• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI

SMA N 2 SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Maria Dewita Kurniawati, Siska Nerita, Melya Wati

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail : Thaa_zha@yahoo.com

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of biology student learning outcomes. This is due to the lack of variety of teachers in teaching, so that the learning process is only centered on the teacher and student activities are still individual. To overcome these problems, use Script Cooperative learning model that can improve students ability to think creatively and encourage students to be able to express his ideas. The purpose of this study was to determine the effect of the application of cooperative learning model script on learning outcomes of high school biology class XI student of N 2 Sawahlunto 2014/2015 school year. This type of research is experiment research. Population and sample in the study were all students of class XI SMA N 2 Sawahlunto MIA consisting of 4 classes. Sampling using purposive sampling technique. Biologi learning outcome data were analyzed using t-test. The results of the data analysis on the level of 95%(α = 0,05) was obtained tcount = 2.05 and ttable = 1.67, tcount> ttablethe results table studying biology experiment class better than the control class, this means that the hypothesis is accepted (H1). The average value of the students in the experiment class is 77.15, while the average value of the student in the control class is 70.41. Competency assessment experiment class attitude is the predicate B (3.25) and the control classes are also on the predicate B (3.04). Competency assessment of knowledge in the experiment class was on the predicate B (3.09), while the control class is at predicate B- (2.82). Competency assessment skills in the experiment class obtained predicate B+(3.37), while the control class is established predicate B (3.10).

Key Words: learning model Cooperative Script, learning outcomes

PENDAHULUAN

Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui pengembangan kurikulum 2013 yang akan menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, efektif, melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik.

Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari (Mulyasa, 2013:65).

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan tempat

berlangsungnya proses pembelajaran dan pencapaian suatu kurikulum. Mata pelajaran Biologi merupakan cabang dari ilmu sains yang mencakup konsep-konsep yang harus dipahami oleh siswa di sekolah. Untuk memahami konsep tersebut, diperlukan peranan guru dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu memberikan motivasi dan minat belajar siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan strategi, model, media pembelajaran dan metode permainan yang sesuai sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di SMA N 2 Sawahlunto bahwa dalam proses pembelajaran guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang masih terpusat pada guru dan berlangsung satu arah. Siswa cenderung menerima saja informasi yang disampaikan guru tanpa menanyakan tentang suatu hal yang tidak di mengerti dan kurangnya

(2)

aktifitas siswa dalam berdiskusi karena cara belajar siswa yang masih bersifat individual tidak mau berinteraksi dengan temannya. Akibatnya hasil belajar siswa rendah terutama pada materi sistem gerak pada manusia. Materi ini tergolong ke dalam materi sulit karena dibutuhkan pemahaman tentang rangka, tulang, proses pembentukan tulang, struktur sendi dan mekanisme gerak otot.

Guru sebagai pengendali utama dalam pembelajaran harus bisa menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Cooperative Script. Cooperative Script yaitu model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari. Model pembelajaran Cooperative Script merupakan penyampaian materi ajar yang diawali dengan pemberian wacana atau ringkasan materi ajar kepada siswa yang kemudian diberikan kesempatan kepada siswa untuk membacanya sejenak dan memberikan/memasukan ide-ide atau gagasan-gagasan baru kedalam materi ajar yang diberikan guru, lalu siswa diarahkan untuk menunjukan ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam materi yang ada secara bergantian sesama pasangannya masing-masing (Istarani, 2012:15).

Berdasarkan dari latarbelakang itulah penelitian ini dilaksanakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Cooperative Script terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA N 2 Sawahlunto tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bekal pengetahuan dan bahan masukan dalam memilih model pembelajaran serta dapat memberikan kesempatan dan pengalaman belajar yang baru kepada siswa sehingga siswa termotivasi dan hasil belajar siswa menjadi meningkat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sawahlunto di kelas XI

MIA semester 1 pada bulan Oktober Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan Randomized Control-Group Posttest Only Design. Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel sengaja dipilih berdasarkan karakteristik tertentu. Kelas yang dipilih dalam penelitian ini adalah kelas XI MIA 2 sebagai kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Coopertive Script dan kelas XI MIA 1 sebagai kelas kontrol dengan menerapkan metode diskusi. Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap persiapan,tahap pelaksanaan dan tahap akhir.

