• Tidak ada hasil yang ditemukan

penelitian - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penelitian - SIMAKIP"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana Membangun Kapasitas Membangun Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kompetensi Dalam Mewujudkan Sekolah Yang Berkarakter Di SD Swasta Depok Jawa Barat. Apa saja aspek-aspek yang terkandung dalam peningkatan kapasitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Berbasis Kompetensi dalam mewujudkan sekolah unggulan di SD Swasta Depok Jawa Barat. Apakah karakteristik pribadi kepala sekolah dapat mempengaruhi terwujudnya sekolah karakter di SD Swasta Depok Jawa Barat.

Apakah kompetensi kepala sekolah berpengaruh terhadap terwujudnya sekolah karakter di SD Swasta Depok Jawa Barat. Bagaimana model capacity building leadership berbasis kompetensi dalam mewujudkan sekolah unggulan di SD Swasta Depok Jawa Barat.

Tujuan Penelitian

Urgensi (keutamaan) Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Hasil yang sudah Dicapai

Hasil analisis model struktur kualifikasi variabel efektivitas kepemimpinan kepala sekolah menengah swasta di kota Cimahi terhadap kinerja sekolah menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel efektivitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja sekolah. kinerja sekolah. Artinya dengan semakin meningkatnya efektivitas kepemimpinan kepala sekolah SMA Swasta maka akan mempengaruhi kinerja sekolah.

Studi Pendahuluan

Syunu Trihantoyo (2015) melakukan penelitian tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam mensosialisasikan nilai-nilai karakter. Dia menyimpulkan bahwa modal direktur harus dipupuk oleh lima peran sebagai pemimpin yang efektif. Kelima peran tersebut adalah sebagai katalisator yang menggairahkan, motivator visioner, komunikator yang terkendali, pelaksana yang gigih, dan ahli yang bijaksana. Diharapkan penelitian tentang Peningkatan Kapasitas Kepala Sekolah akan mempertajam peran kepala sekolah dalam keberhasilan pengembangan karakter siswa. .

Road Map Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data tentang penelitian ini, peneliti membuat rencana pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa instrumen penelitian. Teknik pengumpulan data berupa angket dengan skala penilaian yang digunakan adalah skala Likert yang terdiri dari 5 item yaitu sangat setuju dengan nilai 5, setuju dengan nilai 4, ragu-ragu dengan nilai 3, tidak setuju dengan nilai 2 dan sangat setuju dengan nilai 4 tidak setuju dengan nilai 1 untuk ketiga variabel yaitu variabel Kompetensi Kepala Sekolah, Sifat Kepribadian Kepala Sekolah dan Karakter Sekolah. Sampel yang digunakan adalah 72 responden yang terdiri dari guru Sekolah Dasar (SD) di Jakarta.

Teknik Analisa Data

Sifat kepribadian kepala sekolah menjadi variabel endogen untuk variabel Kompetensi Kepala Sekolah dan variabel eksogen untuk variabel Sekolah Karakter. Variabel kepribadian kepala sekolah (X3) menunjukkan bahwa nilai rata-rata (mean) dan median hampir sama yaitu 121,71 dan 122. Dari histogram dan poligon frekuensi dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri kepribadian kepala sekolah memiliki distribusi yang cenderung menjadi normal.

Berdasarkan hasil analisis tersebut disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kompetensi kepala sekolah terhadap sifat kepribadian kepala sekolah. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kompetensi Kepala Sekolah Kelas. Untuk menguji pengaruh tidak langsung kompetensi kepala sekolah (X1) pada kelas sekolah (X3) melalui sifat kepribadian kepala sekolah (X2) ditentukan dari perkalian koefisien jalur X1 ke X2 dan X2 ke X3 (Supardi, 2012: 292) .

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kompetensi direktur terhadap sifat kepribadian direktur. Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Kompetensi Kepala Sekolah di Sekolah Karakter. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap sifat kepribadian kepala sekolah pada tipikal sekolah.

Terdapat pengaruh positif dan signifikan variabel kompetensi direktur (X1) terhadap variabel sifat kepribadian direktur (X2). Besarnya pengaruh tidak langsung Kompetensi Inti (X1) terhadap sekolah berkarakter (X3) melalui sifat kepribadian kepala sekolah (X2) diperoleh sebesar 0,2964 dengan t hitung sebesar 3,150. Artinya ada pengaruh tidak langsung kompetensi kepala sekolah pada karakteristik sekolah melalui sifat kepribadian kepala sekolah.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensiSekolah Berkarakter
Tabel 4.1 Distribusi frekuensiSekolah Berkarakter

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

Uji Persyaratan Analisis Data

Jika P-value lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima yang berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, dan jika P-value kurang dari 0,05, maka H0 ditolak, yang berarti sampel berasal dari populasi z distribusi non-normal. Variabel Sekolah Karakter memiliki P-value sebesar 0,506 dan lebih besar dari 0,05 maka hasil ini berarti H0 diterima yang berarti data berdistribusi normal. Variabel kompetensi utama memiliki P-value 0,086 dan lebih besar dari 0,05, sehingga hasil ini berarti H0 diterima yang berarti data berdistribusi normal.

Variabel sifat kepribadian direktur memiliki P-value sebesar 0,317 dan lebih besar dari 0,05, sehingga hasil ini menunjukkan bahwa H0. Pada tabel di atas bagian deviasi dari linieritas menunjukkan keterkaitan antara sekolah dengan karakter dan kompetensi inti menghasilkan Fhitung sebesar 0,833 dengan nilai probabilitas P (kolom sig) sebesar 0,709. Karena nilai signifikansi P value lebih besar dari 0,05 yaitu masing-masing 0,709 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak dan model regresi linier yang berarti persamaan regresi sekolah.

Pada tabel di atas pada bagian deviasi dari linearitas menunjukkan hubungan antara Mazhab Karakter dengan Sifat Kepribadian Kepala, menghasilkan F-score sebesar 1,517 dengan probabilitas P-value (tampilan kolom) sebesar 0,119. Karena nilai signifikansi P-value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,119 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak dan model regresi linier yang berarti bahwa persamaan regresi Sekolah Karakter pada Sifat Kepribadian Kepala Sekolah bersifat linear. Pada tabel ANOVA, bagian deviasi dari linearitas menunjukkan hubungan antara sifat kepribadian kepala sekolah dengan kompetensi kepala sekolah, menghasilkan F-score sebesar 1,036 dengan probabilitas P-value (tampilan kolom) sebesar 0,467.

Karena nilai signifikansi P-value lebih besar dari 0,05 yaitu 0,467 > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa model regresi adalah linier, artinya persamaan regresi Sifat-sifat Kepribadian Kepala Sekolah pada kompetensi kepala sekolah bersifat linear. Variabel independen yang terdiri dari Kompetensi Kepala Sekolah dan Sifat Kepribadian Kepala Sekolah dalam analisis regresi diharuskan tidak memiliki multikolinearitas. Dari hasil perhitungan di atas terlihat nilai variance inflation factor (VIF) untuk variabel Karakter Kepribadian Kepala Sekolah sebesar 2,479 dan nilai variance inflation factor (VIF) untuk variabel Kompetensi Kepala Sekolah sebesar 2,479.

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pengujian Hipotesis

Karena t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 10,175 > 1,664 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada pengaruh positif dan signifikan kompetensi klien terhadap ciri kepribadian klien. Artinya, semakin tinggi Kompetensi Direktur yang dilakukan oleh guru Sekolah Dasar (SD) di Jakarta, maka semakin tinggi pula Kepribadian Direktur guru dan staf tersebut. Karena t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,535 > 1,664 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap Kompetensi Utama di sekolah karakter.

Artinya, semakin tinggi kompetensi kepala sekolah yang dilakukan oleh guru sekolah dasar (SD) di Jakarta, maka semakin tinggi pula implementasi sekolah karakter. Karena t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,150 > 1,664 maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh positif dan signifikan terhadap sifat kepribadian kepala sekolah di sekolah berkarakter. Artinya, semakin tinggi karakter kepribadian kepala sekolah yang dilakukan oleh guru sekolah dasar (SD) di Jakarta, maka semakin tinggi pula implementasi sekolah karakter.

Dari hasil analisis disimpulkan bahwa besarnya pengaruh tidak langsung kompetensi kepala sekolah terhadap jenjang sekolah melalui sifat kepribadian kepala sekolah diperoleh sebesar 0,2964 dengan nilai t sebesar 3,150. Artinya tidak ada pengaruh tidak langsung kompetensi kepala sekolah terhadap karakteristik sekolah melalui sifat kepribadian kepala sekolah, sedangkan kontribusi total kompetensi kepala sekolah terhadap karakteristik sekolah diperoleh dengan koefisien sebesar 0,5454. Koefisien ini diperoleh dari penjumlahan koefisien estimasi pengaruh langsung kompetensi kepala sekolah terhadap karakteristik sekolah dan koefisien pengaruh tidak langsung kompetensi kepala sekolah terhadap karakteristik sekolah melalui ciri kepribadian kepala sekolah yaitu pada t.

Karena nilai t hitung > t tabel (3,150 > 0,1,664) maka Ho ditolak dan disimpulkan bahwa ada pengaruh tidak langsung yang signifikan kompetensi kepala sekolah terhadap karakter sekolah melalui ciri kepribadian kepala sekolah. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil bahwa kompetensi klien (X1) berpengaruh terhadap sifat kepribadian klien (X2) yaitu P21 = 0,772 dan r12 = 0,772.

Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Analisis Korelasi

Pembahasan Hasil Penelitian …

Artinya, semakin kuat Kompetensi Kepala Sekolah dilaksanakan oleh Guru Sekolah Dasar (SD) di Jakarta, maka penyelenggaraan Sekolah Karakter akan semakin meningkat. Kompetensi rektor merupakan faktor penting dalam pengelolaan suatu institusi, baik itu bisnis maupun institusi pendidikan, dalam hal ini universitas. Kompetensi inti yang kuat (kepemimpinan yang kuat) juga merupakan bagian dari elemen penting dari manajemen yang efektif seperti yang dikemukakan oleh Balarin et al. dan Caldwell dkk. dikutip oleh McCrone, Claire dan George (2011: 12) bahwa salah satu “elemen terpenting dari pemerintahan yang efektif adalah kepemimpinan yang kuat.

Artinya, semakin tinggi karakter kepribadian kepala sekolah yang dilakukan di lingkungan Sekolah Dasar (SD) di Jakarta oleh seluruh sivitas akademika, maka semakin tinggi implementasi sekolah karakter. Perguruan tinggi, baik yang berbentuk universitas, akademi, institut maupun perguruan tinggi, memiliki karakter budaya tersendiri yang dikenal dengan ciri-ciri kepribadian kepala sekolah. Selain itu, kompetensi direktur merupakan salah satu komponen dalam membentuk budaya di perguruan tinggi.

Artinya pelaksanaan Sekolah Karakter dapat meningkat jika dipengaruhi oleh Kompetensi Klien yang semakin kuat. Dengan demikian, kompetensi direktur memegang peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik untuk mencapai tujuan dan keberhasilan lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan. Terdapat pengaruh positif dan signifikan sifat kepribadian kepala sekolah terhadap sekolah berkarakter (X3).

Dengan demikian, semakin tinggi karakter kepribadian kepala sekolah yang dilakukan oleh seluruh sivitas akademika di Sekolah Dasar (SD) di Jakarta, maka semakin tinggi implementasi sekolah karakter. Sedangkan kontribusi total kompetensi pengarah terhadap sekolah karakter mencapai koefisien sebesar 0,5454 dengan t hitung sebesar 3,150 dan nilai t tabel = 1,664. Ho ditolak dan disimpulkan bahwa terdapat pengaruh tidak langsung yang signifikan variabel Kompetensi Kepala Sekolah terhadap variabel Sekolah Karakter melalui variabel Kepribadian Kepala Sekolah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran

Perlunya peningkatan dan penyeleksian kepribadian kepala sekolah sebagai karakter kepemimpinan untuk mewujudkan kepemimpinan kepala sekolah di sekolah sehingga dapat mempengaruhi peningkatan kompetensi kepala sekolah secara keseluruhan 2. Mewujudkan sekolah yang berkarakter membutuhkan kepribadian kepala sekolah.. sekolah yang mampu menjadi pemimpin sekolah dan membutuhkan kompetensi kepala sekolah unggulan. Korelasi antara perilaku kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan persepsi kepercayaan organisasi guru, Middle East and African Journal of Educational Research, Edisi 1, Musim Gugur 2012, 5-18. Implementasi pendidikan karakter melalui budaya sekolah pada siswa kelas XI SMAN I Gedangan Sidoarjo. Studi moral dan kewarganegaraan.

Tabel . Jadwal Penelitian
Tabel . Jadwal Penelitian

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

Gambar

Gambar :Road Map Penelitian
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian
Tabel 4.1 Distribusi frekuensiSekolah Berkarakter
Gambar 4.1 Histogram Sekolah Berkarakter
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut membuktikan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel yang artinya hipotesis alternatif (H a ) diterima dan hipotesis (H o ) ditolak atau dapat