• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran group investigation

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran group investigation"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

KELAS X DI SMAN 1 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

JURNAL

Oleh :

MARDANI NIM. 11010147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

DI SMAN 1 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Mardani, Siska Nerita, Lince Meriko

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Da_ri3k@rocketmail.com ABSTRACT

The low student learning outcomes are caused by several factors, that is the learning process is centered on the teacher, the lack of student interest in learning biology, students are less active in the learning process, students' lack of courage in issuing ideas and opinions. One way that can be applied to teachers to resolve the issue is to implement cooperative learning model type Group Investigation (GI) with Power Point on learning outcomes biology class X of SMAN 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman. This study aims to determine the effect of the application of cooperative learning model type Group Investigation (GI) to the learning outcomes of students in the tenth grade biology SMAN 1 Ulakan Tapakis Padang Pariaman. This type of research is experimental research using Randomized design Control Group Posttest-Only Design. Results of the analysis of data obtained from the competence of knowledge in the experimental class 70.50 and the experimental class II 60.99, the price tcount 3,37 while t table 1.67. This means that t count >

ttable so the hypothesis is accepted. Attitude competency assessment in the experimental class I with predicate B (3.03) while the experimental class II are in the predicate C (2.68). Knowledge competency assessment first experimental class with honors B- (2.81) and the experimental class Il predicated C+ (2.43). From the results of this study concluded that the implementation of cooperative learning model type Group Investigation (GI) Accompanied Power Point can improve learning outcomes biology class X of SMAN I Ulakan Tapakis Padang Pariaman district in academic year 2015/2016.

Keyword: Group Investigation (GI)

A. PENDAHULUAN

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan interaktif yang bernilai edukatif (Lufri, 2007:1). Proses pembelajaran pada intinya tertumpu bagaimana guru memberi kemungkinan agar terjadi proses pembelajaran yang efektif atau dapat mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Guru sebagai salah satu komponen dikelas dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang efektif.

Guru sangat mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, oleh karena itu guru harus menguasai materi yang akan diajarkan dan guru harus bisa memilih model dan strategi yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan pembelajaran yang optimal.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 9 Maret 2015 dan pengamatan

penulis selama praktek lapangan (PL) di SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, rendahnya hasil belajar biologi siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu dalam proses pembelajaran masih terpusat pada guru, kurangnya minat siswa dalam belajar biologi, siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, pada saat guru menjelaskan siswa hanya mendengar, menulis, mencatat saja, kurangnya keberanian siswa dalam mengeluarkan ide dan pendapat sehingga siswa cenderung diam dalam menerima informasi. Selain itu, guru belum menggunakan model yang bervariasi, dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab. Pada saat diadakan diskusi hanya beberapa siswa yang berpartisipasi sedangkan yang lainnya hanya diam saja.

(4)

Salah satu upaya yang dilakukan guru agar melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan berbagai model pembelajaran seperti model pembelajaran Cooperatif Group Investigation (GI) yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir siswa.

Menurut Artzt dan Newman (1990:448) dalam Nur (2012:2) menyatakan pembelajaran Cooperatif adalah suatu pendekatan yang mencakup kelompok kecil dari siswa yang bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau menyelesaikan suatu tujuan bersama.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman pada bulan Agustus 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen.

Rancangan penelitian ini menggunakan randomized posttest-only comparison group design. Pada penelitian ini siswa akan dikelompokkan menjadi dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Kedua kelas diberikan perlakuan berbeda. Kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran aktif tipe Group Investigation (GI) sedangkan kelas eksperimen II menggunakan metode cermah dan diskusi.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman yang terdaftar pada tahun Pelajaran 2015/2016.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel yang sengaja dipilih berdasarkan karakterisik tertentu yang diperlukan dalam penelitian. Prosedur penelitian ada tiga tahap, yaitu. 1) tahap persiapan. 2) tahap pelaksanaan . 3) tahap akhir.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pada dua ranah yaitu ranah sikap dan pengetahuan.

