• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran discovery learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran discovery learning"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATERI PROTISTA TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN

Reti Pebri Susanti, Gustina Indriati, Diana Susanti Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

[email protected]

ABSTRACT

The result of biology study of the students of class X IPA at SMA N 2 Solok Selatan on the material of Protista is under the minimum completeness criterion (KKM) which is determined that is 75. The low learning outcomes of students is due to the low student's learning interest, in the lesson still focused on the teacher. in the student learning process tends to be silent and just listen to what the teacher is saying and when the teacher asks questions only some students are able to answer questions from the teacher.When the discussion is only a few students who are actively discussing, few students who want to ask let alone express opinions so that students are still many who do not understand the material. Efforts to overcome this the authors apply the model of learning discovery learning. This study aims to determine the results of class X student learning on material protista with the application of learning discovery learning model in SMA N 2 Solok Selatan. This type of research is experimental research, using the design of "Randomized Control Group Posttest Only Design". The population of this study is all students of grade X SMA N 2 Solok Selatan.

Sampling using purposive sampling technique. Class X IPA 1 as experimental class and class X IPA 2 as control class.The research instrument used in the cognitive domain is a written test of multiple choice questions. The hypothesis in this study was tested by using t-test with criterion t count > ttable. The results of data analysis were obtained in the experimental class cognitive domain of 70.96 (B) and control class 70.05 (B). From the research results can be concluded that the application of learning discovery learning model can improve student biology learning outcomes in the cognitive domain of class X SMA N 2 Solok Selatan.

Keywords: Biology, Discovery Learning

PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran disekolah menengah atas (SMA) yang diharapkan mampu

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan potensi siswa.

Mata pelajaran biologi mempelajari tentang permasalahan yang terkait

(2)

dengan fenomena alam, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan penerapannya untuk membangun teknologi dan guna mengatasi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Biologi juga dapat diaplikasikan dalam pemecahan masalah sehari- hari. Untuk itu kualitas pembelajaran biologi perlu ditingkatkan dan peranan guru dalam pembelajaran biologi diharapkan lebih memahami, menguasai dan terampil dalam menggunakan sumber-sumber biologi dan menerapkan model pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Solok Selatan pada bulan Mei tahun 2017 didapatkan informasi bahwa siswa kurang

mampu dalam memahami

pembelajaran biologi kususnya materi protista. Materi ini kurang dipahami karena siswa kurang memahami pengelompokan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan mengaitkan peranannya dalam kehidupan. Nilai rata-rata ulangan harian siswa pada materi Protista kelas X SMA Negeri 2 Solok Selatan

Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut rata kelas X.I(76,48), X.2(76,18), X.3(69,81), X.4 (71,52), X.5(72,33),dan X.6(72,25) sedangkan KKM yang akan dicapai adalah 75.

Salah satu model yang diduga mampu mengatasi permasalahan di atas adalah menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

Model Discovery Learning ini merubah kondisi belajar yang pasif menjadi lebih aktif. Dimana siswa menemukan sendiri dan menyelidiki sendiri sehingga hasil yang diperoleh tidak akan mudah dilupakan oleh siswa.

penelitian tentang discovery learning pernah dilakukan Khairiyah (2017) yang menyatakan bahwa dengan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Disertai Media Power Point dapat meningkatkan Hasil Belajar Biologi.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis telah melakukan penelitian dengan judul ’’Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning pada materi protista Terhadap Hasil Belajar Biologi

(3)

Siswa Kelas X SMA Negeri2 Solok Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018’.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November tahun 2017 pada kelas X semester I di SMA Negeri 2 Solok Selatan Tahun Pelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini

menggunakan rancangan

Randomized Control Group Posttest Only Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2 Solok Selatan yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2017/2018. Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Random Sampling sehingga diperoleh kelas eksperimen yaitu X IPA 1 dan kelas kontrol X IPA 2.

Instrumen yang akan digunakan untuk ranah kognitif berupa tes tertulis dalam bentuk soal objektif yang diuji coba kan pada kelas XI IPA.2 agar instrumen tes tersebut menjadi alat ukur yang baik, maka perlu dilakukan analisis soal melalui validitas tes, reabilitas soal,

indeks kesukaran soal dan daya pembeda soal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian ranah pengetahuan dilakukan pada akhir penelitian.

Rata-rata nilai kognitif dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Diagram Nilai Rata-rata Ranah Pengetahuan

Pada ranah kognitif ini didapatkan hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen adalah 0,0175 <

0,1543 dan kelas kontrol adalah 0,0340 < 0,1556 Maka data dari kedua sampel berdistribusi normal, sedangkan hasil analisis uji homogenitas

= 0,41 < 1,84 maka varians data kedua sampel homogen, maka dilakukan uji hipotesis yaitu menggunakan nilai

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

XI IPA 1 XI IPA 2 81,88

77,87 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(4)

uji-t. Hasil uji-t pada ranah afektif didapatkan

=1,67 jadi

, maka hipotesis diterima.

Data hasil persen ketuntasan kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar2.Diagram Persen Ketuntasan Kelas Eksperimen

Gambar3.Diagram Persen Ketuntasan Kelas Kontrol

Penilaian ranah pengetahuan dilakukan pada akhir penelitian, dengan soal berupa pilihan ganda yang berjumlah 51 butir soal yang telah divalidasi. Setelah penelitian dilakukan di SMA Negeri 2 Solok

Selatan diperoleh nilai rata-rata siswa pada kelas ekperimen yaitu 81,88 dan kelas kontrol 77,87.

