• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran guru bk dalam meningkatkan motivasi belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peran guru bk dalam meningkatkan motivasi belajar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK UNDERACHIEVER DI KELAS XII IPS2 SMAN 1

ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh:

Sri Wahyuni*

Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons.**

Rici Kardo, M.Pd.**

Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

The research was motivated by the students who do not have the motivation to learn, the students are often noisy in the local, the social interaction of students is still less applied. The research is a qualitative descriptive study. The location of this study in SMAN 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman district, while the key informant research is with one counselor and two additional informants. Results of the study revealed that role counselor in increasing the motivation of learners underachiever: 1. Role counselor in improving the intrinsic motivation of students where underachiever role counselor has been instrumental in increasing the motivation of students underachiever in learning, evident from the presence and tasks which is done by the students, and it has been the desire of students underachiever to study in earnest. 2. Role counselor in improving the extrinsic motivation of students underachiever, the encouragement of counselor underachiever on students so that students are motivated and eager to participate in learning activities at school.

Keywords: Motivation, role counselor, students underachiever.

PENDAHULUAN

Setiap manusia yang lahir ke dunia memerlukan pengembangan untuk menjadi manusia yang mengabdi pada Tuhan Yang Maha Esa dan mengaplikasikan ilmunya di dalam dunia kerja. Upaya pengembangan manusia dapat melalui pendidikan.

Pendidikan akan memberikan pelayanan untuk menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki pada diri peserta didik.

Menurut Undang-undang No. 20 Bab 1 Pasal 6 Tahun 2003 dijelaskan bahwa

“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpatisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan”.Selanjutnya peserta didik dalam Undang-undang No. 20 Bab 1 Pasal 4 dijelaskan “Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses

pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.

Menurut Iskandar (2009:181)

“Motivasi belajar adalah daya penggerak dari dalam diri individu untuk melakukan kegiatan belajar. Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman bagi peserta didik”.Motivasi ini timbul karena ada keinginan untuk bisa mengetahui dan memahami sesuatu dan mendorong serta mengarahkan minat belajar peserta didik sehingga sungguh- sungguh untuk belajar dan termotivasi untuk mencapai prestasi.

Menurut Djamarah (2011:149)

“Motivasi belajar terdiri dari 2 macam yaitu:

(1) Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan tanpa rangsangan atau bantuan orang lain karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, sebagai contoh seseorang yang

(3)

senang membaca tidak ada yang menyuruh atau mendorongnya ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Perlu diketahui bahwa peserta didik yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan dan ahli dalam bidang studi tertentu.

Misalnya bagaimana bentuk perhatian guru dalam belajar, minat peserta didik dalam belajar, dan ketekunan dalam belajar. (2) Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena rangsangan atau bantuan dari orang lain, sebagai contoh seseorang itu belajar karena tau besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya. Misalnya peserta didik dalam belajar hanya memenuhi kewajiban, belajar memperoleh hadiah, dan belajar hanya untuk memperoleh pujian.

Peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada umumnya diartikan sebagai suatu tindak kegiatan dari seseorang dalam hidup bermasyarakat, dimana memiliki suatu kedudukan sosial diantara masyarakat lainnya. Peranannya dipandang sebagai orang yang mampu membawa visi dan misi masyarakat dengan hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang dimilikinya.

Motivasi belajar yang tinggi akan membuat seseorang dapat meningkatkan hasil belajarnya. Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.

Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

Menurut Donald (Sardiman, 2011: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya

feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.

Menurut Sardiman (2011:74)

“Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu”. Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa setiap anak berhak mendapatkan pelayanan agar semua potensinya dapat berkembang dengan baik terutama anak-anak yang memiliki bakat dan kecerdasan yang luar biasa. Untuk dapat mengembangkan potensinya maka diperlukan perhatian khusus serta sarana dan

prasarana yang menunjang agar bakat dan potensi mereka yang unggul dapat diwujudkan sepenuhnya. Untuk mengidentifikasi anak berbakat dapat dilakukan dengan dua pendekatan yakni dengan cara pengentasan yang dilakukan dengan tes psikologi dan dengan cara observasi dan studi kasus.

Anak berbakat yang tidak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan potensi yang dimilikinya maka anak yang berbakat akan menjadi anak underachiever. Jika anak dibatasi dan dihambat dalam perkembangannya, mereka tidak memungkinkan untuk maju lebih cepat karena tidak memperoleh pengalaman pendidikan yang sesuai, anak berbakat dapat menjadi “underachiever” (yaitu berprestasi di bawah taraf kemampuan yang dimilikinya) dalam pendidikan.

Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan pada Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Sekolah (PPLBKS) di SMAN 1 Ulakan Tapakis pada bulan Agustus-Desember 2015 adanya peserta didik yang underachiever yaitu peserta didik berkemampuan tinggi tapi hasil belajarnya rendah. Misalnya seperti yang penulis lihat di lapangan yaitu dalam belajar peserta didik kurang motivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar.

Kemudian berdasarkan wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 10 November 2015 dengan guru BK mengatakan bahwa prilaku yang ditampilkan oleh peserta didik yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan diantaranya yaitu hasil belajar tidak sesuai dengan kemampuan, masih kurang semangat dan sering ribut dilokal, motivasi belajar peserta didik rendah, mempunyai sikap ketidak pedulian terhadap sekolah, interaksi sosial peserta didik masing kurang diterapkan, lingkungan peserta didik kurang mendukung,peserta didik kurang mendapatkan perhatian, peserta didik tidak mendapatkan masukan dari gurunya, peserta didik kurang mendapatkan dukungan dari gurunya, adanya pengaruh dari teman yang membuat prestasi peserta didik tersebut jadi berkurang.

Melihat dari kenyataan yang ada maka peneliti tertarik untuk mengungkap permasalahan yang ada, melalui suatu penelitian yang berjudul “Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

(4)

Peserta Didik Underchiever di Kelas XII IPS2 SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman”.

Berdasarkan latar belakang di atas maka hal-hal yang diteliti dapat diidentifikasi :

1. Adanya pengaruh terhadap belajar peserta didik underachiever sehingga pengembangan belajarnya masih rendah 2. Adanya peserta didik yang sering ribut di

lokal saat melakukan proses belajar mengajar

3. Adanya peserta didik motivasi belajar rendah

4. Adanya sikap ketidak pedulian terhadap sekolah

5. Adanya interaksi sosial peserta didik masih kurang diterapkan

6. Adanya peserta didik kurang mendapatkan perhatian dari gurunya 7. Adanya peserta didik yang tidak

mendapatkan masukan dari gurunya 8. Adanya peserta didik yang kurang

mendapatkan dukungan dari gurunya 9. Adanya pengaruh dari teman yang

membuat prestasi peserta didik tersebut jadi berkurang.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka fokus masalah dari penelitian ini adalah:

1. Peran guru BK dalam meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik underachiever dalam belajar.

2. Peran guru BK dalam meningkatkan motivasi ekstrinsik peserta didik underachiever dalam belajar.

Berdasarkan identifikasi masalah yang terkait di atas, maka penulis memberikan rumusan masalah agar pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang dari yang diinginkan, adapun rumusan masalahnya adalah “Bagaimana peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever di Kelas XII IPS SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman ?

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan :

1. Peran guru BK dalam meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik underachiever dalam belajar.

2. Peran guru BK dalam meningkatkan motivasi ektrinsik peserta didik underachiever dalam belajar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada 29 Juli sampai 04 Agustus 2016 di SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Selain itu, masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, sehingga peneneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena metode kualitatif mempelajari data di lapangan secara alamiah dan mengutamakan metode observasi dan wawancara serta dokumen.

Menurut Moleong (2007: 6)

“Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan lain-lain”.

Secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khususnya alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah, dengan tipe penelitian kualitatif.

Menurut Lufri (2005:57) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud membuat gambaran (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian, yaitu berusaha mengungkap penyesuaian diri dewasa madya terhadap perubahan pola keluarga”.

Bersamaan dengan itu Sugiyono (2011:06) mengemukakan bahwa

“Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang memperhatikan semua aspek yang penting dari suatu kasus yang diteliti”.

Dengan menggunakan tipe penelitian ini akan dapat diungkapkan gambaran yang mendalam dan mendetail tentang situasi atau objek. Kasus yang akan diteliti dapat berupa, satu orang, keluarga, satu peristiwa, kelompok lain yang cukup.

Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penjelasan variabel yang terdapat dalam judul penelitian yaitu peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever, dilihat dari perannya yaitu dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Informan adalah orang yang memberi informasi atau keterangan dalam

(5)

peelitian. Istilah informan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Sedangkan informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberi informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong, 2007:132).

Menurut Iskandar ( 2009 : 254)

“Orang yang menjadi sumber informasi adalah para informan yang berkompeten dan mempunyai relevansi dengan penelitian yang dijalankan, orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya maupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu”.

Informan kuci dalam penelitian ini adalah guru BK yang benar-benar berperan dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever. Paham segala situasi dan kondisi, lokasi penelitian dan permasalahan ini. Dalam upaya mendapatkan keterangan data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, dan disini juga didukung oleh informan tambahan yaitu wali kelas XII IPS2 dan salah satu peserta didik underachiever.

Untuk memperoleh data atau informasi dalam penelitian ini, maka digunakan metode wawancara. Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik yang diteliti (Bungin, 2007:157).

Bentuk wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, karena wawancara mendalam bersifat terbuka. Pelaksanaan wawancara mendalam tidak hanya sekali, melainkan berulang- ulang.

Wawancara merupakan pertemuan dua untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu data tertentu.

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Peneliti telah mengetahui informasi yang akan diperoleh, oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen peneliti berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Dalam wawancara selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara, peneliti juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, camera dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan wawancara merupakan cara yang dapat dipakai untuk mendapatkan data dan informasi yang sebenar-benarnya tentang bagaimana persepsi orang tua terhadap kegiatan keagamaan remaja yang disalahgunakan.

Untuk mengoptimalisasi dan kesempurnaan data peneliti berusaha mengadakan pertemuan di tempat para informan, agar mengumpul data ini dapat berjalan dengan maksimal maka peneliti menjalankan prosedur sebagai berikut:

a. Peneliti membaca berbagai sumber objek yang akan diukur.

b. Membuat kisi-kisi wawancara yang akan ditanyakan.

c. Menyusun sejumlah pertanyaan yang akan menggambarkan penyesuaian diri dewasa madya terhadap perubahan pola keluaraga

d. Selanjutnya instrumen di judge oleh satu orang dosen.

Adapun tabel informan kunci dan informan tambahan yaitu :

Tabel. 1 Informan Kunci Penelitian N

o

Inisial JK Pekerjaan Umur

1 MR P Guru BK 52 Th

Tabel. 2 Informan Tambahan Penelitian N

o

Inisial JK Pekerjaan Umur

1 SB P Wali Kelas 41 Th

2 ZY L Peserta

Didik

19 Th

Menurut Herdiansyah (2013 : 47) Pada pengumpulan data di lapangan, wawancara mendalam yang dilakukan berdasarkan suatu pedoman wawancara yang berisikan pertanyaan yang nantinya ditanyakan pada waktu wawancara berlangsung. Dalam melakukan wawancara terhadap informan tersebut tidak hanya satu kali, peneliti melakukan dua kali wawancara sampai data yang diperoleh mengenai tujuan penelitian tercapai.

Pengumpulan data melalui wawancara ini peneliti lakukan pada waktu- waktu tertentu, artinya peneliti harus tahu diri kapan bisa melakukan wawancara

(6)

karena informan penelitian dalah seorang guru BK. Dikarenakan informan penelitian yang peneliti berusaha tidak mengganggu aktivitas atau kegiatan informan, dengan cara peneliti dating pada waktu yang dianggap tepat yaitu pada kondisi informan sedang santai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan mengemukakan tentang peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever di kelas XII IPS2 SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini mencakup bagaimana peran guru BK dalam meningkatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik peserta didik dalam belajar.

Analisis data hasil temuan penelitian ditujukan untuk mengetahui informasi tentang peran guru bk dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever, dengan fokus penelitian yaitu:

1. Peran guru BK dalam meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik underachiever dalam belajar

2. Peran guru BK dalam meningkatkan motivasi ekstrinsik peserta didik underachiever dalam belajar

Data yang didapatkan melalui hasil wawancara dengan satu orang guru, satu orang wali kelas dan satu orang peserta didik di kelas XII IPS2 SMAN 1 Ulakan Tapakis dengan beberapa butir pertanyaan, kemudian data yang diperoleh tersebut diolah sesuai dengan petunjuk pada bab III. Data inilah yang disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif dengan gambaran melalui kata- kata dan kalimat yang terperinci sesuai dengna apa yang dikemukankan oleh informan penelitian.

Hasil penyajian data dari temuan yang dilakukan pada satu orang guru BK, satu orang wali kelas dang satu orang peserta didik tentang peran guru bk dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever dideskripsikan sebagai berikut:

1. Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Intrinsik Peserta Didik Underachiever dalam Belajar

a. Perhatian dalam Belajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci dan

didukukng oleh informan tambahan maka didapatkan hasilnya sebagai berikut dilihat dari perhatian guru BK terhadap peserta didik underachiever yaitu guru BK telah berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever hal tersebut dapat di ketahui dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru BK, wali kelas dan peserta didik underachiever bahwasanya guru BK sangat berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever sehingga peserta didik underachiever bersemangat dan selalu bersungguh-sungguh dalam belajar.

b. Minat dalam Belajar

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan kunci dan didukung oleh informan tambahan maka didapatkan hasil sebagai berikut yaitu guru BK telah memberikan dorongan atau motivasi seperti guru BK memberikan layanan informasi tentang minat belajar kepada peserta didik sehingga peserta didik belajar dengan sungguh- sungguh dan mempunyai minat yang tinggi untuk belajar.

c. Ketekunan dalam Belajar

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci dan didukung oleh informan tambahan maka didapatkan hasilnya sebagai berikut bahwa guru BK telah berperan penting dalam meningkatkan motivasi peserta didik underachiever yang tidak memiliki ketekunan dalam belajar terlihat dari peran guru BK yang selalu memberikan motivasi seperti memberikan layanan informasi tentang pentingnya belajar kepada peserta didik underachiever sehingga motivasi belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi dan lebih bersungguh-sungguh dalam belajat sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal.

2. Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Peserta Didik Underachiever dalam Belajar a. Belajar Memenuhi Kewajiban

(7)

Berdasarkan wawancara dengan informan kunci dan didukung oleh informan tambahan diperoleh hasil bahwa guru BK telah memberikan motivasi kepada peserta didik underachiever untuk selalu bersungguh-sungguh dalam belajar.

Usaha yang dilakukan peserta didik underachiever untuk memenuhi kewajiban dalam belajar adalah belajar dengan sungguh-sungguh dan datang kesekolah tepat waktu, tidak pernah absen dan tugas-tugas sekolah selalu dikerjakan.

b. Belajar Memperoleh Hadiah

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada informan kunci dan didukung oleh informan tambahan diperoleh hasil bahwa guru BK telah memberikan hadiah kepada peserta didik underachiever ketika peserta didik rajin dalam belajar dan guru BK tidak memberikan hadiah berupa kata-kata motivasi sehingga peserta didik underachiever termotivasi untuk belajar dan bersungguh-sungguh dalam belajar dan peserta didik bahagia mendapatkan motivasi dari guru BK tersebut sehingga cara belajar peserta didik semakin baik dan peserta didik underachiever semakin rajin dalam belajar.

c. Belajar Memperoleh Pujian

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada informan kunci dan didukung oleh informan tambahan dapat diperoleh hasil bahwa guru BK memberikan pujian berupa motivasi kepada peserta didik underachiever sehingga peserta didik rajin dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Guru BK memperingatkan kepada peserta didik supaya mempertahankan dan meningkatkan cara belajar agar lebih baik lagi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Intrinsik Peserta Didik Underachiever dalam Belajar.

Meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga peserta didik mempunyai semangat untuk belajar dan lebih meningkatkan lagi cara belajar sehingga peserta didik underachiever tidak ada lagi yang bermalas-malasan dalam belajar. Melakukan layanan konseling individual terhadap peserta didik underachiever yaitu dengan cara memanggil peserta didik underachiever keruang BK dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan permasalahan yang dialami oleh peserta didik underachiever tersebut.

Memberikan arahan berupa masukan yang positif kepada peserta didik dan memberikan dorongan agar peserta didik bisa belajar dengan giat lagi.

2. Peran Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Peserta Didik Underachiever dalam Belajar.

Meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever dengan memberikan layanan kepada peserta didik underachiever sehingga peserta didik termotivasi untuk belajar dan bersungguh-sungguh dalam belajar.

Memberikan layanan atau suatu materi kepada peserta didik agar peserta didik underachiever bisa lebih termotivasi lagi untuk belajar. Menampilkan sebuah video atau gambar-gambar yang terkait dengan pelajaran yang sedang diberikan guru BK tersebut dan peserta didik underachiever bisa lebih termotivasi lagi untuk mengikuti pelajaran.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait sebagai berikut:

1. Peserta Didik, diharapkan kepada peserta didik underachiever agar lebih giat lagi dalam belajar dan mempunyai motivasi untuk belajar dan bersungguh-sungguh lagi dalam belajar sehingga peserta didik tidak ada lagi yang bermalas-malasan dalam belajar.

2. Guru BK, diharapkan kepada guru BK agar lebih meningkatkan motivasi peserta didik underachiever dan memberikan perhatian khusus kepada peserta didik underachiever agar peserta

(8)

didik bersemangat dan bersungguh- sungguh dalam belajar.

3. Kepala Sekolah, diharapkan kepada bapak kepala sekolah agar lebih memantau lagi bagaimana cara mengajar guru BK kepada peserta didik tersebut.

4. Pengelola Progran Studi BK, diharapkan agar pengelola program studi BK lebih mengembangkan dan meningkatkan kualitas calon guru BK terutama peran guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik underachiever.

5. Wali Kelas, diharapkan kepada wali kelas agar lebih memperhatikan peserta didik underachiever sehingga peserta didik underachiever merasa nyaman dan mempunyai keinginan untuk belajar.

6. Orang Tua, diharapkan kepada orang tua peserta didik underachiever agar lebih memperhatikan lagi cara belajar peserta didik underachiever ketika sedang di rumah.

7. Peneliti Selanjutnya, diharapkan penelitian ini bisa menjadi pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya mengenai peran guru BK dalam meningkatkan motivasi peserta didik underachiever.

KEPUSTAKAAN

Bungin Burhan,2007.Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam Varian Kontemporer.

Jakarta: Raja grafindo Persada Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi

Belajar. Jakarta. RinekaCipta.

Herdiansyah Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups.

Jakarta. GrasindoPersada.

Iskandar.2009. Metodelogi Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press Lufri.2007. Kiat Memahami dan Melakukan

Penelitian. Padang: UNP Press Moleong, Lexy J. 2007. Metodelogi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosda karya

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Z Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Abstract- The aim of this paper is to study of dependence of EL brightness on the applied voltage and dependence of threshold voltage on temperature of ZnS: Mn thin film EL devices The