Instrumen penilaian ranah sikap adalah berupa lembar observasi. Pada ranah ini yang dinilai adalah sikap atau perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung setiap pertemuan yang dinilai oleh 1 orang observer. Instrumen yang digunakan dalam ranah pengetahuan berupa tes. Tes ini berfungsi untuk mengukur tingkat

kemampuan individu dalam bidang pengetahuan. Untuk mendapatkan tes yang berkualitas, maka dilakukan analisis tes hasil belajar. Teknik penentuan kualitas instrumen yang dilakukan adalah uji validitas, uji reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Analisis data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, sebelum uji-t dilakukan uji normalitas dan homogenitas varians kedua sampel.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman pada kedua kelas sampel didapatkan rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada kedua kelas dari ekseprimen I dan kelas eksperimen II baik segi kognitif maupun afektif dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3.

Gambar 2. Rata-rata penilaian kognitif pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

Kognitif

Eksperimen II

Eksperimen I 60,99

70,50

(5)

Gambar 3. Rata-rata penilaian afektif pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II.

Berdasarkan gambar 2 dan gambar 3 terlihat bahwa hasil belajar biologi pada ranah kognitif maupun ranah afektif pada kelas eksperimen I dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigasi (GI) disertai Power Point lebih tinggi dari pada kelas eksperimen II yang menggunakan metode ceramah dan diskusi.

Rata-rata kelas eksperimen I pada ranah kognitif 70,50 sedangkan pada kelas eksperimen II 60,99. Rata-rata pada ranah afektif kelas eksperimen I (3,03) debgan predikat B sedangkan eksperimen II memilki rata-rata (2,68) dengan predikat C.

Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terjadi perbedaan hasil belajar pada kedua kelas sampel, baik penilaian kompetensi pengetahuan, maupun penilaian kompetensi sikap. Penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan pada hari terakhir penelitian, dengan soal berupa pilihan ganda yang berjumlah 29 butir soal.

Setelah penelitian dilakukan di SMAN 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman penilaian kompetensi kognitif siswa pada kelas eksperimen I yaitu 70,50.

Setelah dikonversi kedalam bentuk skor rerata menjadi 2,81 dengan predikat (B-).

Siswa yang mencapai nilai KKM dikelas eksperimen I sebanyak 14 orang dengan presentase ketuntasan 48,28%, sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 15 orang dengan presentase 51,72,%. Nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen II yaitu 60,99. Setelah dikonversi kedalam skor rerata menjadi 2,43

dengan prediket C+. Siswa yang mencapai KKM sebanyak 9 orang dengan presentase ketuntasan 31,03% sedangkan nilai siswa yang berada dibawah KKM sebanyak 20 orang dengan presentase ketuntasan 68,97%.

Menurut Djamarah Dan Zain (2010:107) bahwa “ Tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 % dikuasai oleh siswa. Hal ini berarti proses pembelajaran belum berjalan secara maksimal.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen I dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai Power Point dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran. Saat proses pembelajaran siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran, siswa berani mengeluarkan pendapatnya, selain itu siswa berani mengemukakan hasil investigasi yang mereka temukan. Pada model pembelajaran Group Investigation (GI) ini setiap kelompok memilih subtopik, melalui subtopik tersebut dapat memotivasi siswa untuk menemukan suatu permasalahan, dan memecahkan permasalahan tersebut sehingga dapat meningkatkan kemampuan belajar dan dapat membuat siswa berfikir aktif. Selain itu, dengam model pembelajaran Group Investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran karena siswa akan lebih mudah mengingat materi pembelajaran berdasarkan informasi sendiri dan teman sekelompoknya. Diakhir pembelajaran, mulai dari tanggapan kelompok dan persentasi kelompok guru memberikan penguatan terhadap materi pembelajaran dengan menggunakan media Power Point.

Dengan media Power Point dapat menjadikan siswa lebih cepat menyerap materi yang disampaikan guru, sehingga pemahaman yang diperoleh siswapun lebih maksimal dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pernyataan ini didukung oleh Lufri, dkk (2007:33) bahwa diskusi dapat menemukan solusi masalah yang ditemukan dalam materi pembelajaran, dan dapat melibatkan anak didik secara langsung dalam pembelajaran serta dapat membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain 0

0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

Afektif

Eksperimen II

Eksperimen I 3,03

2,68

(6)

sekalipun berbeda dengan pendapatnya sendiri dan membiasakan bersikap toleran.