Pada kelas eksperimen hasil belajar siswa yang diatas KKM sebanyak 25 orang dengan persentase ketuntasan 75,76%, dan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 8 orang dengan persentase ketuntasan 24,24% sedangkan kelas kontrol hasil belajar siswa yang diatas KKM sebanyak 18 orang dengan persentase ketuntasan 56,25%dan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 14 orang dengan persentase ketuntasan 43,75%.

Tingginya hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Discovery Learning karenapada proses pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning siswa didorong untuk menentukan konsep- konsep yang diberikan atau disajikan oleh guru, sehingga siswa bisa belajar secara mandiri.

Menurut Kunandar (2013: 159) penilaian kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur

75,76

% 24,24

% tuntas

tidak tuntas

56,25%

43,75% tuntas

tidak tuntas

(5)

tingkat pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Menggunakan model

pembelajaran Discovery Learning siswa akan lebih cepat paham tentang materi pelajaran, karena siswa mengidentifikasi sendiri masalah-masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran dan siswa juga bisa mencari sendiri pemecahan masalah yang mereka temukan yaitu dengan cara mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari kopian buku sumber yang dibagikan dan diskusi dengan teman satu kelompok.

Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sanjaya (2006:171) penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.

Setelah itu siswa juga dibimbing mengolah informasi yang telah mereka dapatkan untuk memecahkan masalah yang mereka

temukan dan pada akhirnya siswa diberi kesempatan untuk membuat kesimpulan dari hasil yang mereka dapatkan. Hal ini bisa membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran karena siswa belajar mencari dan menemukan sendiri sehingga hasil yang diperoleh tidak mudah dilupakan oleh siswa.

Sejalan dengan yang dikatakan silberman (2009: 2) apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.

Apa yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan beberapa kolega/teman, saya mulai paham. Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Apa yang saya ajarkan kepada orang lain saya menguasainya.

Penggunaan model

pembelajaran Discovery Learning mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented (Kemendikbud, 2014:42). hal ini juga sependapat dengan Mulia, (2016:6) Penggunaan model pembelajaran Discovery

(6)

Learning dalam proses pembelajaran membuat siswa lebih mudah memahami tentang materi fotosintesis dan gerak pada tumbuhan, karena pada model pembelajaran Discovery Learning ini siswa mengidentifikasi sendiri masalah-masalah yang mereka temukan. Pada model pembelajaran Discovery Learning ini siswa melakukan kegiatan diskusi di dalam kelompok, sehingga pada saat proses pembelajaran siswa dapat bekerja sama dan saling berbagi informasi.

Hal ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam belajar dan meningkatkan cara berfikir siswa sehingga terjadi peningkatan dalam pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pendekatan saintifik dimana dalam proses pembelajaran siswa berdiskusi dengan anggota kelompok yang homogen atau berdiskusi dengan pasangannya sehingga siswa merasa bosan dengan bahan yang diberikan.

dan tidak semua anggota pasangan yang melakukan diskusi, bahkan hanya beberapa pasangan yang bisa menjawab pertanyaan yang

diberikan. Hal ini megakibatkan kurangnya kerjasama antar pasangan, Sehingga hasil belajar siswa pada kelas kontrol rendah dari pada kelas eksperimen.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2013:183) bahwa”

perbedaan hasil belajar dikalangan para siswa disebabkan oleh berbagai faktor-faktor, antara lain faktor kematangan, akibat kemajuan umur, fisikologi, latar belakang pribadi masing-masing, sikap dan akibat terhadap suatu bidang pelajaran yang diberikan.

Rendahnya hasil belajar siswa pada kelas kontrol disebabkan pembelajaran pada kelas kontrol hanya didominasi oleh beberapa orang siswa yang aktif dalam bertanya, dan pada saat proses pembelajaran hanya sebagian siswa saja yang terlibat tanya jawab dengan guru, sedangkan siswa yang lain hanya diam, meribut dan mengganggu teman yang lain pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sehingga tidak ada interaksi antara siswa, baik interaksi antara siswa yang kemampuan tinggi, sedang maupun rendah.

(7)

KESIMPULAN

Penerapan model

pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif siswa kelas X SMA N 2 Solok Selatan pada materi protista tahun pelajaran 2017/2018.

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, O. 2013.Kurikulun dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Kairiyah, M., G, Indriati., dan E.,Rosba. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Disertai Media Power Point Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMA N 2 Pariaman Tahun Pelajaran 2016/2017.

Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan

Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015.

Jakarta :

Kementerian Pendidikan Nasional.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Mulia, W., D, Susanti., dan L., Meriko. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP NEGERI 33 Padang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat

Sanjaya,W.2012.StrategiPembelajar anBerorientasiStandar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Silberman, M. L. 2009. Active Learning. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Bandung:

Nuansa.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning selalu mengusahakan agar siswa terlibat langsung dalam mengidentifikasi, merumuskan masalah,

Akan tetapi prinsip belajar yang nampak jelas dalam ​ Discovery Learning adalah materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery Learning dengan Media Kartu Pintar terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas X Matematika Ilmu

Baik model pembelajaran Discovery Learning berbasis Assessment for Learning (AfL) maupun model pembelajaran Discovery Learning, siswa dengan optimisme tinggi memiliki

Discovery learning adalah model pembelajaran untuk mengembangkan cara belajar siswa agar mampu menemukan konsep, menyelidiki sendiri, berpikir analisis, dan mencoba

Pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Discovery Learning disertai power point siswa sudah mulai menunjukkan keseriusan dalam belajar ditandai dengan adanya kerja sama antar

iii PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS REWARD AND PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI VIRUS KELAS X MIPA DI SMA AL-FALAH SILO

iii PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI SISTEM EKSRESI PADA MANUSIA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 RAMAN UTARA SKRIPSI Diajukan untuk