• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan metode storyboard telling dalam meningkatkan hasil

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan metode storyboard telling dalam meningkatkan hasil"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

247 PENERAPAN METODE STORYBOARD TELLING DALAM MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR QUR’AN HADITS PADA MATERI POKOK-POKOK ISI AL QUR’AN SISWA KELAS X IPA 1 MAN 1 BANDA ACEH

Darmawati1

Guru Qur’an Hadits / MAN 1 Banda Aceh

Diterima : 19 Juni 2021 Disetujui : 24 Juni 2021 Abstrak

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar Qur’an Hadits pada materi Pokok-Pokok Isi Al Qur’an siswa kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Storyboard Telling Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh. Metodologi penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan nilai tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus dengan menggunakan instrument soal (tes tertulis).

Data dianalisis dengan cara statistik persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 39,47 % pada pra siklus meningkat menjadi 50

% pada siklus I dan meningkat menjadi 86,84 % pada siklus II. Penggunaan metode Storyboard Telling dapat meningkatkan hasil belajar Qur’an Hadits pada materi Pokok-Pokok Isi Al Qur’an siswa kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2018/2019.

Kata kunci: Hasil Belajar, Metode Storyboard Telling, Pokok-Pokok Isi Al Qur’an

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu pendidikan.

Pembelajaran dapat di definisikan sebagai suatu system atau proses membelajarkan subjek didik atau pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pembelajaran dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.

Dalam proses pembelajaran tidak hanya membahas tentang pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktik pembelajaran, namun juga dikenal istilah model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang di rancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional dikelas.

Model pembelajaran dipergunakan dalam proses pembelajaran bertujuan agar proses pembelajaran yang berlangsung dapat berjalan secara aktif, kreatif, dan menyenangkan. Tidak hanya guru saja yang aktif dalam proses pembelajaran melainkan siswa juga harus aktif dilibaatkan dalam proses tersebut, agar siswa terbiasa aktif tidak hanya datang, duduk, diam, dan mendengarkan saja. Tetapi siswa juga mampu memberi umpan balik dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan dan penuh dengan kegembiaraan akan memperlambat kebosanan dan kelelahan, baik dari pihak guru maupun dari pihak siswa. Pada segi lain pengajaran yang diisi dengan kegembiraan dapat membantu menjaga pemutusan perhatian belajar. Pengajar dengan bermain, pengajaran dengan bekerja dapat juga diartikan menerapkan prinsip ini. Mungkin dapat dibuat sebuah teori semakin rendah tingkat pendidikan, semakin banyak kegiatan pengajaran yang harus dibuat dengan menerapkan prinsip kegembiraan.

Pembelajaran Al Quran Hadits akan lebih bermakna bagi setiap siswa jika mereka dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di perolehnya dalam kehidupan sehari hari, maka guru harus mampu memilah dan memilih model pembelajaran yang cocok dan tepat untuk siswa. Agar siswa dapat aktif mengikuti pembelajaran yang cocok dan tepat untuk siswa. Agar siswa dapat aktif mengikuti

(2)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

248 pembelajaran dengan baik dan antusias yang selanjutnya dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga lebih bermakna dan bermanfaat.

Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam melibatkan siswa menjadi aktif dan inovatif secara keseluruhan guna menunjang kelancaran proses pembelajaran adalah menggunakan model pembelajaran Pada metode pembelajaran Storyboard Telling, siswa dalam pembelajaran diajak belajar secara berkelompok dan aktif berpikir dilanjutkan dengan berdiskusi. Diharapkan dengan penggunaan metode pembelajaran Storyboard Telling hasil belajar siswa dapat meningkat.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai salah satu pengajar mata pelajaran Qur’an Hadits peserta didik kelas X IPA 1 di MAN 1 Banda Aceh khususnya pada materi pokok-pokok isi Al-Qur’an terlihat bahwa hasil belajar belum mencapai ketuntasan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 dengan jumlah peserta didik yang tuntas 15 peserta didk dengan presentase 39,47% , sedangkan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 23 peserta didik dengan presntase 60,53%, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Qur’an Hadits masih dibawah kriteria pencapaian ketuntasan belajar.