Hasil belajar pada kelas eksperimen II dengan menerapkan metode ceramah dan diskusi disertai Power Point lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai Power Point. Rendahnya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen II disebabkan karena pada saat proses pembelajaran berlangsung hanya sebagian siswa yang berdiskusi dengan kelompoknya.

Beberapa kelompok hanya mengandalkan temannya yang pintar untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru sedangkan siswa yang lainnya tidak serius mengikuti proses pembelajaran dan hanya mengobrol pada saat diskusi berlangsung. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri (2007:34) diskusi akan terasa kaku bila persoalan yang akan didiskusikan tidak dikuasai, didominasi oleh peserta didik yang aktif berbicara sehingga pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik yang pasif saat pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa model pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa tetapi jika dilihat dari rata-rata kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II masih berada dibawah KKM. Pada kelas eksperimen I pelaksanaan Group Investigation secara umum dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa tetapi pada saat diskusi ada beberapa siswa yang tidak ikut berpartisipasi untuk melakukan investigasi, anggota lainnnya hanya mengobrol dengan teman sebangkunya, selain itu pada saat mempersentasikan hasil diskusi masih didominasi oleh beberapa siswa hal ini berpengaruh terhadap pemahaman siswa pada materi. Begitu juga dengan kelas Eksperimen II pada saat berdiskusi siswa ribut, kemudian ada beberapa siswa yang mengerjakannya, namun ada juga yang tidak. Kondisi tersebut yang menyebabkan nilai rata-rata dibawah KKM.

Penilaian kompetensi sikap pada kelas eksperimen 1 berada pada predikat B (3,03) dan pada penilaian kompetensi sikap pada kelas eksperimen II berada pada predikat C (2,68). Aspek yang diamati dari penilaian kompetensi sikap yaitu santun berkomunikasi pada saat belajar, berkerja

sama dalam kelompok, menghargai pendapat orang lain dalam proses pembelajaran. Penilaian kompetensi sikap kelas eksperimen I lebih baik dari pada kelas eksperimen II. Hal ini dapat dilihat dari tingginya rasa ingin tahu, kerjasama dalam kelompok dan mampu menghargai pendapat teman. Tingginya rasa ingin tahu siswa dapat menuntut siswa untuk aktif bekerjasama dengan teman sekelompoknya.

Seperti aktif bertanya dengan guru, aktif dalam kerja kelompok, bersemangat dalam belajar. Proses kerjasama antar siswa membutuhkan komunikasi yang baik sehingga dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik antar sesama siswa.

Pada kelas eksperimen II proses pembelajaran menggunakan metode ceramah, diskusi disertai Power Point.

Dengan mengunakan metode diskusi ini dapat terlihat bahwa kurangnya minat dan rasa ingin tahu siswa dalam belajar, pada saat diskusi masih banyak siswa yang tidak saling berkerja sama dengan anggota kelompoknya sehingga proses pembelajaran tidak terlaksana dengan baik. Dilihat dari kedua kelas dari eksperimen I dan kelas eksperimen II baik segi kognitif maupun afektif kelas eksperimen I yang menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) lebih bagus jika menggunakan metode ceramah dan diskusi.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai Power Point lebih baik dari pada menggunakan metode ceramah dan diskusi terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN I Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

DAFTAR PUSTAKA

Asma, Nur. 2012. Model Pembelajaran Kooperatif. Padang: UNP Press.

Djamarah, S. Bahri dan Zain Aswan (2010).

Strategi Belajar Mengajar. Rev. ed.

Jakarta: Rineka Cipta.

Lufri, 2007. Strategi Pembelajaran Biologi:

Teori, Praktik, Dan Penelitian.

Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Hal : 106-112 Proseding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Tahun 2019 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION GI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA