PROFIL PELAKSANAAN PELAYANAN BK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 12PADANG
JURNAL PENELITIAN
Oleh : NOVRIANI
10060144
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG
2015
PROFIL PELAKSANAAN PELAYANANAN BK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI 12 PADANG
Oleh:
Novriani
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
The backgroun of this research is there were so many students did not pay attention to theservice of counselor. The resercher take the problem about the profile of implementation service of guidance and counseling in 2013 curriculum. Fokus of the research are comprehensive servise and interest sevice in 2013 curriculum. The purpose of this researd are to describe about:(1)the implesentation of comprehensive service (2) the implementation interest servise. This research was done by descriptive qualitative appoarch that described about indications, fact and real condition in the field about the implementation service of guidane and counseling in 2013 curriculum. The key source of this research are two person counselor then added by vice curriculum and two students. The researcher used interviewing and documentation study as instrument. This researh is examined by triangulation and membercheck. Data prosesing technic by using data reduction, data presentation and data taking conclusion. The analysis of interview result said that (1) the implementation service of counselor in 2013 curriculum is appropriete with 2013 curriculum. (2) the interest service program by counselor have done as it is rules. Some steps in interest programe are ( a)collecting student data (b) giving orientation and information service about the aim of the interest programme (c) filling questionnaire (d) identification and determine the student interest (e) adjusment (f) follow up activity . The result of this research is to recommend the BK teachers to increare their guidance and counseling servise in 2013 curriculum to the studens overall.
Key Word: Counselor, curriculum, comprehensive service, interest servise.
PENDAHULUAN
Di era global akan terjadi perubahan-perubahan yang cepat. Hubungan komunikasi, informasi, transformasi menjadikan satu sama lain menjadi dekat sebagai akibat dari revolusi industri dan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kompetensi masa depan yang diperlukan dalam menghadapi arus globalisasi antara lain berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan, kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab, kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda, dan kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal.
Di samping itu generasi Indonesia juga harus memiliki minat luas dalam kehidupan, memiliki kesiapan untuk bekerja, memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat dan minatnya, dan memliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan
Salah satu sarana untuk mencapai pendidikan yang sukses tersebut yaitu melalui perubahan kurikulum. Menurut Mulyasa (2010:46) kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, dan hasil belajar, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan pendidikan.
Sehubungan dengan pendapat di atas Kemendikbud (2013:354) menjelaskan pengembangan kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan di dalamnya terdapat perubahan program yang berkaitan langsung dengan layanan bimbingan dan konseling adalah peminatan peserta didik. Pelayanan peminatan peserta didik merupakan bagian dari upaya advokasi dan fasilitas perkembangan peserta didik agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sementara Mulyasa (2013:99) menjelaskan implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik. Tema kurikulum 2013 adalah menghasilkan insan manusia yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terintegrasi. Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasi kurikulum guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran yang efektif dan bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran, dan pembentukan kompetensi secara efektif serta menetapkan kriteria keberhasilan.
Munro dan Kottman (Syamsu dan Juntika, 2010:26) mengemukakan bahwa struktur bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan, yaitu: (1) layanan dasar bimbingan; (2) layanan responsif; (3) layanan perencanaan individual; dan (4) dukungan system
Kurikulum 2013 menegaskan adanya daerah garapan yang disebut peminatan siswa. Bidang peminatan ini menjadi substansi pokok pekerjaan para konselor atau guru pembimbing dan konseling di sekolah- sekolah/madrasah. Meskipun demikian konseling tentulah tidak hanya sekedar menangani program atau wilayah peminatan saja. Tugas konselor tentulah jauh lebih luas dari pada bidang peminatan itu sendiri, yaitu menyangkut pengembangan pribadi peserta didik ke arah kemandirian diri mereka, menyaksikan peserta didik yang kurang disiplin, nakal, suka tawuran, dan sebagainya.
Selanjutnya menurut Supriatna (2011:18) guru BK yang baik, yaitu guru BK yang efektif, perlu mengenal diri sendiri, mengenal klien, memahami maksud dan tujuan konseling, serta menguasai proses konseling. Guru BK yang baik perlu mengenal diri sendiri, mengenal klien, memahami maksud dan tujuan konseling, serta menguasai proses konseling supaya kegiatan layanan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Diperkuat oleh Walgito (2008:90) bahwa guru BK adalah pelaksana utama yang mengkoordinasi semua kegiatan yang terkait dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
Berdasarkan hasil observasi peneliti selama 5 Januari sampai 11 Januari 2015, masih ditemukan beberapa peserta didik yang melakukan tindakan yang kurang beretika seperti tidak mendengarkan guru saat memberikan layanan, sibuk bermain handpone saat guru BK memberikan layanan, kurang memperhatikan guru BK memberikan layanan BK, mengobrol dengan teman saat guru BK menjelaskan layanan , tidak tenang pada saat proses pemberian pelayanan.
Berdasarakan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain sebagai berikut:
1. Adanya peserta didik yang tidak mendengarkan guru BK saat memberikan layanan.
2. Adanya peserta didik yang sibuk bermain handpone saat guru BK memberikan layanan.
3. Adanya peserta didik yang kurang memperhatikan guru BK mengadakan himpunan data.
4. Adanya peserta didik yang mengobrol dengan teman saat guru BK menjelaskan layanan.
5. Adanya peserta didik yang tidak tenang pada saat proses pemberian layanan.
Sesuai dengan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada:
1. Pelaksanaan layanan komprehensif yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 kepada peserta didik.
2. Pelaksanaan layanan peminatan yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 kepada peserta didik.
Adapun yang menjadi tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Pelaksanaan layanan komprehensif yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 kepada peserta didik.
2. Pelaksanana layanan peminatan yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 kepada peserta didik.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun para pembaca. Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah:
1. Guru BK, sebagai bahan masukan dalam memberikan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling.
2. Peserta Didik, sebagai usaha untuk memberi wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap peseta didik
dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
3. Kepala Sekolah, sebagai bahan masukan bagi personil sekolah untuk meningkatkan kinerja guru BK dalam memberikan pelayanan.
4. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling, untuk menambah dan mengembangkan ilmu mengenai pelaksanaan pelayanan BK dalam kurukilum 2013.
5. Penulis, sebagai bekal pengetahuan baru untuk dapat mengetahui pelaksanaan pelayanan BK dalam kurikulum 2013, memperoleh ilmu pengetahuan atau pengalaman dalam melakukan penelitian, baik secara teori maupun praktik dan untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan serta sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan program Strata Satu (S1) di Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 6. Peneliti selanjutnya, dapat menjadi
pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya dengan variabel lain.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian yang dilakukan termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Penulis menggambarkan pelaksanaan pelayanan BK dalam implementasi kurikulum 2013 di SMP Negeri 12 Padang.
Menurut Moleong (2010:6):
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
Menurut Facrhina dan Pramono (2012:34):
Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik.
Penelitian ini merupakan pendekatan yang lebih mementingkan tingkat kedalaman data (kualitas data) tidak terbatas, memahami makna, dan diarahkan pada individu/kelompok
amatan secara holistik tanpa mengisolasikan kedalam variabel tertentu.
Menurut Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang betujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail.
Pendapat di atas diperkuat oleh Travers (Umar, 2005:22) metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai fakta tertentu tentang keadaan yang sedang berlangsung baik berbentuk kata-kata atau bahasa berdasarkan masalah yang sedang diteliti sehingga pemahaman terhadap permasalahan menjadi lebih jelas. Maka disini peneliti mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pelayanan BK dalam kurikulum 2013 di SMP Negeri 12 Padang
Menurut Bungin (2011:76) informan penelitian adalah subjek yang memahami objek penelitian. Informan penelitian ini ditentukan setelah peneliti menentukan informan kunci (key informants) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya. Informan kunci yang ditetapkan berdasarkan pertimbangan bahwa informan kunci harus mengetahui dengan jelas tujuan penelitian serta terkait dengan permasalahan yang diteliti yaitu Guru BK yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini ada dua orang guru BK yang terlibat dalam implementasi kurikulum 2013.
Informan ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa informan tersebut memiliki pengalaman yang banyak guru BK sudah menggunakan kurikulum 2013.
Dalam poses pemberian layanan orientasi, layanan informasi dan layanan bimbingan kelompok terlaksana sesuai dengan jadwalnya.Dalam proses pemberian layanan informasi di berikan di dalam kelas yaitu 2 jam pelajaran oleh guru BK. Untuk mendapatkan data pesrta didik guru BK meminta biodata peserta didik.
Agar memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penelitian menggunakan beberapa alat
pengumpulan data berupa: 1) Wawancara, teknik pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan cara wawancara agar memperoleh informasi secara langsung demi kelengkapan data dalam penelitian. Menurut Yusuf (2005: 278) bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau proses interaksi antara pewawancara (intervieweer) dengan responden atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung. 2) Studi dokumentasi, menurut Yusuf (2005: 252) studi dokumentasi yaitu sumber informasi yang ditemukan dalam bentuk foto, dalam bahan stastistik, dalam dokumen atau dalam berbagai sumber bacaan lainnya baik yang tersimpan dalam perpustakaan umum, pada lembaga resmi maupun yang tersimpan dalam koleksi perorangan. Diperjelas oleh sugioyono (2011:270) bahwa studi dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang berlalu, yang dapat berbentuk tulisan, gambar atau kerya-karya monumental seseorang.
Menjamin keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh yang dilakukan dengan cara sebagaimana dikemukakan Sugiyono (2011:
302-311), yaitu: kepercayaan (Credibility), keteralihan (Transferability), dapat dipercaya (Depenability).
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 277- 283), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Data yang telah dikumpulkan seterusnya dianalisis, Miles dan Huberman (Sugiyono, 2011: 277-283) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif ada 3 tahapan analisis, yaitu: 1) Reduksi Data (Data Reduction), 2) Penyajian Data (Display Data), 3) Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan layanan komprehensif yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 kepada peserta didik 1.Layanan dasar bimbingan
Berdasarkan wawancara dengan 2 orang guru BK STG dan IGT dapat diperoleh hasilnya bahwa dalam membuat
program BK sudah berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 yaitu ada program tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan serta program harian.
Bentuk program layanan komprehensif yang dilaksanakan oleh guru BK tututan kurikulum 2013 yaitu melalui bimbingan dan konseling komprehensif ini adalah teraktualisasinya potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal.
Layanan orientasi dilaksankan sesuai dengan program dan jadwal yang ditentukan, Layanan informasi diberikan kepada peserta didik di dalam kelas secara tatap muka sesuai jadwal yang ditentukan yaitu 2 jam pelajaran. Layanan bimbingan kelompok sesuai dengan program dan jadwal yang ditentukan . Dalam melaksanakan himpunan data guru BK sudah sesuai dengan kurikulum 2013 dengan meminta biodata diri peserta didik.
Kemudian hasil wawancara dengan wakil kurikulum TON, guru BK dalam membuat program layanan komprehesif berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.
Dalam proses pemberian layanan orientasi, layanan informasi dan layanan bimbingan kelompok sudah sesuai dengan progam dan jadwal yang di buat oleh guru BK. Tuntutan kurikulum 2013 yang mewajibkan jam tatap muka di kelas 2 jam perminggu, guru BK memberikan layanan informasi. Dan untuk mendapatkan data peserta didik guru BK sudah sesuai dengan kurikulum 2013.
Selanjutnya hasil wawancara dengan 2 orang peserta didik YS dan PY, guru BK sudah menggunakan kurikulum 2013. Dalam poses pemberian layanan orientasi, layanan informasi dan layanan bimbingan kelompok terlaksana sesuai dengan jadwalnya.Dalam proses pemberian layanan informasi di berikan di dalam kelas yaitu 2 jam pelajaran oleh guru BK. Untuk mendapatkan data pesrta didik guru BK meminta biodata peserta didik.
2.Layanan responsif
Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang guru BK STG dan IGT mengatakan bahwa dalam melaksanakan layanan konseling kelompok sesuai dengan kurikulum 2013 sesuai dengan program dan jadwal pelaksanaannya. Konseling kelompok diadakan sepulang sekolah di lokal kosong dan mushola. Konseling individual dilaksanakan oleh guru BK secara insidental sesuai kebutuhan peserta
didik. Ada pserta didik yang mau konseling datang sendiri ada juga yang di panggil oleh guru BK. Alih tangan kasus ada dilaksankan sesuia dengan kasus pesrta didik di sekolah ini. Guru BK STG pernah mengalih tangankan kasus peserta didiknya kepada yang lebih ahli ketika peserta didiknya sakit lalu di alih tangankan kepada dokter.
Layanan konsultasi dilaksanakan guru BK secara insidental sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru BK dalam melaksanakan kunjungan rumah sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu secara insidental sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Konferensi kasus yang dilaksanakan oleh guru BK berdasarkan kurikulum 2013 yaitu insidental sasuai dengan kebutuhan peserta didik. Selanjutnya menurut wakil kurikulum TON, guru BK dalam melaksanakan layanan konseling kelompok sesuai dengan kurikulum 2013 sesuai dengan program dan jadwal yang dilaksankan.
