• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS X MA THORIQUL HUDA MADIUN TAHUN AJARAN 2023/2024

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS X MA THORIQUL HUDA MADIUN TAHUN AJARAN 2023/2024"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE JIGSAW LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KELAS X

MA THORIQUL HUDA MADIUN TAHUN AJARAN 2023/2024

Sopyan Hadi Saputro

Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya E-mail : [email protected]

Abstrak

Pendidikan adalah hal pokok yang harus didapatkan oleh setiap anak untuk membangun generasi dalam perkembangan sebuah negara. Pembelajaran yang kreatif serta inovatif sangat diperlukan untuk menumbuhkan semangat dan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA Thoriqul Huda Kandangan Kebonsari Madiun pada mata pelajaran fiqih.

Metode Jigsaw Learning merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran pra tindakan dengan prosentase hasil belajar sebesar 50%. Pada siklus I siswa yang berhasil mencapai ketuntasan dengan prosentase pemahaman 61%. Selanjutnya pada tindakan siklus II prosentase pemahaman 83% Dengan demikian dapat disimpulkan keaktifan dan hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan setelah strategi Jigsaw Learning diterapkan dalam pembelajaran fiqih di kelas X MA Thoriqul Huda Madiun.

Kata kunci: metode pembelajaran, jigsaw learning, fiqih

Pendahuluan

Pembelajaran fiqih merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi kehidupan manusia terutama bagi siswa, karena pelajaran fiqih dapat mengarahkan siswa untuk memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara penerapannya dalam kehidupan sehingga siswa dapat menjadi muslim yang taat menjalankan syari’at agama Islam.

Secara substansial mata pelajaran Fiqih memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikkan dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari sebagai perwujudan keserasian, keselarasan, ,keshalihan, keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT., dengan diri sendiri, sesama manusia, dan makhluk lainnya ataupun lingkungannya.

(2)

Pendidikan adalah hal pokok yang harus didapatkan oleh setiap anak untuk membangun generasi dalam perkembangan sebuah negara. Salah satu yang mempengaruhi masa depan anak adalah pendidikan yang diberikan kepadanya. Karena itulah dibutuhkan kualitas pendidikan yang baik.

Pembelajaran yang kreatif serta inovatif sangat diperlukan untuk menumbuhkan semangat dan perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal itulah yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Seorang pendidik tidak hanya cukup dengan memberikan ceramah di depan kelas, akan tetapi hal ini tidak mengartikan bahwa metode ceramah kurang baik, tetapi peserta didik akan merasa bosan apabila hanya pendidik sendiri saja yang aktif berbicara, sedangkan muridnya pasif mendengarkan dengan duduk diam.

Metode yang tepat diperlukan agar ketrampilan dan kreativitas pendidik dalam menyampaikan materi dapat menarik dan memotivasi peserta didik.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang cukup menarik dan sesuai untuk mata pelajaran Fiqih adalah model pembelajaran kooperatif Jigsaw Learning. Metode ini para siswa dari suatu kelas dikelompokkan menjadi beberapa tim belajar yang beranggotakan 4-5 orang secara heterogen.

Pendidik memberikan bahan ajar dalam bentuk teks kepada setiap kelompok dan setiap siswa dalam satu kelompok bertanggungjawab untuk mempelajari satu porsi materinya. Para anggota dari tim-tim yang berbeda tetapi membahas topik yang sama bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topik tersebut

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari metode Jigsaw Learning dapat memotivasi peserta didik dalam meningkatkan minat pada mata pelajaran fiqih. Sehingga diharapkan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini bagi pendidik dapat memberikan masukan , khususnya pendidik pendidikan agama, agar tidak otoriter dan monoton dalam mengajar, dengan menggunakan metode demonstrasi dalam KBM di kelas. Sedangkan bagi peserta didik dengan metode Jigsaw Learning ini diharapkan peserta didik lebih termotivasi dalam belajar. Terutama dalam pelajaran Fiqih yang memang membutuhkan praktek dalam penerapannya.

Mengacu pada latar belakang di atas maka perlu diadakan suatu penelitian pendidikan, dalam hal ini penulis akan mengangkat suatu topik: “Penerapan Metode Jigsaw Learning dalam meningkatkan Hasil Belajar Mapel Fiqih Bab Qurban Kelas X MA Thoriqul Huda Madiun Tahun Pelajaran 2023/2024”

(3)

Metode/Metodologi

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menerapkan tindakan upaya perbaikan dalam mengatasi masalah yang ditemukan dalam konteks pembelajaran di kelas. Jadi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dalam penelitian ini peneliti mengadakan tindakan pendekatan kooperatif dengan mengajak siswa berperan aktif secara langsung dalam proses pembelajaran.

Dalam metode pendidikan modern pembelajaran kooperatif atau berkelompok menjadi salah satu model pembelajaran yang mampu memotivasi siswa dalam proses pembelajaran dan memberikan pengaruh positif terhadap iklim ruang kelas yang pada saatnya akan turut mendorong pencapaian yang lebih besar pada kualitas proses dan hasil belajarnya.

Salah satu model pembelajaran kooperatif yang cukup menarik dan sesuai untuk mata pelajaran Fiqih adalah model pembelajaran kooperatif Jigsaw Learning.Metode ini adalah salah satu tipe pembelajaran aktif yang terdiri dari tim-tim belajar heterogen beranggotakan 4-5 orang dan setiap peserta didik bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain. Pendidik memberikan bahan ajar dalam bentuk teks kepada setiap kelompok dan setiap siswa dalam satu kelompok bertanggungjawab untuk mempelajari satu porsi materinya.

Identifikasi Subbagian

Berdasarkan pengertian diatas model pembelajaran kooperatif Jigsaw Learning menitik beratkan pada diskusi kelompok dengan jumlah anggota relative sedikit dan sifatnya heterogen. Hal utama yang membedakan Jigsaw dengan diskusi kelompok biasa adalah bahwa dalam model Jigsaw masing- masing peserta didik mempelajari bagian sendiri-sendiri dan kemudian bertukar dengan temannya sehingga akan terjadi ketergantungan positif antara peserta yang satu dengan lainnya.

Di dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw Learning kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.

Kelompok asal adalah kelompok induk peserta didik yang beranggotakan peserta didik dengan kemampuan dan asal yang berbeda, sedangkan kelompok ahli adalah kelompok peserta didik yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topik untuk kemudian dijelaskan kepada kelompok asal.Akan tetapi dalam

(4)

penerapan metode jigsaw learning tentunya juga memiliki kelebihan dan kelemahan.Berikut adalah kelebihan dan kelemahan metode jigsaw learning:

Kelebihan model pembelajaran Jigsaw Learning antara lain

1. Kelas Jigsaw Learning merupakan cara pembelajaran materi yang efisien, karena dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mempelajari salah satu pokok bahasan yang telah diberikan oleh pendidik 2. Proses pembelajaran pada kelas Jigsaw Learning melatih kemampuan pendengaran, dedikasi dan empati dengan cara memberikan peran penting kepada setiap anggota kelompok dalam aktivitas akademik.

3. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan ide maupun gagasan untuk memecahkan suatu masalah.

4. Meningkatkan kemampuan sosial peserta didik yaitu percaya diri dan hubungan interpersonal yang positif.

5. Peserta didik lebih berperan aktif dalam berpendapat karena peserta didik diberikan kesempatan untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi dan menjelaskan materi kepada masing-masing anggota kelompok.

6. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam sebuah tim atau kelompok.

Kelemahan metode Jigsaw Learning adalah sebagai berikut

1. Peserta didik yang dominan yaitu peserta yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.

2. Peserta didik yang lambat yaitu jika dalam kelompok terdapat siswa dengan kemampuan belajar yang rendah maka akan kesulitan dalam menyampaikan atau mempresentasikan materi kepada anggota kelompok lainnya.

3. Peserta didik yang cerdas akan cenderung merasa cepat bosan.

4. Peserta didik yang tidak terbiasa berkompetisi akan mengalami kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

5. Keadaan atau kondisi kelas yang kurang kondusif (ramai) akan membuat peserta didik sulit berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang telah dikuasainya.

6. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, misalnya jika ada anggota yang hanya membonceng atau pasif dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam diskusi tersebut.

7. Menbutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila ada penataan ruang yang belun terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang dapat menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan persiapan

(5)

Karakteristik Peserta (Subjek)

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas X untuk mata pelajaran Fiqih bab Qurban berjumlah 18 anak dengan rincian 6 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki. Penelitian ini betempat di Ma Thoriqul Huda yang terletak di Jalan Raya Masjid Thoriqul Huda Kandangan, Kebonsari. Madiun pada tanggal 21 – 29 Juli 2023 untuk siklus 1. Dilanjutkan siklus 2 pada tanggal 31 Juli – 08 Agustus 2023.

Desain penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui beberapa siklus untuk melihat pentingnya proses belajar mengajar dan aktifitas siswa di dalam pembelajaran. Langkah-langkah penelitian terdiri dari beberapa siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2 setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.Apabila setiap siklus berhasil maka siklus hanya dicakupkan pada 2 siklus saja, dan apabila masih dianggap kurang berhasil maka bisa dilanjutkan dengan siklus selanjutnya hingga terlihat adanya peningkatan hasil belajar peserta didik.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I

Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu bab Qurban ,45 menit dengan 1 kali pertemuan. Pada pelaksanaan kegiatan pre test diperoleh hasil ketuntasan 50% dari 18 siswa yakni 9 siswa yang dinyatakan tuntas. . Setelah menerapkan jigsaw learning diadakan tes kedua (post test) dan diperoleh hasil 61% mencapai ketuntasan 11 dari 18 siswa telah mencapai ketuntasan.

Tabel 1. Aftar Nilai Peserta Pre Tes Dan Post Tes Siklus 1 Madrasah Aliyah Thoriqul Huda Tahun Pelajaran 2023/2024

NO NAMA SISWA KKM PRE TES POS TES

NILAI KET NILAI KET

1 M. Ali Ridho 80 80 Tuntas 85 Tuntas

2 Arga Eka S 80 83 Tuntas 86 Tuntas

3 M. Subali 80 70 Belum

Tuntas

78 Belum Tuntas

4 M. Reza A 80 82 Tuntas 85 Tuntas

5 Riyan Aditia 80 78 Belum

Tuntas

80 Tuntas

6 Firman M 80 80 Tuntas 81 Tuntas

7 Nofa Nur F 80 65 Belum 75 Belum

(6)

Tuntas Tuntas

8 Andreas Surya 80 70 Belum

Tuntas

75 Belum Tuntas

9 Enggar Satya 80 75 Belum

Tuntas

78 Belum Tuntas 10 Diyan

Anggraini

80 85 Tuntas 88 Tuntas

11 Intan Fandini 80 84 Tuntas 89 Tuntas

12 Alifa Ima N.A 80 85 Tuntas 88 Tuntas

13 Dwi Puji Utami 80 85 Tuntas 87 Tuntas

14 Refina Nuha M 80 85 Tuntas 87 Tuntas

15 Ahmad Nahrowi

80 70 Belum

Tuntas

75 Belum Tuntas

16 Yogi P.S 80 60 Belum

Tuntas

75 Belum Tuntas 17 Dian Septika

Lila P

80 75 Belum

Tuntas

85 Tuntas

18 Cahyo Dwi P 80 60 Belum

Tuntas

75 Belum Tuntas Siklus II

Kegiatan siklus II ini dilakukan berdasarkan pada hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I yang masih menunjukkan beberapa kendala yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Dari pelaksanaan kegiatan pre test dapat diperoleh dari 18 siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 11 siswa. Siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 61%. Setelah diadakan tes kedua (post test) dan diperoleh hasil 83%. Prosentase ketuntasan mengalami kenaikan sebesar 25,73%. Hanya 3 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar . Dan pencapaian ini dianggap tuntas.

