menggunakan CCTV sebagai instrumen pengawasan, padahal sekolah ini secara manjemen berada di bawah Yayasan Muslimat NU yang sumber pendanaannya sangat terbatas dan mengandalkan dana BOS, SPP siswa dan komite madrasah. Namun karena komitmen pihak madrasah yang sangat tinggi terhadap peningkatan kualitas pembelajarannya, maka CCTV ini pun menjadi perhatian dan prioritas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(4)

1. Mengapa menggunakan CCTV sebagai instrumen pengawasan kegiatan pembelajaran di MTs Muslimat NU Palangka Raya?

2. Bagaimana dampak penggunaan CCTV terhadap kegiatan pembelajaran di MTs Muslimat NU Palangka Raya?

3. Bagaimana dampak penggunaan CCTV terhadap perilaku siswa di MTs Muslimat NU Palangka Raya?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan alasan menggunakan CCTV sebagai instrumen pengawasan kegiatan pembelajaran di MTs Muslimat NU Palangka Raya.

2. Untuk mendapatkan informasi tentang dampak penggunaan CCTV terhadap kegiatan pembelajaran di MTs Muslimat NU Palangka Raya.

3. Untuk mendeskripsikan dampak penggunaan CCTV terhadap perilaku siswa di MTs Muslimat NU Palangka Raya.

Adapun hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai informasi dan masukan pihak sekolah terutama MTs NU dan juga sekolah yang lain termasuk IAIN Palangka Raya, tentang manfaat dan dampak yang diperoleh dari penggunaan CCTV ini sebagai instrumen pengawasan kegiatan pembelajaran sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

(5)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Closed Circuit Television (CCTV) 1. Pengertian CCTV

Menurut Herman Dwi Surjono (1996:8): “Closed Circuit Television (CCTV) merupakan alat perekaman yang menggunakan satu atau lebih kamera video dan menghasilkan data video atau audio. CCTV memiliki manfaat sebagai dapat merekam segala aktifitas dari jarak jauh tanpa batasan jarak, dapat memantau dan merekam segala bentuk aktifitas yang terjadi dilokasi pengamatan dengan menggunakan laptop atau PC secara real time dari mana saja, dan dapat merekam seluruh kejadian secara 24 jam, atau dapat merekam ketika terjadi gerakan dari daerah yang terpantau.”

CCTV adalah penggunaan video kamera yang mentransmisi sinyal atau penyiaran tertuju kepada lingkup perangkat tertentu, yakni kepada seperangkat monitor “spesifik-terbatas‟. Penyiaran CCTV tidak secara“bebas‟dapat ditangkap oleh monitor lain selain monitor“spesifik- terbatas‟yang telah disediakan. CCTV dewasa ini sudah marak digunakan untuk menunjang pengawasan suatu area tertentu, terutama utnuk keperluan pengamanan dan pengamatan kondisi).

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa CCTV merupakan alat perekaman yang kinerjanya dapat memantau 24 jam,

(6)

sehingga setiap kejadian dapat dilihat mealui CCTV dengan menggunakan komputer. CCTV merupakan suatu alat pengawasan yang sangat penting karena dapat membantu kegiatan belajar mengajar.

Dengan demikian, pihak sekolah dapat terbantu dengan adanya alat CCTV.

2. Tujuan CCTV

Tujuan CCTV sangat penting untuk keamanan disegala situasi, baik disekolah maupun tempat yang perlu pengawasan yang dianggap penting dan memantau kejadian-kejadian yang dianggap melanggar.

Tujuan dari CCTV adalah sebagai berikut:

a) Deterance/Faktor Pencegahan: Pelaku kriminal seringkali mengurungkan niat/takut setelah melihat adanya kamera CCTV yang sudah terpasang di tempat sasaran apabila sasaran memiliki kamera CCTV.

b) Monitoring/Pemantauan: System CCTV berguna untuk memonitoring/mengawasi keadaan dan kegiatan di lokasi yang terpasang kamera CCTV.

c) Intensify/Peningkatan Kinerja: Dengan adanya system CCTV terbukti meningkatkan kinerja karyawan secara signifikan.

d) Investigation/Penyelidikan: System closed CCTV berguna untuk menunjang penyelidikan tindak kejahatan yang telah terjadi.

(7)

e) Evidence/Bukti: Hasil rekaman video CCTV dapat dijadikan bukti tindak kejahatan/kriminal.

