PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 1
ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN
ARTIKEL
RIRIEN MAITASARI NPM. 10070253
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
The Aplication of Teacher’s Teaching Basic Skill in the Implementation of Learning Sociology at SMA Negeri 1 Enam Lingkung Padang Pariaman District.
Ririen Maitasari¹, Ansofino², Marleni³
Progam Studi Pendidikan Sosiologi
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research discuss about the eight of teacher’s teaching basic skill have not been matearilizing in learning sociology at SMA Negeri 1 Enam Lingkung Padang Pariaman District. This study aims determine the implementation of teaching basic skill.This research was a qualitative method by using descriptive research. The informant of this research was sociology teacher’s, head master of school, the student of X, XI and XII class.
The technique of the data have three ways: observation, interview and documentation study. The technique of the data analysis by using data collection, data reduction, data presentation and conclusion. The performance theory is premised in this study was Gibson theory. Based on the result of this result was the implemantation of teaching basic skill that have been matearialize by the three of the teacher’s were a). opening and closing of lesson skill.Thisskill have been mateariliaze by two teacher’s and one teacher’s has not been matearialize are, b). management class skill, and c). giving reinforcement skill. The skill have been matearialize by one teacher and two teacher’s have not been matearialize are, d). asking question skill, and e). Explanation skill. While, the skill have not been matearialize by three teacher’s are, f). held variation skill, and g). Guided small group of discussion skill, h). Teaching small group skill and individual skill was not include in this research because it was not apropriate with field condition, where the teacher’s do not teach a private witsa few student but the teacher’s teach with many student. The obstacle experienced by sociology teacher’s was inner obstacle from sociology teacher’s do not have sociology education background and of the teacher’s toward teaching basic skill. Then, the outer obstacle were the canging of curiculum, minim of time alocation while there are many material of the lesson and less supervision from the head master of school.
Keyword:Aplication, teacher’s, teaching basic skill, implementation, Sociology Learning
¹ Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2010
² Pembimbing I dari Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
³ Pembimbing II dari Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
PENDAHULUAN
Pendidikan menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 mendefenisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sehingga peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan nasional telah ditetapkan visi oleh pemerintah yang sesuai dengan amanat peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Dilihat dari peraturan menteri pendidikan untuk memperbaiki kualitas pendidikan dimana standar proses yang salah satu aspeknya adalah pelaksanaan proses pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran tidak terlepas dari peranan guru untuk mengaplikasikan keterampilan dasar mengajar.
Dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki keterampilan dasar mengajar, sehingga proses pembelajaran berjalan secara maksimal.
Usman (2007:70) menyatakan, selain guru menguasai materi yang akan diajarkan, guru juga harus memiliki keterampilan mengajar.
Guru yang mengampu mata pelajaran sosiologi harus dari pendidikan sosiologi juga sebagaimana pemerintah telah menetapkannya dalam undang-undang No. 16 tahun 2007 mengenai standar kualifikasi akademik guru dan kompetensi guru SMK/MAK bahwa:
“Guru pada SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi”.
Berdasarkan Undang-undang No 16 Tahun 2007, terjadinya ketimpangan antara peraturan pemerintah dalam pendidikan dengan kenyataan yang ada. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya keberadaan guru sosiologi yang bukan berlatar belakang dari disiplin pendidikan sosiologi akan mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung.
Kondisi tersebut menandakan bahwa kemampuan guru sosiologi dalam melaksanakan pembelajaran dan penerapan keterampilan dasar mengajarnya dapat dikatakan belum maksimal dan efektif dalam pembelajaran.
Ditemukan permasalahan diatas maka timbul pertanyaan apakah pembelajaran yang seperti itu sudah memenuhi kriteria dan persyaratan dalam pelakasanaan pembelajaran sosiologi
seharusnya? dan mengingat akan pentingnya pengetahuan guru terhadap keterampilaan dasar mengajar dalam pelaksanaan pembelajaran sosiologi, maka penting dilakukan sebuah kajian tentang keterampilan guru. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Penerapan Keterampilan Dasar Mengajar Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Sosiologi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.
Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan pelaksanaan keterampilan dasar mengajar guru dalam pelaksanaan pembelajaran soiologi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung.
Mendeskripsikan hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan keterampilan dasar mengajar pada pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung.
