• Tidak ada hasil yang ditemukan

penggunaan metode snowball throwing dalam

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penggunaan metode snowball throwing dalam"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam artian model pembelajaran snowball-throwing mendorong siswa untuk aktif berpikir dan bergerak selama proses pembelajaran. Maka dalam hal ini dengan menggunakan metode snowball throw diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa, karena metode ini dapat meningkatkan minat belajar siswa. Snowballing dalam Meningkatkan Minat Belajar IPS Siswa Kelas IV/A MIN 1 Tahun Ajaran Mataram.

Sasaran Tindakan

Karena metode snowball throw merupakan metode pembelajaran yang menyenangkan, maka siswa akan lebih tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Snowball Throwing

  • Pengertian Snowball Throwing
  • Langkah-langkah metode Snowball Throwing
  • Teori yang melandasi Snowball Throwing
  • Kelabihan dan kekurangan Snowball Throwing

Hasil evaluasi minat belajar siswa yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada tabel kriteria peningkatan minat belajar klasikal. Hasil evaluasi minat belajar siswa yang diperoleh pada siklus II dapat dilihat pada tabel analisis peningkatan minat belajar individu siklus II. Berdasarkan hasil observasi pada Siklus I dan Siklus II aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan.

Minat belajar

  • Pengertian Minat Belajar
  • Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar

Tinjauan Tentang Mata Pelajaran PKN

  • Pengertian PKN
  • Tujuan Pembelajaran PKN
  • Ruang Lingkup Pembelajaran PKN

Pada hakikatnya pembelajaran PKn adalah mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik sekaligus warga negara yang baik. Fungsinya sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, cakap dan berkarakter serta setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan cara mencerdaskan diri dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan Amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.21. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada jenjang SD/MI bertujuan agar siswa dapat memperoleh keterampilan-keterampilan sebagai berikut.

METODE PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Sasaran Penelitian
  • Rencana Tindakan
  • Instrumen dan Cara Penggunaannya
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Cara Pengamatan (monitoring)
  • Analisis Data Dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada siklus I, aktivitas guru pada siklus ini mencapai 57% dengan kategori baik, sedangkan aktivitas siswa mencapai 50% dengan kategori baik. Pada tahap refleksi, peneliti dan guru menelaah hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa serta mengevaluasi minat belajar siswa yang telah diamati peneliti pada siklus I untuk menentukan perbaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, setiap pertemuan berdurasi 2 x 35 menit.

Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I, karena baik siklus I maupun siklus II menerapkan metode pembelajaran snowball throw. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP yang disusun oleh peneliti, berdasarkan hasil refleksi pada siklus I yang dilakukan bersama-sama dengan guru. Dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus II terlihat bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik, sesuai dengan peningkatan dan hasil refleksi yang diperoleh pada siklus sebelumnya.

Pada siklus I hasil evaluasi menunjukkan hasil yang belum maksimal, hal ini terlihat dari ketuntasan minat belajar siswa yang belum mencapai indikator keberhasilan. Hal ini terlihat dari persentase peningkatan pada setiap siklusnya, dimana pada siklus I persentase aktivitas guru mencapai 57%, dan pada siklus II meningkat menjadi 95%. Pada Siklus II menurut penelitian minat belajar siswa sudah mencapai kategori keberhasilan yang telah ditentukan, dibuktikan dengan hasil observasi aktivitas siswa mencapai 81%, dan persentase minat klasikal mencapai 91%.

Hal ini dibuktikan dengan hasil bahwa minat belajar siswa meningkat pada setiap level yaitu pada level pertama nilai rata-rata siswa mencapai 63,1, dan pada level kedua meningkat menjadi 66,6 dengan persentase minat klasikal sebesar 50%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Setting Penelitian

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Punia Mataram merupakan lembaga pendidikan agama Islam pada tingkat dasar yang berada di bawah naungan Kementerian Agama. Pada tanggal 1 Agustus 1981, MIN Punia Mataram merupakan lembaga pendidikan yang dibangun oleh masyarakat swadaya Punia Karang Kateng, Desa Mataram Barat, Kecamatan Mataram, yang diberi nama Madresah Diniyah “Darul Arqom”. Atas permintaan pengurus Madrasah Diniyah pada tahun 1987/1988 namanya diubah menjadi Madresah Ibtidaiyah “Darul Arqam” dan diresmikan oleh kepala kantor Departemen Agama Islam Lombok Barat.

Punia Karang Kateng berubah status dari swasta menjadi negeri dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Negeri Punia Mataram yaitu pada tanggal 24 April 1993. Berdasarkan surat keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 668 Tahun 2016 tentang perubahan nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Iyah Negeri dan Tsaniyah Negeri-remin menjadi Madrasah Aliyah Negeri, disebut Puniah Negeri I. MIN 1 Kota Mataram. Hasil observasi menunjukkan bahwa MIN Punia Mataram merupakan salah satu Madrasah yang terletak di desa padat penduduk dan dekat dengan keramaian seperti pasar, swalayan dan tempat lainnya.

Dalam proses belajar mengajar, siswa memegang peranan yang sangat penting karena siswa merupakan salah satu tolak ukur atau penjaga proses belajar mengajar. Susunan organisasi SDN Punia Mataram terdiri dari kepala Madrasah, komite sekolah sebagai penanggung jawab sekaligus pembina lembaga, wakil kepala Madrasah sekaligus perencanaan kurikulum, Administrasi yang melaksanakan program akademik berupa perlengkapan proses belajar mengajar dan urusan administrasi, dewan guru dan siswa di rumah. Selain faktor staf, guru dan siswa, sarana dan prasarana juga tidak kalah penting untuk mendukung proses belajar mengajar karena asaran merupakan wadah untuk kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan dan perangkat pembelajaran juga merupakan faktor pendukung dalam membantu pelaksanaan proses belajar mengajar.

Dari segi fasilitas berupa gedung MIN Punia Mataram dibangun di atas lahan seluas 10 ari (1000) M2 terdiri dari.

Hasil Penelitian

Kemudian guru mengajak siswa bermain lempar bola, kemudian guru meminta semua siswa maju ke depan dan siswa bermain lempar bola sambil menyanyikan lagu “Pelangi-Pelangi”, siswa yang akan lemparan terakhir di akhir lagu akan menjawab pertanyaan yang diberikan guru, kemudian siswa yang sudah selesai menjawab pertanyaan dipersilakan kembali ke tempat duduknya. Di akhir pertemuan, guru menarik kesimpulan dari materi yang dipelajarinya. Ia kemudian mengajukan pertanyaan seputar materi yang dipelajari saat pertemuan untuk menentukan pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan kompetensi inti. Beliau mengakhiri pelajaran dengan mengajak semua siswa untuk berdoa. Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran yang telah diajarkan pada sesi sebelumnya, kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami siswa, kemudian guru dan siswa bertanya dan menjawab, mengoreksi kesalahpahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan.

Berdasarkan hal di atas, ada beberapa hal yang harus dilakukan pada siklus berikutnya, yaitu: 1) guru hendaknya memaksimalkan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan, 2) guru hendaknya menjelaskan materi dan prosedur pembelajaran dengan jelas, 3) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, 4) guru menjelaskan istilah-istilah asing yang belum dipahami siswa dan guru hendaknya dapat bermain, 5) guru hendaknya dapat belajar di kelas. guru harus mengoptimalkan proses pembelajaran untuk mencapai ketuntasan individu dan kelas. Tahap pelaksanaan penelitian pada siklus II sama dengan tahap pelaksanaan penelitian pada siklus I yang diawali dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan dengan guru, pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan kebutuhan pengajaran yang berbeda selama proses pembelajaran, yang sesuai dengan hasil refleksi yang dilakukan peneliti dengan guru.