Berdasarkan tujuan diatas maka media Closed Circuit Television (CCTV) sangat penting dan berguna dari tindak kejahatan yang dapat merugikan seseorang, selain sebagai pengawasan media CCTV dapat membantu pihak sekolah baik kepala sekolah guru dan murid. Dari pihak sekolah, kepala sekolah bisa mengawasi proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas.

3. Manfaat CCTV di lingkungan sekolah a) Manfaat CCTV Untuk Kelas

Media CCTV pada awalnya lebih dimanfaatkan sebagai perangkat keamanan, namun kini perangkat tersebut banyak digunakan didalam lingkungan pendidikan. Seperti diungkapkan Wes Fernly (2008:41) dalam situs All CCTV info, menyebutkan CCTV sebagai perangkat Surveillance, dimana karena keamanan adalah hal yang penting dan menjadi prioritas, maka video surveillance perlu dikembangkan sebagai alat bantu mengawasi keamanan dan meningkatkan keselamatan. Ia juga menyatakan bahwa video surveillance baik untuk dimanfaatkan di dalam sekolah maupun kampus sebagai area yang banyak dilalui orang dan keamanan bagi menjadi prioritas di dalamnya.

Penempatan kamera CCTV di lingkungan sekolah termasuk hal yang penting. Misal penempatan kamera CCTV pada gerbang masuk, lorong kelas, tempat parkir, ruang lab dan ruang guru. Untuk

(8)

penempatan kamera CCTV pada gerbang masuk ini berfungsi untuk mengawasi siapa yang sering datang terlambat baik guru maupun murid dan untuk lorong kelas ini berfungsi untuk mengamati lalu lalang peserta didik yang keluar kelas. Untuk manfaat kamera CCTV non akademis yaitu pengawasan tempat parkir atau inventaris sekolah di laboratorium agar selalu aman dan terpantau. Berbagai manfaat kamera CCTV untuk sekolah, kamera CCTV dapat terus di kembangkan untuk memantau berbagai kegiatan pendidikan.

Penggunaan CCTV dalam lingkungan sekolah diharapkan mampu memberikan efek positif dan mencipatakan kondisi pendidikan yang lebih bermutu tinggi. Langkah pengawasan proses pembelajaran melalui perangkat CCTV pada dasarnya memiliki seperti pengawasan proses pembelajaran pada umumnya, yang membedakan bahwa terdapat penggunaan alat yang memudahkan dan cara pelaksanaanya yang dapat dibandingkan pengawasan dengan cara terdahulu. Penggunaan CCTV dalam pengawasan kegiatan pendidikan disekolah diharapkan bisa jadi pencapaian tujuan pendidikan lebih efektif dan efisien dan sesuai dengan kriteria yang ada.

b. Manfaat CCTV sebagai pengawasan pembelajaran

Mengacu pada tahapan kegiatan pengawasan proses pembelajaran yang dinyatakan dalam PP No. 19 Tahun 2005, bahwa pengawasan proses pembelajaran mencakup kegiatan: pemantauan, supervisi,

(9)

evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut. Maka jika ditambah dengan komponen CCTV didalamnya, tahapannya menjadi seperti berikut:

1) Pemantauan, kegiatan mengamati oleh kepala sekolah terhadap guru didalam aktivitas pembelajrannya, yang mencakup:

a) Pemantauan pelaksanaan pembelajaran melalui CCTV b) Pemantauan pelaksanaan bimbingan melalui CCTV c) Pemantauan hasil belajar siswa

d) Pemantauan pelaksanaan ujian melalui CCTV

e) Pemantauan terhadap pemanfaatan sumber-sumber belajar f) Pemantauan terhadap rapat guru

2) Supervisi, sebagai suatu upaya pembinaan intensif dari atasan kepada bawahan, dilakukan dengn pendekatan-pendekatan tertentu yang continu/berkelanjutan.

a) Pembinaan terhadap guru dalam peningkatan profesionalisme guru dan peningkatan pembelajaran.

b) Memberikan pengarahan kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif dan efesien.

c) Memberikan pembimbingan yang kontinu (baik kolektif maupu indvidu).

3) Evaluasi, pemberian nilai pada suatu kondisi pada tahapan ini dilakukan analisi atas kesenjangan yang ada anatara standar tugas dengan kenyataan tersebut sebagai sesuai standar atau tidak.

(10)

a) Pengevaluasian terhadap kegiatan pemanfaatan sumber-sumber dalam pembelajaran.

b) Pengevaluasian terhadap pelakasanaan kurikulum (relevasi), dengan pelaksanaan pembelajaran.

c) Pengevaluasian terhadap hasil belajar.

d) Pelaporan, kegiatan pelaporan perkembangan dan hasil pengawasan kepada warga sekolah yang dipimpinya, pada dan dewan komite sekolah (dalam rapat).

Empat langkah hal tersebut diatas dilakukan secara berurut dan penuh tanggung jawab, dan pemanfaatan CCTV sebagai alat bantu kegiatan pengawasan diyakini akan memberikan kontribusi pada kegiatan pengawasan.

c. CCTV sebagai media evaluasi pembelajaran.

Hasil rekaman kamera CCTV dapat berfungsi sebagai media evaluasi yang tepat untuk memaksimalkan cara terbaik untuk penyampaian informasi di ruang kelas, mengetahui aktivitas peserta didik. Kamera CCTV juga dapat digunakan untuk penunjang pengembangan guru atau tenaga pengajar. CCTV dapat dimanfaatkan dalam penelitian cara pembelajarannya, contohnya dalam kegiatan evaluasi pengajaran terbuka para guru pengamat tidak perlu berada di ruangan yang sama dengan guru yang akan di evaluasi, mereka akan mengamati langsung dari ruangan terpisah. Hasil rekaman CCTV ini juga

(11)

dapat di gunakan kembali untuk di cermati di kemudian hari, sehingga menjadi bahan acuan untuk kedepannya.

B. Pembelajaran

1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses kegiatan belajar mengajar yang juga berperan dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Dari proses pembelajaran itu akan terjadi sebuah kegiatan timbal balik antara guru dengan siswa untuk menuju tujuan yang lebih baik. Oleh karena itu, proses pembelajaran musik yang tepat di ekstrakurikuler band sangat dibutuhkan dalam kegiatan berkesenian untuk menghasilkan sebuah karya musik (lagu) melalui aransemen yang pada akhirnya lagu tersebut terkesan baru dan siswa mampu untuk membawakan musik dengan baik.

Untuk melakukan sebuah proses pembelajaran, terlebih dahulu harus dipahami pengertian dari kata pembelajaran.

Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya terdapat kegiatan interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2001:461). Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Antara dua komponen tersebut harus terjalin interaksi yang saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal.

Menurut pendapat Bafadal (2005:11), pembelajaran dapat diartikan sebagai “segala usaha atau proses belajar mengajar dalam

(12)

rangka terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien”.

Sejalan dengan itu, Jogiyanto (2007:12) juga berpendapat bahwa pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi suatu situasi yang dihadapi dan karakteristik-karakteristik dari perubahan aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan berdasarkan kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-perubahan sementara.

Pengertian proses pembelajaran antara lain menurut Rooijakkers (1991:114): “Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaanprogram pendidikan”

Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Winkel (1991:200)

“proses pembelajaran adalah suatu aktivitas psikis atau mental yang

berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran adalah segala upaya bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi, dengan harapan pengetahuan yang diberikan bermanfaat dalam diri siswa dan menjadi landasan belajar yang berkelanjutan, serta diharapkan adanya perubahan-perubahan yang

(13)

lebih baik untuk mencapai suatu peningkatan yang positif yang ditandai dengan perubahan tingkah laku individu demi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Sebuah proses pembelajaran yang baik akan membentuk kemampuan intelektual, berfikir kritis dan munculnya kreatifitas serta perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.

2. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran sebenarnya adalah untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih kemampuan intelektual para siswa dan merangsang keingintahuan serta memotivasi kemampuan mereka (Dahar, 1996:106). Tujuan pembelajaran dibagi menjadi tiga kategori yaitu: kognitif (kemampuan intelektual), afektif (perkembangan moral), dan psikomotorik (keterampilan). Hal ini diperkuat oleh pendapat Bloom yang membagi tiga kategori dalam tujuan pembelajaran yaitu: (1) Kognitif, (2) Afektif, (3) Psikomotorik.

(Nasution, 1998:25).

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individu mengenal dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual. Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, nilai-nilai yang disebut juga perkembangan moral. Sedangkan tujuan psikomotorik adalah menyangkut perkembangan keterampilan yang mengandung unsur-unsur motorik sehingga siswa mengalami perkembangan yang maju dan positif.

(14)

Tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki siswa atau peserta didik setelah menyelesaikan kegiatan belajar dalam proses pengajaran. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran yang dibuat oleh guru haruslah bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan karakteristik siswa supaya tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal.

Dalam hal ini tujuan pembelajaran musik ekstrakurikuler band adalah menjadi wadah siswa untuk menyalurkan bakat di bidang musik, mengasah keterampilan bermain alat musik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman bermain musik secara kelompok serta melatih kepercayaan diri siswa pada saat tampil di depan orang banyak.

Berdasarkan penjelasan tentang tujuan pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran adalah sebagai upaya membekali diri siswa dengan kemampuan-kemampuan yang bersifat pengalaman, pemahaman moral dan keterampilan sehingga mengalami perkembangan positif.

3. Komponen-komponen Pembelajaran

Proses pembelajaran tidak akan berjalan dengan lancar apabila tidak didukung dengan komponen-komponen dalam pembelajaran, karena antara proses pembelajaran dengan komponen pembelajaran saling berkaitan dan membutuhkan. Komponen dalam pembelajaran sangat penting keberadaannya karena dengan pembelajaran diharapkan

(15)

perilaku siswa akan berubah ke arah yang positif dan diharapkan dengan adanya proses belajar mengajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa.

Keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran merupakan indikator pelaksanaan kurikulum yang telah dibuat oleh lembaga bimbingan belajar, sehingga dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga memungkinkan dan mendorong siswa untuk mengembangkan segala kreatifitasnya dengan bantuan guru. Peranan guru di sini sangatlah penting, yaitu guru harus menyiapkan materi dan metode pembelajaran, serta guru juga harus mengetahui dan memahami keadaan siswanya demi kelancaran pembelajaran.

Adapun komponen yang mempengaruhi berjalannya suatu proses pembelajaran menurut Zain dkk (1997:48), dalam kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa komponen pembelajaran yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu: 1) guru, 2) siswa, 3) materi pembelajaran, 4) metode pembelajaran, 5) media pembelajaran, 6) evaluasi pembelajaran. Beberapa komponen pembelajaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Guru

Guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, karena guru memegang peranan yang sangat penting antara lain menyiapkan materi,

(16)

menyampaikan materi, serta mengatur semua kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran musik, peran seorang guru diperlukan untuk memberikan pembelajaran dan mengatur serta membentuk siswa dalam kelas band guna tercapai sumber daya manusia yang potensial. Menurut pendapat Sardiman (1990:123), diungkapkan bahwa guru adalah “komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan”.

Pendapat yang hampir sama juga dikemukakan oleh Zain dkk (1997:50), menyatakan bahwa dalam suatu proses belajar, siswa memerlukan seorang guru sebagai suatu sumber bahan dalam menyampaikan materi serta sejumlah ilmu pengetahuan guna berkembangnya pendidikan siswa dan sumber daya manusia.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa guru merupakan salah satu komponen yang sangat berpengaruh pada proses pembelajaran, karena guru memegang peranan yang sangat penting antara lain menyiapkan materi, menyampaikan materi, serta bertanggung jawab dan mengatur semua kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran.

(17)

b. Siswa

Komponen lain yang juga berpengaruh terhadap jalannya suatu kegiatan belajar mengajar adalah siswa atau biasa juga disebut dengan peserta didik. Siswa sebagai individu adalah orang yang tidak bergantung pada orang lain dalam arti bebas menentukan sendiri dan tidak dipaksa dari luar, maka dari pada itu dalam dunia pendidikan siswa harus diakui kehadirannya sebagai pribadi yang unik dan individual (Ahmadi dan Uhbiyati, 2001:39).

Setiap siswa memiliki karakteristik individual yang khas dan terus berkembang meliputi perkembangan emosional, moral, intelektual dan sosial. Perkembangan ini berpengaruh terhadap kemampuan siswa sebagai subjek pendidikan (Sunarto dan Hartono, 2002:181).

