• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL

(2)

PENERAPAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

DI KELAS X SMK NEGERI 4 PADANG

Oleh:

Rahmah Tusa Diah*

Ahmad Zaini, S, Ag., M, Pd**

Mori Dianto, M, Pd**

Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

The background of this study is there are students who have low motivation when take the service content by their teacher. The goal of this study is describe: 1) the application of content mastery service by concealing guidance’s teacher by using high touch: authority, affection, example, reinforcement, firmness to educate, 2) the application of content mastery service by concealing guidance’s teacher by using high tech: content of learning, method of learning, media of learning, environment of learning, and measurement of learning result. The result of this study describes: 1) the application of content mastery service by concealing guidance’s teacher by using high touch which is good. 2) the application of content mastery service by concealing guidance’s teacher by using high tech which is good enough. It means that by using the application of content mastery service by concealing guidance’s teacher to improve student’s study motivation at X grade of SMK Negeri 4 Padang that enough. Based on the result of this study the concealing guidance’s teacher is to understand about the character of each students that as the participant of service and the concealing guidance’s teacher have to attend about the readiness of students to take the material service.

Keyword: Result, Influence Pendahuluan

Manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat terlepas dari individu yang lain. Di dalam dunia pendidikan individu juga membutuhkan individu lain seperti guru atau dosen untuk mengembangkan bakat serta minat yang ada dalam diri individu tersebut. Pendidikan merupakan usaha supaya manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran seperti hal yang melibatkan individu lain di dalamnya.

Mudyahardjo (2013:3) menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah segala pengalaman yang berlangsung sepanjang hidup dan merupakan segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu”.

Menurut Pidarta (2014:1) “Pendidikan sudah ada semenjak manusia ada di muka bumi, secara garis besar ada beberapa pengertian pendidikan, yaitu (a) pendidikan, (b) teori umum pendidikan, (c) ilmu pendidikan”.

Melalui pendidikan individu akan memperoleh pengetahuan sehingga dapat menggali potensi-potensi yang dimiliki secara optimal. Oleh karena itu, perlu arahan dan bimbingan dari orang lain sehingga akan tampak dan berkembanglah potensi tersebut.

Selanjutnya menurut Helmawati (2014:23) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

1

(3)

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Dalam proses pendidikan individu (peserta didik) perlu dibantu dalam pembelajaran, dengan demikian pengajaran di sekolah haruslah dikelola secara terprogram.

Sehubungan dengan hal itu, guru pembimbing (BK) mempunyai peranan penting yang menentukan di dalam mengarahkan proses belajar individu (peserta didik). Menurut Aunurrahman (Abdillah 2002) belajar adalah

“Suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu”. Senada dengan itu menurut Syah (2010:87) belajar adalah “Kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”.Sejalan dengan itu menurut Jufri (2013:38) belajar yaitu

“Adanya perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku pada diri peserta didik yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan mengobservasi, mendengar, mencontoh dan mempraktekkan langsung suatu kegiatan”. Selanjutnya menurut Helmawati (2014:189) belajar yaitu “Setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman”.

Melalui belajar peserta didik bisa menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu serta mengarahkan penilaian dan sikap dalam rangka memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah-masalah.

Melalui guru pembimbing (BK) semua masalah yang ada pada peserta didik bisa dibantu dengan pelayanan bimbingan konseling yang terdiri dari: 1. Layanan orientasi, 2. Layanan informasi, 3. Layanan penempatan dan penyaluran, 4. Layanan penguasaan konten, 5. Layanan konseling perorangan, 6. Layanan Bimbingan kelompok, 7. Layanan konseling kelompok, 8. Layanan konsultasi, 9. Layanan mediasi, 10. Layanan

advokasi. Berdasarkan penjabaran di atas sesuai permasalahan yang dialami peserta didik ada salah satu dalam bimbingan konseling layanan penguasaan konten yang membantu peserta didik menguasai aspek- aspek konten melalui proses belajar. Menurut Tohirin (Prayitno:2004) pengertian layanan penguasaan konten adalah suatu layanan bantuan kepada individu (siswa) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.

Sependapat dengan itu, Amin (2010:289) menjelaskan pengertian layanan pembelajaran adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar dengan kecepatan dan kesulitan belajar, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya. Senada dengan itu, Hamdani dan Arifuddin (2012:80) mengatakan layanan penguasaan konten yaitu layanan yang membantu siswa menguasai konten tertentu terutama kompetensi atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk melihat bagaimana penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru BK terkait faktor internal dan eksternal pada semua peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang yang peneliti lakukan selama Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan Konseling (PPLBK) dari bulan Agustus sampai Desember 2015. Peneliti menemukan beberapa fakta dilihat dari segi adanya peserta didik yang rendah motivasinya saat menerima materi layanan dari guru BK, adanya peserta didik yang sulit membagi waktu antara belajar dan bermain, adanya peserta didik yang kurang termotivasi untuk disiplin mengerjakan tugas sekolah tepat waktu, adanya peserta didik yang kurang terampil pada mata pelajaran khusus masing-masing kelas jurusan.

Melalui penerapan Layanan Penguasaan

(4)

Konten ini tepat diterapkan kepada peserta didik kelas X SMK Negeri 4 Padang yang kurang motivasi belajarnya. Berdasarkan fakta-fakta di atas maka peneliti tertarik mengambil judul “Penerapan Layanan Penguasaan Konten oleh Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang” sebagai bahan untuk penelitian.

MetodePenelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif, dimana mendiskripsikan suatu gejala, fakta, peristiwa atau kejadiandan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel(Arifin, 2012:28)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang mendeskripsikan tentang suatu fenomena berdasarkan fakta- fakta yang ada dan bertujuan pada penelitian untuk menginterpretasi objek apa adanya.

Kemudian penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang.

Adapun waktu penelitian pada bulan Mei 2016 tempat lokasi penelitian di SMK Negeri 4 Padang. Alasan peneliti memilih

sekolah ini

merupakantempatpenelitimengobservasikuran glebih 4 bulan serta mewawancarai guru BK di SMK Negeri 4 Padang. Permasalahan yang penelititemukanadanyapesertadidik yang kurangmotivasibelajarnyasaatmenerimamateril ayanandariguru BK .

Peneliti mengambil sasaran yang akan diteliti yaitu seluruh peserta didik kelas X SMK Negeri 4 Padang. Populasi dari penelitian ini sebanyak 450peserta didikdan sampel penelitian yaitu sebanyak 81 peserta didik. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Propotional Random Sampling.

Jenis data yang digunakan adalah jenis data interval. Menurut Bungin (2011:131) data interval adalahdata yang punya ruas atau interval, atau jarak yang berdekatan dan sama.Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder (Bungin:132) dimana dataprimer diperoleh dari peserta didik dengan melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar yang rendah, sedangkan data sekunder diperoleh dari guru BK berkaitan tentang semua layanan yang diberikan kepada peserta didik dan terkhusus penerapan layanan penguasaan konten yang diberikan dan bagaimana hasilnya kepada peserta didik yang motivasi belajarnya rendah.

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpuluntuk memperoleh gambaran tentang penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang.

Melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Memeriksakelengkapanisiinstrumen

(angket) yang

telahditerimadarisampelpenelitian.

b) Membuattabelpengolahan data berdasarkan item pernyataanpenelitian yang telahdijawabresponden.

c) Mencaridanmenghitungjumlahskorsertame masukkan data ketabelpengolahan.

d) Mencaripresentaseuntuksetiap data atau total

skorpernyataansabyekpenelitiandenganrum uspresentase yang dikemukakanoleh Yusuf (2007:224) sebagaiberikut:

100

N P F

Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi n = Jumlahsampel 100 = Bilangantetap

(5)

Hasil Penelitiandan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang dapat diungkapkan sebagai berikut:

1. Penerapan Layanan Penguasaan Konten oleh Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Kelas X SMK Negeri 4 Padang Secara Umum.

Berdasarkandata yang dikumpulkan mengenai penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang berada pada kategori cukup baik. Jadi, rata-rata penerapan layanan penguasaan konten yang dilakukan oleh guru BK kepada peserta didik kelas X dalam meningkatkan motivasi belajar berada pada kategori cukup baik. Selanjutnya yang harus dilakukan guru BK terkait meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan memberikan layanan penguasaan konten tidak hanya terfokus kepada materi layanan yang akan diberikan kepada peserta didik saja melainkan juga lebih mengetahui watak setiap peserta didik yang menjadi peserta layanan guru BK, kemudian yang terpenting guru BK harus memperhatikan peserta didik apakah siap menerima materi layanan atau belum siap untuk menerima materi layanan.

Senada dengan itu Prayitno (2012:95) menjelaskan pendekatan layanan penguasaan konten yaitu

“Penyelenggara layanan (konselor) secara aktif menyajikan bahan, memberikan contoh, merangsang, mendorong, dan menggerakan (para) peserta untuk berpartisipasi aktif mengikuti dan menjalani materi dan kegiatan layanan”.

Dalam hal ini konselor menegakkan dua nilai proses pembelajaran, yaitu:

1) High-touch, yaitu sentuhan-sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-

aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan (terutama aspek- aspek afektif, semangat, sikap, nilai, dan moral) melalui implementasi oleh konselor pilar pembelajaran yang disebut berwibawa meliputi: a) pengakuan dan penerimaan, b) kasih sayang dan kelembutan, c) pengarahan dan keteladanan, d) pemberian penguatan, e) tindakan tegas yang mendidik.

