• Tidak ada hasil yang ditemukan

Objek penelitian yang dimaksud adalah sebuah film dokumenter “Global Metal” produksi Banger Film Inc arahan sutradara Scot McFadyen dan Sam Dunn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Objek penelitian yang dimaksud adalah sebuah film dokumenter “Global Metal” produksi Banger Film Inc arahan sutradara Scot McFadyen dan Sam Dunn"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Bersama rekannya Scot McFadyen, mereka mendirikan rumah produksi Banger Film Inc yang fokus pada film dokumenter musik metal. Film dokumenter ini bermula dari keinginan Sam Dunn sebagai penggemar musik metal sejak remaja. Hingga akhirnya memilih jurusan antropologi karena keinginannya mempelajari budaya dalam musik metal.

Perkembangannya mulai dari masuknya musik metal sendiri di Brazil hingga keberhasilan Sepultura mengharumkan nama Brazil di kancah musik metal internasional. Hasil wawancara dengan jurnalis lokal (Rock City TV), Masa Itoh, menunjukkan seperti apa budaya musik metal di Jepang. China yang tadinya tertutup, kini perlahan membuka diri, dan tentu saja musik metal juga ikut masuk.

Kaizer Kuo, pendiri band Tang Dynasty, berbicara tentang masa-masa awal musik metal di Tiongkok dan Wang Xiao, pemilik 666 Rock Shop. Beberapa musisi metal asal Iran, Arab Saudi, dan Mesir menceritakan seperti apa musik metal bagi mereka. Dan para penggemar musik metal dari Iran, Lebanon dan Dubai pun ikut berpartisipasi menjadi pembicara, menunjukkan bahwa tidak mudah bagi mereka untuk menjadi penggemar musik metal di negaranya.

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis menilai metode penelitian kualitatif lebih tepat bila mengamati proses akulturasi musik metal dengan budaya lokal dalam film dokumenter “Global Metal”. Penelitian kualitatif dapat mencapai tujuan yaitu menafsirkan fenomena yang ada karena sifatnya yang naturalistik.

Tabel 3.1 Non musisi
Tabel 3.1 Non musisi

Semiotika

Dan dengan metode kualitatif, penulis dapat menggali lebih dalam makna yang ditemukan selama penelitian. Dari berbagai pendekatan yang termasuk dalam klasifikasi metode kualitatif, penulis menggunakan pendekatan semiotika dengan teori Roland Barthes sebagai cara untuk menafsirkan proses akulturasi pada objek penelitian yaitu film dokumenter “Global Metal”. Saussure mendefinisikan semiotika sebagai ilmu yang mempelajari peran tanda sebagai bagian dari kehidupan sosial.

Jika tanda merupakan bagian dari kehidupan sosial, maka tanda juga merupakan bagian dari aturan-aturan sosial yang berlaku. Oleh karena itu terdapat keterkaitan antara sistem tanda dan sistem sosial, dimana keduanya memerlukan konvensi sosial atau kesepakatan kolektif serta kombinasi tanda dan maknanya. Sistem tanda yang dimaksud Suassure di sini adalah bahasa, dan setiap tanda terdiri atas penanda dan petanda.

Menurut Pierce, tanda adalah “sesuatu yang mewakili sesuatu dalam beberapa hal atau kapasitas” (Sobur, 2009: 110). Kita dapat melihat bahwa menurut Peirce, tanda merupakan bagian integral dari objek referensial, yang digunakan untuk memberikan makna bagi penafsirnya. Dari kedua tokoh semiotika di atas dan dari hasil pemikirannya, muncul dua perbedaan lagi, yaitu semiotika kepentingan dan semiotika komunikasi.

Semiotika pensinyalan lebih memperhatikan tanda sebagai suatu sistem dan struktur, namun tidak mengabaikan penggunaan tanda secara konkrit oleh individu dalam konteks sosial. Sementara itu, semiotika komunikasi identik dengan Peirce yang lebih mementingkan produksi tanda secara sosial dan proses interpretasi yang berlangsung. Dalam penelitian ini membahas tentang film dokumenter Global Metal yang berkaitan dengan film yang menghasilkan tanda dan simbol sebagai bagian dari sistem kode yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi.

Inilah hakikat semiotika, yang mencakup tanda-tanda visual dan verbal serta tanda-tanda atau sinyal-sinyal yang dapat diolah. Gestur dapat diterima, dipahami, dan dipahami ketika tanda-tanda tersebut membentuk suatu sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan dalam setiap aktivitas dan perilaku manusia. Oleh karena itu, penggunaan analisis semiotika sangat tepat karena membahas tentang tanda-tanda yang terdapat dalam film dokumenter “Global Metal”, sebuah film yang jelas-jelas dipenuhi tanda-tanda, sehingga semiotika mempunyai tugas untuk memahami makna di balik tanda-tanda tersebut.

Semiotika Roland Barthes

Denotasi dan Konotasi

Dengan gagasan dua tatanan makna, Barthes mengembangkan semiologi Saussure seperti yang telah dijelaskan di atas. Salah satu cara yang digunakan para sarjana untuk membahas makna yang lebih luas adalah dengan membedakan antara makna denotatif dan makna konotatif” (Sobur, 2006: 262). Kata konotasi berasal dari bahasa Latin connotare yang berarti “menandakan menjadi” dan mengacu pada makna budaya. yang terpisah/berbeda dengan kata aslinya.

Jadi denotasi adalah pengertian kata, dan konotasi adalah makna subjektif dan emosional dari kata tersebut. Makna denotatif disebut juga dengan beberapa istilah lain seperti makna denotatif, makna kognitif, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposisional. Disebut makna denotatif, konseptual, ideasional, dan referensial, karena makna ini menunjuk pada suatu acuan, suatu konsep atau gagasan yang terpisah dari suatu acuan.

Dan makna ini disebut juga makna proporsional karena berkaitan dengan keterangan atau pernyataan yang faktual. Makna yang disebut dengan berbagai nama ini merupakan makna paling mendasar dari sebuah kata. Dalam film sendiri, makna denotatif adalah makna yang terlihat dari tokoh-tokoh yang ada dalam film tersebut.

Dalam film dokumenter Global Metal yang diteliti penulis, makna denotatif melalui adegan-adegan yang dipilih menjadi pintu masuk bagi penulis untuk menggali makna lebih dalam yaitu makna konotatif. Ada perasaan tertentu yang tersimpan di baliknya, sehingga makna konotatifnya sangat berbeda dengan kata yang digunakan. Makna konotatif bersifat subyektif karena adanya pergeseran dari makna umum (denotatif) karena adanya penambahan perasaan dan nilai tertentu.

Apabila makna denotatif hampir dapat dipahami oleh banyak orang, maka makna konotatif hanya dapat dipahami oleh sebagian kecil orang saja. Jadi suatu kata dikatakan mempunyai makna konotatif apabila kata tersebut mempunyai nilai makna positif atau negatif. Setelah menemukan makna denotatif adegan yang mewakili fokus penelitian penulis, tugas selanjutnya adalah menggali lebih dalam makna tersirat dari adegan tersebut.

Mitos

Sementara itu, Barthes mengartikan mitos sebagai “suatu cara berpikir budaya mengenai sesuatu, suatu cara untuk memahami atau memahami sesuatu. Hal ini memungkinkan kita untuk memahami bahwa mitos bukanlah suatu objek, konsep atau gagasan; “mitos adalah suatu cara pemahaman” (Barthes, 2010:295).Mitos menjadi penuntun bagi tanda-tanda yang hadir dan menciptakan fungsinya sebagai penanda pada tataran lain.

Oleh karena itu, mitos tidak dapat dipisahkan dari ideologi, karena pada tahap kedua pemaknaan yang berkaitan dengan konotasi, tanda bekerja melalui mitos. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan bekerjanya ideologi yang disebut mitos dan berfungsi untuk mengungkapkan dan membenarkan nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu masyarakat atau cerminan kehidupan sosial nyata. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pada makna tahap kedua, yaitu berkaitan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos.

Mitos merupakan pesan yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk verbal (ucapan atau tulisan), tetapi juga dalam berbagai bentuk lain atau campuran bentuk verbal dan nonverbal, misalnya dalam bentuk film, lukisan, fotografi, iklan, dan komik. Unsur-unsur mistis dalam film dokumenter Global Metal dieksplorasi lebih jauh oleh penulis untuk menyampaikan pesan film ini secara keseluruhan dengan menarik benang merah dari adegan-adegan yang dipilih penulis.

Teknik Pengumpulan Data

Mengumpulkan informasi mengenai permasalahan penelitian melalui berbagai referensi di buku, surat kabar, majalah, dan internet. Diantaranya beberapa film dokumenter sutradara Sam Dunn yang masih membahas tentang musik metal, seperti "Metal: A Headbanger's Journey". Untuk memperoleh data penelitian yang lebih akurat maka peneliti telah melakukan observasi terhadap adegan film, dalam hal ini adegan yang dimaksud adalah adegan yang memperlihatkan proses akulturasi musik metal dengan budaya lokal.

Moleong, melakukan observasi dapat mengoptimalkan kemampuan peneliti dalam hal motif, keyakinan dan ketajaman perhatian (Moleong. Dengan melakukan observasi diharapkan peneliti lebih peka terhadap detail pesan yang tidak terlihat dalam teks.

Teknik Analisis Data

Penulis mencari adegan mana saja yang relevan dengan penelitian dan merepresentasikan proses akulturasi musik metal dan budaya lokal dalam film dokumenter “Global Metal”. Dari tujuh (7) negara dalam film dokumenter "Global Metal", seperti Brazil, Jepang, India, China, Indonesia, Israel dan Uni Emirat Arab, penulis telah menggabungkan 2 kelompok adegan per negara. Dari analisa umum tersebut, penulis melanjutkan dengan analisa makna mitos, berdasarkan makna denotatif dan konotatif yang penulis temukan dalam film dokumenter “Global Metal”.

Kriteria Pemilihan Scene

Gambar

Tabel 3.1 Non musisi
Tabel 3.3 Non musisi
Tabel 3.6 Non musisi

Referensi

Dokumen terkait

meet sesuai kondisi  Peserta didik mengisi absensi yang telah disiapkan guru di GC, guru mengeceknya sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam