• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PERBEDAAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENDIDIK REMAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROFIL PERBEDAAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENDIDIK REMAJA "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

PROFIL PERBEDAAN POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENDIDIK REMAJA

(Studi Kualitatif di Jorong Tanjung Beruang Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat)

Oleh:

Nurdina Ayu * Dra. Suheni M. Pd **

Wira Solina, M.Pd **

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motivated their most parents are still there is a difference in educating teens, and the teens are rebellious, irritable, stubborn, shy and so forth. The aim of this study describes: (1) General purpose, the purpose of this study was to determine the difference profile parenting parents in educating children. (2) Special Purpose, to describe the profile of parenting differences: (a) authoritarian parents, (b) parents that democracy, (c) the parents are permissive.

This research type is descriptive qualitative research. The key informant research is 2 parents and 2 additional informant sister of the mother that uncle and aunt, one person is a neighbor.

Instruments used interview guides and data analysis techniques is through data reduction, data presentation and towing conclusions. Results of research conducted that: (1) understanding of parents about parenting are still many inconsistencies in educating children. (2) understanding of parents about educating children, parents pay less attention to the child.

Keywords: parenting, educating teens

PENDAHULUAN

Pola asuh merupakan bagian yang penting dalam sosialisasi, proses dimana anak belajar untuk bertingkah laku sesuai harapan dan standar sosial. Dalam konteks keluarga, anak mengembangkan kemampuan mereka dan membantu mereka untuk hidup di dunia (Mansur. 2011). Menurut Diana Mutiah, 2000” Pola asuh merupakan aktivitas kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individual dan serentak dalam mempengaruhi tingkah laku anak”.

Pola asuh orang tua merupakan pola perilaku yang diterapkan pada anak bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu. Pola perilaku ini dirasakan oleh anak, dari segi negatif maupun positif. Pola asuh yang ditanamkan tiap keluarga berbeda, hal ini tergantung pandangan dari tiap orang tua.

Fungsi orang tua antara lain adalah mengasuh anak dengan baik, mengasuh anak merupakan sebuah proses yang menunjukkan suatu interaksi antara orang tua dan anak yang berkelanjutan dan proses tersebut memberikan

suatu perubahan. Interaksi orang tua dengan anak selama masa awal kanak-kanak berfokus pada hal-hal seperti kerendahan hati, aturan tidur, pengendalian amarah, perkelahian dengan saudara dan teman sebaya, perilaku dan tata cara makan, kebebasan dalam berpakaian dan mencari perhatian Edward &

Liu, (Santrock, 2007:165). Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah pola asuh orang tua. Menurut Mansur (2011:350)” Pola asuh merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak- anaknya”.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua adalah karakteristik orang tua, untuk mewujudkan harapan-harapan umumnya para orang tua akan mencoba mendidik dan mengasuh anak-anaknya dengan cara yang mereka anggap baik. Sehubungan dengan itu menurut Baumrind (Yusuf dan Sugandhi, 2012:29) ada tiga bentuk pola asuh orang tua terhadap anak.

(3)

2 1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang mengharuskan anak melakukan sesuatu tanpa kompromi.

2. Pola asuh demokrasi

Pola asuh demokratis adalah memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik dan yang buruk.

3. Pola asuh permisif

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan pendapatnya tanpa ada kontrol dari orang tua.

Pola asuh orang tua diduga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengasuh, membina, dan mendidik anak di rumah merupakan kewajiban bagi setiap orang tua dalam usaha membentuk pribadi anak. Menjaga dan melindungi serta menanamkan rasa kasih sayang kepada anak-anaknya agar kelak anak- anak tersebut dibekali dengan rasa kasih sayang terhadap sesamanya. Namun demikian di dalam proses pengasuhan, pembinaan dan pendidikan terdapat beberapa masalah yang dapat menimbulkan kesulitan dalam pengasuhan anak-anak.

Pola asuh orang tua bersentuhan langsung dengan masalah tipe kepemimpinan orang tua dalam keluarga. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan upaya pribadi remaja.

Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai pendidikan, baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan remaja menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.

Banyak aspek yang terkait dengan pola asuh orang tua, salah satunya yaitu mendidik anak. Sehubungan dengan itu Siahaan (1986:1) menjelaskan,”Mendidik anak merupakan tugas yang sangat mulia. Seorang ibu memegang peranan penting dalam mendidik anak di lingkungan rumah tangga, sebab ibulah yang hampir setiap hari berada di rumah. Seorang ibu adalah guru pertama dan paling penting bagi anak”.

Mendidik anak merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua, apakah cara yang dilakukan orang tua baik atau buruk itu semua akan tergambar pada tingkah laku anak nantinya.

Pengalaman perkembangan pada masa anak dapat memberikan pengaruh yang membekas dan berjangka waktu lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya.

Memberikan nasehat-nasehat dan arahan-arahan yang baik maka anak akan merasa lebih aman karena mereka tahu dengan pasti perbuatan mana yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Apabila nasehat- nasehat yang telah diberikan pada diri anak sejak sekarang, anak akan mulai berusaha menghindari perbuatan yang dilarang dan cenderung melakukan hal-hal yang dianjurkan.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di Jorong Tanjung Beruang, Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, yang dilakukan di Kenagarian Kajai pada tanggal 18 Juni 2015 ternyata masih ada diantara orang tua yang mendidik anak dengan pola asuh yang berbeda. Di dalam satu keluarga saja ayah dan ibu berbeda dalam mendidik anak. Kehidupan sehari-hari orang tua secara sadar atau tidak memberikan yang kurang baik terhadap anaknya. Misalnya, meminta tolong dengan nada mengancam, tidak mau mendengarkan cerita anak tentang sesuatu hal, memberi nasehat tidak pada tempatnya dan tidak pada waktu yang tepat, berbicara kasar pada anak, terlalu mementingkan diri sendiri, tidak mau mengakui kesalahan yang telah dilakukan. Beberapa contoh sikap dan perilaku di atas berdampak negatif terhadap perkembangan jiwa anak. Sehingga efek negatif yang terjadi adalah anak memiliki sikap keras hati, manja, keras kepala, pemalas, pemalu dan lain- lain. Semua perilaku di atas dipengaruhi oleh pola pendidikan orang tua.

Pola asuh orang tua akan mempengaruhi perkembangan jiwa anak. Tipe kepemimpinan orang tua berdampak pada pola asuh terhadap anaknya. Disisi lain pola asuh orang tua bersifat demokratis atau otoriter, atau bahkan pada sisi lain bersifat laissez faire atau tipe campuran antara demokratis dan otoriter.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 19 juni 2015 di Jorong Tanjung Beruang Kabupaten Pasaman Barat. Wawancara yang dilakukan dengan adik dari ibunya dan juga dengan tetangga dari remaja, ternyata orang tua dari remaja ini memang tidak konsisten dalam mendidik anak. Hal ini terjadi karena orang tua yang kurang memperhatikan kegiatan anak, orang tua sibuk dengan urusan masing- masing sehingga anak diabaikan.

(4)

3 Jadi dalam penelitian ini yang akan diungkapkan adalah pola asuh orang tua dalam mendidik remaja sesuai dengan cara orang tua bersikap terhadap anak.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Dampak Perbedaan Pola Asuh Orang Tua Dalam Mendidik Remaja di Jorong Tanjung Beruang Kecamatan Talamau”.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka peneliti membatasi masalah penelitian yaitu:

1. Profil perbedaan pola asuh orang tua yang otoriter dalam mendidik anak.

2. Profil perbedaan pola asuh orang tua yang demokrasi dalam mendidik anak.

3. Profil perbedaan pola asuh orang tua yang permisif dalam mendidik anak.

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan “Bagaimana profil perbedaan pola asuh orang tua dalam mendidik remaja?”

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil perbedaan pola asuh orang tua dalam mendidik anak.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

a. Profil perbedaan pola asuh orang tua yang otoriter dalam mendidik anak.

b. Profil perbedaan pola asuh orang tua yang demokrasi dalam mendidik anak.

c. Profil perbedaan pola asuh orang tua yang permisif dalam mendidik anak.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Riduwan (2006:51)”Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci”.

Informan dalam penelitian ini ditentukan setelah peneliti menetapkan informan kunci (key informants ) dan selanjutnya dari informan kunci ditetapkan informan berikutnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti menetapkan 2 informan kunci yaitu, ibu dan ayah kandung dan 3 orang informan tambahan yaitu, adik ibu, paman dan tetangganya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara. Menjamin

keabsahan data dan kepercayaan data penelitian yang peneliti peroleh dapat dilakukan dengan cara, yaitu; 1) kepercayaan (credibility), 2) keteralihan (transferability), 3) dapat dipercaya (depenability). Data ini diuji dengan melakukan triangulasi dan mengadakan membercheck, setelah itu dianalisis dengan 3 tahap; 1) reduksi data (reduction data), 2) penyajian data (display data), dan 3) penarikan kesimpulan (verification).

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pola Asuh Orang Tua yang Demokratis Dari hasil penelitian ditemukan orang tua yang mendidik anak dengan pola asuh demokratis. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang sangat mempedulikan serta memperhatikan anak.

Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis ini sudah tepat dalam mendidik anak. Dengan didikan orang tua yang demokratis anak akan menjadi seseorang yang bertanggung jawab dan mementingkan diri sendiri.

Menurut Baumrind (Yusuf, 2005:34) Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memperioritaskan kepentingan anak akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua yang demokratis memandang sama kewajiban hak orang tua dan anak, bersikap rasional dan selalu mendasari tindakannya pada rasio pemikiran. Ciri-ciri orang tua demokratis yaitu:

a. Orang tua bersikap realistis terhadap

kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang

melampaui kemampuan anak.

b. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan .

c. Bersikap responsif terhadap kemampuan anak.

d. Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan.

e. Memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan baik dan buruk.

f. Menghargai setiap keberhasilan yang diperoleh anak.

Menurut Mansur (2011:354-357)

“Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya, dan kemudian anak diberi kesempatan untuk

(5)

4 tidak selalu bergantung kepada orang tua.

Dalam pola asuh seperti ini orang tua memberi sedikit kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang dikehendaki dan apa yang diinginkan yang terbaik bagi dirinya, anak diperhatikan dan didengarkan saat anak berbicara, dan bila berpendapat orang tua memberi kesempatan untuk mendengarkan pendapatnya, dilibatkan dalam pembicaraan terutama yang menyangkut dengan kehidupan anak itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian pola asuh orang tua yang demokratis memang baik untuk anak, yang mana orang tua selalu mementingkan anak dan mengarahkan anak jika berbuat salah. Pola asuh demokratis ini adalah orang tua yang mengerti tentang kebutuhan anak, mau mendengarkan apa yang diceritakan anak, serta peduli terhadap anak.

2. Pola Asuh Orang Tua yang Otoriter Dilapangan masih ada ditemukan orang tua yang mendidik anak dengan pola asuh yang otoriter. Ketika melakukan wawancara orang tua sering marah ketika anak tidak mematuhi peraturan yang ada di rumah. Pola asuh otoriter ini tidak baik dalam mendidik anak, karena anak tidakpernah diberi kesempatan untuk melakukan sesutau yang diinginkannya.

Orang tua hanya mementingkan dirinya sendiri dan memberikan batasan-batasan kepada anak.

Menurut Baumrind (Yusuf, 2005:34)“Pola asuh ototiter adalah pola asuh yang merupakan kebalikan dari pola asuh demokratis yaitu cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya disertai dengan ancaman-ancaman”. Bentuk pola asuh ini menekan pada pengawasan orang tua atau kontrol yang ditunjukkan pada anak untuk mendapatkan kepatuhan dan ketaatan. Jadi orang tua yang otoriter sangat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaan tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintahnya. Secara umum pola asuh otoriter mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a. Orang tua suka menghukum secara fisik.

b. Orang tua cenderung bersikap mengomando (mengharuskan atau memerintah anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi).

c. Bersikap kaku.

d. Orang tua cenderung emosional dan bersikap menolak

Menurut Mansur (2011:354-357)

“Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak- anaknya dengan aturan-aturan ketat, sering kali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan untuk bertindak atas nama diri sendiri dibatasi”. Pola asuh yang otoriter ini juga ditandai dengan hukuman-hukumannya yang dilakukan dengan keras, mayoritas hukuman tersebut sifatnya hukuman badan dan anak juga diatur yang membatasi perilakunya.

Berdasarkan hasil penelitian pola asuh orang tua otoriter tidak baik untuk anak, yang mana orang tua selalu sering melakukan kekerasan terhadap anak, sering memaksa anak untuk mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang tua.

Seharusnya orang tua lebih memperhatikan anak, bukan hanya mementingkan diri sendiri, karena anak juga ingin dihargai.

Sebagai orang tua seharusnya menjadi contoh yang baik untuk anak.

Dalam mendidik anak jangan selalu bersikapa keras, apabila anak melakukan kesalahan alangkah baiknya dibicarakan baik-baik dan beri nasehat kepada anak.

Jika pola asuh otoriter masih diterapkan dalam mendidik anak, maka anak akan menjadi seseorang yang pendiam, tidak terbuka dan suka menyendiri.

3. Pola Asuh Orang Tua yang Permisif Pola asuh permisif merupakan bentuk pola pengasuhan yang terlalu memberikan kebebasan kepada anak tanpa adanya kontrol dari orang tua tentang apa kegiatan yang dilakukan oleh anak.

Dilapangan masih ada ditemukan orang tua yang bersikap acuh terhadap anak. Anak dibiarkan berbuat semaunya, orang tua yang kurang memperhatikan anak. Apabila anak melakukan kesalahan orang tua hanya diam saja seolah-olah anak tidak melakukannya.

Menurut Baumrind (Yusuf, 2005:34) “Pola asuh permisif merupakan suatu bentuk pengasuhan dimana orang tua memberikan kebebasan sebanyak mungkin kepada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak kontrol oleh orang tua”.

Secara umum ciri-ciri pola asuh orang tua yang bersifat permisif yaitu:

(6)

5 a. Orang tua tidak menegur atau

memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka.

b. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya.

c. Orang tua tidak pernah menegur atau tidak berani menegur perilaku anak, meskipun perilaku tersebut sudah keterlaluan atau di luar batas kewajaran.

Menurut Mansur (2011:354-357)

“Adalah pola asuh dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan pada anaknya”.

Berdasarkan hasil penelitian pola asuh orang tua yang permisif tidak baik dalam mendidik anak, karena pola asuh permisif ini orang tua tidak mau tahu tentang kehidupan anak, anak hanya di biarkan saja mau berbuat apa tanpa ada kontrol dari orang tua. Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan anak karena jika anak dibiarkan maka anak akan menjadi seseorang yang egois dan tidak menghiraukan orang lain. Orang tua boleh saja memberikan kebebasan terhadap anak, namun kebebasan yang diberikan juga harus di kontrol.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpukan sebagai berikut.

1. Pola asuh orang tua yang demokratis, pola asuh ini sangat bagus diterapkan oleh para orang tua karena dengan adanya pola asuh demokratis ini anak akan menjadi lebih baik. Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik anaknya adalah orang tua yang sangat peduli dan sangat memperhatikan anaknya. Pola asuh ini akan membuat anak jadi percaya diri dan perilaku anak akan baik. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang sangat mempedulikan serta memperhatikan anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis ini sudah tepat dalam mendidik anak. Dengan didikan orang tua yang demokratis anak akan menjadi seseorang yang bertanggung jawab, tidak mementingkan diri sendiri serta bisa menghargai pendapat orang lain.

2. Pola asuh orang tua yang otoriter, di lapangan ternyata masih ada orang tua yang bersikap otoriter dalam mendidik anaknya. Sebenarnya pola asuh ini tidak baik karena akan sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak.

Seharusnya orang tua harus memahami dulu bagaimana cara mendidik anak.

Orang tua sering marah ketika anak tidak mematuhi peraturan yang ada di rumah.

Pola asuh otoriter ini tidak baik dalam mendidik anak, karena anak tidak pernah diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Orang tua hanya mementingkan dirinya sendiri dan memberikan batasan-batasan kepada anak.

3. Pola asuh orang tua yang permisif, pola asuh permisif adalah pola asuh yang mendidik anak kurang baik. Masih ada ditemukan orang tua yang bersikap acuh terhadap anak. Anak dibiarkan berbuat semaunya, orang tua yang kurang memperhatikan anak. Apabila anak melakukan kesalahan orang tua hanya diam saja seolah-olah anak tidak melakukannya. Yang mana pola asuh ini anak di biarkan berbuat semaunya, dan orang tua tidak pernah mengontrol anaknya. Anak dibiarkan saja ingin melakukan apa yang dia sukai, anak terlalu dimanja. Seharusnya orang tua tidak membiarkan anak begitu saja, meskipun anak diberi kebebasan tetapi tetap harus dikontrol. Sebaiknya orang tua lebih memperhatikan anak karena jika anak dibiarkan maka anak akan menjadi seseorang yang egois dan tidak menghiraukan orang lain.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada para orang tua dan pihak yang terlibat sebagai berikut.

1. Kepada orang tua

Peneliti berharap orang tua memperhatikan kegiatan anak baik di sekolah maupun di luar sekolah. Apabila anak dibiarkan dan tanpa ada pengawasan dari orang tua maka anak akan berbuat sekehendak hati dan akan menjadi orang yang berkuasa. Jadi, usahakan bagi orang tua untuk mendidik anak dengan baik jangan terlantarkan anak, karena anak membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Bagi orang tua yang sudah menerapkan pola asuh demokratis dalam mendidik anak pertahankan agar anak merasa dirinya lebih dihargai. Orang tua

(7)

6 yang masih bersikap otoriter terhadap anak diharapkan agar lebih memperhatikan dan memperdulikan anak, karena anak juga butuh perhatian dan arahan dari orang tua.

Bagi orang tua yang bersikap permisif dalam mendidik anak agar lebih memperhatikan anak. Sebagai orang tua boleh saja memberikan kebebasan kepada anak, tetapi anak juga harus dikontrol.

Jangan sampai kita sebgai orang tua lalai dalam mendidik anak, karena sikap anak akan terlihat dari bagaimana cara orang tua mendidiknya.

2. Bagi remaja

Kepada remaja seharusnya sudah bisa mengetahui mana yang baik dan yang buruk, sudah seharusnya bisa mengerti keadaan orang tua. Apabila orang tua kurang peduli, jangan anggap orang tua tidak sayang mungkin karena capek. Jika ada masalah ceritakan kepada orang tua, konsultasikan kepada orang tua apabila ingin memutuskan sesuatu.

3. Bagi pengelola Program Studi

Sebagai bahan masukan dalam upaya mengembangkan pendidikan calon guru BK yang berkarakter, cerdas yang terkait dengan dampak perbedaan pola asuh orang tua dalam mendidik remaja 4. Bagi peneliti

Mengetahui bagaimana cara mendidik anak, pola asuh apa seharusnya yang diterapkan, serta bisa mengetahui karakter anak yang kurang mendapatkan perhatian. Peneliti akan menerapkan ilmu yang didapat selama melakukan penelitian.

5. Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pola asuh orang tua

dalam mendidik anak dan

mempedomaninya sebagai bahan masukan untuk menyusun skripsi karena penelitian ini sangat menarik.

KEPUSTAKAAN

Mansur. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yokyakarta:

Pustaka Pelajar.

Mutiah, Diana. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Riduwan. (2006). Belajar Mudah Penelitian

Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung; Alfabeta

Santrock, W, John. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Siahaan, Hendry N. (1986). Peranan Ibu Bapak Mendidik Anak. Bandung:

Angkasa..

Yusuf L. N. Syamsu, & Sugandi. Nani M, (2012). Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Yusuf, A. Muri. (2007). Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan orang tua anak yang menjadi faktor penghambat pola asuh orang tua dalam membangun kepercayaan diri pada anak penderita stunting di Desa