Instrumen penelitian pada penilaian kompetensi pengetahuan adalah berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima option yang berjumlah sebanyak 55 butir soal, terlebih dahulu soal diujicobakan kepada kelas yang telah selesai mempelajari materi tersebut di kelas yang berbeda atau bukan kelas sampel. Soal yang telah diujicobakan ditelaah untuk menentukan validitas tes, indeks kesukaran, daya pembeda dan reliabilitasnya.

Instrumen penilaian pada kompetensi sikap berupa lembaran observasi yang mencangkup tiga aspek penilaian yaitu santun berkomunikasi pada saat belajar, bekerjasama dalam kelompok dan menghargai orang lain. Instrumen penilaian pada kompetensi keterampilan berupa lembaran observasi yang mencangkup tiga aspek penilaian yaitu kesesuaian isi jawaban dengan gambar yang diamati, kelengkapan isi dan kerapian tulisan.

Analisis data yang digunakan pada penilaian kompetensi sikap diambil dari nilai modus yang banyak muncul dengan ketuntasan belajar ditetapkan dalam prediket B. Analisis data yang digunakan pada penilaian keterampilan dengan nilai ketuntasan ditetapkan dengan capaian optimum 2,67 berada pada predikat B-. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji-t, dengan t hitung> t tabel, maka H diterima, thitung<ttabel,maka H ditolak, setelah sebelumnya dilakukan uji normalitas yaitu pada taraf nyata 0,05 data berdistribusi normal jika L0< Ltabel, dan tidak berdistribusi normal jika L0> Ltabel dan uji homogenitas yaitu harga F hitung < F tabel data homogen, harga F hitung > harga F tabel data memiliki varians yang tidak homogen.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh pada saat penelitian didapatkan skor dan

dan predikat hasil belajar pada kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel Skor dan Predikat Hasil Belajar untuk Setiap Kompetensi No Kelas

Sikap Pengetahuan Keterampilan Modus Prediket Skor

Rerata Huruf Capaian

Optimum Huruf

1 Eksperimen 3,25 B 3,09 B 3,37 B+

2 Kontrol 3,04 B 2,82 B- 3,10 B

Berdasarkan aspek penilaian kompetensi sikap yang diamati pada kelas eksperimen, model pembelajaran Cooperative Script dapat melatih siswa untuk belajar berkomunikasi secara santun, dan meningkatkan kerjasama. Dalam diskusi berpasangan setiap siswa saling bekerjasama karena didorong/didukung oleh teman pasangannya. Setiap siswa sudah mampu saling menghargai pendapat/ide pokok pikiran sesama teman pasangannya, dengan adanya kegiatan menyampaikan pendapat/ide pokok, dapat melatih siswa untuk berbicara dan berkomunikasi secara baik dengan teman pasangannya saat proses pembelajaran berlangsung.

Pada kelas kontrol terjadi perbedaan selisih nilai dari kelas eksperimen. Hal ini disebabkan karena pembelajaran pada kelas kontrol dimana siswa berdiskusi di dalam kelompok dengan sebagian siswa saja yang mau terlibat dan mau aktif berkomunikasi di dalam diskusi. Siswa yang tidak ikut aktif akan melepaskan diri dari tanggung jawab dalam mengerjakan tugas, sehingga tidak mau bekerjasama dan tidak peduli terhadap kelompok bahkan cenderung kurang menghargai keputusan kelompok.

Keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan dari kompetensi sikap saja, melainkan juga dilihat dari kompetensi pengetahuan. Penilaian kompetensi pengetahuan didapatkan dari soal tes akhir pada kedua kelas sampel. Pada kelas eksperimen nilai siswa yang mencapai ketuntasan atau di atas KKM ada sebanyak 16 orang siswa dengan persentase ketuntasannya adalah 67%, sedangkan nilai siswa yang tidak tuntas atau di bawah KKM ada sebanyak 8 orang siswa dengan persentase 33%. Pada kelas kontrol nilai siswa yang mencapai ketuntasan ada sebanyak 9 orang siswa dengan persentase ketuntasan 39%, sedangkan nilai siswa yang

tidak mencapai ketuntasan ada sebanyak 14 orang siswa dengan persentase 61%.

Berdasarkan besarnya persentase ketuntasan pada kelas eksperimen, bahwa pada pembelajaran Cooperative Script siswa lebih aktif dan mampu dalam mengungkapkan ide, saling membantu antar teman pasangannya dalam berdiskusi secara berpasangan. Setiap pasangan siswa juga saling memberikan informasi dan bertukar pendapat saat mengerjakan tugas. Dalam proses pembelajaran siswa dibagi menjadi berpasangan secara heterogen untuk saling berdiskusi, setiap siswa berkewajiban memahami materi agar dapat menjelaskannya kepada teman pasanganya, sehingga setiap siswa mendapat informasi dan pengetahuan dari teman pasangannya. Dalam berdiskusi secara berpasangan ada yang berperan sebagai pembicara dan pendengar, sehingga siswa dapat menjadi tutor bagi teman pasangannya. Hal ini dapat mengembangkan pengetahuan, dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, sehingga siswa dapat lebih mudah dalam memahami dan mengingat materi.

Model pembelajaran Cooperative Script termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif, dimana model pembelajaran kooperatif ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh, siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya (Isjoni,2009:35).

Rendahnya hasil belajar siswa pada kelas kontrol disebabkan karena pembelajaran pada kelas kontrol hanya didominasi oleh siswa yang aktif berbicara, dikuasai oleh siswa yang pintar, sedangkan siswa lain tidak mau berpikir dan bertukar pendapat, sehingga siswa dalam kelompok itu hanya bergantung pada teman kelompoknya yang pintar. Dalam pembelajaran kelas kontrol dimana siswa

(4)

dibagi kedalam beberapa kelompok, hanya sebagian siswa saja yang terlibat mendiskusikan jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang telah tersedia pada lembar pertanyaan, sedangkan siswa lain hanya diam saat diskusi berlangsung, sehingga siswa tidak dapat memahami materi dengan baik.

Setelah dilakukan penilaian kompetensi sikap dan kompetensi pengetahuan, untuk menentukan berhasil atau tidaknya seseorang diperlukan juga menilai kompetensi keterampilan. Meningkatnya penilaian kompetensi keterampilan pada kelas eksperimen disebabkan karena siswa sudah mampu membuat kesesuaian isi jawaban dengan gambar yang disajikan dengan baik. Selain itu, isi laporan hasil diskusi yang telah dibuat sudah lengkap. Hal ini dikarenakan siswa saling bertukar pendapat/ide pokok saat berdiskusi secara berpasangan, sehingga siswa saling melengkapi isi jawaban dan dapat bekerjasama dengan baik dengan pasangannya. Mengacu pada pendapat Asma (2010 : 20) mengatakan bahwa “Kelompok belajar pada belajar kooperatif memiliki keanggotaan yang heterogen, kepemimpinan bersama, dan tanggung jawab terhadap hasil seluruh anggota”.

Penilaian kompetensi keterampilan pada kelas kontrol, setiap siswa mengerjakan tugas menjawab soal latihan dengan mendiskusikannya di dalam kelompok. Pada aspek penilaian kelengkapan isi masih ada beberapa kelompok yang tidak lengkap dalam membuat hasil jawaban, karena tidak semua pertanyaan dijawab oleh siswa, hal ini disebabkan karena hanya sebagian siswa saja yang ikut terlibat di dalam diskusi kelompok, sehingga tidak adanya pertukaran pendapat dan penambahan informasi jawaban.

Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lainnya (Permendikbud Nomor 104, 2014:1).

Berdasarkan data yang telah diperoleh, pembelajaran menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penerapan model

pembelajaran Cooperative Script dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas XI SMA N 2 Sawahlunto pada kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan, dengan persentase ketuntasan pada kelas eksperimen 67% dan pada kelas kontrol 39%.

Saran dalam penelitian ini adalah agar guru biologi dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Cooperative Script sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar sisw, dan peneliti lain diharapkan melakukan penelitian lanjutan pada pokok bahasan biologi lain dan dengan sekolah yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Asma, Nur. (2012). Model Pembelajaran Kooperatif. Padang : UNP Press.

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104. (2014). Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Referensi

Dokumen terkait

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan remedial dengan model pembelajaran IKRAR terhadap siswa kelas XI MIPA 1 SMA N 5 Samarinda, terjadi