• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar Pada Jenjang Sekolah Menengah Atas Dikecamatan Lamuru Kabupaten Bone.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar Pada Jenjang Sekolah Menengah Atas Dikecamatan Lamuru Kabupaten Bone."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Penelitian Terdahulu
  • Konsep dan Teori
  • Kerangka Pikir
  • Fokus Penelitian
  • Deskripsi Fokus Penelitian

Kajian kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Rini Septiani Astuti (2016) dengan judul “Implementasi Kebijakan Kartu Indonesia Pintar Dalam Upaya Pemerataan Pendidikan Tahun Pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 1 Semin”. Dari berbagai definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan adalah suatu proses pelaksanaan kebijakan yang dilakukan oleh para pelaksana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sumber: Edward III dalam Agustino (2008). b) Model implementasi kebijakan menurut Van Mater dan Van Horn Model ini disebut model proses implementasi kebijakan.

Kondisi sosial, ekonomi, dan politik mencakup sumber daya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan implementasi kebijakan. Berdasarkan pemaparan model implementasi tersebut, maka model implementasi kebijakan yang akan digunakan peneliti adalah model implementasi kebijakan menurut S. Van Horn, karena variabel yang dikembangkan oleh Meter dan Horn merupakan variabel penting yang sangat mempengaruhi implementasi kebijakan. mewakili pendapat para ahli lainnya.

Dengan adanya variabel-variabel tersebut peneliti lebih memfokuskan pada indikator-indikator yang diteliti sehingga dapat membantu peneliti memahami implementasi kebijakan program Indonesia Pintar pada tingkat SMA di Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone. Penelitian mengenai implementasi program PIP akan dianalisis dengan menggunakan model implementasi kebijakan menurut Van Mater dan Van Horn berdasarkan indikator: (1) Standar dan tujuan kebijakan; (2) Sumber Daya;. 3) kegiatan komunikasi dan penguatan antar organisasi; dan (4) karakteristik badan eksekutif; (5) kondisi sosial; (6) sikap pelaksana. Sumber daya yaitu mengidentifikasi sumber daya yang tersedia baik manusia maupun finansial dalam implementasi kebijakan program Indonesia Pintar di SMA Negeri 17 Bone.

Kegiatan komunikasi dan penguatan antar organisasi yaitu proses penyampaian informasi kepada pelaksana secara konsisten dan seragam dalam implementasi kebijakan program Indonesia Pintar di SMA Negeri 17 Bone. Ciri-ciri agen pelaksana adalah agen pelaksana pada organisasi formal dan organisasi informal yang demokratis dan meyakinkan dalam menjalankan implementasi Kebijakan Program Indonesia Pintar di SMA Negeri 17 Bone. Disposisi pelaksana merupakan sikap pelaksana dalam menerima atau menolak keputusan dalam penerapan kebijakan program Indonesia Pintar di SMA Negeri 17 Bone.

Kondisi sosial ekonomi dan kondisi sosial politik yaitu lingkungan eksternal yang dapat memberikan pengaruh besar bagi pelaksana dalam implementasi kebijakan program Indonesia Pintar di SMA Negeri 17 Bone.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Jenis dan Tipe Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis studi kasus. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian ini karena peristiwa yang diteliti sudah terjadi sehingga datanya dapat ditelusuri melalui wawancara atau dokumen yang relevan. Jenis penelitian ini sangat berguna untuk pengembangan inovasi-inovasi yang berguna dalam meningkatkan kualitas hidup manusia.

Sumber Data

Informan Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian secara berulang-ulang pada suatu objek pengamatan di lokasi yang sama atau berbeda.

Teknik Analisis Data

Penyajian data akan dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan peneliti melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data dilakukan dengan mendeskripsikan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk deskripsi teks naratif, dan didukung dengan dokumen, serta foto dan gambar dxx. Menarik kesimpulan berarti melakukan verifikasi secara terus-menerus sepanjang proses penelitian, yaitu pada saat proses pengumpulan data.

Peneliti berusaha menganalisis dan mencari pola, tema, persamaan, hal-hal yang berulang, hipotesis, dan sebagainya yang terungkap dalam alternatif kesimpulan. Dalam penelitian, kesimpulan diambil dengan mengambil intisari dari berbagai kategori temuan penelitian berdasarkan observasi dan wawancara.

Pengabsahan Data

SMA Negeri 17 Bone merupakan salah satu sekolah yang ikut serta dalam program pemerintah berupa Kartu Indonesia Pintar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menawarkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) berbasis Basis Data Terpadu (BDT) yang dikeluarkan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan 77 (TNP2K). Berdasarkan hasil wawancara, bantuan Program Indonesia Pintar diprioritaskan kepada siswa tidak mampu, baik siswa sekolah maupun siswa putus sekolah, agar mereka dapat kembali bersekolah dengan bantuan tersebut.

SMA Negeri 17 Bone telah mendukung implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP), seperti sumber daya manusia dan kebijakan pelaksanaannya. Dalam melaksanakan kebijakan program Indonesia Pintar, pemerintah Bone sangat serius dalam melaksanakan program tersebut karena memungkinkan. Dari hasil wawancara dengan para informan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksana dari dinas pendidikan dan sekolah memahami dan menerima kebijakan program Indonesia Pintar serta mendukung keberhasilan kebijakan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan, pelaksana dari dinas pendidikan dan sekolah memahami dan menerima kebijakan program Indonesia Pintar serta mendukung keberhasilan kebijakan tersebut. Memperbaiki mekanisme yang ada karena program Indonesia Pintar ditujukan untuk siswa miskin dan yatim piatu, namun ada sebagian siswa yang tidak mendapatkan bantuan tersebut karena mekanismenya tidak sesuai. Bertanggung jawab atas penyaluran dana Program Indonesia Pintar (Pip) di SMP Negeri 1 Banyuasin III Kabupaten Banyuasin tahun 2017.

Implementasi Program Indonesia Pintar pada Jenjang Pendidikan SMP di SMP 3 Satu Atap Gebog Kudus. Implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) dalam upaya pemerataan pendidikan. Implementasi kebijakan Program Indonesia Pintar (PIP) pada tingkat sekolah dasar di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda.

Evaluasi Kebijakan Program Indonesia Pintar Tingkat SMA di Kecamatan Tanjung Lubuk Kabupaten Ogan Komering Ilir.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi Penelitian

Hasil Penelitian

Program Indonesia Pintar dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan. Instansi pemerintah di Kabupaten Bone menjelaskan, dengan bantuan program Indonesia Pintar yang mengutamakan siswa kurang mampu dan anak putus sekolah, diharapkan dapat membantu meringankan beban orang tua dalam hal pembiayaan. Kartu Indonesia Pintar merupakan bantuan bagi siswa miskin atau kurang mampu agar dapat tetap bersekolah dan tidak ketinggalan biaya pendidikan (hasil wawancara tanggal 25 September 2020).

Bantuan Kartu Indonesia Pintar akan diprioritaskan bagi siswa miskin. Penerima Kartu Indonesia Pintar merupakan pelajar yang berasal dari keluarga yang masih kurang mampu dalam hal pembiayaan pendidikan. Dengan Kartu Indonesia Pintar, siswa dapat meningkatkan kesejahteraannya, sehingga dapat berkembang dan bersekolah dengan baik. Pandangan tersebut juga didukung oleh Ibu RS selaku guru bimbingan dan bimbingan yang mengolah kartu pintar bahasa indonesia di SMA Negeri 17 Bone.

Sumber daya yang dimiliki Dinas Pendidikan dan SMA Negeri 17 Bone dalam pelaksanaan program Indonesia Pintar sudah terstruktur dengan baik, mulai dari wilayah Tim Pengelola PIP SMA Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Sekolah, Guru CC, Guru Kelas, dan siswa. orang tua. Berdasarkan uraian di atas, pihak sekolah membagi tugas agar penyampaian informasi mengenai program Indonesia Pintar dapat terlaksana semaksimal mungkin, serta mengadakan sosialisasi. Berdasarkan pernyataan diatas maka informasi yang diberikan guru bimbingan dan konseling tersampaikan dengan baik kepada siswa oleh wali kelas, dalam pernyataan tersebut pihak sekolah melibatkan orang tua siswa untuk memberikan pemahaman mengenai program Indonesia Pintar.

Hasil dari pernyataan di atas menunjukkan bahwa ketika menerima kesalahan seperti impor data, pelaksana tugas langsung sigap melaporkan kesalahan impor data untuk program Indonesia Pintar. Dari hasil wawancara dengan para informan di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial dan politik mempunyai pengaruh penting terhadap keberhasilan kebijakan program Indonesia Pintar dan dapat disimpulkan dari dukungan orang tua dan tenaga khusus yang mendorong dan membantu ini. kebijakan programnya. Sesuai pengamatan lapangan para peneliti lingkungan sosial dan politik dalam pelaksanaan program Indonesia Pintar, orang tua mendukung program tersebut karena bantuan tersebut meringankan beban mereka, serta adanya staf khusus yang membantu dalam mensukseskan kebijakan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa lingkungan sosial ekonomi dan politik menjadi salah satu pendukung untuk menjadikan program Indonesia Pintar ini mampu mencapai tujuan yang diharapkan.

Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, sumber daya merupakan aspek penting dalam implementasi kebijakan, mulai dari pembagian tugas dalam sosialisasi PIP. Sejalan dengan observasi lapangan yang dilakukan peneliti, sumber daya yang ada dari dinas pendidikan dan sekolah sangat mendukung program ini, begitu pula kesediaan pelaksana untuk melakukan sosialisasi. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi dan sumber daya mempunyai keterkaitan yang erat: semakin baik sumber daya manusia yang ada maka semakin baik pula komunikasi antar setiap pelaksana.

Berdasarkan observasi lapangan yang dilakukan peneliti, karakteristik pelaksana serta standar dan tujuan kebijakan terkait menjadi permasalahan utama dengan mekanisme yang ada, seperti keluhan orang tua siswa kurang mampu yang tidak menerima bantuan program Indonesia Pintar, namun SOP yang ada sudah sesuai kebijakan. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, sikap pelaksana sangat memahami apa maksud dari peraturan ini, sehingga mereka secara maksimal melaksanakan penerapan peraturan ini dengan cara menginformasikan kepada siswa dan orang tua. Berdasarkan hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa disposisi para kontraktor telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam melaksanakan kebijakan ini, karena mereka memahami betapa kebijakan ini sangat baik dalam memberikan pelayanan dan informasi.

Sumber daya dan kerjasama yang diterapkan sudah baik, pihak sekolah melaksanakan pelaksanaan program ini dengan maksimal. Komunikasi antar organisasi, komunikasi dan sumber daya sangat erat kaitannya, semakin baik sumber daya manusia maka semakin baik pula komunikasi antar individu pelakunya. Disposisi kontraktor, disposisi kontraktor, karena mereka, menjalankan tugasnya dengan baik dalam pelaksanaan kebijakan ini.

Lingkungan sosial ekonomi dan politik, lingkungan sosial ekonomi dan politik menjadi salah satu pendukung agar program Indonesia Pintar ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Implementasi Program Indonesia Pintar di Kota Bandar Lampung (Studi Kasus di SDN 1 Pelita Tanjung Karang Pusat Kecamatan Enggal). Implementasi Kebijakan Kartu Indonesia Pintar dalam upaya pemerataan pendidikan tahun ajaran 2015/2016 di SMP Negeri 1 Semin.

Efektivitas Program Kartu Indonesia Pintar (Kip) Bagi Siswa SMK di Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap (Studi Permendikbud.

PENUTUP

Penutup

Saran

34; Implementasi Kebijakan Kesehatan Masyarakat dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi (Studi Kasus di Kabupaten Bulukumba dan Takalar)." JPPM: Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik. Implementasi Kebijakan Publik Model Van Meter Van Horn: Proses Implementasi Kebijakan (hal. .https://kertyawitaradya.wordpress.com i).

Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

0.48 I was asking for help from my caregivers during pain 0.46 Labor pain becomes more intense 0.46 The severity of my labor pain was less than I had heard 0.45 I had enough