• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi keluarga yang dibangun orang tua dalam membentuk kecerdasan sosial emosional remaja di Desa Rajabasa Baru berjalan dengan efektif dan anak mampu merespons dengan baik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi keluarga yang dibangun orang tua dalam membentuk kecerdasan sosial emosional remaja di Desa Rajabasa Baru berjalan dengan efektif dan anak mampu merespons dengan baik"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

Latar belakang terbentuknya perilaku dan kecerdasan anak adalah cara orang tua memberikan pola asuh dan bimbingan orang tua khususnya dalam berkomunikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi keluarga dalam pembentukan kecerdasan sosial emosional remaja di Desa Rajabasa Baru Kecamatan Mataram Baru. . Agar komunikasi dapat berlangsung secara efektif, orang tua perlu memahami bentuk komunikasi yang digunakan kepada anak. Permasalahan utama penelitian ini dilatarbelakangi oleh komunikasi keluarga dalam pembentukan kecerdasan sosial emosional remaja di desa Rajabasa Baru kecamatan Mataram Baru dan bentuk komunikasi antara orang tua dengan remaja di desa Rajabasa Baru kecamatan Mataram Baru.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi keluarga yang dibangun orang tua untuk membentuk kecerdasan sosial emosional remaja di Desa Rajabasa Baru berjalan efektif dan anak mampu menyikapinya dengan baik. Dalam komunikasi verbal seperti ini berupa nasehat, pengertian, pengetahuan yang disampaikan secara lisan oleh orang tua kepada anak, sehingga anak akan merasa nyaman, mempunyai sikap terbuka, saling menerima, menghargai orang lain, mampu mengendalikan emosi dan mempunyai rasa percaya diri. nilai-nilai sosial yang baik.. Bentuk komunikasi nonverbal menghasilkan komunikasi yang secara tidak langsung dapat memberikan tanggapan positif atau negatif kepada penerima pesan.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Komunikasi Keluarga Dalam Pembentukan Kecerdasan Sosial Emosional Remaja di Desa Rajabasa Baru Mataram Baru Kabupaten Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program Sarjana di Jurusan Bimbingan Konseling Islam Institut Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) Metro Islam Negeri (IAIN), agar dapat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos).

PENDAHULUAN

Pertanyaan Penelitian

Secara teoritis penelitian ini memberikan gambaran tentang komunikasi keluarga dalam pembentukan kecerdasan sosial emosional remaja di desa Rajabasa Baru kecamatan Mataram Baru. B. Selain itu penelitian ini mampu menambah pemahaman pengetahuan tentang komunikasi keluarga dalam pembentukan kecerdasan sosial emosional remaja di desa Rajabasa Baru kecamatan Mataram Baru.

Penelitian Yang Relevan

Tesis ini membahas mengenai pengaruh pola asuh orang tua sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah pengaruh komunikasi keluarga. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang belum menikah atau belum dewasa, sedangkan keluarga besar adalah kesatuan keluarga yang terdiri lebih dari satu generasi dan lingkaran keluarga besar sebagai ayah, ibu dan anak. Selain bentuk komunikasi verbal dan nonverbal, bentuk komunikasi terbuka dan tertutup juga sangat penting untuk dipahami orang tua, terutama dalam pembentukan kecerdasan sosial emosional anak.

Bentuk komunikasi ini mirip dengan pola asuh orang tua otoritatif, yaitu orang tua yang tegas, rasional, menghormati kepentingan anak dan anak dituntut bertindak menerima norma-norma secara umum. Fungsi komunikasi keluarga dalam keluarga adalah proses yang dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai dan norma pada anak atau anggota keluarga. Komunikasi orang tua dalam upaya mengendalikan, memantau dan mendukung remaja merupakan tindakan orang tua dalam mengendalikan, memantau dan memberikan dukungan yang dapat dirasakan secara positif atau negatif oleh anak, yang dipengaruhi oleh cara orang tua berkomunikasi.

Sifat seorang pemimpin akan menentukan pola komunikasi yang akan berlangsung dalam hubungan tersebut. Dalam komunikasi verbal, orang tua dan anak harus menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi. Pada suatu kesempatan, bahasa yang digunakan orang tua kepada anaknya mungkin mewakili suatu objek yang sebenarnya sedang dibicarakan.

Jika konteksnya adalah upaya orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosional anak, maka hendaknya orang tua mengetahui bahwa kecerdasan emosional tidak sama dengan kecerdasan intelektual. Proses komunikasi orang tua-anak sangat membantu anak dalam memahami dirinya, perasaan, pikiran, pendapat dan keinginannya. Dengan harapan tidak menimbulkan hubungan yang tidak harmonis atau menjadi kendala dan kegagalan komunikasi antara orang tua dengan anak atau dengan anggota keluarga lainnya.

27Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga, Perspektif Pendidikan Islam, Cet.1 (Jakarta: Reineka Cipta. Agar komunikasi dan hubungan antar anggota keluarga dapat berjalan efektif dan tanpa hambatan dan kegagalan, maka diperlukan komunikasi yang harmonis, khususnya membangun komunikasi dua arah dalam keluarga, karena komunikasi efektif antara orang tua dan anak merupakan sarana yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, kepribadian individual, kuat dan mudah ditebak. Dari sinilah hendaknya orang tua menyadari bahwa tanpa strategi komunikasi yang efektif dalam keluarga maka ketidakmampuan untuk menghasilkan anak produktif akan terlihat jelas di depan mata mereka.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba melihat bentuk-bentuk komunikasi antara orang tua dan anak pada masa remajanya berkisar antara 13-19 tahun di lingkungan desa Rajabasa Baru. Bentuk komunikasi dalam lingkungan keluarga antara orang tua dan anak ada empat, yaitu: komunikasi verbal, non verbal, terbuka dan tertutup.

JenisPenelitian

Sifat Penelitian

Sumber Data

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. 2 Teknik wawancara yang akan peneliti lakukan adalah teknik wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara bebas, artinya peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data, yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, melalui tahapan-tahapan dari tahap awal hingga tahap akhir, baik dilaksanakan maupun belum dilaksanakan sepenuhnya, diperlukan suatu metode pengumpulan data yang mampu mencatat keadaan dari awal hingga akhir secara detail.

4 Berdasarkan pengertian di atas, maka metode observasi dapat merupakan suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap situasi atau kejadian di lapangan. Dalam observasi ini peneliti mengamati langsung aktivitas sosial dan keluarga remaja di Desa Rajabasa Baru yang menjadi subjek penelitian ini untuk memperoleh hasil yang akurat. Dalam metode dokumentasi ini, peneliti menggunakannya untuk mengumpulkan data tentang gambaran atau tempat penelitian dan data lain yang peneliti perlukan.

Teknik Keabsahan Data

Penelitian ini menggunakan metode triangulasi sumber, yaitu peneliti menggunakan teknik yang sama untuk meneliti data dari sumber yang berbeda.

Teknik analisis data

  • Sejarah dan Letak Geografis Desa Rajabasa Baru
  • Visi dan Misi Desa Rajabasa Baru a. Visi desa
  • Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Rajabasa Baru Bagan 4.1 Bagan 4.1
  • Keadaan Sosial di Desa Rajabasa Baru

Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Mataram Baru Kecamatan Mataram Baru..c.Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Braja Fajar Kecamatan Way Jepara. Mewujudkan Desa Rajabasa Baru menjadi desa yang sehat, aman, tenteram, damai dan sejahtera serta menjunjung tinggi norma-norma agama dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan persatuan dan kesatuan musyawarah, mufakat, dan gotong royong.

Tabel 4.1  Jumlah Penduduk
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk

Analisis Hasil Penelitian

  • Komunikasi Keluarga yang Dibangun Orang Tua Dalam Membentuk Kecerdasan Sosial Emosional Remaja Di Desa Rajabasa Membentuk Kecerdasan Sosial Emosional Remaja Di Desa Rajabasa
  • Bentuk - bentuk komunikasi keluarga dalam proses pembentukan kecerdasan sosial emosional remaja di Desa Rajabasa Baru kecerdasan sosial emosional remaja di Desa Rajabasa Baru

Seperti Ny. Wiyati (48) menjelaskan saat diwawancarai peneliti, bagaimana pendapatnya tentang komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Dapat dipahami bahwa komunikasi antara orang tua dan anak hendaknya selalu terjalin untuk mencapai suatu tujuan kepribadian yang diharapkan oleh orang tua. Dengan komunikasi dapat terbangun hubungan yang baik antara orang tua dan anak sehingga dapat memberikan pendidikan kepada anaknya.

Oleh karena itu, orang tua harus memahami pola komunikasi yang baik dan waktu-waktu khusus agar selalu menjalin hubungan baik dengan anak. Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa kesibukan orang tua cukup mempengaruhi komunikasi antara orang tua dan anak. Dalam hal ini, orang tua perlu memahami cara mengelola perubahan keadaan sosial dan emosional anak.

Misalnya orang tua memasakkan makanan setiap pagi untuk anak, orang tua memuji anak dan memberikannya. Komunikasi nonverbal sering kali digunakan oleh orang tua untuk menyampaikan pesan tanpa komunikasi langsung. Dan sebagai orang tua, Anda akan merasa tenang jika anak Anda bisa mengungkapkan isi hatinya kepada orang tuanya.

Menghabiskan waktu bersama merupakan hal terpenting untuk menciptakan komunikasi efektif antara orang tua dan anak. Hal serupa juga disampaikan oleh narasumber Pak Lukman tentang Bentuk Komunikasi Orang Tua dan Anak. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk komunikasi yang digunakan orang tua dalam membentuk kecerdasan sosio-emosional remaja di Desa Rajabasa Baru cukup efektif.

Saat berkomunikasi dengan anak, orang tua akan memperbolehkannya berbicara dan sebaliknya. Dalam upaya membentuk kecerdasan pada anak, orang tua perlu memahami pola komunikasi yang benar. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa bentuk-bentuk komunikasi orang tua dalam membentuk kecerdasan sosial emosional remaja dapat dirangkum pada diagram berikut.

PENUTUP

Saran

Orang tua harus selalu memantau dan memperhatikan tumbuh kembang anaknya, terutama jika anak masih dalam masa pertumbuhan. Apalagi dalam membesarkan anak, orang tua harus menanamkan nilai-nilai sosial emosional agar anak berani hidup bermasyarakat dan pintar mengelola emosi. Seluruh masyarakat dapat menggunakan bentuk komunikasi yang tepat pada anak dengan memperhatikan cara konseling dan motivasi anak.

Upaya Peningkatan Kecerdasan Sosial dan Emosional Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam.” IKIP PGRI Jember Vol. Pengaruh Tipe Pola Asuhan Orang Tua, Lingkungan Sekolah Dan Peran Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Emosional Remaja” Vol.1, No. Pengaruh model komunikasi keluarga sebagai fungsi sosialisasi keluarga terhadap perkembangan anak. Jurnal Komunikasi untuk Pembangunan, Vol.8, no.

Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Perkembangan Sosial Remaja SMP Wahid Hasyim Malang.” Berita Keperawatan Jilid 2 No. Pengaruh Kecerdasan Emosional Dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Auditor Pada Komite Audit Keuangan Wilayah Lampung. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol.Mendidik anak dalam keluarga dalam perspektif Islam." Jurnal Kajian Pendidikan Islam (Jurnal Kajian Pendidikan Islam Vol.3, no.

Gambar

Tabel 4.1  Jumlah Penduduk

Referensi

Dokumen terkait

Pola asuh yang tepat adalah pola asuh yang sesuai dengan keburukan anak, dalam hal ini bukan berarti orang tua harus memenuhi semua keinginan anak melainkan menerapkan

Menurut Thoha menyebutkan bahwa “Pola Asuh orang tua adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab