• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA DITINJAU DARI TAHAP PERKEMBANGAN IDENTITAS DI KELURAHAN BATUANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROFIL PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA DITINJAU DARI TAHAP PERKEMBANGAN IDENTITAS DI KELURAHAN BATUANG "

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROFIL PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL REMAJA DITINJAU DARI TAHAP PERKEMBANGAN IDENTITAS DI KELURAHAN BATUANG

TABA NAN XX KECAMATAN LUBUK BEGALUNG PADANG

By:

Elviyanti * Alfaiz, S.Psi.I., M.Pd**

Rila Rahma Mulyani, M.Psi., Psikolog **

*Student

** lecturers

Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

Elviyanti, (NPM:12060171), Profil Perkembangan Psikososial Remaja ditinjau dari Tahap Perkembangan Identitas di Kelurahan Batuang Taba Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Padang, Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang, 2016.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya remaja yang berperilaku dan melakukan perbuatan yang kurang baik atau tidak menyenangkan seperti remaja yang bersikap tidak terpuji yang tidak disenangi oleh masyarakat lingkungan sekitar dan melakukan perbuatan yang dapat merugikan orang lain dan dirinya sendiri di Kelurahan Batuang Taba Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Padang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap: 1) Perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap differentiation 2) Perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap practice 3) Perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap rapprochment 4) Perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap consolidation.

Hasil penelitian mengungkapkan secara umum profil perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap perkembangan identitas di Kelurahan Batuang Taba Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Padang berada pada kategori baik. Dilihat dari masing-masing subvariabel: 1) Perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap differentiationberada pada kategori cukup baik, 2) Perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap practice berada pada kategori cukup baik, 3) Perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap rapprochment berada pada kategori baik, 4) Perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap consolidation berada pada kategori baik.

Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan kepada remaja untuk dapat memahami setiap tugas perkembangan psikososial dengan baik agar perkembangan psikososial remaja dapat dilaksanakan dengan baik dan maksimal.

Keyword: Remaja, psikososial, identitas diri.

PENDAHULUAN

Setiap individu pada dasarnya dalam rentang kehidupannya akan melalui tahapan perkembangan mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, dan masa tua. Masing-masing tahapan perkembangan memiliki ciri atau karakteristik tersendiri. Salah satu tahapan yang akan dijalani individu yaitu masa remaja.

Menurut Hurlock (1991:206) istilah Adolescence (remaja) berasal dari kata latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yaitu remaja) yang berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”. Sepanjang fase perkembangan ini sejumlah masalah fisik, sosial, dan psikologis bergabung untuk menciptakan karakteristik, perilaku, dan kebutuhan yang unik. Pandangan ini didukung oleh Piaget (Hurlock, 1991:206) yang

(3)

menyatakan bahwa secara psikologis remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

Rumini dan Sundari (2004:53)

“Menjelaskan masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa”.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Pada masa remaja, individu sering mengalami permasalahan karena masa remaja adalah masa peralihan yang ditempuh seseorang dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Kebingungan yang dialami remaja sebagai akibat dari masa peralihan dapat menimbulkan perilaku negatif seperti sikap pesimis, rasa cemas yang berlebihan, dan penilaian negatif terhadap diri sendiri dan orang lain. Berbagai perilaku negatif tersebut dapat berdampak kurang baik bagi perkembangan diri individu tersebut dan juga perkembangan psikososial dalam interaksi atau berhubungan dengan orang lain.

Menurut Erikson, 1968 (Mar’at, 2006:115) perkembangan psikososial berhubungan dengan perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian serta pemahaman dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain. Pencapaian tugas perkembangan psikososial agar tidak terjadi hambatan yang serius pada remaja, perlu diperhatikan faktor psikososial yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak antara lain, stimulus, motivasi belajar, ganjaran, atau hukuman yang wajar, kelompok teman sebaya, stres sekolah, cinta, dan kasih sayang serta pola asuh orang tua. Psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi sosial seseorang dengan kesehatan mental/emosionalnya. Istilah psikososial melibatkan aspek psikologis dan sosial. Salah satu tahap perkembangan psikososial pada masa remaja menurut Erikson yaitu identitas vs kebingungan peran pada rentang usia 12-21 tahun (Mar’at, 2006:213).

Menurut Erikson, 1968 (Mar’at, 2006:214) salah satu tugas perkembangan selama masa remaja adalah menyelesaikan krisis identitas, sehingga diharapkan terbentuk suatu identitas yang stabil pada akhir masa remaja, sehingga perkembangan psikososial remaja dapat berjalan dengan baik. Remaja yang berhasil mencapai suatu identitas diri yang stabil, akan memperoleh suatu pandangan yang jelas tentang dirinya, memahami perbedaan dan persamaan dengan orang lain, menyadari kelebihan dan kekurangan dirinya, penuh percaya diri, tanggap terhadap berbagai situasi, mampu mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi tantangan masa depan, serta mengenal perannya dalam masyarakat.

Konsep identitas pada umumnya merujuk kepada suatu kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang rentang kehidupan, sekalipun terjadi berbagai perubahan. Berdasarkan konteks psikologi perkembangan, pembentukan identitas merupakan tugas utama dalam perkembangan kepribadian yang diharapkan tercapai pada akhir masa remaja. Meskipun tugas pembentukan identitas ini telah mempunyai akar-akarnya pada masa anak-anak, namun pada masa remaja ia menerima dimensi- dimensi baru karena berhadapan dengan perubahan-perubahan fisik, kognitif, dan relasional. Selama masa remaja ini, kesadaran akan identitas menjadi lebih kuat, karena itu ia berusaha mencari identitas dan mendefinisikan kembali “siapakah” ia saat ini akan menjadi

“siapakah” atau menjadi “apakah” ia pada masa yang akan datang. Perkembangan identitas selama masa remaja ini juga sangat penting karena ia memberikan suatu landasan bagi perkembangan psikososial dan interpersonal pada masa dewasa (Mar’at, 2006:211).

Menurut Josselson, 1980 (Mar’at, 2006:211) proses pencarian identitas merupakan proses dimana seorang remaja mengembangkan suatu identitas personal atau sense of self yang unik, yang berbeda dan terpisah dari orang lain ini, disebut dengan individuasi (individualization). Proses ini terdiri dari empat sub tahap yang berbeda,

(4)

tetapi saling melengkapi, yaitu: diferensiasi, praktis dan eksperimentasi, penyesuaian, serta konsolidasi diri.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan di Kelurahan Batuang Taba Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Padang, pada tanggal 12 Januari 2015 diperoleh informasi diantaranya yaitu adanya remaja yang sering mengasingkan diri, remaja cenderung menjadi pribadi yang penakut, sulit bersosialisasi karena rasa percaya diri yang kurang, tidak mempunyai kekuatan untuk mengatakan tidak, takut tampil di depan umum, tidak mempunyai kekuatan untuk memilih, tidak bisa mengambil keputusan sendiri, dan takut berbicara/mengungkapkan pendapat.

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 15 Februari 2015 dengan orang tua dan guru wirid remaja diperoleh informasi yaitu adanya remaja yang tidak mau mendengarkan nasehat, berbohong atau tidak jujur, ingin menang sendiri, berbicara kotor, emosi yang tidak stabil, remaja yang suka menyendiri.

Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk meneliti “Profil Perkembangan Psikososial Remaja ditinjau dari Tahap Perkembangan Identitas di Kelurahan Batuang Taba Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Padang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2016. Adapun tempat atau lokasi untuk melaksanakan penelitian ini adalah di Kelurahan Batuang Taba Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Padang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Darmawan (2013:37) mengemukakan bahwa penelitian deksriptif kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan kerangka mengenai apa yang ingin kita ketahui. Adapun Populasi dalam penelitian ini sebanyak 487 remaja dengan rincian masing- masing rentang usia dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Populasi Penelitian

No Rentang Usia Jumlah Remaja

1 12-14 110 orang

2 14-15 97 orang

3 15-18 160 orang

4 18-21 120 orang

Total 487 orang

Sumber: Staf Administrasi Kelurahan Batuang Nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Padang

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 83 remaja. Untuk lebih jelasnya sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Sampel Penelitian

No Rentang Usia Jumlah Remaja 1 12-14 Tahun 19 orang 2 14-15 Tahun 17 orang 3 15-18 Tahun 27 orang 4 18-21 Tahun 20 orang

Total 83 orang

Jenis data dalam penelitian ini adalah data interval. Menurut Bungin (2011:131)

“Data interval adalah data yang memiliki ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama”. Data yang diperlukan dalam penelitian ini berkenaan dengan profil perkembangan psikososial remaja ditinjau dari tahap perkembangan identitas. Adapun sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu sumber data primer yang diperoleh langsung dari remaja dan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari staf Kelurahan batuang taba nan XX Kecamatan Lubuk Begalung Padang. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket.

Sedangkan teknik analisis data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis data Sturgess. Dalam melakukan analisis data model Miles dan Huberman

, ada tiga macam langkah analisis data kualitatif yang dilakukan, yaitu:

1. Reduksi Data

2. Penyajian Data (Display Data) 3. Mengambil Kesimpulan (Verifikasi)

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan teknik observasi selama dua minggu, diperoleh hasil bahwa AB dan RR telah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan dengan pekerjaannya sebagai seorang Personil Brimob Tamtama Remaja.

Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 mampu menjalin relasi yang sehat dengan masyarakat di lingkungan dinas dan menunjukkan sikap sanggup bereaksi efektif dan harmonis dengan kenyataan sosial yang ada di lingkungan dinas. Disamping itu, Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 mampu menghargai masyarakat yang ada di lingkungan dinas, mampu menaati peraturan, bergaul secara wajar dengan lingkungannya dan menunjukkan sikap simpati terhadap masyarakat yang ada di lingkungan dinas tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan informan kunci dan informan tambahan, diperoleh hasil bahwa penyesuaian diri Personil Brimob di lingkungan pekerjaan dilihat dari aspek sosial, khususnya Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 di lingkungan dinas sangat baik.

Namun, hubungan Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 dengan Pegawai Negeri Sipil masih belum begitu kelihatan karena mereka belum pernah mengadakan interaksi secara langsung dengan pegawai negeri sipil tersebut. Personil Brimob akan berinteraksi dengan Pegawai Negeri Sipil jika suatu saat ada urusan administrasi yang harus diselesaikan seperti, mengajukan permohonan menikah, mengurus kartu tanda anggota dan sebagainya. Kemudian Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 terus berusaha serta berupaya menjalankan tugas dan kewajibannya sebaik-baiknya sebagai Personil Brimob agar nantinya Personil Brimob dapat mewujudkan harapan masyarakat luas dan menjadi abdi negara yang profesional.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri Personil Brimob

khususnya Tamtama Remaja angkatan 42 di lingkungan pekerjaan dilihat dari aspek sosial sangat baik. Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 sudah mampu membina hubungan yang baik dengan pimpinan, Pegawai Negeri Sipil serta rekan-rekannya yang ada di lingkungan dinas. Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 juga telah menunjukkan sikap mampu mematuhi peraturan yang ada di lingkungan dinas, serta merasa nyaman dalam mengikuti kegiatan dinas. Kemampuan penyesuaian diri Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 dengan pekerjaannya, tidak terlepas dari peran dan kerja keras para Pembina Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 selama Latihan Pemantapan Brimob dan Kegiatan Pembinaan Tradisi di Asrama Brimob Padang Sarai.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penelitian ini menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut:

1. Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42

Agar kedepannya Personil Brimob lebih meningkatkan kinerja dan disiplinnya dalam menjalankan tugas. Disamping itu, Personil Brimob harus selalu menjaga hubungan baik dengan masyarakat yang ada di lingkungan dinas.

2. Pembina Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42

Sebagai bahan masukan kepada Pembina Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 agar Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 dibekali dengan pembinaan rohani dan mental. Hal ini bertujuan agar Personil Brimob Tamtama Remaja angkatan 42 kelak menjadi Personil Brimob yang profesional dan memiliki kepribadian yang sehat.

3. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Agar lebih mempersiapkan mahasiswa dan mahasiswi Program Studi Bimbingan dan Konseling sebagai calon tenaga Bimbingan dan Konseling yang terampil dalam memberikan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang prima baik di sekolah maupun di luar sekolah.

4. Peneliti

(6)

Agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan sebagai bekal dalam menghadapi dunia kerja di masa yang akan datang.

5. Peneliti selanjutnya

Agar dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang penyesuaian diri para pekerja atau karyawan yang ada di institusi-institusi lainnya.

KEPUSTAKAAN

Agustiani, Hendriati. 2009. Psikologi Perkembangan: Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja.

Bandung: Refika Aditama.

Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung: Pustaka Setia.

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung: Pustaka Setia.

Sundari, S. 2005. Kesehatan Mental dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Those indicators are working programme of review; working programme of review lists steps of review, review techniques, data sources, reviewers, and schedule for

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan informan penelitian, serta dilihat dari fokus penelitian yaitu Kepedulian masyarakat dalam pengelolaan