Teori yang digunakan penulis untuk menganalisis masalah penelitian ini yaitu teori kinerja. Teori kinerja merupakan landasan penelitian dalam penelitian Gibson. Penulis menggunakan teori kinerja karena pelaksanaan keterampilan dasar mengajar guru merupakan bagian dari kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru yang profesional. Menurut teori kinerja yang dicetuskajn oleh Gibson bahwa ada tiga aspek yang memepengaruhi kinerja individu yaitu: variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dimulai pada tanggal 10 Juli-17 Juli 2014 pada bulan puasa tersebut penulis hanya observasi dan mencari data tentang sekolah karena belum efektif proses pembelajaran maka penulis melakukan penelitian kembali yang efektif pada tanggal 4 Agustus–28 Agustus 2014.
Sesuai dengan masalah yang diteliti maka jenis penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif.
Informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2011:124). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Pada penelitian ini agar data yang diperoleh dapat teruji kebenarannya maka penulis menggunakan tekhnik trianggulasi. Teknik trianggulasi yang banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong, 2010:330). Sumber yang dijadikan penulis dalam trianggulasi data adalah kepala sekolah. Unit analisis penelitian ini adalah individu yaitu guru yang terkait dengan pelaksanaan keterampilan dasar mengajar guru dalam pembelajaran sosiologi. Analisis data dengan model analisis interaktif dari Milles dan Huberman
(Sugiyono, 2001:337) melalui empat tahap yaitu tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data atau analisis data dan tahap penarikan kesimpulan.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dimulai pada tanggal 10 Juli-17 Juli 2014 pada bulan puasa tersebut penulis hanya observasi dan mencari data tentang sekolah karena belum efektif proses pembelajaran maka penulis melakukan penelitian kembali yang efektif pada tanggal 4 Agustus – 28 Agustus 2014.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai penerapan keterampilan dasar mengajar guru di SMA Negeri 1 Enam Lingkung. Delapan keterampilan dasar mengajar guru penulis memfokuskan pada tujuh keterampilan dasar mengajar karena satu keterampilan tidak sesuai dengan kondisi dilapangan, yaitu keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan sedangkan guru mengajar dikelas dengan jumlah siswa yang banyak, maka hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut:
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Keterampilan Membuka
Pelajaran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa keterampilan guru dalam membuka pelajaran sudah terlaksana oleh ketiga guru sosiologi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.
Guru membuka pelajaran dengan melakukan kiat-kiat menyampaikan materi dan tujuan dari pembelajaran, mengemukakan tugas dan menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran serta memberikan apersepsi.
b. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas merupakan penciptaan kondisi yang memungkinkan pengelolaaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat agar dapat membawa perubahan terhadap prilaku siswa serta mampu menciptakan kondisi yang nyaman di dalam kelas bagi siswa itu sendiri.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan wawancara dengan siswa, dapat disimpulkan bahwa siswa memiliki kesan tersendiri dengan cara pengelolaan kelas yang dilakukan oleh masing-masing guru sosiologi. Jadi, pengelolaan kelas harus dilakukan setiap mengajar oleh guru agar siswa merasa
nyaman berada dikelas dan termotivasi untuk belajar di kelas.
2. Kegiatan Inti
a. Keterampilan Bertanya Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan data dari informan dapat disimpulkan bahwa keterampilan bertanya harus dikuasai oleh seorang guru dengan baik karena keterampilan bertanya ditujukan agar para siswa bisa belajar.
Keterampilan bertanya yang diterapkan guru akan mampu menggiring siswa agar bisa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir mereka dengan baik setelah diberikan rangsangan berupa kalimat tanya atau suruhan untuk direspon. Pertanyaan yang disusun dengan baik akan memberikan dampak positif terhadap siswa. Tapi kenyataannya masih ada guru yang belum melaksanakan keterampilan bertanya dalam mengajar dengan baik di SMA Negeri I Enam Lingkung yaitu guru yang mengajar kelas X dan XII.
b. Keterampilan Mengadakan Variasi Mengadakan variasi dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru ditujukan agar pembelajaran tidak monoton sehingga siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Mengadakan variasi dengan berbagai gaya mengajar, media pembelajaran, pola interaksi pembelajaran dan variasi metode, akan memberikan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Berdasarkan penelitian dan data yang didapat penulis melalui informan, dapat disimpulkan bahwa kurangnya perhatian siswa dalam belajar juga disebabkan variasi suara guru tidak ada dan metode mengajar guru yang kurang menarik serta tidak bervariasi sehingga siswa kurang memahami materi pelajaran dan menjadi bosan dalam mengikuti pembelajaran sosiologi.
c. Keterampilan Memberi
Penguatan
Penguatan atau reinforcement atau dalam bahasa lain penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Pemberian penguatan membawa pengaruh positif dalam proses pembelajaran dengan memberikan penghargaan kepada siswa dapat mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatan siswa. Selain itu dengan memberikan
penguatan kepada siswa seorang guru dapat dikatakan secara langsung telah memberikan perhatian yang tersendiri bagi siswa dan hal tersebut akan mampu membangkitkan serta mempertahankan motivasi siswa untuk lebih berprestasi.
Dapat disimpulkan bahwa secara teori guru mengetahui tentang penggunaan keterampilan memberikan penguatan.
Namun dalam kenyataan dilapangan masih ada guru yang belum mampu untuk menerapkan keterampilan memberikan penguatan ini dalam proses pembelajaran sosiologi berlangsung, hal ini disebabkan karena guru tersebut mengejarkan materi yang akan disampaikan banyak dan karena guru tersebut memperhatikan kondisi dan belajar siswa yang kurang kondusif.
d. Keterampilan menjelaskan Keterampilan menjelaskan merupakan penyajian informasi secara lisan yang diorganisir secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan antara satu pesan dengan pesan lainnya, sehingga tercapailah suatu pemahaman yang diinginkan.
Penulis mengamati dikelas X IPS 2 dan XII IPS 1 bahwa keterampilan menjelaskan guru ini hampir sama.
Dimana guru menjelaskan materi terlalu cepat, vokal suara guru kecil, Pengembangan materi guru juga kurang dan lebih fokus pada isi buku, serta guru dalam menjelaskan materi membuat siswa tidak mengerti. Selain itu guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan atau ketidakjelasan ketika penjelasan itu diberikan.
Namun hal ini bertolak belakang dengan guru kelas XI dalam keterampilan menjelaskan pelajaran peneliti mengamamati di kelas XI IPS 1 dan pengamatan di kelas XI IPS 2 , dimana guru didalam menjelaskan materi membuat siswa mengerti akan materi yang disampaikan, guru mengajar lebih antusias, dikarenakan guru lebih menguasai materi sehingga siswa mudah mengerti dan semangat dalam belajar.
Berdasarkan data yang penulis dapat dari wawancara dengan siswa mengenai pandangan siswa tehadap cara menjelaskan materi yang dilakukan oleh ketiga guru, terlihat perbedaan kemampuan antara guru yang satu dengan guru yang lain dalam memberikan pelajaran. Sehingga membuat siswa memiliki pendapat tersendiri terhadap seorang guru, siswa memiliki guru favorit
atau yang disenangi dalam belajar, maka dari itu kemampuan yang dimiliki siswa juga dipengaruhi oleh cara mengajar guru dalam menjelaskan pembelajaran.
e. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberikan kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), ”diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi atau pengalaman, memgambil keputusan atau memecahkan suatu masalah”
Idealnya, keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil dan menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran sangat diperlukan. Melalui diskusi, peran guru yang selama ini dikesankan terlalu mendominasi pembicaraan dengan sendirinya akan berkurang. Menggunakan metode diskusi diharapkan hasil diskusi dapat tercapai dengan optimal karena melalui diskusi dapat memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran aktif bagi siswa-siswa yang selama ini kurang aktif .
Disisi lain guru seharusnya berusaha mengupayakan supaya siswa dapat aktif dan komunikatif dalam pembelajaran, meskipun pada akhirnya tidak semua siswa dapat aktif. Hal ini dikarenakan kemampuan siswa yang terbatas. Jika tetap dipaksakan maka siswa akan bingung dan pembelajaran justru tidak berjalan seperti yang diharapkan.
Berdasarkan penelitian dan pengamatan kelas yang penulis lakukan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, tidak terlihat guru sosiologi menggunakan metode diskusi selama proses pembelajaran.
3. Kegiatan penutup
a. Keterampilan Menutup Pelajaran Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan dasar mengajar guru sosiologi di SMA Negeri I Enam Lingkung dalam menutup pelajaran sudah terlaksana. Dimana kiat- kiat guru dalam menutup pelajaran yaitu merangkum inti pelajaran, membuat ringkasan materi dan pemberian tugas.
PEMBAHASAN
Menganalisis masalah penelitian ini, penulis mengunakan teori Kinerja. Teori kinerja merupakan landasan dalam penelitian Gibson.
Penulis menggunakan teori kinerja karena pelaksanaan keterampilan dasar mengajar guru merupakan bagian dari kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru yang profesinal. Menurut teori Gibson ada tiga aspek yang mempengaruhi kinerja individu yaitu:
variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologi.
Variabel individu dikelompokkan pada subvariabel kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan demografis. Variabel kemampuan dan keterampilan merupakan kompetensi kinerja yang dimiliki seseorang.
Berdasarkan temuan penulis bahwa subvariabel keterampilan, kemampuan dan latar belakang ikut mempengaruhi kinerja guru di sekolah pada saat pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari pelaksanaan keterampilan dasar mengajar di SMA Negeri 1 Enam Lingkung, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seorang guru sangat berperan penting di dalam memberikan pembelajaran yang membawa dampak yang begitu besar pada siswanya, salah satunya melalui keterampilan dasar mengajar. Jika guru memiliki kemampuan dan keterampilan yang hebat, maka keterampilan dasar mengajar dapat terlaksana dalam pembelajaran, akan tetapi hal yang berbeda terjadi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung dimana ketiga guru belum melaksanakan ke delapan keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran sosiologi.
Variabel individu lainnya yang mempengaruhi kinerja yaitu dari latar belakang pendidikan. Latar belakang pendidikan akan mempengaruhi keterampilan dan kemampuan yang dimiliki guru, seperti halnya yang terjadi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung dimana dari ketiga guru sosiologi memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda seperti dua orang guru yang latar belakang pendidikan antropologi mengajar sosiologi dan satu orang guru yang berlatar pendidikan PKK mengajar sosiologi, sehingga dengan berbedanya pendidikan terakhir guru dengan profesi yang diemban guru akan mempengaruhi kinerja guru terutama dalam melaksanakan keterampilan dasar mengajar guru dan menciptakan pembelajaran yang diinginkan
siswa serta pencapaian tujuan yang diharapkan tidak tercapai dengan maksimal.
Variabel organisasi dan individu berhubungan satu sama lain dan saling memberikan pengaruh terhadap bagaimana seseorang mengaktualisasikan dirinya dalam mengemban profesi yang dimiliki. Terlihat di SMA Negeri 1 Enam Lingkung, bagaimana hubungan yang tercipta antara semua warga sekolah untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efesien.
Semua hal itu sangat berpengaruh salah satunya, cara kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah, bagaimana pengaruh yang diberikan oleh kepala sekolah dalam menciptakan program-program melalui tindakan kepala sekolah untuk mengontrol proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan, pembuatan kebijakan untuk memenuhi perangkat pembelajaran seperti pembuatan RPP dan Silabus oleh masing- masing guru mata pelajaran, serta mengontrol semua kegiatan yang terjadi di kelas dan lingkungan di sekolah.
Penulis menemukan di lapangan bahwa variabel organisasi terhadap kepemimpinan ikut mempengaruhi kinerja guru. Melalui layanan supervisi idealnya layanan supervisi ini harus dilakukan oleh kepala sekolah terutama di SMA Negeri 1 Enam Lingkung namun kenyataan yang penulis temukan dilapangan kepala sekolah tidak ada memberikan layanan supervisi dan lebih menyerahkan tanggung jawab kepada tenaga pengawas sekolah, seharusnya kepala sekolah juga bekerja sama memberikan layanan supervisi untuk mengontrol proses pembelajaran dan memberikan supervisi kepada guru sosiologi agar kekurangan atau hambatan yang ada dalam proses pembelajaran dapat ditanggulangi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai lebih baik. Supervisi kunjungan kelas yang dilakukan oleh supervisor dapat menemukan berbagai kelemahan dan kelebihan yang ada pada seorang guru.
Hasil kunjungan kelas dipergunakan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada guru dalam melaksankan tugasnya.
Setelah supervisi kunjungan kelas dilaksanakan, maka tugas kepala sekolah sebagai supervisor memberikan penjelasan-penjelasan, dimana kekurangan guru misalnya dalam pelaksanaan keterampilan dasar mengajar maka supervisor menjelaskan pengetahuan tentang itu kepada guru yang bersangkutan sehingga guru dibantu untuk berusaha dengan kekuatan sendiri untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan guru dalam mengajar.
Tidak adanya kepala sekolah di SMA Negeri 1 Enam Lingkung memberikan supervisi tentu guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar dan tidak melaksanakan keterampilan mengajar akan selalu ada, karena kepala sekolah
terlalu mempercayai semua tanggung jawab kepada guru, sementara itu guru membutuhkan suatu bantuan dan perhatian dari kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya dalam pelaksanaan pembelajaran.
Jadi untuk meningkatkan kualitas mengajar guru profesional tersebut dibutuhkan juga supervisi yang berguna mengingatkan guru agar selalu melaksanakan keterampilan dasar mengajar pada setiap melakukan pembelajaran dikelas.
Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran tidak semata menjadi tanggung jawab guru saja akan tetapi kepala sekolah ikut menggerakan guru, agar guru dapat membuat inovasi baru dalam cara mengajarnya melalui kemampuan dan keterampilan yang oleh guru.
Jika supervisi di sekolah itu bagus maka akan terciptanya pencapaian tujuan pembelajaran yang maksimal dan melahirkan kinerja tenaga pendidik yang profesional dalam menjalankan tugasnya, oleh karena itu kepemimpinan kepala sekolah turut serta berdampak kepada kinerja guru maka perlu ditingkatkan kepemimpinan kepala sekolah di SMA Negeri 1 Enam Lingkung melalui layanan supervisi yaitu kunjungan kelas guna melihat aktifitas guru dalam mengajar sehingga kekurangan-kekurangan guru tersebut dapat terlihat oleh kepala sekolah dan kepala sekolah memberikan masukan kepada guru sebagai suatu cara meningkatkan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Keberperanan variabel psikologis dalam diri seseorang membawa dampak terhadap kinerja dan orang lain, hal ini terlihat dari proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Enam Lingkung.
Salah satunya, bagaimana kepribadian seorang guru sangat menentukan kemampuan menjalin hubungan pribadi dengan siswa, jika guru memiliki pribadi yang baik maka akan tercipta hubungan baik dengan siswa dan sebaliknya, seperti halnya di SMA Negeri 1 Enam Lingkung hubungan pribadi siswa dengan guru terjalin dengan baik, guru dan siswa saling hormat- menghormati, guru tidak memandang rendah siswa yang tidak pandai atau dengan kata lain siswa dihormati tanpa memandang tahap pencapapaian akademiknya.
Adanya variabel psikolgis dalam diri seorang guru, mampu menciptakan proses pembelajaran yang efektif misalnya variabel belajar, guru memiliki tahapan belajar sebelum membelajarkan siswanya serta dengan adanya motivas guru dalam mengajar sebelum menimbulkan motivasi siswanya. Terlihat dari proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas jika guru dapat melaksanakan keterampilan mengajar pada setiap pembelajaran dan memiliki motivasi kuat untuk membelajarkan siswa maka lambat laun akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar sosiologi dan siswa menyukai mata
pelajaran sosiologi berawal dari pandangan siswa terhadap cara guru mengajar.
Guru juga memiliki persepsi atau pandangan berbeda terhadap keterampilan dasar mengajar, jika semua guru yang mengajar sosiologi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung memiliki pandangan bahwa keterampilan dasar mengajar tersebut perlu untuk dipahami dan dilaksanakan maka guru akan memiliki motivasi untuk selalu meningkatkan kinerjanya dalam mengajar dan melaksanakan keterampilan dasar mengajar pada setiap proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jadi, dapat disimpulkan bahwa aspek psikologis akan mempengaruhi kinerja guru didalam kelas.
Berdasarkan pembahasan diatas dan temuan penulis di lapangan bahwa variabel individu, organisasi dan psikologis turut mempengaruhi kinerja guru di kelas dalam melaksanakan keterampilan dasar mengajarnya, sehingga delapan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh seorang guru belum dapat dikatakan terlaksana dengan maksimal oleh guru sosiologi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukakan kesimpulan mengenai penerapan keterampilan dasar mengajar guru sosiologi di SMA Negeri 1 Enam Lingkung adalah:
Pelaksanaan keterampialn dasar mengajar dalam pembelajaran sosiologi: 1). Keterampilan membuka pelajaran dan menutup pelajaran sudah dilaksanakan oleh ketiga guru, 2). Keterampilan mengelola kelas, dua orang guru telah melaksanakan dan satu orang guru tidak melaksanakan keterampilan pengelolaan kelas dalam proses pembelajaran, 3). Keterampilan bertanya, satu orang guru telah melaksanakan dan dua orang guru tidak melaksanakan keterampilan tersebut dalam proses pembelajaran, 4).
Keterampilan mengadakan variasi belum terlaksana oleh ketiga guru dalam proses pembelajaran, 5). Keterampilan memberi penguatan telah terlaksana oleh dua orang guru dan satu orang guru belum melaksanakan dalam proses pembelajaran, 6). Keterampilan menjelaskan, satu orang guru telah melaksananakan dan dua orang guru belum melaksanakan dalam proses pembelajaran, 7). Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil tidak telaksana oleh guru dan guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, dan 8). Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan tidak sesuai dengan kondisi dilapangan karena guru tidak mengajar kelas khusus atau kelas privat yang jumlah siswanya sedikit, akan tetapi guru mengajar dikelas dengan jumlah siswa yang banyak, oleh karena itu penulis
tidak ada memfokuskan penelitian terhadap keterampilan dasar mengajar yang kedelapan ini.
Hambatan-hambatan yang dialami guru sosiologi dalam pelaksanaan keterampilan dasar mengajar guru adalah 1). Hambatan dari dalam yaitu karena guru yang mengajar sosiologi berlatar belakang bukan dari pendidikan ilmu sosiologi dan kurangnya pemahaman guru terhadap keterampilan dasar mengajar. 2). Hambatan dari luarnya yaitu karena pergantian kurikulum, alokasi waktu mengajar sedikit sementara cakupan materi yang akan diajarkan banyak dan kurangnya supervisi dari kepala sekolah.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, disusulkan beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman dalam memperbaiki pelaksanaan pembelajaran di sekolah khususnya keterampilan dasar mengajar guru sosiologi, bagi kepala sekolah dan bagi peneliti selanjutnya, saran tersebut antara lain: 1). Dinas pendidikan hendaknya dapat memberikan pelatihan maupun program-program kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi guru agar guru mempunyai pengetahuan tentang penerapan atau pelaksanaan keterampilan dasar mengajar yang lebih baik, dan seharusnya kebutuhan atas ketersediaan guru-guru yang berlatar pendidikan sosiologi dapat terpenuhi supaya guru yang mengampu mata pelajaran sosiologi di sekolah- sekolah berasal dari latar belakang keilmuan pendidikan sosiologi, 2). Untuk kepala sekolah hendaknya mengontrol pelaksanaan pembelajaran
dan memberikan supervisi kepada guru sosiologi, sehingga kekurangan atau hambatan dalam proses pembelajaran sosiologi dapat ditanggulangi agar tujuan pembelajaran tercapai lebih baik, 3).
Hendaknya guru mata pelajaran sosiologi melalui forum komunikasi kerja guru (KKG) dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) harus bisa mendiskusikan tentang cara penerapan atau pelaksanaan keterampilan dasar mengajar dan berbagai metode yang cocok dengan peserta didik guna tercapainya tujuan pembelajaran, dan 4).
Hendaknya guru-guru sosiologi dapat meningkatkan keterampilan dasar mengajarnya dan memvariasikan metode-metode pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan tujuan pembelajaran sosiologi dengan diiringi pelaksanaan keterampilan dasar mengajar secara efektif.
Daftar Pustaka
Lexi, J. Maleong.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugiyono.2001.Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kualitatif, Kualitatif dan R & S.
Bandung: Al-Fabeta.
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Suwarna,dkk.2006. Pengajaran Mikro.Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Usman Moh Uzer.2007. Menjadi Guru Profesional.
Bandung : PT. Remaja Resdakarya