2) High-tech, yaitu teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas penguasaan konten, melalui implementasi oleh konselor: a) materi pembelajaran (dalam hal ini konten), b) metode pembelajaran, c) alat bantu pembelajaran, d) lingkungan pembelajaran, e) penilaian hasil pembelajaran.

2. Penerapan Layanan Penguasaan Konten oleh Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Kelas X SMK Negeri 4 Padang Dilihat dari Pendekatan High Touch

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan high

touchberada pada

kategoribaik.Pendekatan melalui high touch ini diberikan guru BK kepada peserta didik saat memberikan layanan untuk menggerakan peserta didik agar berpartisipasi aktif dan merasa nyaman saat menerima materi layanan.

Sependapat dengan Prayitno (2012:96) menjelaskan high touch adalah sentuhan- sentuhan tingkat tinggi yang mengenai aspek-aspek kepribadian dan kemanusiaan peserta layanan melalui kewibawaan, kasih sayang, keteladanan, tindakan tegas mendidik, dan pemberian penguatan. Untuk lebih jelasnya gambaran tentang penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta

(6)

didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang akan dijelaskan satu persatu indikator.

a. Kewibawaan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan kewibawaansudah berada pada kategori baik. Sebagai pendidik guru BK harus menunjukan kewibawaannya pada saat memberikan materi layanan secara klasikal maupun individu. Maksud kewibawaan di sini guru BK sudah menguasai isi konten yang akan diberikan dan bisa untuk mencontohkannya kepada peserta didik. Menurut Tohirin (2013:155) penguasaan konten oleh pembimbing akan mempengaruhi kewibawaannya dihadapan peserta didik dan harus menguasai dengan berbagai aspeknya yang menjadi isi layanan.

b. Kasih sayang

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan kasih sayangberada pada kategori baik. Kasih sayang yang diberikan guru BK kepada peserta didik saat memberikan materi layanan dalam kelas akan mempengaruhi motivasi peserta didik untuk menerima materi layanan yang disampaikan guru BK. Selain itu, pendekatan melalui kasih sayang yang diberikan guru BK mampu merangsang peserta didik memberikan reaksi positif, tindakan- tindakan kreatif, pengetahuan dan pemikiran dalam mencapai kemandirian khususnya belajar.

c. Keteladanan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan keteladanan dikategorikansudah baik. Sebagai seorang guru BK sangat penting mempunyai keteladanan yang menjadi contoh untuk semua peserta didik. Keteladanan guru BK saat memberikan layanan mempengaruhi motivasi peserta didik untuk menerima materi layanan contohnya guru BK bertutur kata yang baik saat memberikan layanan penguasaan konten dimana guru BK dituntut untuk menguasai isi konten yang akan dijelaskan kepada peserta didik.

d. Pemberian penguatan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan pemberian penguatan sudah cukup baik. Dalam proses pembelajaran pemberian penguatan atau reinforcement merupakan sesuatu hal yang penting dalam memberikan motivasi kepada peserta didik. Kewajiban guru BK ketika memberikan layanan dengan pemberian penguatan/reinforcment yang bertujuan untuk mengetahui satu persatu peserta didik dengan melihat cara belajar peserta didik maupun karakteristik masing-masing peserta didik.

e. Tindakan tegas mendidik

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK N 4 Padang dilihat dari pendekatan tindakan tegas mendidik

(7)

berada pada kategorikurang baik.

Tindakan tegas mendidik yang diberikan guru dengan tujuan supaya peserta didik mau mematuhi semua apa yang telah ditetapkan sebelumnya untuk keberlangsungan proses pembelajaran. Pada zaman sekarang ini dengan berbagai macam tingkah laku peserta didik menjadi kewajiban untuk guru BK memberikan hukuman yang bersifat positif. Dalam memberikan tindakan tegas mendidik kepada peserta didik yang melakukan kesalahan guru BK haruslah menggunakan kata-kata lemah lembut yang membuat peserta didik menyadari kesalahannya.

3. Penerapan Layanan Penguasaan Konten oleh Guru BK dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Kelas X SMK Negeri 4 Padang Dilihat dari Pendekatan High Tech

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan high tech dikategorikancukup baik. Melalui pendekatan high tech yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang bertujuan menjelaskan isi materi atau konten dengan menggunakan alat bantu yang dominan saat memberikan layanan penguasaan konten. Senada dengan itu Prayitno (2012:96) menjelaskan high tech adalah teknologi tingkat tinggi untuk menjamin kualitas penguasaan konten melalui implementasi oleh konselor diantaranya: materi pembelajaran, metode pembelajaran, alat bantu pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran, akan dijelaskan satu persatu indikator.

a. Materi pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan

layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan materi pembelajaranbaik diantaranya kategori sangat baik.

Sebelum memberikan layanan pengusaan konten kepada peserta didik guru BK harus menguasai isi materi atau konten dengan berbagai aspek yang menjadi isi layanan.

Semakin guru BK menguasai isi konten yang akan diberikan kepada peserta didik maka peserta didik akan semakin mengerti apa yang dijelaskan oleh guru BK.

Menurut Prayitno (2012:97) materi konten dapat dibangun dengan memanfaatkan kondisi dan berbagai hal yang ada dilingkungan sekitar. Dalam kaitan ini hal yang paling penting adalah daya improvisasi konselor dalam membangun konten yang dinamis dan kaya.

b. Metode pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan metode pembelajaran dikategorikancukup baik. Pada saat ingin memberikan layanan penguasaan konten guru BK haruslah bisa menyampaikan isi materi atau konten dengan baik.

Menurut Prayitno (2012:97) konselor membawa konten ke arena layanan penguasaan konten.

c. Alat bantu pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat

(8)

dari pendekatan alat bantu pembelajaran sudah berada pada kategoricukup baik. Alat bantu pembelajaran sangat mendukung ketika proses pembelajaran berlangsung. Dalam memberikan layanan penguasaan konten kepada peserta didik guru BK sebaiknya menggunakan media atau alat bantu untuk membantu menjelaskan materi layanan. Sejalan dengan itu Prayitno (2012:98) mengemukakan untuk memperkuat proses pembelajaran dalam rangka penguasaan konten, konselor dapat menggunakan berbagai perangkat keras dan perangkat lunak media pembelajaran.

d. Lingkungan pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan lingkungan pembelajaran berada pada kategorikurang baik. Menurut Prayitno (2012:99) tempat penyelenggaraan penguasaan konten disesuaikan pula dengan aspek-aspek konten serta kondisi peserta.

Penyelenggaraan layanan dengan format klasikal dapat diselenggarakan di dalam ruangan kelas atau di luar kelas. Format layanan individual sepenuhnya tergantung pada pertimbangan konselor dan persetujuan klien.

e. Penilaian hasil pembelajaran Berdasarkan hasil penelitian yang sudah diolah dan mendapat gambaran tentang penerapan layanan penguasan konten yang diberikan guru BK kepada peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang dilihat dari pendekatan penilaian hasil pembelajaran dikategorikancukup baik. Menurut Prayitno (2012:103) menjelaskan penilaian hasil

pembelajaran secara umum layanan penguasaan konten diorientasikan kepada diperolehnya kelima dimensi belajar (tahu, bisa, mau, biasa, dan ikhlas) terkait dengan konten tertentu dengan masalah yang dihadapi.

Sacara khusus penilaian hasil layanan penguasaan konten ditekankan kepada penguasaan peserta atau klien atas aspek-aspek konten yang dipelajari.

Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK Negeri 4 Padang.

Temuan peneliti ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK N 4 Padang dilihat dari high touch berada pada kategori baik.

2. Penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK N 4 Padang dilihat dari high tech berada pada kategori cukup baik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk:

1. Guru BK, diharapakan untuk lebih baik memberikan layanan penguasaan konten kepada peserta didik supaya dapat mengetahui watak setiap peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi untuk belajar baik dari dalam diri maupun dari luar peserta didik kelas X di SMK Negeri 4 Padang.

(9)

2. Peserta didik, diharapkan untuk lebih bersemangat dan bersungguh- sungguh dalam belajar dan menerima materi layanan dari guru BK yang berguna bagi kehidupan efektif sehari-hari.

3. Kepalasekolah, agar

dapatdijadikansebagaibahanmasukand alam meningkatkan kinerja guru BKuntuk meningkatkan motivasi belajarpesertadidik.

4. Pimpinan Program Studi BK, meningkatkan mutu dalam mengembangkan kualitas calon guru BK yang akan mamasuki dunia kerja baik di lapangan maupun di sekolah secara profesional.

5. Peneliti selanjutnya, melalui penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya mengenai penerapan layanan penguasaan konten oleh guru BK dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di kelas X SMK N 4 Padang.

Kepustakaan

Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbimngan dan Konseling Islam. Jakarta: Sinar Grafika Offset.

Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Bungin, Burhan. 2011. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media.

Helmawati. 2014. Pendidikan Keluarga.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Jufri, Wahab. 2013. Belajar dan Pembelajaran Sains. Bandung: Pustaka Reka Cipta.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: UNP Press.

Mudyahardjo, Redja. 2013. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Yusuf, A Muri. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari hal ini dapat dilihat tingkat penguasaan keterampilan menganalisis teks biografi sebelum menggunakan metode pembelajaran Discovery Inquiry siswa kelas X SMK Negeri 4 Padang