Konseling individual dilaksanakan oleh guru BK sesuai kebutuhan peserta didik. Layanan konsultasi dilaksanakan guru BK secara sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru BK dalam melaksanakan kunjungan rumah sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Konferensi kasus yang dilaksanakan oleh guru BK berdasarkan kurikulum 2013 yaitu sasuia dengan kebutuhan peserta didik.
Kemudian menurut 2 orang peserta didik, guru BK dalam melaksanakan layanan konseling kelompok sesuai dengan kurikulum 2013 sesuai dengan program dan jadwal yang dilaksankan. Konseling individual dilaksanakan oleh guru BK secara sesuai kebutuhan dan permasalahan peserta didik. Layanan konsultasi dilaksanakan guru BK secara sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Guru BK dalam melaksanakan kunjungan rumah sesuai kebutuhan peserta didik. Konferensi kasus yang dilaksanakan oleh guru BK sasuai dengan kebutuhan peserta didik.
3.Layanan perencanaan individual
Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang guru BK STG dan IGT diperoleh informasi dalam melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran yaitu dengan cara menempatkan dan menyalurkan peserta didik sesuai dengan bakat, minat dan potensi yang dimiliki
peserta didik. Ekstrakurikuler di sekolah ini yaitu pramuka wajib, lalu ada UKS, kesenian dll.
Menurut keterangan waka kurikulum TON guru BK melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran yaitu dengan cara menempatkan dan menyalurkan peserta didik sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki peserta didik.
Kemudian menurut 2 orang peserta didik PY dan YS guru BK melaksanakan layanan penempatan dan penyaluran yaitu dengan cara menempatkan dan menyalurkan peserta didik sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
. 4.Dukungan sistem
Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang guru BK STG dan IGT memperoleh informasi bahwa guru BK sangat mendapatkan dukungan sistem dari pihak sekolah, seperti: guru mata pelajaran, wakil kepala sekolah, kepala sekolah tata usaha dan masyarakat.
Selanjutnya menurut keterangan waka kurikulum guru BK sangat mendapatkan dukungan sistem dari pihak sekolah, seperti guru mata pelajaran, wakil kepala sekolah ,kepla sekolah, tata usaha dan masyarakat.
Kemudian menurut 2 orang peserta didik PY dan YS guru BK sangat mendapatkan dukungan sistem dari pihak sekolah, seperti guru mata pelajaran ,wakil kepala sekolah, kepla sekolah, tata usaha dan masyarakat.
B. Pelaksanaan layanan peminatan yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 kepada peserta didik Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang guru BK STG dan IGT dalam pembuatan program peminatan peserta didik sudah dilakuan dengan semestinya.
Langkah-langkah peminatan yang diketahui guru BK yaitu (1) pengumpulan data dan pengumpulan informasi tentang peserta didik, (2) memberikan layanan informasi dan orientasi tentang arah peminatan, (3) mengisi angket , (4)identifikasi dan penetapan arah peminatan peserta didik, (4) penyesuaian, (5) tindak lanjut.
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam peminatan tersebut sudah terlaksana namun masih ada perbaikannya. Aspek- aspek yang diambil guru BK dalam
menentukan peminatan peserta didik yaitu nilai akademis, bakat, minat, hasil tes psikologis, hasil wawancara dengan peserta didik dan hasil wawancara dengan orang tua. Bentuk tindak lanjut yang dilakukan dalam pelaksaan layanan peminatan pada peserta didik yaitu peseta didik mendapatan rekomendasi memilih sekolah lanjutan dan jurusan di sekolah berikutnya.
Selanjutnya menurut keterangan wakil kurikulum TON bentuk program peminatan yang dibuat guru BK sudah berjalan dengan semestinya. Langkah-langkah dalam peminatan tersebut yaitu adanya persiapan, pelaksanaan serta tindak lanjut.
Aspek-aspek yang diambil dalam membuat program peminatan adalah nilai peserta didik, biodata peserta didik dan mengisi angket peminatan. Menurut wakil kurikulum tidak ada hambatan dalam layanan pemintan semua berjalan dengan semestinya.Tindak lanjut dari peminatan ini yaitu adanya surat rekomendasi dari guru BK untuk memilih sekolah lanjutan dan jurusan kepada peserta didik..