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa adalah peserta didik dengan pribadi unik yang menjadi subjek pendidikan. Keunikan siswa tampak dari perkembangan emosional, moral, intelektual dan sosial harus diakui dalam proses pendidikan. Karena itu, siswa adalah subjek aktif, bukan objek pendidikan.

c. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat

(18)

tercapai. Dalam hal ini Mukminan (2004:47) berpendapat: “Materi pembelajaran atau sering disebut materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari mahasiswa/siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi”.

Nana dan Ibrahim (2003:100) mengatakan “materi pembelajaran merupakan suatu yang disajikan guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa, dalam rangka pencapaian tujuan-tujuan intruksional yangtelah ditetapkan”.

Materi pembelajaran dalam kegiatan band juga sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari pembelajaran musik di kelompok band tersebut. Materi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Materi tersebut diambil dari lagu-lagu yang sedang popular saat ini atau sering juga memilih materi lagu lama yang kemudian diaransemen ulang menjadi lebih bagus.

Pengembangan materi sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kreatifitas siswa, di antaranya mengaransemen lagu yang sudah ada.

4. Metode

Metode adalah komponen yang juga mempunyai fungsi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimana lengkap dan jelasnya komponen lain,

(19)

tanpa dapat diimplementasikan melalui strategi yang tepat, makna komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran. (Wina Sanjaya, 2006: 60).

Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid. Ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat diterima oleh murid dengan baik. (Zakiah Darajat, 1996: 61).

Terdapat berbagai macam metode yang dapat ditempuh oleh guru dalam menyampaikan pelajaran antara lain: metode ceramah, tanya jawab, latihan, penugasan, diskusi, sosiodrama, bercerita dan lain-lain.

5. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan. (Arief S. Sadiman, dkk, 2006:6).

Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT), memberi batasan media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi, sedangkan Asosiasi Pendidikan Nasional (Nation Educational Association/NEA)

(20)

mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektivitas program instruksional. (Asnawir dan M.

Basyiruddin Usman, 2002: 11).

Menurut Gagne, media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.

Selanjutnya, Briggs menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk memberikan perangsang bagi si belajar supaya proses belajar terjadi. Ada kesamaan pendapat antara Gagne dan Briggs tentang pengertian media yaitu sama-sama alat atau sarana yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan komponen terakhir dalam sistem proses pembelajaran. Evaluasi bukan saja berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran, tetapi juga berfungsi sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi dapat dilihat kekurangan dalam

(21)

pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran. (Wina Sanjaya, 2006: 61).

Untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang ingin dicapai telah terpenuhi diperlukan evaluasi, karena itu evaluasi sangatlah penting dalam kegiatan belajar mengajar, baik untuk klasikal maupun perseorangan. Sejauh mana keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar juga diketahui lewat evaluasi, karena itu ada dua hal yang perlu dipersiapkan:

a. Bentuk-bentuk tingkah laku (kemampuan dan ketrampilan siswa yang perlu diamati dan mudah diukur, baik itu berupa kemampuan kognitif, psikomotorik maupun afektif.

b. Bentuk item tes sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, misalnya tujuan yang ingin dicapai, siswa dapat mempraktekkan shalat gerhana matahari dengan benar, maka dapat digunakan item tes perbuatan (performance tes), kalau tujuannya “siswa dapat menjelaskan pengertian shalat gerhana matahari” maka dapat diterapkan tes uraian (essay tes) dan sebagainya.

Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh peserta didik, memonitor keberhasilan proses belajar mengajar, memberikan feedback (umpan balik) guna menyempurnakan dan pengembangan proses belajar mengajar lebih lanjut. (Chabib Thoha, dkk 1999:176).

(22)

Istilah evaluasi atau penilaian (evaluation) menunjuk pada suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu kegiatan tertentu. Penilaian hasil belajar merupakan sarana untuk menentukan pencapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.

Antara evaluasi pembelajaran, tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran memiliki hubungan timbal balik. Antara satu sama lain menunjukkan ikatan mata rantai yang tidak mungkin dapat diputuskan. (Sulthon Masyhud, Kusnuridlo, 2005: 98-99).

Berhasil atau gagalnya suatu pembelajaran dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan penilaian terhadap produk yang dihasilkan, jika hasil (output) suatu pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah diprogramkan maka usaha pembelajaran dinilai berhasil, tetapi juga sebaliknya dinilai gagal.

Maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan evaluasi pembelajaran, meliputi:

a. Prinsip integritas, prinsip ini menghendaki bahwa rancangan evaluasi hasil belajar tidak hanya menyangkut teori, pengetahuan dan ketrampilan saja, tetapi juga mencakup aspek- aspek kepribadian murid.

b. Prinsip komunitas, komunitas dalam evaluasi berarti guru secara kontinyu membimbing pertumbuhan dan perkembangan murid.

(23)

c. Prinsip objektifitas, dengan prinsip ini hasil evaluasi harus dapat di interpretasikan dengan jelas dan tegas. (Ainur Rafiq Dawam, Ahmad Ta’arifin, 2005:100).

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Siti Nuraida pada tahun 2015 dengan judul: Pengelolaan CCTV Sebagai Instrumen Pengawasan Kinerja Guru (Studi Multi Situs di SMAN 8 Malang dan SMKN 3 Malang), dengan fokus penelitian (1) alasan penggunaan CCTV sebagai instrumen pengawasan kinerja guru; (2) pengelolaan CCTV sebagai instrumen pengawasan kinerja guru; (3) fungsi CCTV sebagai instrumen pengawasan kinerja guru; (4) faktor pendukung dan penghambat penggunaan CCTV sebagai instrumen pengawasan kinerja guru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan kedua lokasi penelitian menggunakan CCTV sebagai instrumen pengawasan kinerja guru yaitu: (a) kedua sekolah memerlukan alat bantu untuk memonitor karena luasnya objek yang perlu dimonitor, (b) sekolah memerlukan alat bantu untuk pemantauan kinerja guru, (c) efektifitas dan efisiensi proses pemantauan kondisi sekolah secara keseluruhan. Proses pengelolaan CCTV sebagai instrumen pengawasan kinerja guru di SMAN 8 Malang dan SMKN 3 Malang meliputi proses dari perencanaan, pengadaan, pengoperasian, pemeliharaan atau perawatan, dan evaluasi dari penggunaan CCTV. Fungsi CCTV sebagai instrumen pengawasan kinerja guru di SMAN 8 Malang dan SMKN 3 Malang meliputi: (a) memberi manfaat dan peranan dalam peningkatan

(24)

kinerja guru, (b) evaluasi kinerja guru, (c) keefektifan pemantauan terhadap seluruh aktivitas di sekolah, (d) pengawasan keamanan sekolah, (e) peningkatan kedisiplinan peserta didik, (f) mempermudah manajemen piket guru. Faktor pendukung penggunaan CCTV sebagai instrumen pengawasan kinerja guru di SMAN 8 Malang dan SMKN 3 Malang yaitu adanya tanggapan dan dukungan yang baik dari warga sekolah dan adanya dukungan dana dari komite sekolah. Faktor penghambatnya yaitu di kedua sekolah cenderung menemui hambatan teknis seperti kerusakan CCTV, terjadi pemadaman listrik, dan akses data atau tingkat pencahayaan yang kurang maksimal.

http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/ASP/article/view/38776/0

Berbeda dengan penelitian di atas, penelitian ini akan difokuskan pada Pemanfaatan CCTV sebagai Instrumen Pengawasan Kegiatan Pembelajaran yang mengambil tempat di MTs Muslimat NU Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah.

D. Kerangka Pikir dan Pertanyaan Penelitian

CCTV merupakan alat perekaman yang kinerjanya dapat memantau 24 jam, sehingga setiap kejadian dapat dilihat melalui CCTV dengan menggunakan komputer. CCTV merupakan suatu alat pengawasan yang sangat penting karena dapat membantu kegiatan pembelajaran.

Keberadaan CCTV tentunya sangat menguntungkan dan membantu berbagai pihak termasuk guru dan pengelola lembaga pendidikan, karena

(25)

dapat mempermudah pengawasan dalam berbagai kegiatan di sekolah baik yang dilakukan oleh guru maupun siswa.

Secara sederhana dapat dilihat pada bagan berikut:

Beberapa pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini antara lain adalah:

4. Mengapa menggunakan CCTV sebagai instrumen pengawasan kegiatan pembelajaran di MTs Muslimat NU Palangka Raya?

a. Apakah yang menjadi dasar pemikiran memilih CCTV sebagai instrumen pengawasan?

b. Siapa saja yang terlibat dalam keputusan memilih CCTV sebagai instrumen pengawasan?

c. Sejak kapan CCTV digunakan sebagai instrumen pengawasan?

d. Dari mana saja sumber biaya untuk pengadaan CCTV tersebut?

e. Berapa banyak jumlah CCTV yang digunakan hingga saat ini?

f. Model CCTV apa yang digunakan dan mengapa memilih model tersebut?

g. Di mana saja CCTV tersebut dipasang?

h. Sisi mana saja yang perlu diawasi?

