• Tidak ada hasil yang ditemukan

pelaksanaan layanan informasi oleh guru bk dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "pelaksanaan layanan informasi oleh guru bk dalam"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM MENCIPTAKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK

DI KELAS XI SMAN 2 SIJUNJUNG

ARTIKEL

Oleh:

OKRI YANTI NIM: 12060177

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

2016

(2)

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI OLEH GURU BK DALAM MENCIPTAKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK

DI KELAS XI SMAN 2 SIJUNJUNG

Oleh:

Okri Yanti *

Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd **

Suryadi, M.Pd **

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated their students who do not obey the rules of the school, absenteeism, no homework, often to the outside in during the learning process, not paying attention to the teacher to explain the subject matter. The purpose of this study to describe 1) planning the implementation of information services by teachers BK in creating the discipline of learners 2) Implementation of information services by BK teachers in creating learning discipline learners, 3) Evaluation of the implementation of information services by teachers BK in creating the discipline of learners , This study was descriptive quantitative. This study population of students of class XI SMA Negeri 2 Sijunjung. Sampling using proportional random sampling, totaling 68 people. The instrument used questionnaire. Analysis of data using techniques percentage. The results of this study revealed that: 1) planning the conduct of the service information by teachers BK good category, 2) implementation of information services in both categories Created the discipline of learning, 3) evaluation of the process and outcome information services by BK teachers create learning discipline both categories.

Keywords: information services, discipline, learning

PENDAHULUAN

Pendidikan nasional merupakan mewujudkan tujuan yang sangat beharga bagi individu maupun masayarakat. Pendidikan bagitu penting dalam menyiapkan manusia untuk mampu mempertahankan dan mengembangkan kualitas kehidupan bangsa yang bermartabat. Pendidikan sebagai salah satu bentuk menumbuhkembangkan manusia baik aspek rohani dan jasmaninya, memiliki tujuan yang luhur seperti yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan sebagaimana diketahui bersama pada dasarnya menginginkan adanya perubahan pada diri setiap peserta didik baik dari segi intelektual, emosional maupun spiritual. Hal ini disesuaikan dengan rumusan Undang-undang Repuplik Indonesia tentang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan merupakan kegiatan berproses dan unsur yang sangat fundamental dalam menyelenggarakan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya upaya pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses proses pembelajaran yang dialami peserta didik, ketika peserta didik berada di sekolah maupun ketika peserta didik berada di lingkungan rumah atau lingkungan keluarganya sendiri.

Slameto (2003:2) menyebutkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

(3)

individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Aunurrahman (2009:35) belajar adalah suatu usaha sadar yang yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku yang baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu.

Menurut Sunaryo (2004:165) yang dimaksud dengan kegiatan belajar adalah ”Aktifitas yang dilakukan seseorang agar terjadinya perubahan pada diri individu seperti: dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan, dan dari yang tidak paham menjadi paham

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan melalui suatu kegiatan seperti mengamati, membaca dan mendengarkan dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan perilaku yang lebih baik dari tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tahu menjadi tahu.

Tu’u (2004:31-32) juga menjelaskan

“Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban”. Disiplin merupakan upaya pengendalian diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan terhadap peraturan dan tata tertib yang berlaku, sehingga secara sadar mereka mau melaksanakan aturan-aturan tersebut.

Suharsimi (2002:41) mengemukakan bahwa “Disiplin adalah menunjuk kepada kepatuhan seseoraang ada dalam mengikuti peraturan dan tata tertib karena dorongan oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hati”.

Menurut Skolar (2002:141) disiplin belajar adalah “Kepatuhan untuk menaati dan mengikuti norma-norma yang berlaku di sekolah dan dalam pembelajaran”. Menurut Sumantri (2010:120) “Disiplin adalah merupakan salah satu faktor penting dalam mencapai suatu tujuan, baik itu tujuan organisasi maupun tujuan individu. Dengan kata lain disiplin merupakan salah satu aspek dari kehidupan manusia, selama manusia tersebut mempunyai tujuan yang hendak dicapai”. Gaustad, Joan Moles (Yudhawati dan Haryanto, 2011:167) mengemukakan bahwa disiplin belajar di sekolah mempunyai tujuan utama:

1. Demi kepastian dan kenyamanan guru dan siswa 2. Demi mendukung kreativitas dan

pembentukan konektivitas relasional pembelajaran.

Juliandi (2014:5) membagi indikator disiplin belajar menjadi empat macam, yaitu:

1. Ketaatan terhadap waktu belajar.

2. Ketaatan terhadap tugas-tugas pelajaran.

3. Ketaatan terhadap penggunaan fasilitas belajar.

4. Ketaatan menggunakan waktu datang dan pulang.

Schwartz (Yudhawati dan Haryanto, 2011:167) menyebutkan bahwa tujuan disiplin di sekolah adalah untuk menciptakan keamamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka siswa menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu, dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar siswa.

Menurut Prayitno & Erman Amti (2004:259) “Dengan layanan informasi siswa memperoleh banyak pemahaman mengenai berbagai macam hal. Layanan informasi secara umum bersama dengan layanan orientasi bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki”.

Menurut Sukardi (2008:61) Layanan Informasi “Layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat”.

Selanjutnya menurut Winkel (Tohirin, 2011:147) layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda.

(4)

Menurut Tohirin (2011:152) langkah- langkah pelaksanaan layanan menempuh tahap-tahap sebagai berikut:

a. Langkah Perencanaan yaitu, 1) Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi calon peserta didik layanan, 2) Menetapkan materi informasi sebagai isi layanan, 3) Menetapkan subjek sasaran layanan, 4) Menetapkan narasumber, 5) Menyiapkan prosedur, perangkat, dan media layanan, 6) Menyiapkan kelengkapan administrasi b. Langkah pelaksanaan yang mencakup

kegiatan yaitu, 1) Morganisasikan kegiatan layanan, 2) Mengaktifkan peserta layanan, 3) Mengoptimalkan penggunaan metode dan media

c. Langkah Evaluasi yaitu, 1) Menetapkan materi evaluasi, 2) Menetapkan prosedur evaluasi, 3) Menyusun instrumen evaluasi, 4) Mengaplikasikan instrumen evaluasi, 5) Mengolah hasil aplikasi instrumen

d. Analisis Hasil Evaluasi yaitu, 1) Menetapkan norma dan standar evaluasi, 2) Melakukan analisis 3) Menafsirkan hasil analisis

e. Tindak Lanjut yaitu, 1) Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut 2) Mengkomunikasikan rencana tindak lanjut kepada pihak terkait dan, 3) Melaksanakan rencana tindak lanjut

f. Pelaporan yaitu, 1) Menyusun laporan layanan informasi, 2) Menyampaikan laporan kepada pihak terkait (kepada kepala sekolah), 3) Mendokumentasikan laporan

Selanjutnya menurut Prayitno (2004:15) langkah-langkah pelaksanaan layanan informasi adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan adalah tahap awal sebelum pemberian layanan informasi dimana guru BK menyiapkan berbagai macam hal

yang diperlukan pada saat

memberikan/pelaksanaan layanan informasi, yang dilakukan saat tahap perencanaan adalah a) Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi subyek (calon) peserta layanan b) Menetapkan materi informasi sebagai isi layanan c) Menetapkan subyek sasaran layanan d) Menetapkan nara sumber e) Menyiapkan prosedur, perangkat, dan media layanan f) Menyiapkan kelengkapan administrasi.

2) Pelaksanaan adalah tahap dimana guru BK memberikan layanan kepada speserta didik. Pada tahap pelaksanaan yang perlu dilakukan oleh guru BK adalah a) Mengorganisasikan kegiatan layanan b)

Mengaktifkan peserta layanan c) Mengoptimalkan penggunaan metode dan media.

3) Evaluasi yang terdiri dari a) Menetapkan materi evaluasi b) Menetapkan prosedur evaluasi c) Menyusun instrumen evaluasi d) Mengaplikasikan instrumen evaluasi e) Mengolah hasil aplikasi instrumen.

Berdasarkan observasi yang telah penulis lakukan pada tanggal 10 November 2015 di SMAN 2 Sijunjung terlihat, masih ada guru BK yang yang tidak menyediakan RPL sebelum memberikan layanan, masih ada guru BK yang menggunakan media yang tidak bervariasi dalam pemberian layanan, masih ada guru BK yang tidak memberikan penilaian setelah memerikan layanan, peserta didik sering bolos, peserta didik tidak mengerjakan PR, peserta didik sering ke luar masuk pada saat proses belajar mengajar berlangsung, peserta didik tidak memperhatikan guru yang menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, masih ada peserta didik yang tidak memakai dasi dan peserta didik yang memakai celana ketat.

Selanjutnya dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan 8 orang peserta didik pada tanggal 10 November 2015 di SMAN 2 Sijunjung, diperoleh keterangan bahwa peserta didik sering lalai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di sekolah, peserta didik sering absen, peserta didik sering mengantuk disaat belajar, kurangnya minat peserta didik untuk mengikuti proses belajar di dalam kelas.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Perencanaan pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar peserta didik kelas XI di SMAN 2 Sijunjung.

2. Pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar peserta didik kelas XI di SMAN 2 Sijunjung.

3. Evaluasi pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar peserta didik kelas XI di SMAN 2 Sijunjung.

Berdasarkan batasan masalah di atas maka dapat dirumuskan “Bagaimana pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar peserta didik kelas XI di SMA Negeri 2 Sijunjung?”

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Perencanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar

(5)

peserta didik kelas XI di SMAN 2 Sijunjung.

2. Pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar peserta didik kelas XI di SMAN 2 Sijunjung.

3. Evaluasi pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar peserta didik kelas XI di SMAN 2 Sijunjung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:31) Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, aktual, fakta dan akurat mengenai faktor- faktor dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMAN 2 Sijunjung yang berjumlah 210 orang. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik proportional random sampling dengan jumlah 68 orang.

Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MIPA 2 dan kelas X IPS 1 di SMA Negeri 2 Sijunjung.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Yusuf (2005:252) angket adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada kelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data.

Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Menurut Yusuf (2007: 224) persentase dapat dihitung dengan rumus:

P = x 100%

Keterangan:

P : Persentase

f : Frekuensi Jawaban

N : Jumlah frekuensi atau banyaknya individu

100 : Bilangan tetap

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum hasil penelitian mengenai pelaksanaan Layanan Informasi Oleh Guru BK dalam Menciptakan disiplin Belajar, terkait dengan: 1) Perencanaan layanan, (2) Perlaksanaan layanan (3) Evaluasi layanan.

1. Perencanaan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari sub variabel perencanaan terdapat sebanyak pada kategori baik terdapat 31 orang peserta didik dengan persentase 45,59%, pada kategori cukup baik terdapat 28 orang peserta didik dengan persentase 4,18%, pada kategori sangat baik 6 peserta didik dengan persentase 8,82%, dan pada kategori kurang baik dengan persentase 4,41%.

Keterangan di atas mengungkapkan bahwa menetapkan materi layanan, keterangan yang peneliti dapatkan selama melakukan penelitian terhadap pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar sebelumnya memang tidak sesuai.

Berdasarkan terungkapnya dari hasil yang peneliti peroleh setelah mengolah data seperti yang diungkapkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru BK masih perlu lebih meningkatkan lagi caranya dalam menetapkan materi kebutuhan peserta didik melalui alat ungkap masalah dan sebagainya.

Sesuai dengan yang dipaparkan Prayitno (2004:15) dalam perencanaan layanan informasi meliputi: “Identifikasi kebutuhan akan informasi bagi subjek (calon) peserta layanan, menetapkan materi informasi sebagai isi layanan, menetapkan subjek sasaran layanan, menetapkan narasumber, menyiapkan prosedur, perangkat dan media layanan, menyiapkan kelengkapan administrasi”.

Selanjutnya Sukardi (2008:59) juga mengemukakan langkah-langkah penyajian informasi, yaitu adanya:

“Langkah persiapan: menetapkan tujuan dan isi informasi termasuk alasan- alasannya, mengidentifikasi sasaran yang akan menerima informasi, mengetahui sumber-sumber informasi, menetapkan teknik penyampain informasi, menetapkan jadwal dan waktu kegiatan, menetapkan ukuran keberhasilan”.

Berdasarkan penjelasan di atas guru BK perlu menetapkan materi layanan dan kebutuhaan peserta didik dalam mengikuti layanan informasi. Sehingga materi yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Agar tujuan dari

(6)

perencanaan layanan informasi tercapai dengan optimal.

2. Pelaksanaan

Berdasarkan hasil analisis data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari sub variabel pelaksanan terdapat pada kategori baik 42 orang peserta didik dengan persentase 61,76%, berada pada kategori sangat baik 22 peserta didik dengan persentase 32,35%, kemudian berada pada kategori cukup baik 4 orang peserta didik dengan persentase 5,88%.

Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar berada pada kategori baik. Walaupun hasil persentase berada pada kategori baik, namun pada data ini juga membuktikan bahwa pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar pada kategori cukup baik sebanyak 4 orang peserta didik dengan persentase 5,88%, dan tidak terdapat peserta didik yang berada pada kategori kurang baik dan sangat kurang baik.

Apabila dilihat berdasarkan aspek- aspek indikator yang mempengaruhinya dapat diperoleh sebagai berikut: Pertama, dari indikator tujuan materi layanan terdapat sebanyak 32 orang peserta didik terkategori baik dengan persentase 47,06%. Kedua, dari indikator mengaktifkan peserta layanan terdapat sebanyak 32 orang peserta didik terkategori sangat baik dengan persentase sebesar 47,06%. Dan Ketiga, dari indikator penggunaan metode dan media layanan terdapat sebanyak 38 orang peserta didik pada kategori baik dengan persentase 55,88%.

Jadi dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan layanan informasi berada pada kategori baik, itu berarti guru BK mampu dalam mengorganisasikan layanan seperti apa tujuan dari materi layanan informasi disiplin belajar, dan bagaimana manfaatnya dari materi layanan bagi peserta didik, selain itu hal yang paling utama yaitu pada pelaksanaan layanan informasi mengenai pemahaman disiplin belajar, guru BK mampu dalam mengaktifkan peserta layanan selama

kegiatan layanan berlangsung sehingga peserta layanan tidak merasa bosan dengan materi dan metode yang diberikan pada layanan informasi mengenai pemahaman disiplin belajar.

Menurut Prayitno (2004: 15)

“Pelaksanaan layanan informasi meliputi:

mengorganisasikan kegiatan layanan, mengaktifkan peserta layanan, mengoptimalkan penggunaan metode dan media”. Selanjutnya menurut Tohirin (2011: 152) “Pelaksanaan layanan informasi menempuh tahapan-tahapan sebagai berikut: pelaksanaan yang

mencakup kegiatan yaitu:

mengorganisasikan kegiatan layanan, mengaktifkan peserta layana, keaktifan peserta layanan dalam kegiatan pembelajaran sangat tergantung dari pemanfaatan potensi yang dia miliki oleh peserta didik itu sendiri”.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar di kelas XI di SMA Negeri 2 Sijunjung masih tergolong baik dalam melaksanakan layanan informasi, hal ini tentunya akan berdampak positif bagi peserta didik serta bagi sekolah dan guru BK itu sendiri. Untuk mencapai hal yang demikian tentu perlunya guru BK meningkatkan kreativitas serta hendaknya memperhatikan secara sungguh-sungguh beberapa kriteria yang dapat mendukung terwujudnya pelaksanaan layanan informasi secara baik dan lancar.

Sukardi (2008:59) juga mengemukakan pelaksanaan layanan informasi, yaitu: usahakan tetap menarik minat dan perhatian peserta didik, berikan informasi secara sistematis dan sederhana sehingga jelas isi dan manfaatnya, berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari, bila menggunakan teknik karya wisata dan pemberian tugas persiapkan sebaik mungkin sehingga siswa memperhatikan apa yang harus di catat dan apa yang harus dilakukan, bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung usahakan tidak terjadi kekeliruan, usahakan selalu kerjasama dengan guru bidang studi dan wali kelas.

Berdasarkan penjelasan di atas dalam pelaksanaan layanan informasi disiplin belajar guru BK perlu mengoptimalkan lagi pelaksanaan kegiatan

(7)

layanan informasi tersebut, sehingga peserta didik lebih termotivasi dalam mengikuti kegiatan layanan informasi.

Selain itu guru BK dibutuhkan ide-ide kreatif dan menciptakan suasana yang nyaman dalam pelaksanaan layanan informasi agar peserta didik lebih memperhatikan layanan yang diberikan.

3. Evaluasi

Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti lakukan, dapat diungkapkan bahwa secara umum tentang pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar di kelas XI di SMA Negeri 2 Sijunjung dilihat dari sub variabel langkah evaluasi berada pada kategori baik sebanyak 40 peserta didik dengan persentase 58,82%, berada pada kategori sangat baik sebanyak 19 peserta didik dengan persentase 27,94% , berada pada kategori cukup baik sebanyak 9 peserta didik dengan persentase 13,24%, sementara kategori kurang baik dan sangat kurang baik tidak ada.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa dalam evaluasi layanan informasi oleh guru BK dalam menciptakan disiplin belajar baik, namun guru BK perlu meningkatkan lagi menetapkan prosedur untuk mengevaluasi, dan menyusun instrumen evaluasi, hal ini dikarenakan agar peserta didik lebih memperhatikan layanan dengan serius kemudian tujuan dari evaluasi layanan dapat di optimalkan oleh guru BK.

Menurut Prayitno (2004:15) mengemukakan “Evaluasi layanan informasi meliputi: menetapkan materi, menetapkan prosedur, menyusun instrument evaluasi, mengaplikasikan instrument evaluasi, mengolah hasil aplikasi instrument”. Selanjutnya dengan itu Sukardi (2008:59) juga mengemukakan langkah-langkah penyajian informasi, yaitu adanya: Langkah evaluasi: “Guru pembimbing mengetahui hasil pemberian informasi, guru pembimbing mengetahui efektifitas suatu teknik, guru pembimbing mengetahui apakah persiapannya sudah cukup matang atau masih banyak kekurangannya, guru pembimbing mengetahui kebutuhan peserta didik akan informasi lain atau yang sejenisnya, bila dilakukan evaluasi, peserta didik merasa perlu memperhatikan lebih serius”.

Berdasarkan penjelasan di atas guru BK perlu melakukan evaluasi terhadap kegiatan layanan informasi disiplin belajar,

hal ini dikarnakan dengan mengevaluasi hasil layanan guru BK mengetahui apa kekurangan dari pelaksanaan layanan yang telah di berikan, selain itu guru BK juga mengetahui kebutuhan peserta didik terhadap informasi lain dengan demikian peserta didik akan merasakan manfaat dari layanan yang diberikan oleh guru BK berikan dan tidak lagi mengganggap sepele informasi disiplin belajar yang diberikan.

Berdasarkan tiga sub variabel di atas, dapat diartikan bahwa pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK dapat dikatakan baik, hal itu tentu tidak lepas dari persiapan yang matang dari guru BK dalam melaksanakan layanan informasi disiplin belajar seperti yang dikemukakan prayitno (2004:15) “ Layanan informasi perlu direncanakan oleh guru BK dengan cermat baik mengenai informasi yang menjadi isi layanan, metode maupun media yang digunakan serta sasaran layanan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa layanan informasi oleh guru BK mengenai disiplin belajar yang dilaksanakan guru BK tentu adanya perencanaan, dengan perencanaan guru BK dapat melihat apa yang di butuhkan oleh peserta didik dan bagaimana permasalahan yang dihadapi peserta didik, sehingga pelaksanaan layanan informasi oleh guru BK mengenai disiplin belajar lebih terarah dengan program yang akan dijalankan dan dapat di sessuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Selanjutnya jika peneliti menjadi seorang guru BK yang sudah melaksanakan layanan informasi dengan baik agar menjadi sangat baik maka guru BK perlu tindak lanjut dari layanan yang telah dilaksanakannnya yaitu menindaklanjutinya dengan memberikan layanan bimbingan konseling seperti layanan bimbingan kelompok dan layanan konseling perorangan.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan pelaksanaan layanan Informasi oleh Guru BK dalam menciptaakan displin belajar peserta didik di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung sebagai berikut:

1. Perencanaan layanan disiplin belajar di kelas XI SMA Negeri 2 sijunjung tergolong ke dalam kategori baik, selanjutnya dilihat juga dari mengidentifikasi kebutuhan peserta didik,

(8)

menetapkan materi layanan informasi disiplin belajar, menetapkan sasaran layanan, menyiapkan sarana dan prasarana tergolong kategori baik.