Kemudian menurut 2 orang peserta didik YS dan PY diperoleh informasi bentuk program peminatan yang dibuat guru BK sudah berjalan dengan lancar., Langkah-langkah dalam peminatan tersebut yaitu mengisi biodata pribadi dan mengisi angket peminatan.
Aspek-aspek yang diambil dalam membuat program peminatan adalah nilai lapor peserta didik, bakat dan minat peserta didik. Hambatan dalam layanan pemintana ini tidak ada semua berjalan dengan lancar.
Tindak lanjut dari peminatan ini yaitu saya YS mendapat surat rekomendasi dari huru BK untuk memilih sekolah lanjutan dan jurusan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang profil pelaksanaan pelayanan BK dalam kurikulum 2013 di SMP Negeri 12 Padang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan layanan komprehensif yang diberikan oleh guru BK dalam kurikulum 2013 berdasarkan program layanan komprehensif sudah sesuai dengan kurikulum 2013. Semua layanan dasar bimbingan yaitu layanan orientasi, layanan informasi, layanan bimbingan kelompok dan himpunan data sudah terlaksana sesuai dengan kurikulum 2013. Semua
layanan responsif seperti layanan konseling kelompok, layanan konseling individual, alih tangan kasus, layanan konsultasi, kunjungan rumah dan konferensi kasus sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan kurikulum 2013. Layanan perencanaan individual yaitu layanan penempatan dan penyaluran terlaksanan dengan baik. Dukungan sistem kepada yang di berikan kepada guru BK sangat baik dan sangat mendukung program BK. Dukungan sistem diperoleh dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru mata pelajran, tata usaha dan masyarakat.
2. Pelaksanaan layanan peminatan yang diberikan oleh guru BK bahwa dalam pembuatan program peminatan peserta didik sudah dilakukan dengan semestinya.
Langkah-langkah peminatan yang diketahui guru BK yaitu (a) pengumpulan data dan pengumpulan informasi tentang peserta didik, (b) memberikan layanan informasi dan orientasi tentang arah peminatan, (c) mengisi angket, (d) identifikasi dan penetapan arah peminatan peserta didik, (e) penyesuaian, (f) tindak lanjut.
Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam peminatan tersebut sudah terlaksana namun masih ada perbaikannya. Aspek-aspek yang diambil guru BK dalam menentukan peminatan peserta didik yaitu nilai akademis, bakat, minat, hasil tes psikologis, hasil wawancara dengan peserta didik dan hasil wawancara dengan orang tua. Bentuk tindak lanjut yang dilakukan dalam pelaksaan layanan peminatan pada peserta didik yaitu peseta didik mendapatan rekomendasi memilih sekolah lanjutan dan jurusan di sekolah berikutnya.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka penulis menyarankan kepada berbagai pihak yang terkait, sebagai berikut:
1. Guru Bimbingan dan Konseling.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemberian layanan komprehensif dan layanan peminatan.
2. Peserta Didik.
Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat membantu mengetahui semua layanan komprehensif dan layanan peminatan dalam BK.
3. Kepala Sekolah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kepala sekolah untuk dapat lebih
memperhatikan dan mendukung terus semua program dan kegitan BK dalam kurikulum 2013.
4. Program Studi Bimbingan Konseling.
Agar dapat membentuk dan membekali para calon konselor dengan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik khususnya tentang layanan
komprehensif dan layanan peminatan dalam kurikulum 2013.
5. Peneliti.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini ditujukan sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana di STKIP PGRI Sumatera Barat dan sebagai penambahan wawasan keilmuan dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
6. Peneliti selanjutnya.
Peneliti selanjutnya sebagai tambahan referensi untuk melakukan penelitian.
KEPUSTAKAAN
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana.
Fachrina dan Pramono.W. 2012. Diktat Mata Kuliah Pengantar Metode Penelitian Sosial. Padang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas.
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru BK/Konselor
Kurikulum 2013 dan
Profesionalisai Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Badan PSDMPK dan PMP.
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru BK/Konselor Implementasi Pelayanan Bombingan dan Konseling.
Jakarta: Badan PSDMPK dan PMP.
Moleong, J Lexi. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Roskakarya.
Mulyasa.E.2013.ImplementasiKurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan Konseling Berbasis Kompetensi:
Orientasi Dasar Pengembangan Profesi Konselor. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi Offset.
Yusuf, Syamsu dan Juntika N. 2005.
Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf, A Muri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan.
2010 . Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.