MTs Muslimat NU

Dampak Pembelajaran

Dampak Perilaku Siswa CCTV

Latar Belakang

(26)

i. Bagaimana sistem keamanan alat CCTV tersebut?

j. Siapa yang menjadi pengelola operasional (tenaga IT) CCTV yang ada?

k. Bagaimana dukungan komite madrasah terhadap penggunaan CCTV ini?

l. Adakah kendala yang dihadapi dalam penggunaan CCTV ini?

5.

Bagaimana dampak penggunaan CCTV terhadap kegiatan pembelajaran di MTs Muslimat NU Palangka Raya?

a. Bagaimana dampak penggunaan CCTV terhadap kehadiran guru dalam mengajar?

b. Apakah sejak menggunakan CCTV guru lebih disiplin dalam mengajar?

c. Apakah kegiatan belajar mengajar menjadi semakin baik dan lancar?

d. Apakah dengan CCTV siswa menjadi semakin termotivasi dalam belajar (karena merasa diawasi)?

e. Apakah guru-guru memberikan apresiasi positif terhadap penggunaan CCTV di sekolah?

f. Bagaimana tanggapan dan dukungan dari para guru terhadap keberadaan CCTV ini?

6.

Bagaimana dampak penggunaan CCTV terhadap perilaku siswa di MTs Muslimat NU Palangka Raya?

a. Bagaimana dengan perilaku siswa setelah dipasang CCTV?

b. Apakah siswa masih sering mengalami kehilangan barang-barang/uang di kelas maupun di luar kelas setelah dipasang CCTV?

c. Apakah siswa masih sering mengalami kehilangan sepeda di tempat parkir setelah dipasang CCTV?

(27)

d. Apakah terjadi penurunan tingkat pelanggaran tata tertib oleh siswa (seperti membolos, merokok, berpacaran, berkelahi dll) setelah dipasang CCTV?

e. Apakah para siswa memberikan apresiasi positif terhadap penggunaan CCTV ini?

f. Bagaimana tanggapan dari para siswa terhadap keberadaan CCTV ini?

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama kurang lebih 3 (tiga) bulan yakni Bulan Maret– Mei 2017, bertempat di MTs Muslimat NU yang beralamat di Jalan Pilau Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah.

B. Pendekatan dan Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif (qualitative research).

Metode penelitian kualitatif sebagaimana yang diungkapkan Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2004:3), metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Syaodih Nana (2007:60) menyebutkan bahwa metode penelitian kualitatif adalah cara untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Selanjutnya dalam mengumpulkan, mengungkapkan berbagai masalah dan tujuan yang hendak dicapai, maka penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian adalah kepala madrasah, sedangkan yang menjadi informannya adalah guru dan siswa MTs Muslimat NU Palangka Raya.

(29)

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya mencari dan menggali informasi data, penelitian ini menggunakan teknik yang mengkombinasikan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Wawancara digunakan sebagai upaya mencari informasi yang lebih mendalam berkaitan dengan dasar pemikiran, model, sistem keamanan, dan kendala menggunakan CCTV serta dampaknya terhadap kegiatan pembelajaran dan perilaku siswa.

Selanjutnya observasi dilakukan untuk melihat secara langsung penggunaan CCTV dalam kegiatan pembelajaran di kelas, letak, dan jumlah CCTV yang dipasang, sedangkan dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang profil sekolah, data guru dan siswa, jenis, model dan keadaan CCTV yang ada.

D. Pengabsahan Data

Pengabsahan data dilakukan dengan Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Lexy J. Moleong, 2004:178).

Triangulasi yang digunakan dalam pengabsahan data penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

(30)

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah versi Miles dan Huberman yang dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu data reduction, data display, dan conclution drawing (Miles dan Huberman, 1992: 16-20).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas, peneliti selanjutnya akan melakukan sebuah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode eksperimen yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah

50 proses pembelajatan, guru sebagai pen- didik memegang peranan yang sangat penting, Guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profe- sional yang harus di