Tabel 2. Daftar Nilai Peserta Pre Test Dan Post Test Madrasah Aliyah Thoriqul Huda Tahun Pelajaran 2023/2024

NO NAMA SISWA KKM PRE TES POS TES

NILAI KET NILAI KET

1 M. Ali Ridho 80 85 Tuntas 90 Tuntas

2 Arga Eka S 80 86 Tuntas 92 Tuntas

3 M. Subali 80 90 Tuntas 95 Tuntas

4 M. Reza A 80 82 Tuntas 85 Tuntas

5 Riyan Aditia 80 78 Belum 80 Tuntas

(7)

Tuntas

6 Firman M 80 80 Tuntas 81 Tuntas

7 Nofa Nur F 80 75 Belum Tuntas

82 Tuntas 8 Andreas Surya 80 80 Tuntas 85 Tuntas 9 Enggar Satya 80 75 Belum

Tuntas

80 Tuntas 10 Diyan

Anggraini

80 90 Tuntas 100 Tuntas

11 Intan Fandini 80 92 Tuntas 100 Tuntas 12 Alifa Ima N.A 80 85 Tuntas 90 Tuntas 13 Dwi Puji

Utami

80 85 Tuntas 90 Tuntas

14 Refina Nuha M

80 85 Tuntas 95 Tuntas

15 Ahmad Nahrowi

80 70 Belum Tuntas

75 Belum Tuntas

16 Yogi P.S 80 60 Belum

Tuntas

75 Belum Tuntas 17 Dian Septika

Lila P

80 85 Tuntas 90 Tuntas

18 Cahyo Dwi P 80 75 Belum Tuntas

78 Belum Tuntas Kesimpulan

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa menerapkan satu strategi belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk berpartisipasi langsung dalam proses pembelajaran yaitu dengan strategi Jigsaw Learning. Strategi Jigsaw Learning merupakan pengembangan dari metode diskusi kelompok dan menuntut adanya tanggung jawab individu. Strategi ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan diantaranya perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Metode Jigsaw Learning memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas X di MA Thoriqul Huda Madiun. Melalui pembagian tugas, kolaborasi aktif, dan pemahaman menyeluruh, siswa dapat meraih pemahaman yang lebih baik terhadap materi Fiqih Bab Qurban. Metode ini mendorong partisipasi aktif, peningkatan kemampuan sosial, dan pemberdayaan siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai hasilnya, Jigsaw

(8)

Learning berpotensi meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar dalam konteks pelajaran Fiqih maupun mata pelajaran lainnya.

Referensi

Akib, Zainal, (2006) Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : CV. Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi, (2010) Penelitian Tindakan untuk Guru,kepala sekolah dan Pengawas,Yogyakarta :Aditya Media .

Djamarah, Saiful Bahri. (2002) Psikologi Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Darajat, Zakiah,Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam,Jakarta:Bumi Aksara,2008.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru Algensindo.

2001

Hamalik,Oemar, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara, 2010.

Idris, Zahara. 1987. Dasar-dasar pendidikan. Padang: Angkasa Raya.

MelVn L.Silberman, Active Learning :101Strategies to Teach Any Subject (101 strategi Pembelajaran Aktif), penerjemah :Sarjuli,Adzfar Amar,dkk,Yogyakarta:

Pustaka Insan Madani,2005

Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama. 2009.

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya. 2006

Sudijono,Anas, Pengantar Satistik Pendidikan, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada,2009.

Syarifudin,Tatang, Landasan Pendidikan,Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah,Jakarta : Dirjen Pendais Depag RI, 2009.

Referensi

Dokumen terkait