Selanjutnya dalam hal ini penulis beranggapan penyebab hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Qur’an Hadits khususnya pada materi pokok-pokok isi Al-Qur’an belum memuaskan oleh beberapa hal, yaitu: 1) sebagian siswa yang pasif dan mereka masih takut bertanya kepada guru apabila ada hal yang belum dimengerti, 2) keberanian siswa utuk berbicara masih kurang, guru tidak membiasakan siswa untuk berusaha mencari jawaban dan bertanya.

Agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien, guru menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan tema atau materi yang dipelajari. Penggunaan atau penerapan metode Storyboard Telling bertujuan siswa dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya dengan cara bersama-sama teman memecahkan masalah yang dipelajari bersama teman-temannya.

Strategi ini dianggap sebagai salah satu strategi yang tepat digunakan dalam pembelajaran Qur’an Hadits.

Pembelajaran menggunakan metode Storyboard Telling dipilih agar siswa lebih terpacu untuk aktif dalam pembelajaran sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, siswa di MAN 1 Banda Aceh memerlukan pembelajaran yang mampu menjadikan siswa saling bekerja sama, bertoleransi, menerima perbedaan pendapat, demokratis, dan saling menghormati.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti bermaksud melakukan penelitian yang berjudul

“Penerapan Metode Storyboard Telling dalam Meningkatkan Hasil Belajar Qur’an Hadits pada Materi Pokok-Pokok Isi Al Qur’an Siswa Kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2018/2019”.

1.2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Qur’an Hadits pada Materi Pokok- Pokok Isi Al Qur’an kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh tahun pelajaran 2018/2019.

2. Metode Penelitian 2.1. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) diawali dengan refleksi awal yang dilakukan peneliti yang berkolaborasi dengan partisipan mencari informasi lain untuk mengenali dan mengetahui kondisi awal atau mencari masalah yang ada pada tempat yang akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Secara umum penelitian tindakan kelas memiliki desain dengan 4 langkah utama, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, serta refleksi.

Penelitian ini direncanakan terdiri atas 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri atas 2 kali tatap muka.

Setiap tatap muka berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Pada akhir setiap siklus dilakukan revisi tindakan, dan evaluasi hasil belajar. Pelaksanaan tindakan setiap siklus mengikuti langkah-langkah skenario sebagai berikut:

Siklus I :

a. Merancang tindakan siklus I b. Melaksanakan tindakan siklus I c. Mengevaluasi hasil observasi siklus I d. Mengadakan refleksi siklus I

Siklus II :

a. Merancang tindakan siklus II berdasarkan refleksi siklus I

(3)

b. Melaksanakan tindakan perbaikan siklus II c. Mengevaluasi hasil observasi siklus II d. Mengadakan refleksi siklus II

2.2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 38 siswa laki-laki pada semester ganjil Tahun.

2.3. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh yang berada di Jalan Pocut Baren No.116 Desa Keuramat Kec. Kuta Alam Kota Banda Aceh. Dilaksanakan dilaksanakan mulai dari bulan Agustus 2018 s.d Oktober 2018 pada semester ganjil.

2.4. Teknik Analisis Data

Analisis data hasil belajar dilakukan dengan rumus persentase menurut Depdiknas (2003):

% 100 N x Pf

Keterangan : P = Presentase

f = Jumlah skor yang diperoleh siswa N = Jumlah Skor Maksimal

2.5. Indikator Keberhasilan

Indikator dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator kinerja seperti rata-rata, ketuntasan atau KKM dan hasil belajar. Dari segi kinerja ditandai dalam proses pembelajaran baik dalam kerja kelompok maupun diskusi kelompok sesuai dengan rencana dan memenuhi tahap-tahap pembelajaran Metode Storyboard Telling dan hasil evaluasi pemahaman siswa jika semua siswa kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh memperoleh nilai ketuntasan persentase 85%. Maka siklus berikutnya tidak dilanjutkan lagi karena indikator keberhasilan telah tercapai.

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Deskripsi Kondisi Awal

Hasil pretest siswa sebelum penerapan Metode Storyboard Telling pada materi Pokok - Pokok Isi Al-Qur’an dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Hasil Pretest Siswa

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 90

2 Nilai terendah 40

3 Rata-rata 64,47

4 Ketuntasan Klasikal 39,47 %

Berdasarkan tabel 1 di atas, hasil pretest siswa yang dilakukan pada saat pra penelitian memperoleh persentase ketuntasan belajar sebesar 39,47 %. Nilai terendah pada pretest adalah 40 dan nilai tertinggi adalah 90. Nilai rata-rata pada pretest adalah 64,47. Setelah melakukan pretest, maka peneliti akan melanjutkan penelitian pada Siklus I.

3.2. Hasil Penelitian Siklus 1 a. Perencanaan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah merancang silabus, merancang RPP, menyusun instrument tes dan mendesain bahan ajar sesuai dengan materi.

(4)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

250 b. Pelaksanaan

Penelitian siklus I yang telah di jelaskan pada Bab III dilaksanakan sesuai perencanaan dengan melakukan tes pada tanggal 8 Agustus 2018 yaitu pada pertemuan kedua. Setelah penerapan Metode Storyboard Telling pada siklus I, siswa telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi Pokok - Pokok Isi Al-Qur’an. Hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan Metode Storyboard Telling pada siklus I dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 100

2 Nilai terendah 50

3 Jumlah siswa dengan nilai

mencapai KKM 19

4 Jumlah siswa yang nilai belum

mencapai KKM 19

5 Rata-rata 74,73

6 Ketuntasan Klasikal 50,00%

Berdasarkan tabel 2 di atas, dari 38 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan penerapan Metode Storyboard Telling terdapat 19 siswa yang sudah mencapai ketuntasan nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) dan 19 siswa belum mencapai ketuntasan nilai KKM. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada siklus I yaitu 100 dan nilai terendah adalah 50. Persentase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada siklus I adalah sebesar 50,00 %, dengan nilai rata-rata 74,73. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I, maka peneliti ingin melanjutkan penelitian pada siklus II dengan penerapan Metode Storyboard Telling yang sama dengan siklus I. Pada siklus II, peneliti mengharapkan adanya peningkatan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa, sehingga persentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan sesuai dengan indikator siklus II yang telah ditetapkan oleh peneliti.

c. Refleksi

Setelah siklus I selesai dilaksanakan beserta penilaian terhadap hasil belajar siswa, maka peneliti ingin melakukan sebuah tindakan dalam proses pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Tindakan yang ingin dilakukan peneliti pada siklus II yaitu:

1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru.

2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk menyelesaikan tugas individu yang diberikan kepadanya dengan baik.

3) Pengelolaan waktu lebih efektif agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3.3. Hasil Penelitian Siklus 2 a. Perencanaan

Kegiataan perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah:

1) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi yang akan dipelajari.

2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan menyelesaikan tugas individu yang diberikan kepadanya dengan baik.

3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk digunakan pada pembelajaran yang akan dilakukan.

4) Menyiapkan instrument tes untuk penelitian pada akhir pembelajaran.

5) Pengelolaan waktu lebih efektif agar semua tujuan pembelajaran dapat tercapai.

b. Pelaksanaan

Penelitian siklus II yang telah di jelaskan pada Bab III dilaksanakan sesuai perencanaan dengan melakukan tes pada tanggal 29 Agustus 2018 yaitu pada pertemuan kedua. Setelah penerapan Metode Storyboard Telling pada siklus II, siswa telah mengalami peningkatan pemahaman terhadap materi Pokok

(5)

- Pokok Isi Al-Qur’an, hal ini terlihat dari hasil tes belajar yang diperoleh oleh siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh setelah penerapan Metode Storyboard Telling pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Jenis data yang diamati Hasil yang diperoleh

1 Nilai tertinggi 100

2 Nilai terendah 60

3 Jumlah siswa dengan nilai

mencapai KKM 33

4 Jumlah siswa yang nilai belum

mencapai KKM 5

5 Rata-rata 88,94

6 Ketuntasan Klasikal 86,84%

Berdasarkan tabel 3 di atas, dari 38 siswa terdapat 33 siswa yang sudah mencapai ketuntasan nilai klasikal dan 5 siswa yang belum mencapai ketuntasan klasikal. Nilai tertinggi siswa yang diperoleh pada siklus II yaitu 100 dan nilai terendah adalah 60. Persentase ketuntasan siswa hasil belajar siswa pada siklus II adalah sebesar 86,84% dengan nilai rata-rata 88,94. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II, maka peneliti mencukupkan penelitian sampai pada siklus II, hal ini dilakukan karena siswa telah mencapai indikator ketuntasan yang harapkan oleh guru.

c. Refleksi

Berdasarkan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I dan siklus II, terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa menjadi lebih baik setelah penerapan Metode Storyboard Telling. Pada siklus II, siswa terlihat lebih memiliki keseriusan dalam memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa yang mengikuti pembelajaran melakukan dengan aktif dan tertib. Pada siklus II semua siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran.

3.4. Pembahasan Perbandingan Antar Siklus

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siklus I dan II, Penerapan Metode Storyboard Telling telah memberikan nilai yang positif terhadap peningkatan hasil belajar Qur’an Hadits pada siswa terutama pada materi Pokok - Pokok Isi Al-Qur’an. Perbandingan persentase hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa pada Pra siklus, 39,47%

50,00%

86,84%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

90,00%

100,00%

pra siklus siklus I siklus II

Persentase Hasil Belajar Siswa

pra siklus siklus I siklus II

(6)

Copyright © Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Vokasi (JP2V)

252 Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari Pra siklus ke Siklus I dan siklus I ke siklus II. Pada pra siklus sebelum penerapan Metode Storyboard Telling hanya mampu memberikan persentase 39,47%. Sedangkan pada siklus I setelah penerapan Metode Storyboard Telling telah mampu memberikan persentase hasil belajar siswa yaitu sebesar 50,00 % dan telah mengalami peningkatan menjadi 86,84% pada siklus II.

4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

Penerapan Metode Storryboard Telling telah meningkatkan hasil belajar Alqur’an Hadits pada materi Pokok-Pokok Isi Al-Qur’an setelah siklus II pada siswa kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2018/2019. Dengan ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 39,47 % pada pra penelitian meningkat menjadi 50,00 % pada siklus I dan meningkat menjadi 86,84 % pada siklus II.

4.2. Saran

Berdasarkan simpulan, maka disarankan:

1) Bagi Sekolah

Agar sekolah dapat mensosialisasikan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Bagi Guru

Metode Storryboard Telling dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Alqur’an Hadits terutama pada materi Pokok-Pokok Isi Al-Qur’an.

3) Bagi Siswa

Siswa kelas X IPA 1 MAN 1 Banda Aceh diharapkan setelah penelitian ini selesai dilaksanakan tetap berani mengungkapkan pendapatnya dan tetap aktif dalam proses pembelajaran.

5. Daftar Pustaka

[1] Al-Qur'ân al-Karîm. Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahannya: Juz 1-30. Jakarta:

PT. Kumudasmoro Grafindo Semarang

[2] Mulyasa, E. 2006. Imlementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

[3] Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

[4] Sams, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Sukses Offset.

[5] Sardiman, A. M. 2004. Interaksi dan motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Rajawali.

[6] Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

[7] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

[8] Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

[9] Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta:

C.V. Andi Offset .

[10] Widjaja, Christianto. 2008. Kamera Video Editing. Tangerang.

Referensi

Dokumen terkait

Results of questionnaire analysis obtained from 697 high school students of class XII IPA from 48 classes, 17 schools in 5 regencies / cities Lampung Province and