Muhammad Saleh Pallu, M.eng selaku Rektor Universitas Bosowa yang menerima penulis sebagai mahasiswa di Universitas Bosowa. Asdar, S.Pd., M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan disertasi ini. St. Haliah Batao, S.S., M.Hum selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan disertasi ini.
Hamsiah, M.Pd selaku Wakil Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa yang telah membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Vivit Angreani, S.Pd., M.Pd selaku ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Kepala Sekolah dan Guru SMP Negeri Satap Sering Kabupaten Soppeng yang telah memberikan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpinnya.
- Latar Belakang
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Berdasarkan pernyataan tersebut, sebagai bagian dari pembelajaran bahasa Indonesia, menulis puisi juga sangat penting. Hasil observasi penulis di SMP Negeri Satap sering mendapat informasi bahwa kemampuan menulis puisi siswa masih kurang, metode guru masih konvensional. Beberapa permasalahan di atas menjadi kendala dalam pembelajaran menulis puisi di kelas, khususnya di SMP Negeri Satap Sering.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti menamakan desain penelitian ini sebagai “Penggunaan Metode Inkuiri dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satap Sering”. Berdasarkan beberapa temuan permasalahan di atas, penulis membatasi pokok bahasan penelitian yaitu penggunaan metode penelitian dalam meningkatkan kemampuan puisi siswa. Mendeskripsikan penggunaan metode inkuiri dalam meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri Satap Sering tahun ajaran 2019/2020.
Kajian Teori
- Inkuiri
- Keterampilan Menulis
- Puisi
Seperti halnya tulisan ilmiah, tulisan populer disajikan secara sistematis dengan bahasa yang jelas, namun logika dan keterusterangannya masih dapat dipertanyakan. Gambar adalah gambar yang dibuat saat membaca puisi. itu dapat mempengaruhi pembaca atau pendengar melalui indera manusia, pendengaran, penglihatan, dan sentuhan. Lambang atau simbol adalah unsur-unsur puisi yang mengatakan kata-kata dalam puisi dapat menjadi simbol untuk maksud dan tujuan lain. e) Unsur musikalitas puisi (nada/bunyi).
Musikalitas puisi yang dimaksud adalah susunan kata-kata yang bermakna, indah dan juga menarik untuk disimak sehingga menarik bagi pembaca atau pendengar puisi tersebut. Setiap penyair memiliki gaya bahasa yang berbeda-beda, gaya bahasa ini merupakan pilihan penyair sesuai dengan pikiran dan perasaannya saat menggubah puisi. Puisi lama adalah sastra lisan, yaitu puisi rakyat yang tidak diketahui nama pengarangnya, diberikan dari mulut ke mulut dan terikat erat dengan aturan seperti jumlah baris dalam setiap bait, jumlah suku kata, dan rima.
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat (aturan) lama, seperti jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, rima dan irama. Sederhananya, puisi kuno adalah jenis puisi yang diikat oleh aturan yang berbeda dalam hal rima, bait, dan suku kata. Mantra adalah susunan kata atau kalimat khusus yang isinya mengandung makna kesaktian dan susunan kata dengan unsur syair yang memiliki rima dan irama, biasanya mantra ini sering digunakan oleh dukun atau pawang untuk melawan kesaktian lainnya.
Gurindam ialah bentuk pantun lama yang terdiri daripada dua rangkap, setiap rangkap terdiri daripada dua rangkap, setiap rangkap terdiri daripada dua baris ayat dengan rima yang sama, iaitu satu kesatuan yang utuh. Talibun adalah sejenis pantun lama seperti pantun kerana ia mempunyai penutup dan isi tetapi lebih daripada 4 baris. Puisi baharu ialah sejenis puisi yang tidak terikat dengan peraturan baku tertentu dalam pembuatan atau pembacaannya.
Artinya puisi baru adalah puisi yang bebas, tidak terikat aturan mengenai jumlah suku kata, jumlah kata, jumlah baris, rima (sajak) atau jumlah bait dalam pembuatannya. Menurut perkembangannya, ada dua jenis puisi yaitu puisi baru dan puisi lama, sekarang puisi baru ini adalah puisi bebas, sedangkan puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan tertentu. Puisi balada adalah puisi yang mengungkapkan getaran tabir kehidupan dalam gambaran tingkah laku manusia, baik melalui dialog atau dialog sedemikian rupa sehingga mengandung gambaran objektif tentang cerita tertentu.
Penelitian Relevan
Kerangka Pikir
- Jenis dan Desain Penelitian
- Lokasi dan Waktu Penelitian
- Subjek Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Indikator Keberhasilan
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Satap Sering yang terdiri dari 24 siswa yaitu 14 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Yang pertama adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan menulis, yang kedua adalah membuat kelompok dan menjelaskan tujuan pembagian kelompok dan rencana pembelajaran yang akan dilakukan. diimplementasikan. Pada tahap ini peneliti memberikan tes sebagai evaluasi untuk mengetahui hasil belajar yang ingin dicapai sesuai dengan alat ukur yang telah ditentukan.
Hanya perencanaan pelaksanaan kegiatan pada siklus II yang disusun berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I, sehingga pembelajaran mengarah pada perbaikan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan format observasi dan tes yang mengukur kemampuan menulis puisi. Teknik observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran menulis puisi untuk melihat perkembangan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan.
Pengamatan guru difokuskan pada kemampuan guru dalam mengelola kelas dan merangsang aktivitas siswa dalam pembelajaran berkelanjutan. Sementara itu, observasi siswa difokuskan pada keaktifan siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis puisi melalui metode inkuiri. Kuesioner disebarkan dengan cara membagikan lembar-lembar yang berisi berbagai pertanyaan terkait variabel penelitian yang dilakukan.
Triangulasi sumber dengan cara mencocokkan data yang diperoleh dari sumber atau informan yang berbeda, misalnya guru dan siswa. Peneliti berpedoman pada tingkat ketuntasan yaitu nilai KKM siswa ≥ 79. Dengan persentase yang mencapai 85% ke atas maka penelitian dianggap berhasil dan dapat dihentikan.
Hasil Penelitian
- Data Siklus I
- Data Siklus II
Pada pertemuan ini, peneliti mengulang pembelajaran selama beberapa menit, kemudian guru menerapkan metode inkuiri untuk mengajar siswa menulis puisi. Pada tabel ini dapat dilihat nama siswa dan perolehan data yang diperoleh pada siklus I. Nilai rata-rata menulis puisi dengan media gambar siswa kelas VIII-8 SMP Negeri Satap Negeri Sering Makassar adalah 85%.
Adapun beberapa siswa yang mendapat nilai dalam kategori rendah yaitu memperoleh skor 0-78, sebanyak 7 orang dari 24 siswa atau sekitar 29%. Sedangkan untuk mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya yaitu mahasiswa yang mendapatkan nilai tertinggi 79-100 sebanyak 17 orang dari 24 mahasiswa atau sekitar 70%. Kemampuan siswa mengidentifikasi detail topik yang akan ditulis dalam puisi sebanyak 9 siswa atau 37% dan pertemuan kedua meningkat menjadi 12 siswa atau 50%.
10 siswa atau 41% dan meningkat menjadi 12 siswa atau 50% pada pertemuan kedua Kemampuan siswa dalam menulis puisi. Meskipun mengalami peningkatan, namun antusiasme siswa untuk mengikuti pembelajaran berbasis inkuiri pada Siklus I mungkin masih kurang, oleh karena itu peneliti melanjutkan pada Siklus II. Pada siklus kedua dilakukan tahapan seperti pada siklus pertama, namun didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus pertama (refleksi), sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus pertama tidak tampak pada siklus kedua. .
Sedangkan untuk mahasiswa yang telah menyelesaikan studinya yaitu mahasiswa yang mendapatkan nilai tertinggi 79-100 sebanyak 22 orang dari 24 mahasiswa atau sekitar 91%. Pada poin ini peneliti mengamati hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan media gambar berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan siklus II. Penampakan telah terjadi. Pada poin ini peneliti mengamati hasil kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan media gambar berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan siklus II.
Kemampuan siswa mengolah kata dalam baris puisi pada 15 siswa atau 62% dan meningkat pada pertemuan kedua pada 18 siswa atau 75%.
Pembahasan
Keterampilan menulis siswa yang menggunakan metode inkuiri pada siklus I menunjukkan bahwa dari 24 siswa kelas VIII SMP Negeri Satap Sering Kabupaten Soppeng terdapat 17 siswa atau 70% yang memenuhi KKM dan belum dapat dikatakan memenuhi KKM. tidak berhasil. Dari proses pembelajaran pada siklus kedua ini diperoleh hasil postes menulis puisi dengan skor rata-rata 87. Pada siklus kedua ini semua siswa mencapai skor tuntas, dengan kata lain skor ketuntasan mencapai 91% yang menunjukkan bukti keefektifan metode penelitian dalam meningkatkan keterampilan menulis siswa kelas VIII SMP Negeri Satap Sering Kab. Soppeng.
Analisis
Puisi: Di atas langit yang luas itu Di atas langit yang mengembang semu itu, kekeringan menghampiriku.
Kesimpulan
Saran
Siswa menonton pertunjukan audiovisual secara berkelompok, misalnya tentang masalah yang berkaitan dengan pemahaman teks puisi. Guru memberikan bantuan kepada siswa. dalam kelompok untuk masalah yang dianggap sulit oleh siswa. Siswa dalam kelompoknya masing-masing dengan bimbingan guru mampu mengaitkan, merumuskan dan menyimpulkan tentang makna teks puisi.
Siswa secara berkelompok menggambar. melaporkan hasil pembahasan pemecahan masalah yang diberikan terkait dengan makna teks puisi. Siswa merefleksi, meresume, dan menarik kesimpulan secara lengkap, komprehensif dan dibantu oleh guru dari materi yang telah dipelajari kaitannya dengan makna teks puisi. Siswa menerima informasi tentang pelajaran yang akan dilaksanakan dengan materi yang berhubungan dengan materi sebelumnya.
Siswa secara berkelompok menggunakan materi yang tersedia, misalnya melakukan pembuktian sesuai petunjuk di LKS dengan mensimulasikan unsur-unsur penyusun teks puisi. Siswa secara berkelompok melakukan tes ulang dan mengolah kembali data dengan cara yang sama menggunakan model visual lainnya untuk membuktikan unsur-unsur penyusun teks puisi (Analisis Data). Guru mengajukan pertanyaan untuk mencari informasi tentang simpulan isi, bahan penyusun teks puisi dan jenisnya, dan siswa.
Guru memotivasi siswa dalam kelompok ahli untuk mengajukan pertanyaan tentang masalah yang sedang mereka diskusikan. Guru menawarkan bantuan kepada siswa dalam kelompok ahli untuk masalah yang dianggap sulit oleh siswa. Guru mengarahkan siswa dalam kelompok ahli untuk mengumpulkan materi yang dipelajari dan berhati-hati dalam memecahkan masalah yang diberikan.
Siswa dalam kelompoknya masing-masing dengan bimbingan guru mampu mengaitkan, merumuskan dan menyimpulkan tentang materi. Siswa melengkapi materi yang dipelajari dengan menanggapi pertanyaan guru yang bersifat menjurus dan eksploratif. Siswa menyelesaikan materi yang dipelajari dengan menanggapi pertanyaan guru yang bersifat mengarahkan dan investigasi.