2. Pelaksanaan layanan di kelas XI SMA Negeri 2 Sijunjung tergolong ke dalam kategori baik, selanjutnya dilihat juga dari indikator tujuan materi layanan informasi disiplin belajar, mengaktifkan peserta didik, menggunakan metoda layanan tergolong kategori baik.

3. Evaluasi BK di SMA Negeri 2 Sijunjung tergolong ke dalam kategori baik, selanjutnya dilihat juga dari melakukan penilaian proses dan penilaian hasil program layanan informasi disiplin belajar tergolong kategori baik.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada:

1. Guru BK, diharapkan kepada guru BK agar dapat lebih mempertahankan pelaksanaan layanan informasi yang telah diberikan kepada peserta didik dan diharapkan juga bagi guru BK untuk lebih meningkatkan lagi layanan informasi terutama dalam tahap pelaksanaan layanan di dalam melakukan pengkajian permasalahan sesuai prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan agar tahap pelaksanaan layanan ini seorang guru BK melaksanakannya dengan sangat baik supaya peserta didik lebih disiplin dalam belajar berjalan dengan maksimal sesuai dengan yang diharapkan.

2. Peserta didik, diharapkan bagi peserta didik untuk bisa memahami cara kerja guru BK. Bagi peserta didik yang mengalami tahap pelaksanaan terutama pada melaksanakan pengkajian permasalahan sesuai dengan prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan oleh guru BK tidak sesuai dengan kebutuhan pesrta didik untuk mampu mengembangkan kemampuan yang dimiliki serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-harinya.

3. Guru mata pelajaran, agar bisa memperhatikan disiplin belajar peserta didiknya saat pembelajaran berlangsung.

4. Kepala Sekolah dan personil sekolah diharapkan untuk membantu serta melengkapi peralatan yang diperlukan oleh guru BK dalam melaksanakan layanan informasi yang diberikan kepada peserta didik bisa berjalan dengan sangat baik.

5. Program Studi BK, diharapkan untuk membekali mahasiswa dengan ilmu pengetahuan terkait dengan layanan informasi agar mahasiswa mampu melaksanakan layanan informasi dengan maksimal. .

6. Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya mengenai layanan informasi.

KEPUSTAKAAN

Anurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Prayitno, Erman Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

S. Tohirin. 2009. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Press.

Skolar. 2002. Jurnal Pendidikan. Volume 3 Nomor 2. Padang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. 2004. Psikologi Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:

Grasindo.

Undang-Undang Pendidikan Nasional tentang Sistem Pendidikan. 2003. Bandung:

Citra Umbara.

Yudhawati, Ratna. 2011. Teoro-teori Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Yusuf , A. Muri. 2007. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan layanan peminatan yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 kepada peserta didik Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang guru BK STG dan IGT

Kendala yang dihadapi Guru BK dalam pelaksanaan layanan informasi tentang bimbingan karir ditinjau dari tahap pelaksanaanya adalah Guru BK memberikan materi dengan

Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan.. Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan

peneliti memperoleh informasi yaitu Guru BK melakukan pendekatan dengan peserta didik yang bermasalah. Kemudian melakukan kontak dengan peserta didik. Hambatan yang

Dilihat dari media audio dapat dikethui bahwa ada 54 orang peserta didik merasa Guru BK kurang baik dalam memberikan layanan informasi dengan menggunakan media

mengurangi perilaku membolos peserta didik dilihat dari tahap perencanaan adalah Guru BK harus bisa memberikan layanan informasi sesuai dengan apa yang telah

Berdasarkan hasil penelitian dari temuan peneliti tentang kendala Guru BK dalam pelaksanaan layanan informasi pada aspek waktu bahwa kendala yang dialami Guru BK

Pelaksanaan layanan komprehensif yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 kepada peserta didik 1.Layanan dasar bimbingan Berdasarkan wawancara dengan 2 orang guru BK STG