Kemudian guru memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif. Setelah itu, siswa berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar, siswa membuat laporan eksploratif, yang dilakukan baik secara lisan maupun tulisan, secara individu maupun kelompok. Kemudian guru mendorong siswa untuk mempresentasikan hasil kerja individu dan kelompok. Kemudian guru mengajak siswa bermain lempar bola. Guru meminta semua siswa untuk duduk kembali di bangku sehingga pertanyaannya paling sopan. Di akhir pertemuan, guru menarik kesimpulan berdasarkan materi yang telah dipelajari. Kemudian mempertanyakan materi yang direview pada saat pertemuan untuk mengetahui hasil apa saja yang telah dicapai dengan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Akhiri pelajaran dengan mengajak semua siswa berdoa. Guru mengingatkan siswa tentang pelajaran yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya, kemudian guru mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami siswa, setelah itu guru dan siswa saling bertanya dan menjawab pertanyaan, mengoreksi kesalahpahaman, memberikan penguatan dan menyimpulkan.

Di akhir pertemuan, guru menarik kesimpulan dari materi yang dipelajarinya, kemudian mengajukan pertanyaan tentang materi yang dipelajari selama pertemuan untuk menentukan pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan.

Pembahasan

Hasil penelitian pada siklus I belum mencapai indikator, hal ini dikarenakan siswa belum siap menerima pelajaran dengan menggunakan metode kerja kelompok, semangat siswa dalam mengikuti pelajaran masih kurang, waktu yang diberikan guru tidak dimanfaatkan dengan sebaik mungkin dan aktivitas kerja kelompok masih rendah. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, dimana pada siklus I dilakukan dua kali pertemuan dan pada siklus II juga dilakukan dua kali pertemuan. Pada siklus I hasil penelitian yang ditetapkan peneliti belum mencapai indikator keberhasilan, namun pada siklus II diharapkan hasil penelitian memenuhi indikator keberhasilan penelitian yang telah dilakukan.

Hasil Skor Minat Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II Deskripsi Skor Siklus I Skor Siklus II. Pada siklus I ditemukan bahwa minat belajar siswa belum mencapai tingkat keberhasilan yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil evaluasi minat belajar siswa pada siklus I terlihat bahwa masih banyak siswa yang tidak berminat, sehingga secara klasikal persentase minat belajar siswa pada siklus I mencapai 50%. Dan dari hasil observasi aktivitas siswa, masih belum terbiasa menyajikan argumentasi aktivitas siswa, guru dan di depan teman sekelasnya, sehingga persentase aktivitas siswa pada siklus I mencapai 50%. Pada siklus II peneliti dan guru berusaha memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I sesuai dengan hasil refleksi yang dilakukan, karena pada siklus I masih terdapat kekurangan.

Hal ini dibuktikan dengan hasil evaluasi bahwa minat belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus II, dari rata-rata minat siswa pada siklus I mencapai 63,1 dengan persentase minat klasikal mencapai 50% pada siklus II rata-rata minat baca siswa meningkat menjadi 66,6 dengan persentase minat klasikal sebesar 91%. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dari siklus I ke siklus II baik dari segi keterampilan siswa maupun aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa penggunaan metode snowball throw dapat meningkat. Dari pelaksanaan tindakan selama penelitian dan hasil analisis data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran snowball pada mata pelajaran PKN dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas IV MIN 1 Kota Mataram tahun pelajaran 2017/2018.

Bagi siswa sangat efektif mengikuti proses pembelajaran dengan metode pembelajaran snowball, karena proses pembelajaran dengan metode pembelajaran snowball sangat mendukung untuk meningkatkan minat belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Bagi guru yang mengajar dengan karakteristik yang sama disarankan untuk mencoba menerapkan metode pembelajaran snowball dan tidak monoton dalam satu model atau metode karena hal ini mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Bagi peneliti lain disarankan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada penelitian tindakan kelas ini agar penerapan metode snowball dalam proses pembelajaran benar-benar optimal. Arikunto Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 Aryani, Menggunakan Metode Numbered Head Together, Skripsi, IKIP Mataram,.

Hamalik Oemar, Onderwijs- en leerproces Jakarta: Sinar Graphic, 2008 Hartono, Jakarta Loopbaanbegeleiding: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2016. Kadir Abdul, et al, Fundamentals of Education, Jakarta: Kencana, 2012 Khairani Makmun, Learning Psychology Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2017.

Gambar

Gambar     1   Skema PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart, 20.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan deskripsi di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dengan proses dan hasil